Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
""Offers a unique, comprehensive introduction to Chinese linguistics from the perspective of modern theoretical and formal linguistics"--"
Hoboken: John Wiley & Sons Ltd, 2014
495.1 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jahr, Ernst Hakon
"2014 marks the 200th anniversary of the birth of the Norwegian nation following centuries of Danish rule. This book gives a comprehensive account of that entire 200-year period, and analyses how Norwegians defined, fought over, and developed their own independent Scandinavian language, differentiating it from Danish and Swedish, through language planning. The almost two centuries of Norwegian language planning and conflict encompassed an extraordinary sociolinguistic experiment which led to decades of intense linguistic struggle and which has had no parallel anywhere else in the world. This fascinating book-length case study provides students and scholars in sociolinguistics, historical linguistics, language planning and language policy with a richly detailed insight into the uniqueness of the Norwegian language development."
Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd, 2014
e20528863
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Chesterman, Andrew
Cambirdge: Cambridge University Press, 1991
494.541 5 CHE o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Alexander
"Argument structure - the pattern of underlying relations between a predicate and its dependents - is at the base of syntactic theory and the theory of the interface with semantics. This comprehensive guide explores the motives for thematic and event-structural decomposition, and its relation to structure in syntax. It also discusses broad patterns in the linking of syntactic to semantic relations, and includes insightful case studies on passive and resultative constructions. Semantically explicit and syntactically impartial, with a careful, interrogative approach, Williams clarifies notions of argument within both lexicalist and nonlexicalist approaches. Ideal for students and researchers in syntactic and semantic theory, this introduction includes:A comprehensive overview of arguments in syntax and semanticsDiscussion questions and suggestions for further readingA glossary with helpful definitions of key terms."
United Kingdom: Cambridge University Press, 2015
e20528824
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Stroik, Thomas S.
"Although there have been numerous investigations of biolinguistics within the Minimalist Program over the last ten years, many of which appeal to the importance of Turing's Thesis (that the structural design of systems must obey physical and mathematical laws), these studies have by and large ignored the question of the structural design of language. They have paid significant attention to identifying the components of language - settling on a lexicon, a computational system, a sensorimotor performance system and a conceptual-intentional performance system; however, they have not examined how these components must be inter-structured to meet thresholds of simplicity, generality, naturalness and beauty, as well as of biological and conceptual necessity. In this book, Stroik and Putnam take on Turing's challenge. They argue that the narrow syntax - the lexicon, the Numeration, and the computational system - must reside, for reasons of conceptual necessity, within the performance systems. As simple as this novel design is, it provides, as Stroik and Putnam demonstrate, radical new insights into what the human language faculty is, how language emerged in the species, and how language is acquired by children."
New York: Cambridge University Press, 2013
e20528929
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Sakir
"Pada pemikiran awal di dalam Tractatus Logico-philosophicus Wittgenstein I beranggapan bahwa bahasa yang bermakna adalah bahasa yang memiliki kriteria sebagai proposisi. Setidaknya, terdapat tiga ciri khas bahasa yang termasuk ke dalam proposisi. Pertama, bahasa harus tersusun ke dalam term subjek dan term predikat. Kedua, bahasa harus mengandung pengertian benar atau salah. Ketiga, bahasa harus dapat menjelaskan bahasa yang lain yang mengikutinya. Dalam konteks ini, proposisi menjadi satu-satunya bahasa yang benar, baik, ideal. Tetapi, di kemudian hari di dalam Philosophical Investigations Wittgenstein II mempertanyakan kembali hakikat bahasa yang terdapat Tractatus. Menurutnya, makna bahasa tidak semata-mata harus direduksi ke dalam proposisi-proposisi. Fakta menunjukkan bahwa ada beragam permainan-permainan bahasa yang diikuti pula oleh peraturan-peraturan yang mengikat di dalam setiap permainan-permainan bahasa tersebut. Dalam konteks ini, setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing sehingga tidak dapat ditentukan maknanya hanya melalui bentuk logis proposisi. Makna bahasa di luar proposisi terkait dengan spasiotemporal peristiwa bahasa. Di sini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai ekspresi pikiran, tetapi bahasa lebih dipahami sebagai tindakan seseorang. Misalnya, menyanyi, berdoa, berkhutbah, mementaskan lakon, menggerutu, berpuisi, melawak, dan memarahi. Bahasa mengakar dalam bentuk-bentuk kehidupan. Bahasa seperti ini adalah bahasa natural atau sering disebut sebagai bahasa sehari-hari. Bila dicermati dengan baik, maka akan nampak bahwa gagasan dasar Tractatus mengakar dalam kebudayaan modern. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk mengedepankan metodologi baku yang bersifat universal. Sementara, gagasan-gagasan yang terkandung di dalam Investigations cenderung muncul sebagai wacana baru yang dipicu oleh sikap kritis kebudayaan postmodern. Gagasan-gagasan ini mengangkat nilai-nilai dekonstruksionisme, pluralisme, dan relativisme. Gagasan-gagasan ini pada akhirnya akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang reseptif terhadap perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut harus dilihat sebagai fakta yang menyatakan bahwa realitas sebenarnya terpecah-pecah (pragmented reality). Kenyataan ini akan membawa kedewasaan bagi masyarakat dalam kondisi `sosial-budaya' yang melingkupinya. inilah realitas yang selalu menjadi harapan; tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita Maria
"Ilmu pragmatik sebagai bagian dari ilmu linguistik mulai berkembang di Indonesia pada awal tahun 70-an. Walaupun sudah berjalan sekitar 20 tahun belum banyak orang yang menulis maupun yang membuat penelitian mengenai pragmatik. Saya mencoba membuat penelitian mengenai konvensi pragmatik sekelompok penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
Masalah-masalah yang dibahas dalam tesis ini terdiri atas: bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; dan faktor-faktor pragmatik yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah; agar diperoleh bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jarman; juga agar diperoleh hal-hal yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman ialah pengungkapan makna-makna yang berlainan caranya dalam bahasa Jerman dan dalam bahasa Indonesia, antara lain, pemakaian kata Herr... tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dikombinasikan dengan nama depan atau nama panggilan, tetapi dikombinasikan dengan nama keluarga. Dalam bentuk sopan santun dipakai bentuk pengandaian Konnten Sie...? serta klausa pengandaian "Es ware nett, ...." Pemakaian partikel vielleicht; mal; doch besar pengaruhnya dalam kalimat sopan santun.
Juga bentuk es dan man yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia perlu ditekankan oleh pengajar bahasa Jerman.

Pragmatics is a discipline that has been developed since in the early 1970s. Although it has been over 20 year now, not many people have written nor showed an interest in this area. This Thesis is an attempt to study the pragmatic convention of a group of speakers both in the Indonesian and German language.
The problems discussed in this thesis are as follows: the differences and similarities of pragmatic forms in both Indonesian and German; and pragmatic factors that should be emphasized in the teaching of Indonesian and German. The purpose of this study is to obtain the pragmatic forms in Indonesia, the similarities and differences in pragmatic form in both Indonesian and German; and to find the factors that should be emphasized in teaching of German-in Indonesia
The finding in this analysis shows that the factors that should be emphasized in the teaching of German the differences in the expression of meanings in Indonesian and German, for example, the word `Herr' which cannot occur in isolation, and cannot be use with forenames or nicknames, but it should occur with Emily names. The polite form in German uses the conditional forms `Konnten Sle.... ?' and the conditional clause `Es ware nett '. The Use of the particles `vielleicht, mil, dock' has a great effect the polite forms. Also the forms `es' and `man' that do not exist in Indonesian should be emphasized by the teacher of German."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
"1998 was the year of Mandarin teaching resurrection in Indonesia after 30 years prohibited. Since then, many schools begin to teach Mandarin as an extracurricular subject. In the last two years it becomes an intracurricular subject. Since there was no Chinese school for almost 30 years, consequently there was no publication on Mandarin student's book, no Mandarin teachers. Nowadays, suddenly Mandarin teachers, student's book was highly needed. Many schools use Singapore/Taiwan's book. This rises problems, because Singapore/Taiwan's students language circumstance is different from Indonesian students. The result is far from what we expected. This article proposed some aids based on the need of Indonesian's student. Department of Education should set up a team consisting of Indonesian experts in Mandarin language teaching and Chinese linguistic to compile syllabus, student's book. It should base on Indonesian Language Politics and the need of Indonesian's student which differ from Chinese schools 30 years ago."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Dwitriaprila Hunto
"Skripsi ini membahas mengenai pola pembentukan kata majemuk nomina yang digunakan dalam penulisan sebuah karya sastra berbahasa Rusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan sumber data berupa novel Smert 'Na Bruder aft 'Kematian Dalam Persaudaraan' Karya Boris Akunin. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori pembentukan kata oleh Rozental 'dalam Rozental', Dzandzankova, dan Kabanova, 2015 , Plotnikova dan Slautina 2011 , Fyodorovna 2002 , dan Lopatin dalam Shvedova, 1980 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola pembentukan kata majemuk yang digunakan dalam lima jenis kata majemuk nomina yang ditemukan dalam sumber data. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa makna kata majemuk dapat sama dan berbeda dengan makna awal komponen kata pembentuk.

This thesis discusses about compound nouns' forming pattern which is often used in Russian literature work. This research uses analitical descriptive method in novel Smert' Na Bruder aft 'Death in Brotherhood' written by Boris Akunin. This research uses analitical descriptive method and Rozental' in Rozental' , Dzandzankova, dan Kabanova, 2015 , Plotnikova and Slautina 2011 , Fyodorovna 2002 , and Lopatin' s in Shvedova, 1980 theory of compound words. This research shows that there are three ways of compound nouns' forming used for five types of compound nouns founded in this novel. Furthermore, meaning of compound nouns can be same and different with its components."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steinhauer, Hein
""Urak Lawoi" yang berarti "orang laut" adalah nama suku nelayan pengembara laut yang tersebar di Pulau Phuket (Thailand) dan Kepulauan Adang di sebelah selatannya. Bahasa mereka yang juga dikenal dengan nama Urak Lawoi? merupakan sebuah varietas Melayu yang khas. Dari pemeriannya yang ada tampaklah bahwa bahasa itu menyimpang dari varietas Melayu di daratan Thailand Selatan dan di semenanjung Malaysia.
Dalam artikel ini direkonstruksikan perubahan bunyi dalam urutannya yang diakronis, yang telah memberikan wujud khas pada kata-kata leksikal Urak Lawoi? itu. Yang menonjol dalam hal itu adalah dua perubahan bunyi yang mengingatkan bahasabahasa di Kalimantan Barat dan Serawak, yaitu hilangnya letupan bersuara setelah konsonan nasal di dalam morfem (*-mb- > -m-, dan seterusnya), dan penggantian nasal pada akhir kata oleh konsonan tak bersuara yang homorgan (*-m > -p, dan seterusnya)."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 >>