Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Prihantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52711
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapto Soemardan
"Pengembangan sebuah lapangan gas bumi memerlukan perencanaan akurat dalam rangka menentukan laju produksi gas yang merupakan salah satu tantangan utama dalam menentukan kelayakan proyek gas. Laju produksi gas optimum ditentukan tidak hanya oleh karakteristik cadangan gas dan reservoirnya, tetapi juga oleh persyaratan konsumen terkait tekanan gas jual, jangka waktu kontrak penjualan gas dan harga gas. Penelitian ini mengembangkan model optimisasi produksi gas yang didasarkan pada pendekatan biaya marjinal untuk memaksimumkan keuntungan ekonomi dengan menggunakan studi kasus lapangan gas bumi Blok Matindok di Sulawesi Tengah.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa meningkatkan tekanan gas jual dan harga gas meningkatkan laju produksi gas optimum dan meningkatkan keuntungan maksimumnya. Sementara itu, peningkatan jangka waktu kontrak penjualan gas akan mengurangi tingkat produksi gas optimum dan mengurangi atau menaikkan keuntungan maksimumnya tergantung atas cadangan gas dan karakteristik reservoirnya. Karena keterbatasan cadangan dan karakteristik reservoir gas, maka peningkatan harga gas membatasi laju produksi optimumnya hingga batas laju maksimum reservoirnya, namun keuntungan maksimumnya akan naik terus mengikuti kenaikan harga gas. Hasil riset ini dengan jelas menunjukkan hubungan yang kuat antara persyaratan kebutuhan konsumen gas dan laju produksi gas optimum, yang merupakan bagian penting untuk negosiasi harga gas dan perencanaan produksi.

The development of a gas field requires accurate planning, in order to determine the gas production rate which is one of the main challenges in determining the gas project feasibility. An optimum gas production rate is determined not only by the gas reserve and reservoir characteristics but also by the consumer’s requirements of the sales gas pressure, duration of the gas sales contract and gas price. This paper presents a gas production optimization model using marginal cost approach to maximize economic profit with Matindok Block as field data.
The results reveal that increasing the sales gas pressure and gas price raises the optimum gas production rate and maximum profit. Meanwhile, increasing the duration of a gas sales contract will reduce the optimum gas production rate and reduce or increase the maximum profit depending on the gas reserve and reservoir characteristics. Due to limitation of gas reserves and reservoir characteristics, then an increase in gas prices limit the optimum production rate up to reservoir maximum rate limits, but the maximum profit will continue to follow up the gas price hike. This work clearly shows the relationship between the user's requirements and optimum gas production rate, which is an important piece of information for negotiating the gas price and planning production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1937
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoki Yulizar
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Berger, Bill D.
Tulsa, Oklahoma: The Petroleum Publishing, 1979
622.39 BER b I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herizal
"Salah satu alternatif pemanfaatan gas alam adalah sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan bakar sintetik dengan menggunakan teknologi GTL (Gas To Liquid), dimana prosesnya terdiri dan tiga tahapan, yaitu produksi syngas, sintesis Fischer-Tropsch dan Upgrading product atau peningkatan mutu produk. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi syngas ialah teknlogi Autothermal Reforming yang dapat menghasilkan syngas dengan rasio H2/CO sebesar 2 yang merupakan persyaratan umpan syngas untuk sintesis Fischer-Tropsch dengan menggunakan reaktor slung. Sedangkan teknologi yang digunakan untuk upgrading product adalah teknologi minyak bumi yang menggunakan destilasi atmosferis dan reaktor hydrotreating serta hydrocracking. Produk diesel yang dihasilkan mempunyai cetane number 77, kerosene dengan smoke point 29 serta naptha dengan APi 89 dan SG 0, 64. Efisiensi energi untuk unit Upgrading sebesar 82%, karbon 80% serta efisiensi energi untuk kilang GTL Matindok 53% sedangkan efisiensi karbon sebesar 71%. Analisa kelayakan untuk kapasitas 80.000 BPD menghasilkan nilai NPV 541,15 Juta US$, /RR sebesar 15,37% dan PBP selama 7,18 tahun dengan nilai investasi sebesar 2.309 Juta US$. Sedangkan dan analisa sensitivitas terhadap perubahan kapasitas, fluktuasi harga gas dan crude oil memperlihatkan bahwa harga gas merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi nilai NPV. Dengan jumlah cadangan komulatif sebanyak 6,14 TSCF, maka dapat dibangun delapan train kilang GTL dengan kapasitas 80.000 BPD yang dapat dioperasikan selama 25 tahun.

One of the alternative for the utilization of natural gas is raw material for produced synthetic fuel with use GTL technology, where the process consist of tree step, the first step is synthesis gas production, the second step is synthesis Fischer-Tropsch and the third step is upgrading product. The technology can be used for synthesis gas production is Autothermal Reforming, where the process can produce synthesis gas with H2/CO ratio = 2 that is requirement for the feed to synthesis Fischer-Tropsch which used slurry reactor. The technology can be used for upgrading product is petroleum refinery technology that applied atmospheric distillation, hydrotreating and hydrocracking reactor. Diesel fuel was produced from upgrading unit have cetane number 77, kerosene with smoke point about 29 and naphtha have API and Energy and carbon efficiency for upgrading unit is about 82% and 80%. Energy and carbon efficiency for GTL Matindok refwas 541.15 million US$, 1RR is of 15.37% and PBP is of 7.18 years with total investment 2,309 by million US$. Based on sensitivity analysis for plant capacity, natural gas price and crude oil price showed that natural gas prices is dominant factor for affect NPV value. With the comulatif source of Matindok fields is 6.14 TSCF we can developed eight train GTL refinery with plant capacity 80,000 BPD, and could be operated for 25 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Salah satu pemanfaatan gas suar bakar adalah sebagai bahan bakar pembangkit. Pembangkit Listrik X adalah PLTGU existing yang menghasilkan daya listrik 410 MW dengan menggunakan bahan bakar gas alam sebanyak 87,74 MMSCFD. Pada penelitian ini gas suar bakar akan dijadikan bahan bakar pengganti gas alam untuk membangkitkan listrik 410 MW. Total maksimum laju alir gas suar bakar yang tersedia adalah 7,9 MMSCFD. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan menurunkan biaya bahan bakar namun juga menambah biaya investasi berupa alat kompresor.
Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, yaitu skenario existing menggunakan bahan bakar gas alam dan skenario menggunakan variasi laju alir gas suar bakar terhadap laju alir gas alam sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik X. Skenario yang paling memberikan keuntungan dari pada desain existing adalah saat menggunakan laju alir gas suar bakar sebesar 7,9 MMSCFD dengan laju alir gas alam sebesar 79,06 MMSCFD. NPV skenario desain tersebut 56.976.160,22 dengan pay back period 14,84 tahun.

Utilization of flare gas is as fuel for power plants. Power plant X is the existing gas and steam power plant that generates 410 MW of electrical power using natural gas fuel as much as 87.74 MMSCFD. In this study flare gas will be used as fuel instead of natural gas to generate 410 MW of electricity. The maximum total flare gas flow rate provided is 7.9 MMSCFD. Utilization of flare gas as power plant fuel will reduce fuel costs but also add to the cost of investment of compressor tool.
In this study two scenarios will be compared, the existing scenarios using natural gas fuel and scenarios using a variation of the flow rate of gas flaring on the flow rate of natural gas as fuel for power plants X. Scenario would benefit from the existing design are currently using flow rate gas flare 7,9 MMSCFD and natural gas with flow rate 79,06 MMSCFD. The design scenarios NPV is 56.976.160,22 with a payback period of the plant investation is 14,84 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dinuto Pancasasi
"ABSTRAK
Kandungan CO2 pada gas alam merupakan komponen yang harus diminimalisir keberadaanya agar gas alam lebih bernilai teknis dan ekonomis. Studi kasus pada penelitian ini adalah keterbatasan kemampuan unit absorbsi MDEA yang ada, hanya mampu mengolah gas alam dengan kadar CO2 dibawah 24 . Sehingga gas alam hasil produksi sumur baru berkadar CO2 > 33 tidak dapat diolah oleh unit tersebut untuk memenuhi spesifikasi produk gas yang ditentukan konsumen, yaitu berkadar CO2 maksimum 5 . Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif sebagai studi kelayakan teknis dan ekonomis untuk memastikan penerapan teknologi membran, sebagai salah satu pilihan teknologi, untuk menurunkan kadar CO2 tinggi pada gas alam untuk meningkatkan laju produksi gas alam dan produk gas yang akan dikirim ke konsumen.Penelitian dimulai dengan perancangan peralatan membran pretreatment yang sesuai dengan kondisi gas umpan untuk mendukung operasi membran. Kemudian dibuat pemodelan menggunakan sistem membran satu langkah, elemen membran spiral-wound berbahan selulosa asetat serta menghitung luas permukaan membran yang dibutuhkan. Menurut hasil perhitungan teknis, penerapan teknologi ini terbukti dapat menurunkan 33 kadar CO2 pada gas umpan menjadi 13 sampai 20 serta berdampak pada kenaikan produksi gas alam dengan jumlah dan spesifikasi produk gas yang sesuai kebutuhan konsumen. Secara ekonomis, investasi pengadaan fasilitas membran juga dinilai menguntungkan, dengan nilai IRR sebesar 134,29 , nilai NPV sebesar USD 51.951.000, dan masa pengembalian investasi 3,33 tahun.

ABSTRACT
CO2 contents in natural gas is a component that should be minimized to increase the natural gas technical and economical values. The case study of this research is the limitation capability of existing MDEA absorption unit which could only processed natural gas with maximum 24 CO2 contents. Therefore, the natural gas produced from new wells with CO2 contents 33 could not be processed to meet customer rsquo s gas sales specification in maximum 5 CO2. A research should be carried out by using quantitative and qualitative methods as technical and economic feasibility to ensure the application of membrane technology, one of CO2 separation from natural gas technology choices, to reduce high CO2 contents from it natural gas to increase natural gas production and sales gas that will deliver to customer.The research started with designing the membrane pretreatment equipment which suitable with feed gas condition to support the membrane operation. Then it followed by modelling the single step membrane system with spiral wound of cellulose acetate membrane then calculated the required surface area. The technical calculation result shown this technology application could reduce the 33 of CO2 contents to 13 until 20 and gave natural gas production increase which could fulfill the customer demands, both quantity and it specification. From the economical review, the membrane facility investment would be had profitable values after shown 134,29 of IRR value, USD 51,951,000 of NPV value, within payback period 3.33 years."
2017
T48547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Glorius Pasikki
"Inti dari suatu kilang pencairan gas alam terletak pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam Pemanliaatan energi yang optimal pada unit pendinginan dan unit pencairan akan sangat berpengaruh pada biaya produksi. Metode analisis yang dapat digtmakan untuk menganalisa eiisiensi energi dari suatu plant diantaranya aclalah basil produk utama., recovery produk utama, konsumsi energi spesilik, investasi, kemampuan beroperasi dan pemeliharaan.
Pada penulisan slcripsi ini metode yang digunakan untuk menganalisa eftsiensi energi pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam di kilang LNG PT Badak NGL Co. adalah konsumsi energi spesiiik atau lebih dikenal dengan specific horse power. Makin kecil harga speciic horse power dari suatu kondisi operasi, makin eiisien pula pemenfaatan energinya. Pada skripsi ini juga al-can dibahas langkah-langkah pefhitungan untuk mencari harga specific horse power dan menyusunnya dalam sebuah program komputer dalam bahasa pemrograman Borland Delphi 2.0.
Salah satu variahel yang menentultan besar kecilnya harga specific horse power adalah komposisi re5'igeran komponen ganda atau MCR (Mix Coponem Refigeranr), yang idealnya terdiri clari nitrogen, metana, etana dan propana. Namun pada kenyataannya di lapangan selalu terdapat impuritis dalam MCR yang berupa iso-butana dan nonnal butana. Pengaruh impuritis dan juga pengaruh kornposisi MCR secara keseluruhan terhadap ltarga specilic horse power pada daerah laju produksi LNG tertentu untuk train D yang mennpalcan train lama dan E yang merupakan train baru akan diamati, dan hasilnya akan dituangkan dalam makalah skripsi ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wargadalam, Verina Januati
"Reformasi CO2/CH4 secara katalisis saat ini banyak diteliti karena potensinya yang besar untuk pemanfaatan sumber gas alam yang kaya CO2 atau sebagai sistem transmisi energi kimia karena sifatnya yang endotermis. Proses tersebut belum diaplikasikan secara komersial karena reaksi ini sangat cenderung terjadi pembentukan karbon yang mengakibatkan deaktivasi katalis. Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari kinerja reformasi CO2/CH4 (konversi reaktan, selektivitas produk dan yield) pada kolom difusi termal dengan menggunakan parameter suhu, komposisi, waktu tinggal, jenis kawat pemanas dan diameter reaktor.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembentukan karbon sedikit sekali dan tidak mempengaruhi jalannya proses reformasi. Konversi yang paling baik berurutan diberikan oleh kawat Wolfram > Molybdenum > Chromel. Konversi terbaik CO2 dan CH4 mendekati 100%, diperoleh dengan menggunakan kawat Wolfram pada suhu kawat 1026 °C dan waktu tinggal 1,94 menit. Molybdenum mempunyai selektivitas yang balk terhadap CO dan H2 pada suhu tinggi, Wolfram mempunyai selektivitas yang balk terhadap CO pada suhu rendah dan selektivitas yang baik terhadap H2 pada suhu tingggi, Chromel mempunyai selektivitas yang rendah terhadap CO maupun H2 pada berbagai suhu. Selektivitas produk terbaik yang diperoleh pada percobaan ini adalah pada kawat Molybdenum yaitu sekitar 98% untuk CO dan 96% untuk H2 pada suhu 1099°C dan waktu tinggal 1,94 menit dan yield CO dan H2 masing-masing sekitar 98% dan 95%. Reformasi CO2/CH4 di dalam kolom difusi termal ini belum menunjukkan kinerja cukup baik. Dengan modifikasi kolom untuk memperoleh distribusi panas yang merata dan menggunakan kawat yang mempunyai aktivitas tinggi diharapkan dapat memperbaiki kinerja kolom tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujur Banjanahor
"ABSTRAK
Pertumbuhan GDP Indonesia merosot dan 7 sld 8% menjadi 0,0 % pertahun pada tahun 1997, akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1996. Total pinjaman permerintah sudah mencapai US$ 77.7 milyar dan utang swasta US$ 69 milyar, yang sampai sekarang ini pembayarannya mengalami kesulitan. Untuk memacu kembali pertumbuhan GDP diperlukan investasi tetapi karena kondisi hutang tersebut diatas pemerintah maupun swasta nasional tidak mampu lagi melakukannya. Penanaman modal asing yang menjadi tumpuan harapan enggan masuk karena resiko tinggi akibat kondisi keamanan dan politik yang belum menentu. Selama tahun 1998, pemerintah sudah gencar meluncurkan paket deregulasi dibidang investasi, tetapi kenyataanya tidak banyak membawa hasil.
Salah satu sektor yang masih menarik untuk penanaman modal asing adalah industni gas alam, khususnya untuk perusahaan-perusahaan asing yang sudah melakukan eksplorasi dan menemukan gas tetapi belum memproduksikannya karena harga domestik rendah atau karena lapangan marginal (volume cadangan terlalu kecil untuk pencairan). Investor menginginkan produksi sesegera mungkin karena investasi yang ditanamkan hanya dapat kembali bila gas diproduksi.
Indonesia memiliki cadangan terbukti 76 TSCF (trillion standard cubic feet), 61.7 TSCF cadangan potensial, dan 179.39 TSCF yang belum dieksplorasi yang diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan 65 tahun pada tingkat produksi sekitar 3 TSCF pertahun. Dan produksi gas tersebut hanya 23% untuk pemanfaatan dalam negeri, 7% dibakar, 18% diguriakan sendiri oleh perusahaan dan 47% untuk ekspor dengan nilai sekitar US$ 4.5 millyar pertahun. Sejak tahun 1998 permintaan ekspor menurun 4% dan perpanjangan kontrak pembelian dengan Jepang belum jelas hingga sekarang, sehingga pemanfaatan gas di dalam negeri harus ditingkatkan.
Empat sektor utama yaitu transportasj, pembangkit tenaga listrik, industri dan rumah tangga pengguna lima jenis BBM (bahan bakar minyak) yaitu: premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar yang mungkin digantikan oleh gas. Untuk tahun 1998 keempat sektor tersebut membutuhkan 51.6 juta kiloliter pertahun, dengan nilal jual Rp. 2935 triliun (US$ 4.2 milyar) dan subsidi pemerintah Rp. 31 tiliun.(US$ 4.4 milyar). Bila seluruh BBM tersebut diganti dengan gas, maka dibutuhkan 1.9 TCF pertahun dengan nilal Rp. 40.93 triliun (US$ 5.8 milyar).
Bila pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat memacu pemanfaatan gas di dalam negeri sehingga bahan bakar gas dapat bersaing dan menggantikan BBM, akan memberikan keuntungan-keuntungan yaitu: masuknya investasi asing untuk memproduksikan gas, dan setiap produksi gas pemerintah akan menerima bagian sesuai dengan kontrak, mendorong perusahaan asing meningkatkan eksplorasi, bahan bakar yang digantikan dapat diekspor, mendukung program lingkungan bersih.
Kebijakan yang mungkin dilakukan adalah: pemberian insentif atau subsidi terhadap pengguna gas, memperketat peraturan bersih lingkungan, mempelopori pemanfaatan gas pada fasilitas umum milik negara, mengurangi atau menghapuskan subsidi terhadap BBM, memperbaiki sistem pembagian dengan produsen, membolehkan PSC untuk berhubungan langsung dengan pembeli gas, mernperbolehkan perusahaan asing untuk masuk dalam pembangunan infrastruktur seria pengoperasian jaringan transmisi (transportasi gas), dan jaringan distribusi gas, meperbolehkan perusahaan asing melakukan penjualan gas langsung, mempercepat kejelasan status pengelola bidang minyak dan gas bumi sehubungan dengan adanya RUU migas karena akan mempengaruhi penentuan strategi industri migas, dan mempersingkat birokrasi jangka waktu penemuan gas sampai dengan pengembangannya."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>