Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2018
551.57 RIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purnawan Basundoro
"History of cities in Indonesia"
Yokyakarta: Ombak, 2012
307.76 PUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fatmawati
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal di perkotaan setiap harinya dihadapkan oleh berbagai sumber tekanan yang menyebabkan tingkat stres masyarakat DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau untuk membantu penyembuhan masyarakat kota dari stres. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan dibuktikan kembali dengan metode kuantitatif. Berdasarkan kajian teori, taman kota yang dapat berperan sebagai ruang pemulihan stres terdiri dari tiga aspek, yaitu lokasi dan lingkungan sekitar, elemen-elemen pada taman, serta kondisi taman tersebut. Kemudian setelah menganalisis studi kasus yang dilakukan di Taman Langsat dan Taman Cattleya, dapat disimpulkan bahwa taman kota memiliki peran penting sebagai ruang pemulihan stres. Taman sebagai ruang pemulihan stres adalah taman yang dapat menyeimbangkan antara kuantitas dan juga kualitas dari ketiga komponen taman penyembuhan stres.

ABSTRACT
Urban community lived in a stressful environment which makes the people who suffer from stress is increasing. This writing aim is to describe the importance of urban park to support people recover from the stress. This study conducted through qualitative method and supported by quantitative method. Based on the literature study, urban park as a place in the recovery from stress consist of tree aspect, which is the location and surrounding environment, urban park?s features, and condition of urban park. By analyzing Taman Langsat and Taman Cattleya as the case study, this writing able to proof that urban park has significant importance as a stress restorative space. Urban park that can be classified as a stress restorative space is the one that can balance both of quantity anf quality of tree aspects mentioned before.
;;"
2016
S64665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Satria Basri
"ABSTRAK
Diplomasi dikenal secara eksklusif dilaksanakan hanya oleh negara dan pejabat pemerintah pusatnya. Namun pada perkembangannya diplomasi juga mulai dilakukan oleh pemerintah daerah/kota yang kemudian dikenal sebagai diplomasi kota. Diplomasi kota adalah sebuah bentuk mekanisme diplomasi dimana pemerintah kota berinteraksi dengan aktor hubungan internasional lain untuk merepresentasikan dirinya dan mencapai kepentingan daerahnya. Pada implementasinya, diplomasi kota memberikan banyak keuntungan karena secara khusus dilakukan oleh daerah yang tentunya mengetahui keunggulan dan kekurangan masing-masing. Namun, masih didapati ketimpangan pelaksanaan diplomasi kota di berbagai daerah di Indonesia. Kenyataan ini kemudian memunculkan pertanyaan ldquo;bagaimana Pemerintah Indonesia dapat mengoptimalkan diplomasi kota sebagai salah satu upaya strategis kebijakan luar negeri Indonesia? rdquo;Dengan tujuan menjawab pertanyaan tersebut, penelitian akan melihat bagaimana implementasi, peluang dan tantangan diplomasi kota di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan tinjauan pustaka dan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Dengan mendasar pada teori Multi-Level Governance penelitian ini mencoba membuktikan bawa untuk melaksanakan kegiatan diplomasi kota yang optimal perlu sinergi dan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Pada akhirnya, penelitian berhasil menyimpulkan bahwa tantangan-tantangan yang muncul dalam implementasi diplomasi kota di daerah membutuhkan penanganan yang berbeda. Peran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sebagai focal point dalam hubungan internasional Indonesia masih diperlukan untuk optimalisasi kegiatan diplomasi kota di Indonesia, sehingga harmonisasi arah kebijakan diplomasi Indonesia di segala lini pemerintahan dapat tercapai.

ABSTRACT
Diplomacy was known to be carried out exclusively by nations and its central officers. However, as it develops, diplomacy was also conducted by provincial municipal government and known as city diplomacy. City diplomacy is a diplomacy mechanism in which municipal government interact with other actors in international relation to represent their city and pursue their interest. In the actual implementation, city diplomacy brings many benefits because it is specifically used by the provincial municipal government which certainly knows the advantages and disadvantages of its own territory. However, imbalance still occur from the conduct of city diplomacy in various regions in Indonesia. This fact prompted a question about how the Indonesian government can optimize city diplomacy as one of its strategic Indonesian foreign policy With the aim of answering the question, this research look into the implementations, opportunities and challenges of the city diplomacy in Indonesia. The research methods of this paper were qualitative by using literature survey and in depth interview as the methods to gather data and information. By using the Multi Level Governance theory, this paper try to prove that synergy and coordination between the central and municipal government are crucial in order to optimize city diplomacy.Ultimately, the study had concluded that each of the challenges that arise in the implementation of city diplomacy requires different treatment. The Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia rsquo s role as the focal point of Indonesia rsquo s international relations are needed to optimized the city diplomacy in Indonesia, so that harmony in each administrative level can be achieved."
2016
T47094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Asrini
"ABSTRAK
City branding penandaan kota merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemangku kekuasaan di Kota Bogor untuk menyampaikan pesan baik untuk penduduk, pendatang, maupun target lainnya. Pesan tersebut dapat terlihat dari identitas kota khususnya di kawasan Tugu Kujang. Identitas tersebut dapat berupa berbagai hal, misalnya dalam bentuk landmark. Namun, dalam penyampaiannya, sering terjadi kendala yang membuat pesan tidak diterima oleh target sebagai penerima. Pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penerapan penandaan kota yang diterapkan untuk mencapai tingkat kepuasan target. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan melalui wawancara dengan badan instansi terkait dan responden penduduk dan pendatang . Hal tersebut berguna untuk mendapatkan kesan secara internal maupun eksternal dalam menilai inkonsistensi perkembangan kota dan upaya penanggulangannya. Responden yang merupakan penduduk dan pendatang memberikan persepsi yang berbeda dalam menerima pesan tersebut. Hal ini didukung dari hasil wawancara yaitu sebanyak 25 peningkatan persepsi positif dari pendatang dan 15 penurunan persepsi positif dari penduduk. Pembahasan tersebut selanjutnya akan berperan sebagai evaluasi keberhasilan penandaan kota yang dilakukan.

ABSTRACT
City branding is one of the ways in which stakeholders in Bogor to deliver impression for inhabitant, outsider or visitor, and to another targets. It can be seen from identity of the city especially in Tugu Kujang area. City identity can be represented in various ways, for example in the form of landmarks. However, in its delivery, there are often disturbances or noises that make the impression not accepted by the target as the recipient of that impression. The impression are related with the practice of city branding which done to achieve the level of satisfaction from the targets. Measurement of target satisfaction can be done through interview or discussion with related institution and observer inhabitant and visitor . It is done to get intention internally and externally in evaluate changes of intended area and the efforts to respond the problems. Observer that consist of inhabitand and visitor will gave different perception in receiving the impression from the stakeholders. This statement supported by the results from discussion that isi 25 increasement of positive perception from visitor and 15 decreasement of positive perception from inhabitant. Further discussion will have a role as an evaluation of the practice of city branding. "
2017
S67276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maghfira Surendro
"ABSTRAK
Kebijakan pemerintah Hindia Belanda dalam pemberian status kotapraja sejak 1905 merubah bentuk dan arah masing-masing kota dalam merencanakan dan menata kotanya. Pada sepuluh tahun pertama sejak Semarang menjadi kotapraja, pemerintah kota mengambil langkah dalam kebijakan untuk penataan kota dan arsitektur. Herman Thomas Karsten 1884-1945 , seorang arsitek sekaligus ahli tata kota berkebangsaan Belanda, adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam pembangunan Semarang. Ide-idenya melampaui zamannya, ia merancang dengan konsep persatuan masyarakat kolonial di tengah kebijakan segregrasi ras kolonial yang masih berlangsung. Berbeda dari penelitian-penelitan yang lain, penelitian ini memberikan sudut pandang lain dari Karsten, bukan hanya sebagai arsitek atau perencana tata kota yang ahli dalam bidangnya, tapi juga sebagai seorang yang menyumbangkan perubahan dalam kehidupan masyarakat Semarang. Hal ini dapat ditunjukkan dari visi dan rancangannya untuk menciptakan Semarang menjadi masyarakat kolonial yang satu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karsten dapat merealisasikan rancangannya sesuai dengan visinya dengan mendorong modernitas masyarakat Jawa dan interaksi antar ras dan etnis di Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi.Kata Kunci: arsitektur; sejarah arsitektur; sejarah kota; tata kota.

ABSTRACT
The Dutch East Indies rsquo policy in constituting municipality status to cities since 1905 had changed the form and direction to each one of them in planning and structuring their cities. For the first ten years since Semarang became a municipality, as an early step to manage the urban spaces and architectural form of the city. Thomas Karsten 1884 1945 , an architect and urban planning expert from Netherlands, is one of many figure who had huge role in building the city. Karsten rsquo s idea was beyond that time, he longed for an united colonial society when the racial segregation was still in act. Different from any previous researches, this paper will provide a new perspective about Karsten, not only as an urban planner and an architect, but as someone who brought changes in the life of Semarang people. His pioneering was seen from his ideal and design to shape Semarang into an united colonial society. The study showed that Karsten had executed the design based on his ideal by encouraged modernity in Javanese and interaction between races and ethnicity in Semarang. This study uses a historical method which consisting a series of stages, heuristics, criticism, interpretation and historiography.Keywords architecture architectural history urban history, urban planning"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Suyana
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Jauhar Nazhif
"Artikel ini membahas pembangunan Kota Baru Bandar Kemayoran sebagai sebuah kota baru di dalam kota dari tahun 1985 hingga 1995. Penelitian ini terfokus kepada bagaimana proses pembangunan Kota Baru Bandar Kemayoran, konflik yang terjadi di dalamnya, serta dampak yang dihasilkan dari pembangunan tersebut. Kota Baru Bandar Kemayoran ini memanfaatkan lahan bekas Bandara Kemayoran yang ditutup pada tahun 1985. Berlandaskan RBWK Khusus Kompleks Kemayoran, pembangunan mulai berjalan di tahun 1990. Proyek-proyek penting yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pekan Raya Jakarta dan rumah susun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain tahapan heuristik, kritik intern dan ekstern, interpretasi, dan historiografi. Melalui serangkaian tahapan metode tersebut, didapatkanlah hasil penelitiannya. Kota Baru Bandar Kemayoran yang diharapkan akan menjadi kota baru yang asri, nyaman, dan rapih, belumlah terwujud di tahun 1995. Pada tahun tersebut, beberapa proyek sudah terselesaikan, seperti PRJ serta beberapa unit rumah susun dan apartemen. Namun, konflik yang terjadi antara warga Kemayoran dan DP3KK membuat pembangunan Kota Baru Bandar Kemayoran berkali-kali macet. Hingga akhirnya pembangunan ini berjalan lambat di tahun 1995.

This study discusses the development of the Kota Baru Bandar Kemayoran as a new town in town from 1985 to 1995. This research focuses on how the development process of Kota Baru Bandar Kemayoran, conflict that occurred, and the impact that resulted from the development. Kota Baru Bandar Kemayoran utilizes the former Kemayoran Airport land which was closed in 1985. Based on the RBWK Khusus Kompleks Kemayoran, construction began in 1990. The important projects discussed in this study were Jakarta Fair and flats. The method used in this study is the historical method. The stages carried out include the stages of heuristics, internal and external criticism, interpretation, and historiography. Through a series of stages of the method, the results of this research are obtained. Kota Baru Bandar Kemayoran which is expected to became a beautiful, comfortable and neat new city, was not realized in 1995. In that year, several projects have been completed, such as Jakarta Fair, several flats, and apartment units. However, the conflict between the residents of Kemayoran and DP3KK caused the construction of Kota Baru Bandar Kemayoran to repeatedly stalled. Until finally this development went slow in 1995. This research has addressed the development process of Kota Baru Bandar Kemayoran from 1985 to 1995."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Hasanah
"Penelitian terbaru dengan pendekatan psikologi geografi menunjukkan bahwa kepribadian memiliki kaitan dengan kondisi suhu lingkungan. Namun sayangnya sampai saat ini, terutama di Indonesia, belum ada penelitian yang secara khusus melihat kaitan kedua variabel ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan antara kondisi geografis, yakni suhu lingkungan, dan profil kepribadian individu. Data penelitian diambil melalui survei online pada penduduk Kota Bukittinggi dan Kota Padang berusia 18-60 tahun yang tinggal di Kota Bukittinggi atau Kota Padang sejak lahir hingga minimal usia 18 tahun (N=258). Variabel kepribadian diukur menggunakan Big Five Inventory (BFI). Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi kepribadian conscientiousness antara masyarakat yang tinggal di wilayah dengan rata-rata suhu lingkungan yang nyaman (Mdn = 3.44) dengan masyarakat yang tinggal di wilayah dengan rata-rata suhu lingkungan yang kurang nyaman (Mdn = 3.55), U = 6885.50; z = -2.20; p < 0.05. Hal ini berarti bahwa individu yang tinggal di wilayah dengan rata-rata suhu lingkungan yang kurang nyaman cenderung memiliki kontrol yang lebih kuat dalam memfasilitasi pengarahan perilaku untuk mencapai tugas dan tujuan mereka dibandingkan dengan individu yang tinggal di wilayah dengan rata-rata suhu lingkungan yang lebih nyaman. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa suhu lingkungan memiliki kaitan dengan perbedaan profil kepribadian.

Recent research with a psychological approach to geography shows that personality has a relationship with ambient temperature conditions. Unfortunately, there has been no research that specifically looks at the relationship between these two variables until now, especially in Indonesia. This study aims to determine the relationship between geographical conditions, specifically ambient temperature, and personality profiles. This research data was taken through an online survey on residents of the Bukittinggi City and the Padang City aged 18-60 years who lived in the City of Bukittinggi or the City of Padang from birth to at least 18 years of age (N=258). Personality variables were measured using the Big Five Inventory (BFI). The comparative analysis results show significant differences in the conscientiousness dimension between people living in areas with a clement ambient temperature (Mdn = 3.44) and people living in areas with an average ambient temperature that is less clement (Mdn = 3.55), U = 6885.50; z = -2.20; p < 0.05. This means that people living in areas with less clement ambient temperatures tend to have stronger control over facilitating behavioral direction to achieve their tasks and goals compared to people living in areas with more clement ambient temperatures. This study result indicates that ambient temperature is related to differences in personality profiles."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Fairuza Desliara
"Pemerintah berupaya merancang kota yang layak dan berkualitas bagi masyarakat
dengan penyediaan ruang dan fasilitas kota melalui konsep beautifikasi.
Beautifikasi dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta
memperbaiki citra kota. Namun, sering kali beautifikasi meninggalkan stigma
negatif akibat dianggap terlalu memikirkan estetika dan terkesan ‘gegabah’
sehingga perancangan tidak sesuai dengan kebutuhan warganya. Skripsi ini akan
membahas produk perancangan kota yang berfokus pada konsep beautifikasi, baik
yang ‘gagal’ maupun ‘berhasil’ dalam menciptakan ruang kota yang sesuai bagi
masyarakat.

The government seeks to design a decent and good quality city for the community
by providing spaces and facilities through the concept of beautification.
Beautification is done in order to improve the quality of people's lives and improve
the image of the city. However, it often leaves stigma due to considered being too
concerned with aesthetic pleasure and seems ‘rash’ that the design is irrelevant with
the needs of its people. This thesis will discuss urban design products that focus on
the concept of beautification, both 'failed' and 'successful' ones in creating urban
spaces that are suitable for the community.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>