Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fagence, Michael
Oxford: Pergamon Press, 1977
309.262 FAG c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bentuk awal dan perkembangan tata kota Yogyakarta pada tahun 1756-1824 H. Dari pembahasan tersebut kemudian akan dikaji pula menge_nai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tata kota Yogyakarta dan perkembangannya pada periode awal terbentuknya tata kota dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.Sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah kota Yogyakarta periode awal yaitu tahun 1756-1824, yang secara administratif sekarang termasuk dalam wilayah kotamadya Yogyakarta. Selain itu juga digunakan peta-peta perkembangan kota Yogyakarta dari tahun 1756, 1785, 1790 dan 1824. Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka digunakan juga sumber data sekunder berupa peta Yogyakarta tahun 1994, serta kepustakaan mengenai sejarah kota Yogyakarta dan perkotaan, baik sejarah berdirinya kota maupunsejarah pemerintahannya dan politik. Di samping itu juga. kepustakaan mengenai keadaan lingkungan geografi, keadaan penduduk dan perekonomian serta kosmologi dan orientasi nilai. Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa apapun dasarnya sebuah kota tentu memiliki bentuk awal, bentuk awal dari perkembangan kota dalam perjalanan sejarahnya tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan dibentuk dan dipengaruhi oleb banyak faktor. Bentuk awal dan perkemban_gan tata kota serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat ditelusuri melalui keterangan sejarah baik berupa peta maupun sumber-sumber tertulis. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan penga_matan dari peta-peta yang berhasil dikumpulkan, diketahui bahwa pembangunan fisik kota Yogyakarta berawal dari pembangunan kraton yang dimulai dengan terlebih dahulu membuka hutan Beringan. Kraton tersebut terletak di desa Pacetokan antara sungai Winongo di sebelah barat dan sungai Code di sebelah timur . Kemudian pada peta tahun 1765 mulai tampak munculnya pemukiman di dalam benteng dan di sekitar benteng. Pada peta tahun 1790 perkembangan kota Yogyakarta terlihat mengarah ke arah utara. Hal ini ditandai dengan beragamnya jenis bangunan dan pemukiman di wilayah ini. Dengan demikian berdasarkan lokasinya unsur-unsur pendukung dan pembentuk kota Yogyakarta, terbagi menjadi 2 yaitu: di dalam benteng dan di luar benteng kraton. Sehingga pada peta tahun 1824 terlihat perkembangan kota Yogyakarta memanjang dari arah selatan ke utara di antara aliran sungai. Sematara itu di sisi barat dan timur kota tidak banyak mengalami perkembangan. Perkembangan kota mulai tampak meluas disebelah timur sungai Code dengan berdiri_nya Pura Pakualainan di wilayah ini, pada tahun 1813 H. Dari pengamatan terhadap perkembangan kota terlihat bahwa tata kota Yogyakarta bercirikan tata kota Islam (tradisional) pada umumnya. Susunan unsur-unsur pembentuk tata kota di Yogyakarta mengikuti susunan tata, kota Islam (tradisional), yaitu: kraton dan alun-alun berada di tengah kota, masjid di sebelah barat alun-alun, pasar di sebelah utara alun-alun dan pemukiman yang tersebar menge_lilingi kraton serta jaringan jalan yang saling berpo_tongan membentuk bujur sangkar. Dengan demikian perkembangan kota Yogyakarta diawali dengan pembangunan kompleks kraton sebagai prioritas utama, kemudian dilakukan pembangunan terhadap unsur-unsur kota yang lain seperti benteng keliling kraton, kompleks Taman Sari, Masjid Agung, pasar, tugu dan benteng Vredeburg. Sehingga unsur-unsur tata kota Yogyakarta berdasarkan jenis dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi :
- jaringan jalan;
- bangunan-bangunan umum;
-bangunan pertahanan-keamanan;
- bangunan hunian.
Melalui data sejarah perkembangan kota dan data kepustakaan lainnya dapat diketahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota Yogyakarta serta penyebab terjadinya perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota Yogyakarta tersebut adalah faktor jumlah penduduk, faktor penguasaan terhadap lingkungan dan kemajuan teknologi serta faktor politik dan ekonomi.

"
1996
S13876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Primadhini
"Amerika Serikat, jika seseorang mendengar atau membaca kata tersebut pastilah terbayang sebuah negara besar, super power dengan segala keluhannya mengenai terorisme. Sebenarnya diluar semua itu, Amerika merupakan sebuah negara yang unik untuk diamati. Amerika Serikat merupakan sebuah negara besar dengan wilayah yang sangat luas serta kebudayaan yang beragam, sehingga ia mempunyai istilah multi cultural , yang berarti banyak budaya. Budaya yang sangat beragam inilah yang justru mendorong Amerika untuk cepat berkembang, baik dalam pola hidup bermasyarakatnya ataupun kola-kotanya. Awalnya Amerika terbagi alas tiga wilayah besar, yaitu New England, Mid Atlantic dan South. Ketiga wilayah ini terbagi dan memiliki budaya serta pola hidup yang berbeda-beda didalamnya Meskipun pada mulanya semua kota-kota di ketiga wilayah ini masih menggunakan pola hidup rural atau pedesaan, dimana mereka masih bercocok tanam dan belum ada industri-industri besar. Hingga kemudian pola hidup rural tergeser akibat adanya revolusi pertanian, dengan segala kemodernan alai pertanian pada rnasa itu, juga berkembangnya jaringan transportasi dan komunikasi. Tumbuhnya industri-industri besar yang menggantikan industri rumahan serta gelombang imigrasi dari negara-negara Eropa yang datang terus menerus. Semua hal itulah yang akhirnya sedikit demi sedikit demi sedikit mengikis pola hidup rural di Amerika dan berganti dengan urbanism (urbanisme). Akibat dari urbanisme ini, pembagian wilayah di Amerika mulai berubah menjadi North East, Western dan Southern."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, Robert, 1969-
Seoul: University of Michigan Press, 2008
KOR 951.95 OPP k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dahinden, Justus
Stuttgart:: Verlag Gerd Hatje, 1971
711.4 DAH u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subandi
"Pada awalnya Kotamadya Bandarlampung adalah dua kota keci yang terpisah, yaitu Tanjungkarang dan Telukbetung. Kemudian sejalan. dengan pertambahan penduduknya yang cepat yaitu rata-rata 4,7 % setahun, kedua kota itu masing-masing mengalami perluasan kota, dan akhirnya menjadi satu. Pada perkembangan selanjutnya, nampaknya pertumbuhan kota Bandarlampung ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan alamnya, dimana sebagian wilayahnya berlereng curam sampai sangat curam, dan di bagian selatan kota berbatasan langsung dengan laut.
Dengan latar-belakang di atas, permasalahan yang saya kedepankan. adalah
1. Bagaimana tingkat perkebangan Kotamadya Bandarlampung ?
2. Kemana arah perkembangannya ? Mengapa demikian. ?
3. Bagaimana pola perkembanganya ?
4. Berapa bagian kota yang masih bersifat pedesaan ?
Yang dimaksud dengan perkembangan kota adalah perluasan atau pemekaran kota, yaitu ditandai dengan perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan ( non urban ) menjadi daerah dengan penggunaan tanah yang bersifat kota ( urban ).
Sedangkan tingkat perkembangan kota adaiáh tingkat perubahan suatu daerah atau region, pada suatu kurun waktu tertentu melebihi keadaan sebelumnya, dinyatakan dalam bentuk kualitatif : tinggi, sedang dan rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Eddy Radjulan
"Daerah Penelitian terdiri dari dua kecamatan yaitu, kecamatan Pasar Minggu dan kecamatan Jagakarsa. Kedua kecamatan ini merupakan pemekaran dari kecamatan Pasar Minggu pada tahun 1986, yang selanjutnya disebut daerah Pasar Minggu.
Daerah Pasar Minggu terletak diantara Depok dan Jakarta telah lama dikenal sebagai wilayah penghasil buah-buahan yang penting bagi warga kota Jakarta. Sehubungan dengan letaknya yang demikian itu Pasar Minggu sangat berperan sebagai jalur transportasi. Seirama dengan perkembangan kota Jakarta dan Depok, Pasar Minggupun berkembang dalam pembangunan fisik perkotaan sehingga banyak daerah yang pada mulanya ditanami dengan buah-buahan berubah menjadi penggunaan tanah perkotaan.
Masalah yang akan dicari jawabannya adalah sebagai berikut. Pertama, daerah manakah yang mengalami perubahan luas wilayah buah-buahan. Kedua, bagaimana tingkat perubahan luas. Ketiga, faktor-faktor apa yang berpengaruh dan yang paling berpengaruh terhadap perubahan luas wilayah buah-buahan.
Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara adalah sebagai berikut. Pertama, tingkat perubahan luas wilayah buah-buahan adalah bervariasi, tergantung pada letak daerah terhadap fungsi jalan. Kedua, faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahán luas wilayah buah buahan adalah kerapatan jalan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmalisa Pentasari
"Kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat
hidup dan sebagal tempat berekreasi. Oleh karena itu kelangsungan dan
kelestarian kofa harus didukung oleh prasarana clan sarana yang memadai
untuk waktu yang selama mungkin.
Dalam hubungan dntar kota dengan daerah hinterlandnya jelas kelihatan
adanya hubungan yang sating membutuhkan. Dengan demikian dapat
terjadi interaksi antara kota dengan daerah sekitarnya ternyata
mengakibatkan adanya pengaruh anfara kota tersebut terhadap daerah
sekitarnya. Pengaruh kota tersebut berbeda-beda untuk daerah yang ada
disekitarnya. Pengaruh tersebuf mempunyai jangkauan clan fungsi tertentu
misalnya : pengaruh mengenal angkutqn umum yang beredar dari suatu kota
ke daerah sekitarnya, pengaruh mengenai anak-anak yang bersekolah ke
suatu kota clan sebagainya.
Wilayah penelitian adalah Kota Metro yang termasuk dalam Kecamatan
Metro Raya clan seluruh kecamatan-kecamatan di Kabupafen Lampung
Tengah. Yang menjadi masalah dalam penelitian ml adalah:
1. Bagaimana wilayah pengaruh Kota Metro terhadap daerah sekitarnya?
2. Apakah ada kesesualan antara wilayah pengaruh Kota Metro dan
masing-masing varia bet terhadap teori gravitasi?
Dalam penelitian mi wilciyah pengaruh Kota Metro terhadap daerah sekitarnya
dibatasi pada varia bet angkutan umum, asal siswa SLTA dan pasien rawat map.
Adapun satuan analisis yang digunakan adalah kecamatan. Untuk menjawab
kedua permasalahan di atas, metode yang digunakan adalah tingkat,
kemudahan pencapaian tempat tujuan dengan menggunakan peta jaringan
jalan danjumlah angkutan urnum kemudian dibandingkan dengan perhitungan
secara teoritis dengan model gravitasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah wilayah pengaruh Kota Metro terhadap
angkutan umum, asal siswa SLTA clan pasien rawat map meliputi seluruh
kecamatan yang ada di Kabupafen Lampung Tengah kecuali Kecamafan
Kalirejo dalam pasien rawat map. Wilayah pengaruh Kota Metro terhadap
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah dalam angkutan
umum, asal .siswa SLTA clan pasien rawat map ada kesesuaian dengan
menggunakan perhitungan model gravifasi dimana pada daerah yang dekat
dengan Kota Metro jumlah angkutan umum, asal siswa SLTA dan pasien rawat
map jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang lebih jauh
dengan Kota Metro kecuali Kecamatan Metro Kibang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munyati
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Purnomo
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>