Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Astuti Retno Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Pada akhir zaman Tokugawa banyak bermunculan agama baru yang disebut dengan shinshukyo atau shinko shukyo. Agama-agama baru ini muncul sebagai tanggapan atas kebutuhan masyarakat akan keyakinan baru yang dianggap dapat membantu menyelesaikan persoalan mereka.

Salah satu agama yang muncul pada zaman itu adalah Tenrikyo yang didirikan oleh seorang wanita bernama Nakayama Miki pada tahun 1838. Tahun berdirinya Tenrikyo ini didasarkan pada tahun dimana Nakayama Miki menerima intuisi dari dewa yang kemudian dikenal sebagai Tenri-O-no-Mikoto.

Pada awal berdirinya, Tenrikyo mengalami banyak tantangan, akan tetapi Tenrikyo akhirnya dapat berkembang menjadi suatu agama yang memiliki cukup banyak pengikut dan diakui keberadaannya
1995
S13543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Revalina
Abstrak :
ABSTRACT
Tanshin Funin adalah suatu keadaan dimana seorang kepala keluarga harus tinggal terpisah dengan keluarga karena mendapat tugas untuk bekerja di tempat yang jauh dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk tinggal terpisah daripada pindah bersama keluarga ke tempat tugas yang baru. Faktor pertama adalah masalah pendidikan anak. Jika seorang anak pindah sekolah, maka terkadang akan menimbulkan masalah dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kemudian, kualitas sekolah di tempat yang baru juga belum tentu baik.

Faktor kedua adalah tidak ada yang dapat merawat rumah selama pergi bertugas padahal harga rumah di Jepang sangat tinggi. Faktor ketiga adalah perawatan orang tua. Tanggung jawab merawat orang tua adalah tanggung jawab anak sehingga biasanya istri harus tetap tinggal untuk merawat orang tua. Faktor ke empat adalah sulit bagi istri untuk berhenti dari pekerjaan dan pindah bersama suami ke tempat tugas yang baru.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari tanshin funin antara lain baik suami maupun istri menjadi lebih tertekan, lebih banyak mengkonsumsi alkohol karena harus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dampak lainnya adalah anak menjadi kurang disiplin dan hubungan ayah dan anak menjadi renggang karena kurangnya waktu untuk berkomunikasi. Akan tetapi bagi keluarga yang dapat beradaptasi dengan bentuk kehidupan mereka dengan tinggal terpisah ternyata tanshin funin dapat memperat ikatan keluarga.

Tanshin funin harus dilakukan agar karir di perusahaan dapat berkembang dan kepentingan keluarga tetap dapat terpenuhi. Karena itu, sebuah keluarga harus dapat meminimalisir dampak negatif tanshin funin dan berusaha melihat sisi positif dari tanshin funin.
1999
S13862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Syaftari
Abstrak :
Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita menemukan banyak sekali cara-cara ekpresi atau pemakaian bahasa yang menarik, dengan mengingat cara-cara ekspresi bandingannya, misalnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sebagai bahasa asing lain yang kita kenal. Diantara pemakaian bahasa yang menarik, misalnya dalam bahasa Jepang kita kenal penggunaan partikel wa, ga, mo, no, yang mengikuti subyek. Kemudian adalagi pemakaian bahasa sopan atau kei-go, seperti misalnya untuk menyatakan 'membaca', yaitu yomu, dapat diucapkan dengan berbagai cara, apakah menggunakan kata yomeru, oyomini-naru, yomimasu atau oyominishimasu. Dalam hal ini, penulis merasa tertarik oleh cara ekspresi 'pengandaian' dalam bahasa Jepang, yang sebagai referensi perbandingan, kita kenal dalam bahasa Inggris dengan apa yang disebut Conditional Clause atau Clause of Condition dan dalam hubungan ini, dikenal juga istilah If-caluse dan When-clause. Dengan dipakainya konjugasi If, maka arti 'pengandaian' (condition) atau 'perumpamaan' (supposition) tampil dengan jelas. Sebaliknya, dalam pembahasan tatabahasa Jepang, dikenal istilah joken hy?gen (Suzuki, 1977; 209), juga katei no hy?gen (Teramura, 1980: 65). Artinya 'pernyataan pengandaian' atau 'ekspresi pengandaian'. Disamping itu, perlu diketahui bahwa dalam kerangka struktur katsu-y? ('konjugasi'), yang tampil dalam pelajaran tatabahasa Jepang di sekolah (gakk? bunp?) dikenal istilah katei-kei ('bentuk pengandaian'). Jadi, yang disebut katei-kei ialah bentuk pengandaian yang tampil dalam kerangka struktur katsuy?. Seperti telah disinggung di atas, dalam bahasa Inggris dikenal pemakaian konjugasi If dan When, kalau ingin membuat kalimat yang menyatakan 'pengandaian' atau 'perumpamaan'. Dalam bahasa Indonesia, kita mungkin menggunakan kata-kata 'kalau', 'apabila', untuk if dalam bahasa Inggris, dan kata-kata 'kapan', 'jika', 'bilamana' untuk when, dan 'manakala' untuk whenever. Sedangkan dalam bahasa Jepang, cara menyatakan maksud 'pengandaian', kita menggunakan bentuk-bentuk: 1. -to 2. -ba 3. -tara 4. -nara (-naraba)
1987
S13565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Roberto
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S25866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S5415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S5683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dibyo Utomo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library