Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kettle, Arnold
London: Hutchinson & CO (Publisher) LTD, 1967
823.09 KET i II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lawrence, D. H., 1885-1930
London : VIVI Books, 2014
823.9 LAW s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
N. Lim-Han
"My aim in writing this essay has been to find out whether the theories in Forster's Aspects of the Novel agree with the novels he has written. In my discussion I have limited myself to the aspects People, Pattern, and Rhythm to see how far his concepts about these are reflected in his novels.As regards People, Forster has partly brought his theories into practice, in the sense that many of his charac_ters are convincingly clear. To be more precise we can say that Forster manages to make them familiar and natural to the reader. But he has also presented some characters which seem unfamiliar to us, because they seem not to exist in real life. As an instance I have taken Mrs. Moore of A Passage to India and Mrs. Wilcox of Howards End.These characters give the im_pression of extraordinary human beings because Forster intends them tt be symbols. In other words, considered as characters they are failures as they belie Forster's conviction that cha_racters, to be real, must resemble those in actual life; he even states that fictional characters ought to be more easily comprehended than those in ordinary life. But viewed as symbols they are surely acceptable. Yet after all has been said, I cannot help feeling that on the whole Forster's characters are not important in themselves. Although they come up to his theo_ries, they are less impress$ve than characters of other novel_ists, because Forster's characters are above all bearers of his themes. Forster is more succesful in drawing pattern. His no_vels, as we have seen, have definite patterns and most of them arebeautifully presented. Nonetheless, he does not wholly es-cape from the same error he accuses Henry James of falling in-to: the too rigid pattern sometimes sacrifices other elements of the novel, of which Howards End is an example.On the other hand, A Passage to India is past criticism, because it is in..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1963
S14248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Andreas
"Novel TGU merupakan karya Steinbeck yang dianggap sulit untuk dapat dimengerti dan dipahami. Hal ini disebabkan banyaknya kejanggalan dan keanehan yang terdapat dalam novel tersebut. Namun novel TGU memiliki kesamaan yang amat mencolok dengan mite, cerita rakyat dan kepercayaan berbagai bangsa di dunia, terutama dalam hal pengorbanan yang dilakukan tokoh utama, Joseph. Ditilik dari pendekatan mitologis-arketipis, unsur tokoh, latar, citraan, dan alur ternyata dapat dilihat sebagai perwujudan arketipe-arketipe yang membangun suatu motif, yaitu motif siklus kehidupan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam novel TGU terdapat motif siklus kehidupan sebagai motif yang membangun keutuhan novel ini. Untuk menunjukkan hal tersebut, skripsi ini meneliti arketipe_-arketipe yang tercermin dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur TGU, dan bagaimana serta sejauh mana pemunculannya mendukung motif tersebut. Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan mitologis-arketipis yang berusaha untuk memahami suatu karya dengan mengungkapkan arketipe-arketipe yang terkandung dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur, dan melihat bagaimana seluruh unsur itu saling berkaitan. Pendekatan mitologis-arketipis berdasarkan pada teori psikologi Jung yang berkenaan dengan konsep ketidaksadaran kolektif dan arketipe. Teori ini dapat menjelaskan bahwa karya sastra dan berbagai hasil kebudayaan masa lalu manusia merupakan wadah perwujudan arketipe-arketipe dalam ketidaksadaran kolektif tersebut. Untuk membantu pemahaman terhadap motif dan arketipe yang terdapat dalam TGU skripsi ini juga menyajikan contoh_contoh pemunculan motif dan arketipe sejenis yang terdapat dalam cerita rakyat, mite, dan berbagai kepercayaan suku bangsa di dunia. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian novel TGU dengan pendekatan mitologis-arketipis adalah bahwa motif siklus kehidupan merupakan motif utama dalam novel tersebut, dan unsur tokoh, latar, citraan, dan alur merupakan perwujudan arketipe-arketipe yang saling terkait dan membangun motif siklus kehidupan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Paramaditha
"Mary dan Percy Shelley hidup pada masa yang sama, yaitu pada zaman Romantik yang identik dengan kebebasan dan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Karena itulah mitos Promotheus --- yang menjadi inspirasi bagi suami istri Shelley --- dianggap sesuai dengan semangat zaman ini. Pada saat yang sama Prometheus juga dikenal dengan aspek kreativitasnya. Aspek ini menurut zaman Romantik menjadikan Prometheus sebagai simbol kekuatan imajinasi manusia. Di sinilah letak pengalaman sublim. Pada dasarnya pengalaman sublim adalah keadaan di mana seseorang, dengan berkontemplasi dan menggunakan imajinasinya, mampu menjangkau a living spirit di balik alam. Pengalaman ini membuat si subyek mampu merasakan inward greatness of the soul (kebesaran jiwa) dan mengantarkannya kepada tahap diri yang lebih tinggi. Inilah yang dicari oleh Frankenstein dan Prometheus. Yang ditelaah di sini adalah bagaimana pencarian pengalaman sublim mereka terkait dengan ideotogi gender.
Sublim diasosiasikan dengan alam yang serba besar, megah, dan kuat atau dengan kata lain, alam yang bersifat maskulin. Sedangkan lawannya adalah beauty (keindahan) yang terdapat pada segala sesuatu yang kecil, halus, cantik, dan feminin. Pengkontrasan maskulin-feminin di sini digunakan untuk membedakan sublim dengan yang non-sublim. Sebaliknya, konsep sublim pun ikut mengkonstruksi hubungan antargender dengan menjadi legitimasi penyingkiran perempuan dari wilayah sublim. Namun ternyata penggambaran pengalaman sublim dalam kedua karya ini tidak mencerminkan pola yang seragam. Dalam Frankenstein memang tercermin penyingkiran itu, yaitu dengan kebisuan dan bahkan kematian tokoh-tokoh perempuan saat Frankenstein mencari mimpi maskulinnya. Sebaliknya, dalam Prometheus Unbound Shelley justru menggoyahkan kestabilan maskulinitas sublim dengan menjadikan Asia sebagai pahlawan dengan kekuatan cintanya yang sebenarnya lebih identik dengan keindahan dari pada sublim.
Maka saya mencoba mencari jawaban seperti apa sebenarnya ideologi gender kedua pengarang sehingga pengalaman sublim dalam kedua karya ini menjadi sangat berbeda. Saya menemukan bahwa Mary Shelley masih berpegang pada pandangan konvensional dengan membuat batasan tajam antara maskulin-feminin, namun terlihat bagaimana ia mencoba mengkritiknya dengan mengakhiri cerita dalam bentuk tragedi sebagai efek destruktif ambisi egois Frankenstein. Sebaliknya, memang terkesan bahwa pandangan Shelley lebih maju dari Mary. Tetapi ternyata di akhir cerita Asia berangsur menghilang dalam diri Prometheus yang saat itu justru dipuja-puja. Saya menyimpulkan adanya ambiguitas dalam ideologi gender Shelley. Di satu sisi ia ingin selangkah lebih maju dari Mary dengan mengaburkan hierarki maskulin-feminin, namun di sisi fain ia justru mengokohkan oposisi biner tersebut. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S14095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Indraria Sri M.F.
"Penelitian atas drama The Zoo Story karya Edward Albee dalam skripsi ini menggunakan pendekatan ekstrinsik. Konflik dalam drama The Zoo Story dikupas dengan menggunakan pandangan filsuf Jean-Paul Sartre, khususnya mengenai komunikasi/hubungan antar manusia. Tujuannya ialah memperlihatkan bahwa konflik dalam drama The Zoo Story adalah ungkapan dari persengketaan yang tak terelakkan dalam komunikasi antar manusia. Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan. Data-data sebagian besar didapatkan dari buku-buku, seperti buku kritik yang mengulas karya Edward Albee, buku-buku mengenai drama secara umum dan drama absurd, Berta ulasan mengenai filsafat abad 20, khususnya filsafat Jean-Paul Sartre. Drama The Zoo Story pada intinya menampilkan kontras dan konflik antara dua tokoh utamanya, yaitu Jerry dan Peter. Masalah konflik ini menarik karena ternyata yang ditampilkan, lebih jauh, adalah konflik yang terjadi dalam komunikasi antar manusia. Jean-Paul Sartre secara radikal pernah menyatakan bahwa pada dasarnya komunikasi antar manusia itu mustahil terjadi tanpa adanya sengketa. Seorang manusia adalah suatu subyek yang menghayati subyektifitasnya di dunia. Kehadiran manusia lain akan merusak penghayatan akan dunia. Suatu subyek seseorang, akan mempertahankan subyektifitasnya, bahkan di tengah-_tengah subyek lain orang lain sekalipun. Karena_nya, dalam komunikasi akan terjadi konflik diantar subyek-subyek yang ingin mempertahankan subyektifitasnya dengan menjadikan subyek lain sebagai obyek bagi dirinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Jerry dalam drama The Zoo Story adalah gambaran suatu subyek yang ingin menguasai dunia Peter, subyek lain. Meskipun pada awalnya Peter tidak terlalu peduli, pada akhirnya ia menyadari bahwa kehadiran Jerry merupakan ancaman bagi keberadaannya..Kesadaran ini membuat Peter bangkit mempertahankan subyektifitasnya. Konflik yang terjadi di antara Jerry dan Peter ini menunjukkan adanya konflik dalam komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Jean-Paul Sartre."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"We have now seen something of the state of religion in the time of Chaucer. All England was ostensibly Roman Catholic, but in the period under discussion many people had wandered away from the faith and strayed far from the Church and its rules. That Geoffrey Chaucer was aware of this can be guessed from the ironic way in which he delineates many of the religious figures in his Canterbury Tales..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S14080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanson, Clare
London: MacMillan Press, 1985
823.010.9 HAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moeljono Adikoesoemo
"Melalui pendekatan ekstrinsik dan instrinsik skripsi ini mengetengahkan adanya pesimisme yang dicerminkan dalam novel-novel Francis Scott Fitzgerakd. Novel-novel yang dimaksud adalah THIS SIDE OF PARADISE, THE GREAT GATSBY, THE BEAUTIFUL AND DAMNED, dan TENDER IS THE NIGHT. Novel-novel tersebut ditulis dalam dekade 1920 dan awal dekade 1930, namun gejala yang digambarkan dalam novel-novel tersebut memantulkan keadaan dalam dekade 1920..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waldo Eduard Bansaleng Bogar
"Skripsi ini ditulis untuk melihat dan membahas unsur-unsur drama tragedi aeperti yang ditulis Aristoteles dalam novelet TP. Tujuan kedua adalah menunjukkan bahwa koneep drama tragedi Aristoteles juga dapat diterapkan pada genre lain di luar drama, dalam hal ini sub-genre novelet. Juga untuk menunjukkan bahwa konsep tragedi Aristoteles dapat diterapkan pada novelet mod-ern. Ketiga, untuk menunjukken bahwa novelet movie) yang memiliki unsur-urisur drama tragedi seperti dibahas dengan menggunakan konsep tragedi Aristoteles. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah konsep tragedi Aristoteles yang ditulis beberapa abad sebelum Masehi. Adapun buku-buku sumber yang digunakan adalah Modern Tragedies and Aristotele's Theory karya K.S. Misra sebagai sumber utama. Sedangkan buku On Poetry and Style (terjemahan karya Aristoteles oleh G. M. A. Grube), Poetics and Rhetoric (terjemahan karya Arista--telee oleh Tbomae Twining) dan Claasical Literary Criti_cism (terjemahan karya Ariatotelee oleh T. S. Dorach). Konsep tragedi Aristoteles digunakan untuk membahas unsur-unsur alur, tragic hero, chorus dari nyanyian, thought dan character, pilihan kata, dan kiterraire dalam novelet The Pearl. Dari hasil analisis dalam skripsi ini ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, unsur-unsur drama tragedi yang disyaratkan Aristoteles, seperti alur, tragic hero, chorus, nyanyian, thought dan character, pilihan kata, serta karakteristik, ternyata dapat dijumpai dalarn novelet The Pearl. Dengan demikian, unsur-unsur drama tragedi tidak mutlak hanya menjadi milik genre drama saja, tetapi dapat juga dijumpai dalam novelet. Kedua, konsep tragedi Aristoteles dapat diterapkan pada genre lain di luar drama, dalarn hal ini Bub-gurme novelet: Konsep tragedi Aristoteles dapat diterapkan pada novelet modern, tetapi dengan sedikit penyesuairan. Dengan kata lain, konsep tragedi Aristoteles tidak ditafsirkan secara harfiah, tetapi sedikit liberal. Ketiga, kenyataan bahwa The Pearl dapat ditafsirkan melalui konsep tragedi Aristoteles membawa kita ke suatu kesimpulan bahwa novelet-novelet lain yang memiliki unsur-unsur drama tragedi seperti The Pearl juga mampu ditafsirkan melalui konsep yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>