Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melati Inezia Al Kahfi
"Penelitian ini membahas partisipasi politik jemaah Salafi di DKI Jakarta pada Pemilihan
Presiden 2019. Penelitian ini menggunakan konsep ideologi dan teori partisipasi politik.
Penelitian ini menjelaskan Islam dengan pemahaman para salaf yaitu generasi terbaik umat
Islam sebagai ideologi yang dapat mempengaruhi tindakan politik jemaah Salafi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam untuk memperoleh
data primer serta data sekunder melalui buku, artikel jurnal, dan media daring. Temuan dari
penelitian ini adalah terdapat beberapa ustaz Salafi yang membolehkan jemaah untuk
mengikuti pemilihan umum dengan membawakan dalil agama. Peneliti juga menemukan
jemaah Salafi yang berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden 2019. Bahkan terdapat ustaz yang
menganjurkan jemaah untuk memilih dalam pemilihan umum dibandingkan tidak memilih.
Jemaah Salafi menilai pada saat Pemilihan Presiden 2019 terjadi polarisasi dalam masyarakat
menjadi dua kubu. Dalam memilih di antara kedua calon, jemaah tidak hanya memperhatikan
profil calon presiden saja melainkan juga memperhatikan pendukung dari calon presiden yang
akan dipilih. Mereka memiliki kecenderungan untuk memilih calon presiden yang mayoritas
pendukungnya adalah muslim, yaitu Prabowo Subianto. Jemaah Salafi juga menerima hasil
akhir suara dan menekankan untuk tetap taat kepada presiden terpilih yang memimpin
pemerintahan, selama bukan untuk melanggar syariat agama.

This study discusses the political participation of Salafi in DKI Jakarta in the 2019
Presidential Election. This study uses the concept of ideology and political participation theory.
This study explains Islam with the understanding of the salaf, namely the best generation of
Muslims as an ideology that can influence the political actions of Salafi congregation. This
study uses a qualitative method by conducting in-depth interviews to obtain primary and
secondary data through books, journal articles, and online media. The findings of this study are
that there are several Salafi ustadh who allow congregations to take part in general elections
by presenting religious arguments. The researcher also found Salafi congregation participating
in the 2019 Presidential Election. There were even ustadh who suggested the congregation to
vote in general elections instead of not voting. The Salafi congregation views that during the
2019 Presidential Election there was polarization in society into two camps. In choosing
between the two candidates, the congregation does not only pay attention to the profile of the
presidential candidate but also pays attention to the supporters of the presidential candidate to
be elected. They have a tendency to vote for a presidential candidate whose majority of
supporters are Muslims, namely Prabowo Subianto. The Salafi congregation also accept the
final results and an appeal to remain obedient to the elected president who leads the
government, as long as it does not violate religious law.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Arif Mundayat
"This qualitative study analyzes the involvement of female perpetrators of extreme violence acts and suicide bombings against the modern state as a symbol of their religious enemies. The topic is crucial as it shows the meaningful reasons for female militancy, where women are
seen to exceed their gender norms. It is not because they take their own lives but also to bring their children to embrace death in the process of religious-based violent extremism. This article opposes the idea of gender in binary opposition as female and male, but rather see it as a range of gender spectrum. The understanding of the main symbolic
structures here is crucial as it is capable of dismantling aspects that temporarily limit gender roles. At the same time, what they are doing is constructing new ideas that “God do not see you in someone appearance” included their gender, but rather their “action”. It is their way to find justification to support extreme violence, although it is against religious teaching."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwanto
"Bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda adat istiadat, kepercayaan, bahasa serta kebudayaannya. Namun berkat adanya Sumpah Pemuda yang telah dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928, maka semangat persatuan dan kesatuan dari Sumpah Pemuda ini tetap dipegang teguh sampai sekarang. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, sering terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan retaknya persatuan ini, namun bangsa Indosia dengan sekuat tenaga mengembalikannya kepada persatuan bangsa. Hal ini dapat dilihat ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mensahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (sekarang dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945), terjadi penggantian kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya" diganti dengan kalimat "Yang Maha Esau sesudah "Ketuhanan".
Adapun alasan penggantian kalimat tersebut menurut Drs. Moh. Hatta, salah seorang Proklamator, adalah atas usul seorang Opsir Angkatan Laut Jepang yang memberitahukan kepadanya, bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dalam daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang berkeberatan atas bagian kalimat tersebut dan dianggapnya sebagai suatu diskriminasi terhadap golongan minoritas. Karena hal tersebut dianggap serius, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum PPKI bersidang, Drs. Moh. Hatta mengundang Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Hasan untuk mengadakan rapat pendahuluan guna membicarakan hal tersebut, dan mereka sepakat untuk menghilangkan bagian kalimat yang menurut bukunya Drs. Moh. Hatta "menusuk hati kaum Kristen" dan menggantinya dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pada waktu itu dari golongan Islam yang mempertahankan rumusan semula dengan alasan rumusan tersebut adalah hasil dari panitia ad hoc PPKI adalah Ki Bagus Hadikusumo, namun Ir. Soekarno selaku pimpinan sidang waktu itu mengutus Mr. Teuku Moh. Hasan untuk membujuk Ki Bagus ditambah dengan bujukan Mr. Kasman Singodimedjo yang menyatakan, bahwa dalam waktu enam bulan setelah perang Asia Timur Raya akan dibentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan menentukan Undang-Undang Dasar yang permanen. Dengan berat hati Ki Bagus Hadikusumo menerimanya.
Demikian juga menurut Prof. Deliar Noer, Ki Bagus Hadikusumo tidak puas dengan saran Drs, Moh. Hatta meskipun ia diam, tetapi dalam hatinya ia menolak. Hal ini dilampiaskan ketika Ki Bagus pidato dalam Penutupan Majelis Tani.ir Muhammadiyah."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T5368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bur Anwar
"Dunia Islam di Asia dan Afrika di wilayah Timur Tengah adalah wilayah-wilayah yang secara geografis dan kultural sangat kaya dan menjanjikan. Bagi imperialis jalur perdagangan ini sangat baik untuk menopang pembangunan ekonomi dunia Islam yang sejak abad 18 menjadi mitra dagang Eropa dijadikan koloni pada abad 19. Kolonialisme dan Imperialisme barat dimulai dan ini berlangsung sampai dengan abad 20.
Sumber-sumber kekayaan alam di dunia Islam hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang, yaitu kalangan elit pemerintahan, elit ekonomi serta para imperialis dan sebagian besar sumber-sumber vital dikuasakan kepada lembaga-lembaga asing. Keadaan seperti itu telah mengkristal menjadi sebuah struktur sehingga perubahan harus dilakukan baik secara ideologis maupun struktural dalam rangka memperbaiki nasib rakyat secara keseluruhan.
Munculnya Gamal Abdul Nasser pada pertengahan abad 20 merupakan mata rantai diujung lingkaran perjuangan di wilayah Islam, terutama di di timur tengah Arab. Ideologi perjuangan dan sepak terjang politik Gamal Abdul Nasser yang kemudian dikenal dengan sebutan Nasserisme, telah menimbulkan perhatian yang sangat besar, bukan hanya kalangan timur tengah arab tetapi juga didunia internasional. Hal ini karena timur tengah, terutama wilayah Arabnya merupakan wilayah yang menduduki posisi strategis bagi percaturan politik internasional dimana negara-negara besar yang berkepentingan memperbesar pengaruh dan kekuasaannya menjadikan wilayah ini sebagai incaran untuk dikuasai dan dieksploitasi sumber-sumbernya.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk memberi kejelasan mengenai sejarah dan karakteristik Nasserisme sebagai ideologi politik yang dikembangkan oleh Gamal Abdul Nasser berdasarkan hal tersebut diatas maka untuk mengarahkan penelitian selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: "Bagaimana sejarah dan karakteristik Ideologi Politik Pan Arabisme, politik dan ekonomi sosialisme arab yang dikembangkan Gamal Abdul Nasser".
Agar jawaban pokok permasalahan tersebut lebih terarah, selanjutnya penulis memperinci tujuan penelitian ini yang mencakup menganalisis dan mendeskripsikan sejarah dan karakteristik ideologi politik Pan Arabisme, ideologi politik ekonomi sosialisme arab yang dikembangkan oleh Gamal Abdul Nasser di timur tengah Arab.
Dari data yang telah di analisa diperoleh suatu kesimpulan bahwa karakteristik Pan Arabisme dan sosialisme Arab Nasser dapat dimengerti dari berbagai pernyataan persatuan arab untuk menjaga identitas, berkat martabat, dan kepentingan regional arab dan menghapus pengaruh-pengaruh imperialisme ekonomi barat yang kapitalistik.

By the cultural and geography the Islamic world in Africa and Asia on middle east territory was the territories which was very rich and promising for the imperialist, this trade way was very good to hold the economic development, since the 18th century the Islamic world got Europe trading company was become a colony in the 19th century. West Imperialism and Colonialism was begun and this is happening until the 20th century.
Natural resources in the Islamic world was only felt by a little part of people, such as government elite society, economy elite and Imperialism and a big part of vita, resources was held to foreign institutions. The situation was like be done not only ideologies but also structural in order to repair people destinies entirety.
Gamal Abdul Nasser appeared in the middle of the 20th century as a link in the end of struggle circle in the Islamic territory, especially in Middle East. Struggle Ideology and Politic of Carnal Abdul Nasser, which was known as Nasserism. It had appeared attention that is very big, not only in Middle east but also International. It was because middle east, especially its Arab territory, was a territory which held a strategy position to international politic, where big countries authority to be large their power and influence became this territory as a target to be held and exploitation their resources.
This thesis research aimed to give an explicit about Nasserism Characteristic and history as a politic Ideology that was developed by Gamal Abdul Nasser. Based of matters above, so that, to direct next research, the writer formulates subject of problem: "How characteristic and history of Arabism Pan Politic Ideology, Arab Socialism Economic and Politic which expanded by Carnal Abdul Nasser".
In order problem subject answer is more direction, the writer explains this research aim, which scope history description and analyze and characteristic of Arabism Pan Politic Ideology, Arab Socialism economy politic ideology that was expanded by Gamal Abdul Nasser in Middle East.
This research thesis is a history research category is observed from complex problem which is researched, and is observed from research sources is literature research.
From date, which had analyzed it, got a conclusion that the characteristic of Arabism Pan and Nasser Arab Socialism can be understood from all kinds of Arab society statement to keep identity, dignity and Arab Regional importance and deleting of Capitalistic west economy Imperialism influences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Defense and security serious business, as they represent the integrety and dignity of a nation. It is understandable to assess military power and facilities as crucial to nation's defence, shown in the use of fighter airplanes...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Auliyanti
"disadari secara langsung karena adanya pembiaran ? pembiaran (Sharpe & Taylor, 1999). Kekerasan dalam pacaran sendiri di definisikan sebagai suatu tindakan yang menekan, merusak atau melecehkan secara seksual maupun psikologis (Bird & Melville, 1994). Adanya standar ganda yang menjadi dasar utama berjalannya suatu hubungan menunjukkan tidak hanya tujuan dan cara pandang laki ? laki dan perempuan yang berbeda, tetapi menunjukkan pula bahwa laki ? laki memiliki kekuasaan lebih besar dari perempuan dalam hubungan tersebut (Dilorio, 1989 dalam Bird & Melville, 1994). Pandangan yang terbentuk dan diyakini mengenai peran laki ? laki dan perempuan dalam suatu hubungan juga tak lepas dari peran pengasuhan orangtua dan sosialisasi peran gender dalam keluarga (Norman & Collins, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana remaja perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran memaknai relasi, cinta dan mempersepsi peran dirinya maupun pasangan mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengasuhan orangtua serta pandangan gender, sehingga mereka tetap bertahan dengan kekerasan yang terjadi sebelum akhirnya keluar dari hubungan tersebut. Sampel penelitian ini adalah tiga orang remaja perempuan yang mengalami kekerasan oleh pasangan mereka dengan usia pacaran lebih dari satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pola pengasuhan, ideologi gender, pemaknaan terhadap cinta, dan peran pacar serta kekerasan yang beragam dan sedemikian rupa mempengaruhi bertahannya responden dalam hubungan pacaran yang berkekerasan. Pada penelitian ini juga ditemukan data yang mengarah pada kodependensi dengan pasangan yang abusive pada ketiga responden.
In dating context, violence against women cannot be directly realized because of the inattentive principle and believe that the abusive partner will change (Sharpe & Taylor, 1999). Dating violence defined as actions in dating which elements to press, to damage and to flatter sexually or psychologically (Bird & Melville, 1994). Double standard as the way a relationship should be, shows that not only are men?s goals likely to be different from women?s but males have more power in the relationship (Dilorio, 1989 on Bird & Melville, 1994). Believe toward women and men roles in a relationship cannot be separated from the role of parenting and gender socialization on family (Norman & Collins, 1995).
The purpose of this research is to find out how teenage girls who became victim of dating violence explain their dating relationship with their partners, love, also their perception of themselves and the partners. That issues influenced by parenting and gender view that has roles to form the relationship, so they keep stay on the relationship before they find way out of the abusive relationship. Sample for this research are three teenage girls who experienced dating violence in more than one years relationship with their abusive partner. The research showed variation on parenting, gender ideology, their understanding of love, relationship and violence that affect them to stay in abusive relationship. This research also found that three respondents are trapped in codependency with their abusive partner.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gindho Rizano
"ABSTRACT
Tesis ini membahas novel Fight Club dalam konteks politik kelas pada masa kapitalisme lanjut. Fokus dari penelitian adalah melihat bagaimana novel transgresif tersebut berfungsi sebagai alat ideologis sistem kapitalisme dan sekaligus sebagai kritik implisit terhadap sistem tersebut. Novel dianalisis melalui perspektif Marxis menggunakan teori pembacaan political unconscious oleh Fredric Jameson. Dapat disimpulkan bahwa Fight Club mengandung impulsimpuls utopia dengan mengkritik kontradiksi-kontradiksi kapitalisme lanjut seperti alienasi, reifikasi komoditas, dan konsumerisme. Namun, pada saat yang sama novel tersebut dipengaruhi oleh ideologi kapitalis yang membuat kritik novel terhadap kapitalisme menjadi problematis.

ABSTRACT
This thesis discusses Fight Club in the context of class politics of late capitalism. It explores how the transgressive novel can be interpreted as an ideological tool of capitalism as well as an implicit critique of the economic system. The novel is analyzed through Marxist perspective using Fredric Jameson?s theory of the political unconscious. It is concluded that Fight Club contains utopian impulses that criticize the contradictions of late capitalism such as alienation, reification, and consumerism, while at the same time contains the ideology of capitalism that makes the critique problematic.
"
2010
T26631
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Nur Ardhy
"This study aims to examine the moderating effect of political ideology on the relationship of religiosity and happiness in Indonesian context. 219 students of University of Indoneisa participated in this study. Three measurements were used: Satisfaction With Life Scale (SWLS), Religious Commitment Inventory 10 (RCI 10), dan Political Ideology Scale (PIS). The main results of the study found that religiosity had a positive and significant effect on happiness (8 = 0.14, p < 0.01). Meanwhile, no significant moderartion effect was found, either in the conservative liberals (B = 0.00, p > 0.05) or in religious seculars political ideology categorization (B = 0. 00, p > 0.05). These results indicate that the higher the religiosity the higher the happiness of the individual. Meanwhile, political ideology has no significant moderation effect on the relationship of religiosity and happiness. Thus, this study did not support past studies. It might be attributed to the difference in how religiosity is operationalized and in the political situations that might cause the difference on the role of political ideology."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiyyah Mukminah
"Pada era yang mengedepankan persamaan dan pemberdayaan, persitegangan antaribu masih kerap kali terjadi. Salah satu faktor pemicu yang melanggengkan persitegangan adalah gagasan tentang ideal motherhood berikut kompetisi yang terjadi akibat mengkritisi diri sendiri maupun ibu lainnya lewat dasar teori sifat keibuan. Untuk memahami lebih lanjut terkait fenomena friksi antaribu, makalah ini menelaah representasi ideal motherhood pada novel Little Fires Everywhere (2017) karya Celeste Ng. Tulisan ini mengupas bagaimana novel tersebut mempermasalahkan gagasan dominan tentang ibu lewat penggambaran latar dan relasi antartokoh. Novel tersebut disajikan lewat sudut pandang orang ketiga serba tahu dan struktur naratif yang menempatkan dua tokoh ibu dalam central conflict dan dua tokoh ibu lainnya pada shadow conflict. Pengkajian terkait relasi antar-tokoh ibu maupun dengan lingkungan sekitarnya menunjukkan bagaimana gagasan dominan membentuk sisi psikologis, mendorong para tokoh ibu ini secara internal, sekaligus mengarahkan pola interaksi mereka. Selain itu, hubungan mereka dengan karakter anak perempuan masing-masing menawarkan perspektif tersendiri bagi perdebatan terkait ideal motherhood. Analisa terhadap struktur naratif juga memperlihatkan sudut pandang baru terkait apa yang menjadi dasar bagi teori sifat keibuan (ideal motherhood) dan pendekatan terbaik bagi konflik yang dimulai dari perdebatan ibu ideal tersebut.

The hostile tension between mothers is observed to still exist even in this era of equality and empowerment. The idea of ideal motherhood and the competition that includes the process of assessing oneself and others seem to be the gas that perpetuates this clash. In order to better understand this friction phenomenon between mothers, this study aims to investigate the representation of ideal motherhood in a novel by Celeste Ng titled Little Fires Everywhere (2017). The article analyzes textually how this novel problematizes the idea of dominant motherhood ideology through its depiction of setting and characters relation. The novel presents a narrative structure of two central mothers and two shadow mothers that unfolds through an omniscient point of view. An exploration of the interrelation between the mother characters, both with each other and with the surrounding environment, provides a portrayal of how dominant motherhood ideology shapes and drives them internally as well as molds their pattern of interaction. Furthermore, their relationship with the daughter characters also offers further insight into the discussion. The overall examination of the narrative structure then presents a new perspective regarding what constitutes as the idea of ideal motherhood and how the friction regarding the ideal should be best approached"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>