Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Juita
Abstrak :
Peranan transportasi laut sangat dominan dalam memperlancar arus barang dan manusia, oleh karena itu keseimbangan penyediaan sarana dan prasarana transportasi laut harus dapat mengatasi kebutuhan permintaan akan jasa transportasi laut secara efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan prima kepada publik / masyarakat pengguna jasa tersebut. Tuntutan terhadap jasa transportasi laut yang cepat, tepat, aman dan nyaman, teratur dan terjangkau oleh para pengguna jasa semakin meningkat namun pemberian pelayanan yang prima dari aparat yang bekerja di lapangan atau tertib pelayanan perhubungan kurang dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang penuh. Sedangkan bagi publik / masyarakat pengguna jasa kurang merasakan/tersentuh atas pelayanan yang diberikan. Kondisis ini tidak dapat dibiarkan demikian saja, pemerintah dalam hal ini perlu segera membenahi permasalahan yang ditemui di lapangan dan menegembalikan apa yang menjadi Visi dan Misi Pelni yang sesungguhnya bukan hanya bentuk kiasan / slogan saja. Visi Pelni adalah menjadi perusahaan yang tangguh dengan jaringan internasional sedangkan Misinya adalah mengelola dan mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara dan meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu sumbangan PT.Pelni dalam membangun ketahanan nasional rute Tanjung Priok-Belawan, dari permasalahan tersebut diturunkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana manfaat dan kondisi pelayanan Pelni rute Tanjung Priok-Belawan. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sumbangan PT.Pelni terhadap ketahanan nasional. 3. Alternatif apa yang diambil PT. Pelni dalam membangun ketahanan nasional. Selanjutnya tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis manfaat serta pelayanan PT. Pelni rute Tanjung Priok - Belawan. 2. Menentukan bobot pengaruh factor-faktor dalam mengukur sumbangan PT. Pelni dalam membangun ketahanan nasional. 3. Atas dasar pertimbangan penduduk, manajemen, material, pemeliharaan dan perusahaan pemasuk akan diukur alternatif pilihan: Angkutan penumpang , Angkutan Barang dan kombinasi angkutan penumpang dan barang. Metode yang digunakan dan hasil penemuan penelitian : Metode penelitian untuk menjawab permasalahan pertama digunakan analisis deskriptif kualitatif yang dilengkapi dengan data dalam bentuk tabel yang menggunakan presentase, dan permasalahan dua dan tiga menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari Thomas Saaty yaitu suatu metode yang menentukan faktor-faktor dan bobot masing-masing faktor yang mempengaruhi dalam membangun ketahanan nasional serta menentukan pilihan angkutan mana yang akan dipilih oleh Pelni. 1. Tujuan penelitian nomor 1 diperoleh kesimpulan bahwa angkutan laut Pelni dirasakan oleh masyarakat manfaatnya khususnya rute Tanjung Priok- Belawan karena dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha yang sesuai pendapat responden sebanyak 83 %, masyarakat dapat dengan mudah mengunjungi keluarga dengan pendapat responden sebanyak 100%. Kemudian bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan sesuai pendapat responden sebanyak 90% serta bermanfaat dalam melakukan silaturahmi sesuai pendapat responden sebanyak 57 %. Namun pelayanan Pelni dirasakan kurang oleh penumpang yaitu antara lain kurang nyamannya penumpang akibat dari banyak kecoak yang berkeliaran sampai ketempat tidur, ketempat masak dan AC di kelas ekonomi kurang baik sebagaimana pendapat responden sebanyak 58 % menyatakan tidak nyaman dan penumpang kelas ekonomi tidur di bawah-bawah tangga serta di anjungan dan merokok di mana-mana tanpa melihat larangan merokok yang dapat membahayakan penumpang maupun para ABK. Pendapat responden sebanyak 56 % menyatakan ongkos masih terjangkau. Tujuan penelitian nomor 2 diperoleh kesimpulan bahwa: Menghasilkan bobot prioritas yang mesti diimplementasikan dalam kinerja Pelni yaitu kriteria yang memiliki bobot yang lebih besar adalah faktor penduduk dengan pembobotan dari hasil pengukuran tersebut sebesar 35,3 % , faktor manajemen dengan bobot 25,2 % , pemeliharaan dengan bobot 19,4 %, Perusahaan Pemasok dengan bobot 10,1 % dan Material dengan bobot 10 %. Selanjutnya dari hasil print out sebagai hasil sintesis secara keseluruhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor dan sub kriteria sub kriteria yang dapat disimpulkan bahwa prioritas utama pilihan dari Pelni adalah pada angkutan penumpang sebesar 52,3 %, kemudian prioritas kedua adalah kombinasi angkutan penumpang dan barang sebanyak 28,8 % dan prioritas ketiga atau terakhir adalah angkutan barang sebanyak 8,8 %.
Sea transportation plays a very dominant role in smoothing flow of goods and passengers; therefore, balanced provision of sea transportation facilities and infrastructures should be able to meet the demand for sea transportation services effectively and efficiently in providing maximum services to the service users. The demand for fast, proper, safe, convenient, orderly, and affordable sea transportation services by the service users is considerably increasing, but the provision there of by the apparatuses working in the field, or transportation services, are not implemented with full sense of responsibility. On the other hand, services users are not satisfied with the given services. This condition cannot be taken for granted. In this case, the government needs to immediately rectify the problems found in the field and to restore what becomes Pelni's Vision and Mission that are not simply slogans. Pelni's Vision is to become a robust company with international networks, while its mission is to manage and develop sea transportation in support of the achievement of wawasan nusantara (nation?s insight) and to improve contribution to the state revenues. The question asked in this study was how were PT Pelni's contributions in developing the national resilience on the rote of Tanjung Priok- Belawan, from which the following subsidiary questions were derived 1. How were the benefits and conditions of services? 2. What factors did affect PT. Pelni's contribution to the national resilience? 3. What alternative did PT. Pelni take in developing the national resilience? Further, this study had the following objectives: 1. To analyze the benefits and conditions of services. 2. To determine the extents of the affecting factors in measuring PT. Pelni's contribution to developing the national resilience. 3. With due consideration of population, management, material, maintenance and Supplier Company, alternative option would be measured: passenger transportation, goods transportation and combined passenger and goods transportation. Methods used and research outcome: Research method used to answer the first subsidiary question was qualitative-descriptive analysis, complete with data in the form of tables using percentage, while that for the second and the third subsidiary questions was Analytical Hierarchy Process (AHP) from Thomas Saaty, i.e. a method determining factors and value of each factor affecting the development of the national resilience as well as the mode of transportation to be used by Pelni. 1. Objective No. 1 returned conclusion that Pelni provided sea transportation would benefit the public, particularly on the route of Tanjung Priok - Belawan, because it would ease the public in conducting business activities (83 % of total respondents), the public could easily visit their families (100 % of total respondents), it would help improve education (90 % of total respondents), and it would help public maintain bonds of relationship (57 % of total respondents). Pelni's services did not satisfy the passengers because, among other things, lack of convenience due to cockroaches being seen everywhere - even at sleeping and cooking areas, air conditioners at economic class were less good as 68 % of total respondents said they were not comfortable, and economic class passengers were sleeping below stairs and at ship's bridge, passengers were seen smoking not observing no smoking signs and this could endanger passengers and ship crews. 56 % of total respondents said that the fares were affordable. 2. Objective No. 2 returned conclusion that : producing values of priority that should be implemented in Pelni's performance, i.e. the criteria having higher value were population factor with value from said measuring being 35.3%, management factor with value of 25.2%, maintenance with value of 19.4%, supplier Company with value of 10.1%, and material with value of 10%. 3. Further, from the outcome of print out as a result of overall synthesis with due consideration of the factors and sub-criteria, it can be concluded that priority options for Pelni are passenger transportation being 52.3%, combined passenger and goods transportation being 28.8% and goods transportation being 8.8%, as first, second and third priorities respectively.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Lavika
Abstrak :
Perubahan era ekonomi industri ke era ekonomi informasi telah membawa dampak timbulnya konsumen yang mengalami hiperinformasi (pada sisi supply) dan hiperkompetisi (pada sisi demand). Merek menjadi semakin mirip, sementara konsumen menjadi kebingungan memilih. Akibatnya diferensiasi menjadi suatu kebutuhan mutlak dalam bidang pemasaran, khususnya komunikasi pemasaran. Tesis ini mencoba mendefinisikan diferensiasi yang efektif dalam komunikasi pemasaran sebagai upaya diferensiasi yang menghasilkan persepsi beda yang mendorong timbulnya preferensi mengkonsumsi. Jadi dalam tesis ini dibedakan antara diferensiasi yang efektif dengan diferensiasi semu (tanpa preferensi), preferensi semu (tanpa persepsi beda) dan diferensiasi gagal (tidak menghasilkan persepsi beda dan preferensi). Penelitian dilakukan dengan uji asosiasi untuk melihat hubungan persepsi beda yang dihasilkan dengan preferensi mengkonsumsi, untuk dapat pada akhirnya melihat kecenderungan hasil dari upaya diferensiasi. Untuk memahami persepsi beda di benak konsumen juga dilakukan penelitian dengan Multi Dimensional Scaling (MDS) sebagai pelengkap, agar dapat megetahui posisi produk di benak konsumen dan apa yang menjadi dimensi dasar penentuan posisi tersebut. Tesis komunikasi pemasaran ini juga mernperkenalkan Model Konstruksi Diferensiasi untuk membentuk suatu diferensiasi yang efektif dengan membentuk faktor beda untuk menghasilkan persepsi beda dan faktor urgency untuk mendorong preferensi mengkonsumsi. Model digunakan untuk membentuk suatu upaya diferensiasi dalam bentuk jasa Wealth Advisory yang akan memberikan advokasi pengelolaan aset dengan denominasi US Dollar pada program-program Capital Protected Investment diluar negeri (Singapura). Respon atas upaya ini diteliti dengan uji asosiasi (Crosstabs) dan Multi Dimensional Scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara persepsi beda dan preferensi untuk menggunakan jasa Wealth Advisory tersebut (Hasil uji Asosiasi). Analisa dengan Crosstabs menggambarkan respon responden dalam kategori diferensiasi efektif (37%), diferensiasi semu (17%), preferensi semu (18%), dan diferensiasi gagal (28%). Hasil ini dimasukkan dalam Matriks Efektivitas Diferensiasi untuk menggambarkan posisi hasil upaya diferensiasi. Hasilnya terlihat bahwa upaya diferensiasi pada prinsipnya cukup baik, sehingga pembentukan jasa Wealth Advisory bisa direkomendasikan dengan beberapa catatan. Diharapkan penerapan konsep dan teori pada studi kasus penelitian dapat menjadi gambaran aplikasi Model Konstruksi Diferensiasi untuk membentuk diferensiasi yang efektif dalam komunikasi pemasaran. V Bab + 140 halaman + xiv halaman awal + 2 alur + 25 gambar + 10 label + 2 matriks + 5 lampiran; Daftar Pustaka 33 buku + 2 modul + 3 artikel majalah & tabloid (2002-2003)
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wibisono
Abstrak :
Mahalnya harga rumah merupakan permasalahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program perumahan bersubsidi diharapkan dapat mengurangi kekurangan suplai perumahan (backlog) terhadap permintaan dan kebutuhan di masyarakat. Seiring berjalannya program, ternyata masih banyak masyarakat yang masih kesulitan untuk mendapatkan fasilitas subsidi tersebut. Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk paling banyak di Jawa Barat mencapai 4,7 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat 127% pada tahun 2030. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah program Fasilitas Likuiditas Perumahan Bersubsidi (FLPP) telah berjalan efektif, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan program Fasilitas Likuiditas Perumahan Bersubsidi (FLPP) agar kebijakan program dapat berjalan efektif dalam implementasinya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabulasi silang untuk melihat faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitian didapatkan bahwa ketepatan sasaran pada program perumahan bersubsidi FLPP di Kabupaten Bogor masih dibawah 75% yang artinya tidak efektif, serta aktor yang mempengaruhi ketepatan tersebut adalah gaji pokok, pendidikan dan usia.
The high price of the house is a problem for low-income communities. Subsidized housing program is expected to reduce the shortage of housing supply (backlog) of the demand and need in the community. Over the program, there are still many people who are still difficult to obtain the subsidy facility. Bogor Regency has the most population in West Java reached 4.7 million people and is predicted to increase by 127% in 2030. The purpose of this study is to analyze whether the subsidized housing program Finance Housing Liquidity Facility (FLPP) are effective, then to identified the factors that influence the success of subsidized housing program Finance Housing Liquidity Facility (FLPP) so that policies can be effective program in implementation. The method used is descriptive quantitative by using cross tabulation to look at the factors that influence. The results showed that the targeting accuracy in subsidized housing programs FLPP in Bogor still below 75% which means ineffective, and the actors that influence the accuracy is the basic salary, education and age.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Glenda Joy Lamhot Taruli
Abstrak :
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan melaksanakan keselamatan pasien dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dalam kesehariannya. Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien karena komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien di rumah sakit. Komunikasi yang efektif antar dokter spesialis dan dokter umum dapat meningkatkan mutu pelayanan. Ketidakpatuhan dokter dalam menerapkan kegiatan komunikasi efektif dapat menyebabkan masalah bagi pelayanan terutama dalam keselamatan pasien dan mutu pelayanan, ditemukan masih banyaknya instruksi yang belum diverifikasi oleh dokter spesialis juga menjadi permasalahan di Rumah Sakit Siloam. Oleh karena itu, perlu diketahui permasalahan yang mempengaruhi penerapan sasaran keselamatan pasien khususnya komunikasi efektif sehingga diharapkan perbaikan dalam penerapan sasaran keselamatan pasien di RS Siloam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan dan kualitatif yaitu dengan wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi dan mendapatkan pola mengenai komunikasi dokter spesialis dan dokter umum dalam program sasaran keselamatan pasien. Populasi penelitian ini adalah dokter spesialis dan dokter umum di instalasi rawat inap. Penerapan komunikasi efektif pada dokter umum cukup baik dibandingkan dengan dokter spesialis. Masih banyaknya dokter spesialis yang belum terpapar dengan pengetahuan sasaran keselamatan pasien khususnya komunikasi efektif mempengaruhi penerapan ini, kurangnya pelatihan, sosialisasi akan kebijakan rumah sakit juga ambil andil dalam penerapan komunikasi efektif pada dokter spesialis dan dokter umum. ...... One way to improve the quality of hospital services is to implement patient safety in carrying out health services in their daily life. Effective communication is a key element of patient safety goals because communication is the first cause of patient safety problems in hospitals. Effective communication between specialists and general practitioners can improve the quality of care. Non-compliance of doctors in applying effective communication activities can cause problems for services, especially in patient safety and service quality, it is found that the number of unverified instructions by specialists is also a problem at Siloam Hospital. Therefore, please note the problems that affect the implementation of patient safety goals, especially effective communication so that the expected improvement in the application of patient safety goals at RS Siloam. This research is a descriptive analytic research with quantitative approach by using cross sectional approach that is by doing measurement or observation at the same time and qualitative that is by depth interview. This study aims to explore more deeply and get a pattern about the communication of specialist doctors and general practitioners in the target patient's safety program. The population of this study are specialist doctors and general practitioners in inpatient installation. The application of effective communication to general practitioners is quite good compared to specialists. There are still many specialist doctors who have not been exposed to the knowledge of patient safety goals especially effective communication affecting this application, lack of training, socialization of hospital policy also take part in the application of effective communication to specialists and general practitioners.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriningrum Pujilestari
Abstrak :
China Tiongkok mendukung kebijakan devaluasi dengan menyesuaikan nilai mata uangnya agar tetap bernilai rendah yang menjadi salah satu isu penyebab ketidakseimbangan global. Penelitian ini difokuskan untuk memahami hubungan antara nilai tukar efektif riil REER terhadap neraca perdagangan China Tiongkok dengan mitra dagang melalui penggunaan efek Kurva-J untuk jangka pendek, dan Marshall-Lerner condition untuk jangka panjang menggunakan data kuartal tahun 2001-2015. Metode estimasi yang digunakan adalah metode kointegrasi dan pendekatan Error Correction Model ECM .Hasil penelitian menunjukkan devaluasi nilai tukar efektif riil berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca perdagangan di negara China Tiongkok . Hasil ini menunjukkan adanya gejala Kurva-J namun tidak terbukti sepenuhnya. Lebih lanjut, kondisi Marshall ndash; Lerner terpenuhi pada neraca perdagangan China Tiongkok yang menunjukkan pelemahan nilai tukar efektif riil akan memperbaiki kinerja neraca perdagangan dalam jangka panjang. ......China supports the devaluation policy by adjusting the value of its currency to remain undervalued, giving rise to the issue of the cause of global imbalances. This study focuses on understanding the relationship between real effective exchange rate REER and the trade balance between China and its trading partners through the use of the J Curve effect for the short term, and Marshall Lerner conditions for the long term with the observation period from 2001Q4 2015Q4.Using cointegration method and Error Correction Model ECM approach, the result shows that devaluation of real effective exchange rate has positive and significant effect on trade balance in China. These results indicate symptoms of the J Curve but are not proven significantly. Furthermore, Marshall Lerner 39 s condition is found in China 39 s trade balance which shows the weakening of real effective exchange rate will improve the performance of the trade balance in the long run.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onek Gunawan
Abstrak :
Meningkatnya aktivitas eksploitasi dan kegiatan indutri pengolahan bijih Timah (SnO2) di pulau Bangka berpotensi menyebabkan kenaikan konsentrasi dan aktivitas TENOR (Technologically Enchanced Naturally Occurring Radioaktive Materials) di permukaan. Peningkatan konsentrasi dan aktivitas TENORM akan memberikan dampak bagi keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan. Pada penelitian ini diperoleh konsentrasi aktivitas TENORM pada Tin Slag yang cukup tinggi yaitu di atas 1 Bq/g untuk Th-232, Th-228, U-238 dan Ra-226. Sedangkan untuk radionuklida K-40 masih berada pada level alam yaitu maksimum 2,16 Bq/g dari batas maksimal yang ditentukan 10 Bq/g. Sebagai konsekuensi tingginya aktivitas deret Th-232 dan U-238 adalah Tin Slag pada penelitian ini memiliki karakteristik nilai rata-rata Radium Equivalent Activity (Raeq) dan External Hazard Index (Hi) masing-masing sebesar 27,08 Bq/g dan 73,14 sedangkan batasan maksimum yang ditentukan oleh United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) 2000 masing-masing sebesar 0,37 Bq/g untuk Raeq dan 1 untuk Hi. Konsekuensi lain yang diperoleh adalah tingginya dosis absorbsi dan dosis efektif yang mungkin diterima pekerja dimana dalam penelitian ini diperoleh masing-masing untuk dosis absorbsi sebesar 12104 nGy/jam dan dosis efektif 23,04 mSv/tahun. Dari simulasi menggunakan perangkat RESRAD ONSITE diketahui terdapat kenaikan dosis efektif sampai batas maksimum pada tahun ke-20 sebesar 27,17 mSv/tahun jauh di atas ambang 20 mSv/tahun untuk pekerja radiasi. Selain itu diperoleh pola kontribusi dosis untuk tiap radionuklida sampai tahun ke-60 dimana dari total keseluruhan kontribusi hampir semuanya didominasi oleh deret Th-232 yaitu lebih dari 50 % dari total dosis. Estimasi peluang terjadinya kanker menunjukan nilai maksimum 63 x 10-3 hal ini berarti terdapat 63 dari 1000 kejadian, nilai ini juga berada di atas nilai ambang yang ditetapkan United States Evironmental Protection Agency (EPA) yaitu pada skala 10-4.
Increased activity of exploitation and industrial activities of Tin Ore processing (SnO2) in Bangka Island has the potential to increase the concentration and activity of TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioaktive Materials) on the surface. Increasing TENORM concentration and activities will have an impact on workers and environment. In this research, TENORM activity concentration in Tin Slag is higher than 1 Bq/g for Th-232, Th-228, U-238 and Ra-226. K-40 is still at a natural level that is a maximum of 2,16 Bq/g from the maximum limit specified 10 Bq/g. As a consequence of the high level of activity of Th-232 and U-238 series is Tin Slag in this research has characteristic of average value of Radium Equivalent Activity (Raeq) and External Hazard Index (Hi) respectively 27,08 Bq/g and 73, 14 while the maximum limit determined by the United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) 2000 was 0.37 Bq/g for Raeq and 1 for Hi. Another consequence is the high absorption dose and high the effective dose will be received by the workers. In present research we found high value for absorption dose and effective dose are respectively 12104 nGy/hour and 23.04 mSv/year. From the simulation using the RESRAD ONSITE device is known that effective dose will increase up to the maximum limit (27.17 mSv/year ) in the 20th year. It is above the threshold 20 mSv/year for radiation workers. In addition, from dose contribution pattern ,we found from total contribution dose is more than 50 % dominated by Th-232 series. The probability of cancer indicate a maximum value of 63 x 10-3, this means there are 63 out of 1000 events, this value is also above the threshold value set by United States Evironmental Protection Agency (EPA) on scale 10-4.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gede Saraswasta
Abstrak :
Pendahuluan: Kegagalan dalam melakukan komunikasi efektif merupakan akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien. Penerapan meningkatkan kualitas dari dokumentasi sehingga memberikan informasi yang berkualitas. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik dan penerimaan perawat dalam menggunakan END dengan implementasi komunikasi efektif. Metode: Rancangan cross sectional menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel berjumlah 243 perawat. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penerimaan perawat yaitu 0,371 – 0,699 (cronbach’s alpha 0,897) dan komunikasi efektif yaitu 0,396 – 0,946 (cronbach’s alpha 0,965). Pengumpulan data menggunakan aplikasi google form. Hasil: Karakteristik perawat tidak berhubungan (p>0,05) dengan komunikasi efektif, kecuali status kepegawaian. Sedangkan penerimaan perawat menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,0001, r=0,762). Faktor yang paling memengaruhi komunikasi efektif yaitu penerimaan perawat (nilai Beta 0,763). Kesimpulan: Karakteristik perawat tidak berhubungan dengan komunikasi efektif, kecuali status kepegawaian. Sedangkan penerimaan perawat berhubungan dengan komunikasi efektif. Rekomendasi yaitu meningkatkan penerimaan perawat dengan melibatkan perawat dalam pengembangan sistem serta mendorong pengembangan professional berkelanjutan. ......Introduction: Failures occurred while conducting effective communication were considered as the root causes those led patient safety incidents. The implementation of END improved the documentation quality therefore it provided qualified information. Objective: Identified the correlation of characteristics and nurse acceptance in using END with effective communication implementation. Method: Cross-sectional design used simple random sampling technique with a sample of 243 nurses. The results of the validity and reliability test on nurse acceptance instrument were 0.371 - 0.699 (Cronbach’s alpha 0.897) and effective communication were 0.396 - 0.946 (Cronbach’s alpha 0.965). Data collection used the google form application. Results: Nurses' characteristics was unrelated (p> 0.05) to effective communication, except regarding to staffing status. While, nurse acceptance was significant correlated to it (p = 0.0001, r = 0.762). Factor that influenced effective communication the most was nurse acceptance (Beta value 0.543). Conclusion: Nurses' characteristics were unrelated to effective communication, except staffing status. While, nurse acceptance was related to effective communication. The recommendation is to increase nurse acceptance by involving nurses in the development of the system and encourage ongoing professional development.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Hanie Fatimah
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Perceived Organizational Support (POS) dan intensi untuk meninggalkan pekerjaan pada karyawan PT. XYZ. Pada tesis ini dilakukan juga intervensi Effective Feedback Training pada atasan yang dilanjutkan dengan pemberian POS dan menurunkan intensi untuk meninggalkan pekerjaan. Data dari 10 orang karyawan pada level staf dari cabang klinik yang dihitung dengan menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatid antara POS dan intensi untuk meninggalkan pekerjaan, dengan r = -0.929. Artinya jika POS ditingkatkan, maka intensi karyawan untuk meninggalkan pekerjaan dapat diturunkan. Dalam tesis ini, POS ditingkatkan dengan pemberian effective feedback trainingpada atasan, dan dilanjutkan dengan praktek pemberian feedback dari atasan kepada bawahan. Efek intervensi diukur dengan membandingkan data pre dan post-test pada variabel POS dan intensi untuk meninggalkan pekerjaan dengan menggunakan paired-samples t-test. Hasil menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada POS dan intensi untuk meninggalkan pekerjaan pada karyawan PT. XYZ setelah diberikan feedback dari atasan, dengan nilai t sebesar 3.017 dan signifikansi 0.015.
The purpose of this research is to study the correlation of Perceived Organizational Support (POS and intention to turnover of the employee at XYZ Company. In this thesis, researcher conducted the Effective Feedback Training for the supervisor, then the supervisor practice the feedback process to subordinate, to improve POS and reduce intention to turnover. Data from 10 employees from clinic branch that calculated with Pearson Correlation shows that there's significant correlation (negarive correlation) between POS and intention to turnover, with r=-0.929. It means, when the POS was improved, the intention to turnover could be reduced. To improve the POS, researcher conducted the effective feedback training for supervisor, and the supervisor practice the effective feedback process to the subordinate. The effect of the intervention is significant from the compared-mean test (Paired-Samples T-Test). It means there is significant differences in POS and intention to turnover score after the intervention. The value of t is 3.017 and the significant level is 0.015.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30711
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Miriam Septina
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas program coaching effective communication untuk meningkatkan job satisfaction dan menurunkan intensi turnover pada engineer di PT. AI. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian action research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 30 engineer di site Asam-asam dan Satui. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi alat ukur job satisfaction (Spector, 1997) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.938 dan alat ukur intensi turnover (Mobley, Horner, & Hollingsworth, 1978) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.952. Peneliti menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut dan uji Wilcoxon Signed-Rank Test untuk melihat perbedaan signifikansi dari skor pre test dan post test materi intervensi yang diberikan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara job satisfaction dengan intensi turnover dengan nilai korelasi sebesar -0,730 dan signifikansi 0,000 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya kepuasan kerja para engineer maka intensi turnover mereka akan semakin rendah. Selain itu juga terdapat perbedaan skor pre test dan post test materi intervensi yang signifikan (p=0.012<0.05) sebelum dan sesudah intervensi coaching effective communication. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa coaching effective communication dapat meningkatkan pemahaman para engineer terhadap materi intervensi effective communication. ......The study was conducted to see the effectiveness of coaching effective communication programs to enhance job satisfaction and reduce turnover intentions of engineer employee at PT. AI. This study used action research studies with 30 engineers on Asam-asam and Satui site as the participants. The research that was used job satisfaction survey (Spector, 1997) with coefficient alpha score (α) 0.938 and turnover intentions survey (Mobley, Horner, and Hollingsworth, 1978) with coefficient alpha score (α) 0.952. The Pearson correlation technique was used to determine the relationship between two variables and the Wilcoxon Signed-Rank Test was used to see the significance differences from pre and post test scores of the given intervention materials. The results showed a significant and negative relationship between job satisfaction and turnover intentions with a correlation value of -0.730 and significance of 0.000 (p <0.01). It showed that with increasing job satisfaction so engineer?s intention turnover will be decrease. In addition, there were significant differences from pre and post test scores (p=0.012<0.05) of interventions material before and after the intervention of coaching effective communication. The analysis results showed that effective communication coaching can enhance the understanding of the engineer of the intervention effective communication materials.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31840
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Kurniadi
Abstrak :
ABSTRAK
Self efficacy pembimbing klinik mampu meningkatkan sosialisasi keperawatan profesional kepada mahasiswa keperawatan. Akan tetapi kenyataan dilapangan terbukti masih rendah dan kurang mendapat perhatian. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh penerapan modul bimbingan klinik efektif(MBKE) terhadap self efficacy pembimbing klinik. Metode penelitian tahap satu menggunakan kualitatif untuk mengidentifikasi modul bimbingan klinik yang di harapkan oleh mahasiswa program Ners. Hasil penelitiannya adalah teridentifikasi 10 tema yang dijadikan 5 dimensi. Hasil ini dilakukan konsul pakar yang menghasilkan modul bimbingan klinik efektif (MBKE). Model ini dilengkapi buku panduan implementasi dan modul materi pelatihan. Metode penelitian tahap kedua menggunakan disain pre-post test with control group, digunakan untuk mengetahui pengaruh MBKE terhadap pengetahuan, sikap, dan self efficacy. Pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling, yang menghasilkan 74 perawat (37 kelompok intervensi dan 37 kelompok kontrol). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pelatihan BKE: 1) mampu meningkatan pengetahuan (p value=0,00), sikap (p value=0,00), dan self efficacy (p value=0,00) pembimbing klinik; 2) pengaruh terbesar terhadap pengetahuan (77%). Simpulan yaitu pelatihan MBKE mampu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan self efficacy pembimbing klinik, serta pengaruh terbesar dalam meningkatkan pengetahuan (77%). Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menambah variabel yang berdampak langsung kepada mahasiswa keperawatan
ABSTRACT
Self efficacy of clinical nurse instructors (CNI?s) could improve the socialization of nursing professional of nursing students, whereas, on the fact that their self efficacy was still low. The purpose of this study was to know the effect of effective clinical teaching model to CNI?s self efficacy. The the first step used qualitatif research with phenomology design, that resulted 10 themes and become 5 dimensions as clinical teaching that was hoped by nursing student. After consulting to two nursing expert, finally it formed effective clinical teaching module (ECTM). The second step used pre-post test with control group design, to know the effects of ECTM by training toward knowledge, attitudes, and self efficacy. The sampling method used consecutive sampling that included 74 CNI?s (37 intervention and 37 control). The researh result showed that ECTM training: 1) could improve significantly(P value 0,00), the variable knowledge, attitudes and self efficacy; 2) knowledge variable most effected (77%). The conclusion were the ECT training significantly improved knowledge, attitudes and self efficacy of CNI?S, and knowledge was the most effected variable. The next research conduct study with many variables that directly effect to nursing students.
2016
D2223
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>