Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Almalia Rahmadini
"Skizofrenia merupakan suatu kondisi gangguan jiwa yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami penyimpangan pada pikiran, persepsi, emosi, dan perilaku. Gejala paling umum yang dialami oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi adalah persepsi yang diterima panca indera tanpa adanya stimulus eksternal. Tujuan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan intervensi generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar pada pasien dengan masalah halusinasi. Pasien bernama Ny. A berusia 64 tahun diantar oleh tetangga ke rumah sakit karena marah-marah dirumah, membakar kasur di rumah, tampak gelisah dan berbicara sendiri. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari sejak tanggal 02 April – 13 April 2024 di ruangan Saraswati Rumah Sakit Dr H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. A dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan terapi seni menggambar sebagai kegiatan alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada halusinasi yang muncul pada pasien. Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar terhadap pasien Ny. A dengan masalah keperawatan halusinasi terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi serta dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi.

Schizophrenia is a mental disorder that can cause sufferers to experience deviations in thoughts, perceptions, emotions and behavior. The most common symptom experienced by people with schizophrenia is hallucinations. Hallucinations are perceptions received by the five senses without any external stimulus. The aim of this scientific work is to provide an overview of the application of generalist intervention with drawing art therapy in patients with hallucinatory problems. The patient named Mrs. 64 year old A was taken by a neighbor to the hospital because he was angry at home, burned the mattress at home, seemed restless and was talking to himself. While in the hospital, the patient experienced auditory hallucinations. Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation to evaluation. The entire nursing care process was carried out for 10 days from April 2 – April 13 2024 in the Saraswati room at Dr H. Marzoeki Mahdi Hospital (RSMM) Bogor. The intervention given to Mrs. A is carried out according to generalist nursing care standards for each nursing diagnosis that arises and is combined with drawing art therapy as an alternative activity to distract the patient from thoughts focused on the hallucinations that appear in the patient. Implementation of generalist nursing intervention with a drawing art therapy approach to the patient Mrs. A with the problem of hallucination nursing has proven to be effective in reducing the signs and symptoms of hallucinations and can increase the ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leggitt, Jim
New York : John Wiley &​ Sons, 2002.
741.2 LEG d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Machover, Karen Alper
Springfield: C. C. Thomas, 1949
155.284 MAC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Saraswati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah menggambar dapat berperan sebagai strategi regulasi emosi anak Papua yang bersekolah di luar daerah, dengan melihat pengaruh menggambar sebagai distraksi dalam mengubah valensi emosi mereka, mempertimbangkan kelompok usia (middle childhood dan adolescence) dan preferensi menggambar. Sejumlah 45 anak Papua usia 10-15 tahun yang secara acak dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kondisi menggambar, yakni kelompok menggambar bebas (n = 23) dan mencontoh bentuk (n = 22), sebelumnya diberikan induksi emosi negatif dengan meminta mereka mengingat pengalaman negatif sebelum melakukan kegiatan menggambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan valensi emosi lebih besar secara signifikan pada kelompok menggambar bebas dibandingkan dengan kelompok mencontoh bentuk (F(1,43) = 6,237; p < 0,05; one-tailed). Kelompok usia ditemukan tidak memiliki efek pada perubahan valensi emosi (F(1,41) = 0,741; p > 0,05), begitu juga dengan preferensi menggambar (F(2,42) = 3,805; p > 0,05; R2 = 0,005). Dibandingkan dengan kelompok mencontoh bentuk, partisipan yang menggambar bebas mengalami peningkatan emosi positif lebih tinggi dan lebih menikmati kegiatan, karena kebebasan untuk berkarya mampu membuat emosi individu menjadi lebih positif, tanpa melihat kelompok usia maupun preferensi. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul, didiskusikan pula pengelompokan tahap perkembangan artistik anak Papua dan tema yang muncul dalam cerita mereka.

ABSTRAK
This study aims to know whether drawing acts as emotion regulation strategy for Papuan children who are attending school away from home, by looking at the effect of drawing to distract in changing their emotional valence, considering their respective age groups and drawing preference. Forty children aged 10-15 randomly assigned to two groups, free-hand drawing (n=23) and copying shapes (n=22), were first given negative mood induction by asking them to recall a negative experience before completing drawing task. Results showed that emotional valence was changed significantly in the free-hand drawing group more than the copying shapes group (F(1,43) = 6,237; p < 0,05; one-tailed). Age group did not have an effect on the change (F(1,41) = 0,741; p > 0,05), so was drawing preference (F(2,42) = 3,805; p > 0,05; R2 = 0,005). Compared to the copying shapes group, emotional valence of the free-hand drawing group increased more and they also found more enjoyment in the task, for freedom to create is able to elevate individual?s emotional valence positively, without any differences found between age groups and level of drawing preference. Subsequently, based upon the collected data, the grouping of Papuan children?s artistic development and the themes found in their stories are discussed."
2016
S64256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of the research was to improve students' motivation and learning achievent by using a procedural orienntation structure in teaching technicaldrawing subject...."
2008
370 JPUNP 30:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Selita Restuningtyas
"ABSTRAK
Penderita bipolar umumnya mengalami episode depresi dan agresi yang terjadi secara fluktuatif dalam jeda waktu cepat atau lambat. Saat penderita gangguan bipolar memasuki episode depresi dan tidak mampu dikendalikan oleh antidepresan, maka akan beresiko untuk memasuki episode agresi dengan gejala manik-hipomanik. Hal ini akan membuat kontrol emosi dan pengendalian diri berkurang sehingga menyebabkan penderita menjadi mudah tersinggung dan mudah marah yang dapat menimbulkan risiko terjadinya perilaku kekerasan seperti melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan disekitar karena ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan amarah secara konstruktif. Saat inilah penderita dengan gangguan bipolar mulai memasuki episode agresif. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan pada Nn.Y dengan gangguan bipolar. Implementasi pada klien dilakukan pada 26-14 Juli 2020. Implementasi keperawatan berfokus pada penerapan terapi menggambar sebagai intervensi komplementer dalam mengontrol emosi dan mencegah perilaku kekerasan.  Penerapan terapi menggambar pada kasus ini menunjukkan adanya pengaruh dalam mengontrol perilaku kekerasan serta menurunkan tanda dan gejala agresif. Rencana tindak lanjut yaitu dengan melibatkan orang-orang terdekat seperti keluarga dan sahabat sebagai faktor pendukung.

ABSTRACT
Bipolar sufferers generally experience episodes of depression and aggression that fluctuate in time lags soon or later. When people with bipolar disorder in episode of depression and didnt capable to controlled by antidepressants, there is a risk of entering manic-hypomanic episodes. This happens because of loss of emotional control and self-control so that sufferers will be easily offended, irritable which can lead to violent behavior such as self-injury, others and the environment because of ones inability to control anger constructively. This is the beginning to enter the aggressive episode in people with bipolar disorder. The purpose of this case report is to analyze nursing care for the risk of violent behavior in a 21-year-old Nn.Y with bipolar disorder. Implementation on the client was carried out on July 26-14, 2020. Nursing implementation focused on the application of drawing therapy as a complementary intervention in controlling emotions and preventing violent behavior. The application of drawing therapy in this case showed an influence in controlling violent behavior and reducing aggressive signs and symptoms. A follow-up plan is to involve the closest people such as family and friends as a supporting factor.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, John S.M.
New York: McGraw-Hill, c995
720.222 CHE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
New York: Van Nostrand Reinhold, 1990
741.2 CHI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Mhd. Daud
Yogyakarta: ANDI, 2010
620.004 2 MHD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Fitri
"Latar Belakang: Skizofrenia ditandai dengan gangguan signifikan dalam persepsi dan perubahan perilaku. Gejala lainnya yang muncul termasuk delusi, halusinasi, pemikiran tidak teratur, perilaku tidak terarah atau agitasi yang ekstrim. Seseorang dengan skizofrenia mengalami kesulitan terus menerus dengan fungsi kognitif, namun pengobatan skizofrenia dapat dilakukan dengan patuh minum obat, psikoedukasi, intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial. Gejala paling umum oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi (persepsi yang salah tentang objek atau peristiwa yang melibatkan panca indra seperti penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, dan rasa). Kasus: Ny. T (25 tahun) diantar suaminya karena sejak 2 minggu gelisah, sulit tidur, sering berteriak, bicara sendiri, mondar-mandir, tidak ada gairah, dan sudah tidak bisa diajak berkomunikasi. Pasien minum densol pukul 14.00 sudah di pasang NGT untuk kumbah lambung di RS Citra Insana. Pasien putus obat sejak 17 Januari 2023. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama sepuluh hari sejak 8 April-17 April 2023 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis untuk diagnosa utama halusinasi dengan dikombinasikan terapi menggambar dan menulis sebagai alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada halusinasi yang muncul pada pasien. Kesimpulan: Penerapan intervensi generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar dan menulis terhadap pasien Ny. T dengan masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi

Background: Schizophrenia is characterized by significant disturbances in perception and changes in behavior. Other symptoms include delusions, hallucinations, disorganized thinking, disorganized behavior or extreme agitation. Someone with schizophrenia experiences continuous difficulties with cognitive function, but schizophrenia treatment can be carried out by adhering to taking medication, psychoeducation, family intervention, and psychosocial rehabilitation. The most common symptom of people with schizophrenia is hallucinations (false perceptions of objects or events involving the five senses such as sight, sound, smell, touch and taste). Case: Mrs. T (25 years) brought by her husband because since 2 weeks she has been restless, has trouble sleeping, often screams, talks to herself, paces back and forth, has no passion, and is no longer able to communicate. The patient drank densol at 14.00 and had an NGT installed for gastric lavage at Citra Insana Hospital. The patient has been off medication since January 17, 2023. Discussion: Care begins with assessment, data analysis, planning, implementation and evaluation. The entire process of nursing care was carried out for ten days from 8 April to 17 April 2023 in the Utari room of the Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. The interventions provided are in accordance with generalist nursing care standards for the main diagnosis of hallucinations with a combination of drawing and writing therapy as an alternative to distract patients from thoughts that are forced on hallucinations that appear in patients. Conclusion: The application of generalist interventions with a drawing and writing art therapy approach to Mrs. T with hallucination nursing problems can increase patient motivation to reduce signs and symptoms and improve the ability to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>