Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Fauzi Suskhan
"Latar belakang: Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum persalinan. KPD dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengancam nyawa baik bagi ibu maupun bayi. Penelitian ini akan memberikan gambaran yang faktual, sistematis, dan terbaru mengenai fakta terkait kejadian ketuban pecah dini di RSCM dengan karakteristik demografi yang diselidiki. Metode: Penelitian observasional deskriptif ini mengggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah Ibu hamil yang bersalin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode Agustus hingga Desember 2021 dengan besar sampel sebanyak 80 subjek yang dalam rekam medis terdiagnosis mengalami ketuban pecah dini, diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan umur pasien diantara 16—46 tahun dengan rata-rata 29.4541 6.559. Lama pendidikan formal yang ditempuh mayoritas pasien maupun pasangannya, yakni 7 – 12 tahun baik pasien (60%) maupun pasangannya (72.5%). Jenis pekerjaan pasien didominasi oleh yang tidak bekerja (62.5%) sedangkan untuk pasangan didominasi oleh karyawan swasta (52.5%). Alamat asal tempat tinggal pasien yang memiliki persentase terbesar berasal dari Jakarta Timur (33.8%). Sebagian besar pasien multigravida (63.7%), tetapi hampir setengahnya nullipara (46.3%), dan hampir seluruh pasien tidak memiliki riwayat KPD sebelumnya (96.3%). Kesimpulan: Mayoritas pasien KPD pada penelitian ini memiliki ciri-ciri: lulusan SMA/sederajat (48.8%), tidak bekerja (62.5%), bertempat tinggal di Kota Jakarta Timur (27%), multigravida (63.7%), nullipara (46.3%), dan tidak memiliki riwayat KPD (96.3%).

Introduction: Premature rupture of membrane (PROM) is defined as the rupture of the amniotic sac before the onset of labor. PROM may cause complications that threaten the mother's and her baby's lives. This research will give factual, systematic, and newest information on the case of premature rupture of membrane at RSCM. Methods: This cross-sectional study used a descriptive observational approach. The population are pregnant women that gave birth at RSCM from August to December 2021. Total of 80 samples was obtained using purposive sampling from secondary data in the medical records that were diagnosed with premature rupture of membrane. Result: In this study, the patient's age was between 16 and 46 years with an average of 29.4541 ± 6.559. The length of formal education taken by the majority of patients and their partners is 7-12 years, both patients (60%) and their partners (72.5%). The type of jobs of patients is dominated by those who do not work (62.5%) while for couples it is dominated by private employees (52.5%). The patient's residence address which has the largest percentage comes from East Jakarta (33.8%). Most of the patients were multigravida (63.7%), but almost half were nulliparous (46.3%), and almost all patients had no previous history of PROM (96.3%). Conclusion: The majority of PROM patients in this study had the following characteristics: high school graduates/equivalent (48.8%), not working (62.5%), residing in East Jakarta City (27%), multigravida (63.7%), nullipara (46.3%), and had no history of PROM (96.3%)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
"Industri pariwisata memainkan peran utama yang memicu pertumbuhan ekonomi dan merangsang pengembangan sektor lain di suatu wilayah. Kunjungan wisatawan di dalamnya menjadi penentu keberhasilan pariwisata suatu daerah, dan Kota Bogor mencatatkan prestasi tinggi dalam jumlah kunjungan. Potensi Kota Bogor dalam pariwisata didukung oleh berbagai objek wisata yang memainkan peran kunci dalam menarik wisatawan dan memicu motivasi untuk melakukan perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi objek wisata Kota Bogor berdasarkan karakteristik demografi wisatawan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis statistik deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan satu objek didominasi wisatawan usia 24 - 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan pekerjaan pegawai swasta. Wisatawan dua objek wisata didominasi wisatawan usia 17 - 23 tahun, 30 - 40 tahun, dan lebih dari 40 tahun, jenis kelamin perempuan, dan pekerjaan pegawai swasta. Wisatawan tiga objek wisata didominasi wisatawan usia 17 - 23 tahun, 30 - 40 tahun, dan lebih dari 40 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan pekerjaan pegawai swasta. Motivasi dominan untuk wisatawan satu objek wisata, wisatawan dua objek wisata, dan wisatawan tiga objek wisata adalah adalah restorasi.

The tourism industry plays a primary role in triggering economic growth and stimulating the development of other sectors in a region. Tourist visits are a decisive factor for the success of tourism in an area, and the city of Bogor has achieved high performance in terms of visitor numbers. The tourism potential of Bogor is supported by various tourist attractions that play a key role in attracting visitors and motivating them to travel. This research aims to analyze the preferences for tourist attractions in Bogor based on the demographic characteristics of tourists. The research methodology involves descriptive statistical analysis and spatial analysis. The research findings indicate that visitors to the first tourist attraction are predominantly in the age group of 24 to 30 years, male, and employed in the private sector. Visitors to the second tourist attraction are dominated by individuals aged 17 to 23 years, 30 to 40 years, and over 40 years, female, and employed in the private sector. Visitors to the third tourist attraction are predominantly in the age groups of 17 to 23 years, 30 to 40 years, and over 40 years, both male and female, and employed in the private sector. The dominant motivation for tourists with one tourist attraction, tourists with two tourist attractions, and tourists with three tourist attractions is restoration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Zein Nuridzin
"Latar belakang: Indonesia termasuk negara dengan jumlah kejadian bencana yang banyak dan jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Namun sistem yang ada saat ini belum merespon kebutuhan korban bencana terutama pada kondisi pascabencana dimana jaringan seringkali tidak berfungsi.
Tujuan: Mengembangkan prototipe sistem informasi kebencanaan yang dapat digunakan dalam peningkatan respon yang cepat dan tepat saat terjadi bencana, mulai dari prediksi korban, pendataan, pemetaan masalah, dan penentuan wilayah prioritas sesuai dengan kebutuhan di lokasi terdampak bencana.
Metode: Analisis kebutuhan sistem melalui literature review dan wawancara mendalam kepada sembilan informan, dilanjutkan dengan perancangan prototipe sistem informasi kebencanaan, pengumpulan data fasilitas berbasis online, dan perancangan dashboard sistem informasi kebencanaan.
Hasil: Prototipe sistem informasi kebencanaan telah dibuat meliputi pengumpulan data yang sesuai untuk kejadian bencana (dapat digunakan secara offline), terintegrasi dengan surveilans demografi dan kesehatan (SDK) dan data prabencana, beserta dashboard Sistem Informasi Kebencanaan yang user friendly dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kesimpulan: Peluang pengembangan sistem informasi kebencanaan sangat memungkinkan untuk dilakukan (feasible) dengan integrasi data SDK dan data prabencana (meliputi kontak dan koordinat untuk fasilitas kesehatan, ambulans umum, perkiraan tempat untuk pengungsian, fasilitas air bersih, MCK). Prototipe ini sesuai dengan kondisi bencana, membuat proses pencatatan dapat lebih cepat, efektif dan dapat menampilkan dashboard interaktif berbasis SIG untuk prediksi korban berdasarkan kelompok rentan, kebutuhan bantuan logistik, perencanaan tempat pengungsian dan fasilitas yang tersedia, serta untuk koordinasi dengan fasilitas kesehatan, dan pembagian sumber daya maupun relawan sesuai hasil pemetaan prioritas wilayah.

Background: Indonesia is a country with a large number of disaster events and the number tends to increase. However, the current system has not responded to the needs of disaster victims, especially in post-disaster conditions where the network often does not function.
Objective: Develop a prototype of a disaster information system that can be used to improve a fast and accurate response when a disaster occurs, starting from disaster victims prediction, data collection, problem mapping, and determining priority areas according to needs in disaster-affected locations.
Method: Analysis of system requirements through literature review and in-depth interviews with nine informants, followed by the design of a disaster information system prototype, online-based facility data collection and the design of a disaster information system dashboard.
Results: A prototype of a disaster information system has been created which includes data collection suitable for disaster events (can be used offline), integrated with demographic and health surveillance (DHS) and pre-disaster data, along with a user-friendly disaster information system dashboard by utilizing the geographic information system (GIS).
Conclusion: Opportunities to develop a disaster information system are very possible with the integration of DHS data and pre-disaster data (including contacts and coordinates for health facilities, public ambulances, estimated places for evacuation, clean water facilities, toilets). This prototype is in accordance with disaster conditions, making the recording process faster, more effective and able to display a GIS-based interactive dashboard for prediction of victims based on vulnerable groups, logistical assistance needs, planning for evacuation places and available facilities, and for coordination with health facilities, and distribution resources and volunteers according to the results of regional priority mapping.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabe Gusmi Aprilla
"Pada tahun 2017 dan 2018, Puskesmas Kecamatan Cakung telah melakukan orientasi asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur kepada 77 orang kader dari 5 kelurahan yaitu Penggilingan, Pulo Gebang, Jatinegara, Ujung Menteng dan Cakung Barat. Dalam kurun waktu 3-6 bulan selesai orientasi, diharapkan kader membentuk kelompok asuhan mandiri. Namun baru terbentuk satu kelompok asuhan mandiri yaitu di Kelurahan Penggilingan, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisa hubungan faktor demografi dan motivasi kader asuhan mandiri dengan partisipasinya. Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengisi kuisioner dan observasi dokumen. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimen dengan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar kader asuhan mandiri berstatus ibu rumah tangga, menikah, berusia > 46 tahun, berpendidikan menengah, pendapatan < UMP DKI dan lama kerja < 5 tahun. Sebagian besar motivasi rendah 39 orang (60%) dan sisanya motivasi tinggi 26 orang (40%) dan partisipasi rendah 33 orang (50,8%) dan sisanya partisipasi tinggi 32 orang (49,2%). Faktor lama kerja kader asuhan mandiri > 5 tahun dapat meningkatkan 4 kali partisipasi, sedangkan penghargaan meningkatkan 0,1 kali. Kesimpulan: lama kerja > 5 tahun dan penghargaan meningkatkan partisipasi kader asuhan mandiri. Saran: perlu bantuan bibit tanaman obat tradisional, pelatihan berjenjang dan berkala, pembinaan berkala, studi banding, penilaian kelompok asuhan mandiri dan family gathering untuk meningkatkan motivasi kader asuhan mandiri.

In 2017 and 2018, the Cakung Community Health Center has given self care orientation using the herbal garden and acupressure for 77 cadres from 5 sub-district namely Penggilingan, Pulo Gebang, Jatinegara, Ujung Menteng and West Cakung. Within 3-6 months of orientation, community health worker are expected to form self care groups. However, only one self care group was formed, namely in the Penggilingan sub-district, so the researchers were interested in analyzing the relationship between demographic factors and motivation of self care community health worker and their participation. This study uses primary data by filling out questionnaires and observing documents. The research design used a non-experimental quantitative approach with a cross sectional design. The results showed that most of them were housewives, married, > 46 years old, middle school education, income < minimum wage DKI and length of work < 5 years. Most of the low motivation 39 people (60%) and the remaining high motivation 26 people (40%) and low participation 33 people (50.8%) and the remaining high participation 32 people (49.2%). The length of work factor > 5 years increased participation 4 times, while the reward motivation increased 0.1 times. Conclusions : length of work and rewards for increasing participation. Suggestions : need for seed herbal plant, training, supervision, study tours, competitions the self care group and family gatherings to increase motivation for self care community health worker."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yasin Alfaridh
"Berdasarkan data IKP Komite Nasional Keselamatan Pasien yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2019, KTD memiliki persentasi 31% dari total IKP nasional. Keberhasilan dalam menekan angka KTD dalam program keselamatan pasien tidak terlepas dari sumber daya manusia nya itu sendiri, khususnya perawat. Komitmen yang baik akan mengoptimalkan kinerja perawat sehingga dapat menekan angka kejadian tidak diharapkan. Kinerja perawat menjadi tolak ukur komitmen organisasi pada penelitian ini dan karakteristik demografi perawat sebagai faktor personal dan faktor organisasi yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara spesifik hubungan antara komitmen organisasi pada kinerja perawat terhadap kejadian tidak diharapkan di rumah sakit. Pertanyaan penelitian dijawab dengan studi literature review dan sintesis data dilakukan secara naratif. Pencarian studi pustaka menggunakan basis data daring Scopus, Pubmed, ProQuest, dan Google Scholar antara 2010 hingga 2020 kemudian dilakukan review. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara komitmen organisasi dengan kejadian tidak diharapkan di rumah sakit.

Based on data on the National Comittee for Patient Safety published by the Indonesian Ministry of Health in 2019, AEs has a percentage of 31% of the total national IKP. The success in reducing the number of adverse events in patient safety programs cannot be separated from the human resources themselves, especially nurses. Good commitment will optimize the performance of nurses so that it can reduce the number of adverse events. Nurse performance is a measure of organizational commitment in this study and demographic characteristics of nurses as personal factors and organizational factors that affect nurse performance. The purpose of this study was to determine specifically the relationship between organizational commitment to nurse performance and adverse events in the hospital. The research questions were answered with a literature review study and data synthesis was carried out in a narrative manner. A literature study search using the online database Scopus, Pubmed, ProQuest, and Google Scholar between 2010 and 2020 was then reviewed. The results showed that there was a relationship between organizational commitment to adverse events in the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Hana Ashillah
"Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis kelurahan yang berjumlah 261. Analisis data menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur selama kurun waktu 2017-2019 di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar tidak memenuhi syarat sebanyak lebih dari 83%. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dengan faktor risiko berupa ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyzed the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: Ecological study design used secondary data and analysis units consisting of 261 sub-districts. Data analysis used correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water during the 2017-2019 period in the DKI Jakarta Province area mostly did not meet the standards by more than 83%. The area with vulnerable well water quality was North Jakarta City. Factors significantly related to well water quality were altitude (p = <0.001), population density (p = 0.015), and low education level (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anns
"Sejak Islamisasi Pakistan oleh Jenderal Zia-ul-Haq, radikalisme di kalangan masyarakat Pakistan khususnya pelajar semakin meningkat. Saat ini, pelajar Pakistan pindah ke Indonesia untuk melanjutkan studi lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pelajar Pakistan di Indonesia yang terpapar radikalisme, seberapa besar paparan yang mereka alami, dan variabel apa saja yang terkait dengan paparan tersebut serta bagaimana perubahan perilaku mereka selama tinggal di Indonesia. Mix metode dengan desain sekuensial eksplanatori diikuti, penelitian kuantitatif dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Untuk mengumpulkan data kuantitatif pelajar Pakistan yang tinggal di Indonesia setidaknya selama satu tahun, teknik purposive sampling dipilih, dan tujuh puluh tiga responden diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk data kualitatif dilakukan wawancara mendalam terhadap responden. Alat ukur Radikalisme Agama (ReadS) dibuat Sukabdi (2022) digunakan untuk mengetahui tingkat radikalisme. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mayoritas responden tidak terpapar radikalisme agama. Nilai-nilai Pancasila, kerukunan antar umat Islam, dan perilaku ulama Indonesia menginspirasi mahasiswa Pakistan untuk mengubah perilaku radikalnya. Hanya satu variabel, yaitu "jenis organisasi", yang melakukan; paparan tingkat radikalisme

Since the Islamization of Pakistan by General Zia-ul-Haq, radicalism among the Pakistanis especially the students has increased. Now a days, Pakistani students are moving to Indonesia to pursue higher studies. The purpose of this study is to investigate whether or not there are Pakistani students in Indonesia who are exposed to radicalism, how much of an exposure they have, and what variables are associated with that exposure and how they changed their behaviour while living in Indonesia. Mix method research approach with explanatory sequential design was followed in which the quantitative research followed by qualitative research. To collect quantitative data Pakistani students who are residing in Indonesia for at least one year, purposive sampling techniques was opted, and seventy-three respondents were invited to participate in this study. For qualitative data, in depth interviews were conducted with respondents. Religious Radicalism Scale (ReadS) measuring instrument by Sukabdi (2022) used to find the level of radicalism. The study conclude that, majority of the respondents were not exposed to religious radicalism. Values of Pancasila, harmony among Muslims groups, and Indonesian Ulema behaviour impressed Pakistani students to change their radical behaviour. Only one variable, which is "type of organization," does; exposure to level of radicalism."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholiza Hayati
"Latar belakang: Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi. Riskesdas (2018), Jakarta menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi sebesar 2,6%. Tujuan: menganalisis hubungan antara ruang terbuka hijau serta faktor sosio-ekonomi, demografi, dan penduduk aktif berolahraga terhadap prevalensi diabetes melitus. Metode: Desain studi ekologi dengan unit analisis kecamatan dan populasi 44 kecamatan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2022. Variabel dependen adalah prevalensi diabetes melitus, serta variabel independen meliputi pendidikan, status pekerjaan, kepadatan penduduk, jenis kelamin, usia, penduduk yang aktif berolahraga, luas ruang terbuka hijau dan jenisnya (taman kota, hutan kota, jalur hijau, dan TPU). Analisis statistik menggunakan uji korelasi statistik dan spasial. Hasil: Proporsi luas ruang terbuka hijau adalah 28,73m2/1000m2 dan rata-rata prevalensi kasus diabetes melitus adalah 24.97kasus/1000orang, tertinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Faktor yang signifikan terhadap prevalensi Diabetes Melitus adalah usia produktif (p= 0,032;r=0,324); usia tidak produktif (p=0,032; r=-0,324), dan proporsi luas hutan kota (p=0,049;r= -0,298). Kesimpulan: Proporsi luas ruang terbuka hijau belum memenuhi standar 20%, dengan jenis ruang terbuka hijau terbanyak adalah taman dan yang paling sedikit adalah hutan kota. Secara statistik, terdapat hubungan proporsi hutan kota dengan prevalensi diabetes melitus di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022.

Background: Diabetes Mellitus is a metabolic disease characterized by high blood sugar levels. According to Riskesdas (2018), Jakarta has the highest prevalence rate at 2.6%. Objective: To analyze the relationship between green open spaces, socio-economic factors, demographics, and physically active residents with the prevalence of diabetes mellitus. Method: An ecological study design with the unit of analysis is districts and the population consisting of 44 districts in DKI Jakarta Province in 2022. The dependent variable is the prevalence of diabetes mellitus, and the independent variables include education, employment status, population density, gender, age, physically active residents, the area of green open spaces and their types (urban parks, urban forests, green lanes, and cemeteries). Statistical analysis uses correlation tests and spatial analysis. Results: The proportion of green open space area is 28.73m²/1000m² and the average prevalence of diabetes mellitus cases is 24.97 cases/1000 people. Significant factors affecting the prevalence of Diabetes Mellitus are productive age (p=0.032; r=0.324); non-productive age (p=0.032; r=-0.324), and the proportion of urban forest area (p=0.049; r=-0.298). Conclusion: The proportion of green open space area below the recommended standard of 20% public open space, with the most common type of green open space is urban parks and the least common is urban forests. Statistically, there is a relationship between the proportion of urban forest area and the prevalence of diabetes mellitus in DKI Jakarta Province in 2022."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"Pertumbuhan perumahan di daerah pinggiran kota (sub urban) sudah begitu pesatnya, sehingga menimbulkan bangkitan pergerakan dari dan ke daerah tersebut. Bangkitan pergerakan merupakan elemen penting pada proses perencanaan transportasi, di mana tahapan ini bertujuan mendapatkan jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh setiap zona asal (OJ dan jumlah pergerakan yang tertarik ke setiap zona tujuan (D9 yang ada di dalam daerah kajian. Penelitian ilmiah ini bertujuan menghitung dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan perjalanan di beberapa lokasi di Jakarta dengan mempertimbangkan struktur demografi nya. Untuk kota besar seperti Jakarta dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, proses pemodelannya sensitif terhadap variasi kecenderungan sosial-ekanomi yang mempengaruhi pelaku perjalanan. Selain itu, tingginya jumlah perjalanan orang tiap harinya, perlu dikaji lebih dalam terutama dari segi kebutuhan sistem transportasi. Metode yang dipergunakan untuk mengkaji data karakteristik pelaku perjalanan adalah metode regresi linier. Metode ini dapat memperlthatkan secara langsung hubungan arrtara faktor pelaku perjalanan dengan nilai bangkitan perjalanan yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan "faktor-faktor apa yang menyebabkan penurunan TFR yang sangat signifikan?" Dan "apakah yang menyebabkan angka kelahiran stagnan tidak mengalami perubahan setelah tahun 2000?". Penurunan TFR dari 5,6 anak pada awal tahun 1970an menjadi 2,3 anak pada akhir tahun 1990an, besar kemungkinan merupakan sumbangan dari peningkatan persentase perempuan memakai alat kontrasepsi. Angka prevalensi ber-KB berhasil ditingkatkan dari 26% pada tahun 1980 menjadi 57% pada SDKI 1997 dan 60,3% pada SDKI 2002-2003, meskipun setelah itu peningkatannya sangat minim sekali. Data-data menunjukkan bahwa tingkat fertilitas Indonesia telah makin menjauhi pola fertilitas natural karena peningkatan usia kawin dan terutama karena faktor pengaturan kelahiran. Hal itu oleh penulis dikatakan sebagai sumbangan dari adanya program keluarga berencana sejak tahun 1970an. Melemahnya pelayanan KB sejak tahun 2000, menyebabkan TFR menjadi stagnan. Untuk itu diperlukan kebijakan yang meneruskan upaya pengaturan kelahiran agar tingkat fertilitas Indonesia mencapai 2,1 anak per perempuan tahun 2015 dan penduduk tumbuh seimbang dengan NRR=1. Peningkatan pemakaian kontrasepsi dan revitalisasi program KB hendaknya terus diupayakan."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library