Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vici Luciana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai arsitektur dan ragam hias pada bangunan-bangunan di dalam Komp1eks Mesjid Sumenep serta pengaruh asing dan lokal yang terlihat pada bangunan-bangunan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh budaya asing dan lokal serta until mengidentifikasikan unsur-unsur budaya asing (Eropa, Cina dan Madura) pada bangunan-bangunan di kompleks Mesjid Jamik Sumenep.
metode yang diqunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data berupa data k epustakaan dan lapangan serta wawancara. Tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data, dalam tahap ini dilakukan pemerian yang lebih mendetil terhadap unsur_unsur bangunan dan diklasifikasikan menjadi dua yaitu arsitektural dan ornamental. Tahap terakhir adalah tahap penafsiran data dalam tahap ini dilakukan tahap ana1isis untuk mengetahui pengaruh budaya yang tampak pada bancr.tnan. Dalarn tahap ini dilakukan perbandingan antara komponen bangunan dan hiasan yang diteliti dengan komponen dan hiasan bangunan yang terkena pengaruh Eropa, Cina dan Madura.
Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh Eropa, Cina, Timur Tengah dan Madura pada unsur arsitektural dan ornamental bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep. Pengaruh arsitektur Eropa lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh Cina danMadura. hal ini ,nenunjukkan bahwa kekuasaan belanda di Sumenep pada waktu itu cukup kuat. Selain hArus arsitektur Mesjid: jamik Sumenep juga menunjukkan ciri-ciri. umum Arsitektur mesjid di Indonesia.
Dengan demikian arsitektur bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep memperlihatkan adanya percampuran kebudayaan asing (Eropa, Cina dan Timur Tengah) dan lokal (Madura).

"
1995
S12033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek mihrab mesjid kuna yang ada di kota Benten, Jakarta, dan Cirebon, dengan memperhatikan segi-segi arsitektur, arah hadap dan ragam hiasnya. Rentang waktu yang digunakan adalah mihrab mesjid yang berasal dari abad 15 hingga 19. Tujuannya adalah untuk mengenali komponen yang terdapat pada mihrab-mihrab mesjid kuna, keragamannya dan frekwensi pemakaiannya. Juga untuk melihat unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya, apakah ada unsur dari pra Islamnya atau dari Islamnya. Penelitian hanya dilakukan pada 16 obyek mihrab yang terdapat di ketiga kota tersebut di atas. Metode yang digu_nakan adalah deskripsi dan perbandingan hasil deskripsinae. Komponen yang diperhatikan adalah bentuk, ruangan, tiang, lengkungan, lalu arah hadap dan ragam hiasnya. Hasilnya me_nunjukkan adanya keragaman komponen dan frekwensi pemakaian_nya. Hal ini dapat digunaken sebagai dasar penelitian untuk mengenali gaya yang terdapat pada mihrab mesjid kuna, dan mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Istiwa adalah salah satu alat untuk mengetahui waktu masuk shalat yang menggunakan petunjuk matahari yang ditemukan pada mesjid-mesjid kuno di Jawa Dalam bahasa Jawa penunjuk matahari ini disebut befzeer, sedangkan istilah istiwa dikenal dalam bahasa Sunda yang berasal dari bahasa Arab (lihat bahasa khat al-istiwa, equator) yang artinya sama dengan khatulistiwa atau paralet. Bahasa Arab yang sebenarnya untuk penunjuk matahari adalah mizala. DipiIihnya istiwa sebagai obyek penelitian, berdasarkan pada keunikannya dibandingkan komponen bangunan rnasjid lainnya Pada obyek ini secara langsung berhubungan dengan gejala alam yaitu sinar matahari untuk mengetahui berfungsinya obyek tersebut. Pembahasan komponen istiwa diharapkan dapat menerangkan beberapa hal, diantaranya penggunaan istiwa sebagai alat penunjuk waktu shalat di rnasa lalu terutama (dari terbit hingga terbenam matahari) dan bentuk - bentuk Istiwa yang ada serta bagaimana penerapan rnedia tersebut pada mesjid-mesjid kuno di Pulau Jawa. Tampaknya cara-cara mengetahui waktu masuk shalat melalui istiwa mulai ditinggalkan dengan digunakannya teknologi yang lebih modern dan rnekanik, yaitu teknologi jam. Akibatnya, istiwa yang berfungsi sebagai alat penunjuk waktu shalat di masa lalu pada mesjid-mesjid kuno, menjadi kurang berfungsi dan kurang terurus penanganannya. Istiwa pada umumnya digunakan pada mesjid ataupun tempat peribadatan untuk shalat lainnya (mushola, saran, langgar dan lain-lain). Ruang lingkup penelitian terhadap istiwa pada mesjid-mesjid di Jawa dibatasi pada periode masa abad XVI hingga abad XIX. Untuk istiwa mesjid-rnesjid kuno di Jawa yang dianggap tertua menunjukkan periode abad XVI. Konsep dasar pembuatan istiwa memang erat tautannya dengan hukum islam, tetapi wujud fisiknya sendiri sesungguhnya bersifat sekuler. la lepas dari ketentuan hukum dan dengan demikian memberi kesempatan kepada si-pembuat untuk mengembangkan daya kreasinya Dari ragam bentuk istiwa dapat disimpulkan persamaan umum yang menandakan dan nnembedakan karakteristik istiwa dibandungkan komponen lainnya yaitu pada kawat penunjuk waktu dalam penampangnya (gnomon)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), 2019
297.351 MAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad
"Masjid adalah salah satu peninggalan arkeologi masa Islam yang merupakan simbol dari adanya pemukiman muslim di suatu tempat. Di Indonesia banyak terdapat peninggalan dari masa Islam. Salah satu di antaranya adalah peninggalan berupa masjid-masjid kuno. Masjid-masjid kuno di Indonesia sangat beragam bentuknya dan dari masing-masing daerah memiliki ciri khas dalam bentuk arsitektur masjidnya. Masjid Sultan Abdurrahman merupakan masjid tertua peninggalan Kesultanan Pontianak yang terletak di wilayah Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kotamadya Pontianak, Kalimantan Barat. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 6755 m², sedangkan luas bangunan masjidnya sendiri adalah 1250 m². Penelitian tentang arsitektur Masjid Sultan Abdurrahman bertujuan untuk menggambarkan bentuk arsitektur dan ragam hias yang terdapat pada masjid sehingga dapat terlihat pengaruh-pengaruh yang ada, baik pengaruh lokal maupun asing. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis morfologi dan analisis gaya. Analisis morfologi dilakukan dengan cara menjelaskan bentuk arsitektur terhadap komponen-komponen Masjid Sultan Abdurrahman, sedangkan analisis gaya dilakukan dengan cara mengklasifikasi ragam hias yang terdapat pada masjid. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa unsur lokal lebih mendominasi pada hampir semua bagian dari arsitektur Masjid Sultan Abdurrahman, sedangkan pada beberapa bagian masjid lainnya merupakan unsur-unsur asing, yaitu pengaruh arsitektur Kolonial dan pengaruh seni bangunan Timur Tengah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11946
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Zahri Mardhiyah
"Artikel ini membahas tentang identitas nasional pada Masjid Syuhada, yang terletak di Kotabaru, Yogyakarta. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1952, dengan latar berdirinya sebagai monumen kemerdekaan Republik Indonesia. Permasalahan dari penelitian ini adalah apakah Masjid Syuhada benar-benar dapat merepresentasikan identitas nasional, dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan bentuk bangunan dari Masjid Syuhada serta menjelaskan representasi identitas nasional yang terdapat didalamnya. Dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Sharer and Ashmore, terdiri dari; formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Berdasarkan latar sejarah, ide dan konsep para pendiri, serta konteks dengan lingkungan sekitar, Masjid Syuhada memiliki identitas utama sebagai masjid yang merepresentasikan nilai-nilai kemerdekaan dan persatuan Indonesia. Disamping itu, Masjid Syuhada juga melekat dengan nilai keislaman dan ketradisionalnya sebagai bangunan masjid, dan dapat mampu beradaptasi dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
......This article discusses the national identity of the Syuhada Mosque located in Kotabaru, Yogyakarta. This mosque was completed in 1952, with the backdrop of its establishment as a monument to the independence of the Republic of Indonesia. The problem of this research is whether the Syuhada Mosque can really represent national identity, with the aim of the study to describe the shape of the building of the Syuhada Mosque and explain the representation of national identity contained therein. By using the method proposed by Sharer and Ashmore, consisting of; formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation and publication. Based on the historical background, the ideas and concepts of the founders, as well as the context with the surrounding environment, the Syuhada Mosque has its main identity as a mosque that represents the values of Indonesian independence and unity. Besides that, the Syuhada Mosque is also attached to its Islamic and traditional values as a mosque building, and is able to adapt to the surrounding buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, 2008
R 297.351 MAS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"dalam derajat yang beragam kelompok islam radikal telah menggunakan masjid sebagai kendaraan untuk menyebar ideologinya. demikian temuan riset yang dilakukan center for study of religion and cultural UIN Jakarta. penelitian yang dilakukan pada september-desember 2009 lalu itu menyasar 10 masjid di solo, jawa tengah, yang ditegarai menjadi pusat radikalisme islam"
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ahdiat
"Mesjid Caringin merupakan salah satu konponen situs desa Caringin, yang didirikan sekitar sepuluh tahun setelah terjadinya letusan Gunung Krakatau (1883 M), atau sekitar tahun 1893. Penelitian arsitektur Mesid Caringin bertujuan untuk memaparkan ciri kekunoannya, mengetahui segi pemakaian bahan dan konstruksinya, mengetahui pembagian tata ruangnya serta mengidentifikasikan bentuk arsitekturnya secara keseluruhan. Metode penelitian yang dilakukan adalah,kajian bahan pustaka serta pengamatan langsung di lapangan. Setelah dilakukan perbandingan arsitekturnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang menarik. Dari penelitian ini diketarui bahwa bentuk arsitektur Mesjid Caringin masih melanjutkan atau mendapat pengaruh tradisi seni arsitektur masa pra Islam. Secara umum, Mesjid Caringin memiliki ciri-ciri kekunoan seperti halnya ciri-ciri mesjid tradisionil di Jawa. Tapi pada beberapa komponen bangunannya menunjukkan adanya pengaruh arsitektur asing, khususnya pengaruh arsitektur Belanda. Dari segi pemakaian bahan, secara keseluruhan bangunan Mesjid Caringin menggunakan bahan baku yang tersedia di sekitar desa Caringin. Demikianlah beberapa kesimpulan dari penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Nyak Kusmiati
"Mesjid kuna yang akan kami uraikan ini terletak di kampung Jembatan II R.T. 023 R.W. 05, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Wilayah Jakarta Barat. Kampung Jembatan II ini juga disebut kampung Rawa Be_bek atau Kampung Bali. Jika kita bermaksud mangunjungi mesjid ini dapat ditempuh dengan kenderaan barmotor. Jarak yang terdekat untuk mencapainya melalui Harmoni, jalan Gafah Mada, Pancoran, jalan Perniagaan torus ke jalan Tubagus Angke, setelah sampai di Barat Daya pabrik Unilever membelok ke kiri 7514 ) dari Nama yang tertera di ambang pintu mesjid ialah Al Mubarrak. Walaupun nama ini telah lama dipakai, tetapi nama tersebut dalam buku Oud Batavia Platen. Album tidak disinggung oleh F. do Haan. Noma yang 3 atau masjid Kampung Bali. Rupanya nama terdahulu ini hampir dilupakan oleh penduduk sekitarnya_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S12075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>