Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernard Amadeus Jaya
"Pelajar Indonesia menghadapi banyak kesulitan dalam pelafalan bunyibunyi bahasa Inggris. Akan tetapi, dua segmen khususnya, memiliki tingkat kesilapan yang sangat tinggi. Beberapa studi oleh peneliti Indonesia telah memperlihatkan bahwa dental frikatif dalam bahasa Inggris /θ/ dan /ð/ adalah bunyi yang paling sulit dilafalkan oleh penutur asli bahasa Indonesia speakers (lihat Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). Hal yang menarik adalah bahwa fenomenon yang sama terjadi untuk penutur asli bahasa lainnya (penutur bahasa Belanda, contohnya, lihat Wester, et al. 2007). Cara untuk mengatasi kesulitan ini salah satunya adalah untuk menggantikan segmen tersebut.
Penelitian ini menelusuri bagaimana pelajar Indonesia menggantikan dental frikatif bahasa Inggris dengan fonem lain, apa yang digunakan untuk menggantikannya, dan mengapa digantikan. Berbeda dengan publikasi lainnya yang menggunakan mahasiswa sebagai subyek, participan penelitian ini tidak memiliki kompetensi bahasa inggris yang tinggi dan berusaha untuk merepresentasi populasi Indonesia secara akurat. Ada limabelas (15) orang subyek yang diambil dari sebuah kelas General English. Participan memiliki perbedaan dalam umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Eksperimen ini menggunakan tiga macam ujian untuk mengumpulkan data-mendeskripsikan gambar, membaca kalimat, dan membaca daftar kata. Tuturan direkam lalu dianalisis secara manual sebelum dikonfirmasi hasil transkripnya dengan sebuah program data analisis fonetik yang bernama PRAAT. Lalu hasil transkrip dianalisis dengan Optimality Theory untuk menjelaskan latar belakang penggunaan substitusi yang optimal.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang Indonesia secara umum menggunakan dua fonem yang berbeda untuk mensubstitusikan dental frikatif dalam bahasa Inggris, tetapi yang menarik adalah bahwa posisi segmen dental frikatif (voiced) dalam kata menentukan substitusinya.

While Indonesian students encounter plenty of difficulties in pronouncing English sounds, two segments, in particular, are notorious for its rate of error. Recent studies by Indonesian scholars have shown that the dental fricatives of English /θ/ and /ð/ have been rated as some of the most difficult segments to be pronounced by Indonesian speakers (see Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). This is surprisingly true for speakers of several other languages as well (Dutch, for example, see Wester, et al. 2007). One of the ways to deal with a difficult segment is to replace them.
This research looks at how Indonesian learners of English replace dental fricatives with other phonemes, what they use to replace those segments, and why. Contrary to related publications on error analysis that utilizes university students as their subjects, the subjects here are not advanced in English and strive to represent the Indonesian population more accurately. The participants are fifteen (15) students in a General English class. Theyvary in age, gender, and occupation.
The experiment uses three tests to gather data to ensure maximum validity- describing pictures, reading sentences, and reading from a word list. The speech data is recorded and then analyzed manually before it is confirmed using a computer phonetic data analysis program called PRAAT prior to an Optimality Theory to investigate the background of the optimal substitute.
Results show that Indonesians generally use two different phonemes to replace the English dental fricatives, but the interesting finding is that the position for the voiced dental fricative determines its substitute.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nastiti Dewa
"Artikel ini meneliti tentang efektivitas virelangue sebagai salah satu strategi dalam mengatasi interferensi fonetik pada penutur pemula yang belum pernah mempelajari bahasa Prancis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus serta strategi pre-test dan post test yang berfungsi melihat perkembangan pelafalan dari pelatihan yang dilakukan, lalu dianalisis lebih lanjut dengan teori fonetik dan fonologi Léon (1993), Chaer (2009), analisis kesalahan berbahasa Tarigan & Tarigan (2011), serta teori interferensi Weinreich (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interferensi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris terjadi dengan jenis phonetic treatment of borrowed words karena penguasaan bahasa Inggris di samping bahasa Indonesia. Kendala terbanyak yang berupa pelafalan bunyi [ɛ] dan [ʒ], serta hiperkoreksi karena keterbatasan pengetahuan subjek penelitian terhadap bahasa Prancis. Tidak ditemukan perbedaan latar belakang pembelajaran bahasa asing lainnya selain bahasa Inggris, namun penting bagi pengajar untuk mengetahui bahasa apa saja yang dikuasai oleh pemula guna mengetahui interferensi apa saja yang mungkin terjadi. Selama tiga kali pertemuan dalam tiga minggu, terlihat bahwa adanya perkembangan pelafalan pada subjek penelitian yang mencapai persentase benar sebesar 59% hingga 84% dengan maksimal kesalahan hanya sebanyak 1-2 kata saja yang dialami oleh kelompok subjek penelitian bahasa Eropa, bahasa Prancis, maupun non-bahasa. Kelompok subjek penelitian bahasa Asia merupakan satu-satunya kelompok yang mampu melafalkan kedua kalimat virelangue dengan tepat di tahap terakhir. Hal tersebut dipengaruhi oleh keterbiasaan pemelajar bahasa Asia untuk lebih teliti mempelajari bahasa yang sangat berbeda dibandingkan bahasa Eropa, termasuk bahasa Prancis.

This article examines the effectiveness of virelangue as a strategy to overcome phonetic
interference in beginners who have never studied French. This case studies qualitative research
used pre-test and post-test strategies to see the development of research subjects’
pronunciations from each trials, then analysed using phonetic and phonological theory by Léon
(1993) and Chaer (2009), the analysis of language errors by Tarigan & Tarigan (2011), and the
theory of interference by Weinreich (2011). The results indicate that there is interference
between Indonesian and English with the form of phonetic treatment of borrowed words. This
happens because the research subjects are able to speak English well. The most difficult sounds
to pronounce are [ɛ] and [ʒ]. Due to the limited knowledge of the research subjects, there is also ̃
hypercorrection. There are no differences in the background of learning other foreign languages besides English, however it is important for teachers to understand which languages are spoken well by beginners in order to know the interference that might occur. During these trials,there is a development of pronunciation which reached the accomplishment percentage from 59% to 84% by all research subjects from Asian language studies students, European language studies students, French studies students, also non-language studies students with the most errors maximum 1-2 words only. The Asian language studies students, learning more difficult sounds, were the only group pronouncing the virelangue correctly in the last trial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clementia Carmen
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur suprasegmental bahasa apa saja yang
dapat mempengaruhi perubahan ton di silabe terakhir dalam kalimat bahasa Mandarin
dan menganalisis seberapa besar perubahan ton yang terjadi pada silabe terakhir
tersebut. Data penelitian diperoleh dari buku ajar Hanyu Jiaocheng 1-3. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimental yang menggunakan
aplikasi Praat sesuai dengan ancangan IPO yakni ancangan pada sinyal akustik sampai
analisis parameter akustik ujaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik
akustik untuk menganalisis fenomena perubahan ton dan unsur suprasegmental.
Berdasarkan analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa intonasi dari jenis
kalimat membawa pengaruh signifikan terhadap terjadinya fenomena perubahan ton
pada silabe akhir dalam kalimat bahasa Mandarin. Kehadiran intonasi kalimat mampu
mempengaruhi ton silabe akhir kalimat bahasa Mandarin menjadi lebih menaik atau
menurun dari kontur ton awal dan turut mempengaruhi fitur suprasegmental yang
terkandung.

This analysis aims to find out which suprasegmental features of a language could affect
the tonal changes at the final syllable in Chinese sentences and also to analyze how
much of tonal changes occurred. The data samples in this research is obtain from Hanyu
Jiaocheng 1-3. This analysis uses a qualitative method with an experimental approach
which utilizes the Praat application following the IPO approach, namely the approach
to the acoustic signal to the analysis of the acoustic parameters of speech. This analysis
uses an acoustic-phonetic approach to analyze the phenomenon of tonal changes and
their suprasegmental features. Based on the analysis, it can be concluded that the
intonation of the type of sentence has a significant influence on the final syllable tonal
changes phenomenon. The presence of sentence intonation could affect the Chinese
sentence final syllable tones resulting in a higher or lower pitch than its initial pitch
contour, and affect the other suprasegmental features it contains.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Mutia Pratiwi
"Penelitian ini membahas mengenai kata pinjaman dari bahasa Italia ke dalam bahasa Rusia pada bidang kuliner. Metode yang digunakan dalam penelitian yakni metode deskriptif analitis, sumber data yang digunakan daftar menu kafe Casa Leone. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah teori kata pinjaman oleh Haugen (1950), teori morfologi oleh Savko (2005) dan teori fonologi oleh Kortland (1980). Dari ke tiga klasifikasi kata pinjaman oleh Haugen, pada penelitian ini hanya terdapat dua proses analisa yakni adaptasi fonemis penuh dan adaptasi fonemis sebagian. Didominasi sebanyak tiga belas nomina adaptasi fonemis sebagian dan empat nomina adaptasi fonemis penuh dan tidak ditemukan proses adaptasi non-fonemis. Kata kunci : Kata pinjaman; fonologi Rusia; fonetik Rusia; fonemik Rusia

This research discusses the loanwords from Italian into Russian in culinary field. The method used in this journal is descriptive-analytical method, the data source used is Casa Leone cafe menu list. The theories used in this analysis are the theory of loanwords by Haugen (1950), the theory of morphology by Savko (2005) and the theory of phonology by Kortland (1980). From three classifications of loanwords by Haugen, in this journal there are only two analytical processes, namely wholly assimilated and partially assimilated. Dominated by thirteen partially assimilated nouns, four wholly assimilated nouns and no unassimilated process noun was found"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Clementia Carmen
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur suprasegmental bahasa apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan ton di silabe terakhir dalam kalimat bahasa Mandarin dan menganalisis seberapa besar perubahan ton yang terjadi pada silabe terakhir tersebut. Data penelitian diperoleh dari buku ajar Hanyu Jiaocheng 1-3. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimental yang menggunakan aplikasi Praat sesuai dengan ancangan IPO yakni ancangan pada sinyal akustik sampai analisis parameter akustik ujaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik akustik untuk menganalisis fenomena perubahan ton dan unsur suprasegmental. Berdasarkan analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa intonasi dari jenis kalimat membawa pengaruh signifikan terhadap terjadinya fenomena perubahan ton pada silabe akhir dalam kalimat bahasa Mandarin. Kehadiran intonasi kalimat mampu mempengaruhi ton silabe akhir kalimat bahasa Mandarin menjadi lebih menaik atau menurun dari kontur ton awal dan turut mempengaruhi fitur suprasegmental yang terkandung.

ABSTRACT
This analysis aims to find out which suprasegmental features of a language could affect the tonal changes at the final syllable in Chinese sentences and also to analyze how much of tonal changes occurred. The data samples in this research is obtain from Hanyu Jiaocheng 1-3. This analysis uses a qualitative method with an experimental approach which utilizes the Praat application following the IPO approach, namely the approach to the acoustic signal to the analysis of the acoustic parameters of speech. This analysis uses an acoustic-phonetic approach to analyze the phenomenon of tonal changes and their suprasegmental features. Based on the analysis, it can be concluded that the intonation of the type of sentence has a significant influence on the final syllable tonal changes phenomenon. The presence of sentence intonation could affect the Chinese sentence final syllable tones resulting in a higher or lower pitch than its initial pitch contour, and affect the other suprasegmental features it contains. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Ayu Antono
"Skripsi ini membahas mengenai kesesuaian pelafalan kata-kata bahasa Jerman yang mengandung bunyi [_] dan [x] oleh mahasiswa Program Studi Jerman Universitas Indonesia angkatan 2009 yang telah mendapatkan pelajaran bahasa Jerman sebelumnya selama tiga tahun di SMA. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan bagaimana dan hasil pelafalan bunyi [_] dan [x] oleh mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa lebih banyak mahasiswa yang melafalkan kata-kata bahasa Jerman yang mengandung bunyi [_] dan [x] tidak sesuai dengan standar pelafalan bahasa Jerman, dibandingkan dengan mahasiswa yang melafalkan kata-kata tersebut dengan sesuai. Saran dari peneliti adalah pemberian jam khusus di kelas kepada mahasiswa untuk melatih pelafalan bunyi bahasa Jerman dengan menggunakan berbagai media dengan pengajar yang turut mengoreksi jika terjadi ketidaksesuaian pelafalan dengan standar pelafalan bahasa Jerman

The focus of this study is the 2009 year students of German Literature at Universitas Indonesia_s compatibility to pronounciate German words, which consist [_] and [x] sounds and had learned German language for three years in senior high school. The purpose of this study is to explain how and the result of these student_s pronounciation. This research used a descriptive analyze method. The conclusions of this research are the uncompatibility students who pronounciate German words, which consist of [_] and [x] sounds are more than the students who pronounciate those words compatible with German pronounciation standard. The researcher suggest to give students more hours in class, learn their German pronounciation by using kinds of media with the correction from their lecturer when they have an uncompatibility pronounciation with German pronounciation standard"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S14652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 >>