Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivalaili
"ABSTRAK
Zakat sebagai salah satu komponen utama dalam sistem ekonomi Islam yang dapat berfungsi secara efektif dalam menangani kemiskinan dan turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Untuk mengoptimalkan potensi zakat di Indonesia diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait. Pihak terkait yang dimaksud adalah pemerintah maupun lembaga zakat baik nasional maupun swasta terlebih lagi peran muzakki sebagi pembayar zakat. Kepatuhan dalam berzakat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu lingkungan, Institusi zakat dan juga peraturan maupun Undang- Undang, sementara faktor internal dipengaruhi oleh faktor religiusitas, altruism, faktor demografi dan faktor-faktor lainnya seperti kepedulian social. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengkaji pengaruh religiusitas dan faktor demografi dalam hal ini gender, latar belakang pendidikan dan tingkat pendapatan terhadap kepatuhan dalam berzakat. Kuesioner di distribusikan kepada 300 muzakki sebagai responden di Kota Tangerang. Hasil penelitian didapati bahwa religiusitas signifikan terhadap kepatuhan muzakki dalam berzakat, gender dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan tetapi memiliki hubungan yang positif, sementara tingkat pendapatan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan muzakki dalam berzakat. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2019
330 AJSFI 13:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nur Amalina
"Latar Belakang: Persalinan prematur tetap menjadi perhatian kesehatan global yang signifikan, dengan berkontribusi pada kematian neonatal dan dampak kesehatan jangka panjang yang buruk. Indonesia juga terus menghadapi tingkat kejadian persalinan prematur yang tinggi, yang mengakibatkan Tingkat Kematian Neonatal (NMR) sebanyak 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Mengingat sebagian besar kematian ini dapat dicegah, pemahaman terhadap faktor risiko merupakan langkah awal dalam mencegah persalinan prematur. Metode: Studi potong lintang analitik ini dilakukan dengan menggunakan data dari tahun 2021 yang berasal dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Faktor-faktor risiko yang mencakup usia, hipertensi, kehamilan ganda, riwayat persalinan prematur sebelumnya, dan diabetes, dianalisa hubungannya dengan persalinan prematur. Hasil: Studi ini mencakup 185 kasus persalinan prematur dan 185 kasus non-persalinan prematur. Usia rata-rata adalah 28,65 tahun (SD = 5,206). Perbedaan yang signifikan secara statistik teramati antara hipertensi (χ2(1) = 11,52, p < 0,001, Cramer’s V = 0,176, OR = 2,412), kehamilan ganda (χ2(1) = 6,58, p = 0,01, Cramer’s V = 0,133, OR = 9,409), dan riwayat persalinan prematur sebelumnya (χ2(1) = 10,25, p = 0,01, Cramer’s V = 0,166, OR = 2,107) dengan kejadian persalinan prematur. Perbedaan signifikan secara statistik dalam usia rata-rata tidak teramati antara wanita yang mengalami persalinan prematur dan yang tidak mengalami persalinan prematur (p = 0,872). Kelompok usia (p = 0,872) dan diabetes (p = 0,171) dilaporkan tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik terhadap kejadian persalinan prematur. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa hipertensi, kehamilan ganda, dan riwayat persalinan prematur sebelumnya adalah faktor risiko terhadap kejadian persalinan prematur.

Introduction: Preterm labor remains a significant global health concern, contributing to neonatal mortality and long-term adverse health outcomes. Indonesia also continues to face a high prevalence of preterm labor, resulting in a Neonatal Mortality Rate (NMR) of 14 deaths per 1,000 live births. Given that a substantial proportion of these deaths is preventable, an accurate assessment of risk factors represents the initial step in preventing preterm labor. Methods: This analytic cross-sectional study was conducted through utilizing data from the year 2021, with the data originating from the Department of Obstetrics and Gynecology, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Risk factors which included age, hypertension, multiple gestations, history of previous preterm labor, and diabetes, were examined for their association with preterm labor. Results: The study included 185 cases of preterm labor and 185 non-preterm labor cases. Mean age was 28.65 years (SD = 5.206). A statistically significant difference was observed between hypertension (c2(1) = 11.52, p < 0.001, Cramer’s V = 0.176, OR = 2.412), multiple gestations (c2(1) = 6.58, p = 0.01, Cramer’s V = 0.133, OR = 9.409), and history of previous preterm labor (c2(1) = 10.25, p = 0.01, Cramer’s V = 0.166, OR = 2.107) with the occurrence of preterm labor. A statistically significant difference in mean ages were not observed between those that had preterm labor and those without preterm labor (p = 0.872). Age groups (p = 0.872) and diabetes (p = 0.171) was reported to not have statistically significant differences to the occurrence of preterm labor. Conclusion: This study illustrates hypertension, multiple gestations, and history of previous preterm labor, to be risk factors towards the occurrence of preterm labor."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Surya Damarwan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
PGB-pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Soekanto
Jakarta: Yayasan Parikesit , 1976
959.86 SOE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Iswidayati Isnaoen
"ABSTRAK
Manusia sebagai mahluk individu, anggota masyarakat, dan pendukung kebudayaan menghadapi layak kebutuhan hidup yang sangat beragam, bertingkat-tingkat, dan saling berkaitan, yang harus dipenuhi.
Secara sederhana kebutuhan hidup manusia dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu kebutuhan biologis; kebutuhan sosial; dan kebutuhan integratif. Kebutuhan biologis berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia; bersumber pada aspek-aspek biologis. Kebutuhan sosial, adalah suatu kebutuhan kebersamaan yang berkaitan dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial; dalam usaha pemenuhannya memerlukan keterlibatan dengan orang lain. Dan kebutuhan integratif adalah kebutuhan yang berhubungan dengan hakikat manusia sebagai mahluk pemikir, bermoral, dan bercita rasa; hal ini yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Kebutuhan integrasi mempunyai fungsi mengintegrasikan berbagai usaha pemenuhan kebutuhan, menjadi suatu sistem yang bulat dan menyeluruh serta masuk akal bagi para pendukung suatu kebudayaan. Disamping itu mencakup pula kebutuhan akan; perasaan benar atau salah, adil atau tidak adil yang terserap dalam kegiatan-kegiatan pemenuhan kebutuhan lainnya; atau pranata sosial suatu masyarakat, mengungkapkan perasaan dan sentimen-sentimen kolektif, memantapkan keyakinan diri dan keberadaannya, serta mengungkapkan perasaan estetika atau keindahan-keindahan, Suparlan (dalam Triyanto 1994).
Berkaitan dengan penggolongan kebutuhan tersebut, kesenian termasuk klasifikasi dalam jenis kebutuhan integratif; suatu jenis kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Hal ini merupakan sebuah gejala yang bersifat universal dan tidak mengenal status, waktu serta tempat; pendek kata dimana terdapat komunitas manusia, seni selalu hadir dalam berbagai bentuk."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Lembaga Demografi FE-UI, 1989
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : The Demographic Institue FE-UI, 1995
UI-JOP 1(1-2) 1995
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Syamsudin Buchori
"Penelitian ini berfokus pada pengaruh karakteristik demografi, sosial dan ekonomi terhadap pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan pada responden di Propinsi Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif dan inferensial. Model operasional penelitian menggunakan Multinomial Logit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literasi Keuangan dan Perbankan tahun 2006 terdiri dari 446 responden untuk pengetahuan, 298 responden yang memiliki sikap interaksi dan 418 responden yang pernah atau sedang melakukan praktek perbankan. Analisis dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya dan pendapat pada peneliti di bidang literasi perbankan. Dari hasil analisis deskriptif, disimpulkan bahwa: 1) Pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan; 2) Kelompok umur 30 - 39 tahun memiliki rasa ingin tahu yang paling tinggi terhadap perbankan sedangkan kelompok umur 55-64 tahun memiliki sikap interaksi dan praktek perbankan yang paling tinggi 3) Responden dari Propinsi Sumatera Barat memiliki pengetahuan dan praktek yang rendah terhadap perbankan; 4) Responden dengan pendapatan diatas Rp 2,5 juta memiliki pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan yang paling tinggi. Analisis Inferensial menyimpulkan 1) Semakin tinggi pendidikan responden akan semakin tinggi pula pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan 2) Kelompok usia 55 - 64 tahun memiliki peluang 18,6 kali untuk memiliki sikap interaksi dari pada umur lainnya dan 32,5 kali untuk melakukan praktek perbankan yang tinggi 3) Kelompok penghasilan di atas Rp 2,5 juta memiliki peluang 11,5 kali untuk memiliki pengetahuan perbankan dari pada penghasilan dibawah Rp 2,5 juta, 5,3 kali untuk memiliki sikap interaksi dan 7,3 kali melakukan praktek perbankan. Semakin tinggi pendapatan responden akan semakin tinggi pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan yang dilakukannya Hasil penelitian menyarankan Bank Indonesia agar mendorong industri perbankan melakukan edukasi perbankan dimulai dari lembaga pendidikan SLTP kebawah dan khususnya di Sumatera Barat Sedangkan bagi Industri perbankan jangan hanya membidik market share pada tamatan perguruan tinggi berusia 30 - 64 tahun, ibu rumah tangga dan berpenghasilan di atas Rp 2,5 juta saja melainkan juga menyisihkan laba guna mendorong pertumbuhan tingkat pendidikan dan peningkatan pendapatan masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Lapika
"Megatrends merupakan kekuatan-kekuatan yang mendorong adanya permintaan untuk mereorganisasi dan mendesain ulang masyarakat, bisnis, lembaga, dan pemerintah. Salah satu bidang kehidupan yang akan terkena dampak dari Megatrends yakni bidang ketenagakerjaan. Akibat kemajuan teknologi dan perubahan demografi yang pesat, maka akan menyebabkan pergeseran pasar kerja yang tadinya menggunakan tenaga manusia menjadi memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Adapun kondisi ketenagakerjaan Indonesia masih rapuh dan cenderung akan mengalami kekalahan persaingan jika dihadapkan dengan adanya perubahan di lingkungan strategis atau Social Megatrends. Apabila kondisi ketenagakerjaan Indonesia seperti ini tidak diperbaiki, maka pekerja yang minim keterampilan akan terancam akibat hadirnya Megatrends bonus demografi dan digitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dampak yang dihasilkan oleh Megatrends bonus demografi dan digitalisasi terhadap ketenagakerjaan dan menggambarkan arah kebijakan ketenagakerjaan yang relevan digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan post-positivis dan melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam serta menggunakan dokumen-dokumen dan studi literature sebagai data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Megatrends bonus demografi dan digitalisasi akan berdampak kepada pemerintah, organisasi swasta, tenaga kerja, kondisi ketenagakerjaan, dan kebijakan publik yang ada. Hal ini menyebabkan kebijakan ketenagakerjaan menjadi tidak relevan untuk digunakan. Pemerintah harus menyusun regulasi ketenagakerjaan terbaru yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah dengan tetap memperhatikan kebutuhan dari organisasi swasta dan tenaga kerja, sehingga dampak yang mungkin dihasilkan dari hadirnya Megatrends bonus demografi dan digitalisasi ini nantinya dapat di manfaatkan semaksimal mungkin untuk dijadikan peluang.

Megatrends are the forces that drive demand to reorganize and redesign society, business, institutions, and government. One area of life that will be affected by Megatrends is the field of employment. As a result of technological advances and rapid demographic changes, it will cause a shift in the labor market that used human power to take advantage of existing technological advances. The Indonesian employment conditions are still fragile and tend to experience competition defeats if faced with changes in the strategic environment or Social Megatrends. If Indonesia's labor conditions like this are not improved, then workers with minimal skills will be threatened due to the presence of Megatrends demographic and digitalization bonuses. This study aims to describe the impact generated by Megatrends on demographic bonuses and digitalization of employment and describes the direction of relevant employment policies used. This research was conducted with a post-positivist approach and conducted data collection by conducting in-depth interviews and using literature documents and studies as secondary data. The results of this study indicate that Megatrends of demographic bonuses and digitalization will have an impact on government, private organizations, labor, employment conditions, and existing public policies. This causes employment policies to be irrelevant to use. The government must compile the latest labor regulations that are in accordance with changing environmental conditions while taking into account the needs of private organizations and labor, so that the possible impact of the presence of Megatrends on demographic bonuses and digitalization can be utilized to the maximum extent possible."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winadya Ardhana Reswari
"ABSTRAK
Literasi keuangan merupakan pemahaman berbagai bidang keuangan termasuk di dalamnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan pribadi dan investasi. Dalam sektor keuangan, literasi keuangan memberikan indikasi terhadap perilaku keuangan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat literasi keuangan investor di pasar modal Indonesia, menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap faktor-faktor keputusan investasi, menganalisis pengaruh faktor sosioekonomi dan demografi terhadap keputusan investasi dan mengetahui perbedaan pengambilan keputusan investasi berdasarkan faktor sosioekonomi dan demografi. Sampel terdiri dari 315 investor yang aktif berinvestasi di pasar modal Indonesia. Tingkat literasi keuangan diukur berdasarkan pengetahuan keuangan mengenai investasi. Faktor sosioekonomi dan demografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan dan pendapatan. Keputusan investasi diukur berdasarkan 5 dimension yang mempengaruhi keputusan investasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan survei secara online dan offline melalui data primer yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif, analisis regresi linier sederhana, analisis independent samples t-test dan analisis one-way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi investor di Indonesia berada pada level menengah. Literasi keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar modal Indonesia. Sosioekonomi dan demografi memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar modal Indonesia. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengambilan keputudan investasi berdasarkan tingkat pemahaman, jenis kelamin dan pendidikan investor, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan usia, status pernikahan, dan pendapatan.

ABSTRACT
Financial literacy is the understanding of various financial areas including topics that related to managing personal finance and investment. In finance sector, financial literacy is used as preliminary indicator for ones financial behavior. The purpose of this research is to assess the financial literacy level of individual investors who invest in Indonesia capital market, to analize the impact of financial literacy on investment decision, to analize the impact of socio-economic demographic factors on investment decision and to identify the differences of socio-economic demographic factors that affect the investment decision. A convenient sample of 315 of Indonesia investors is used. Financial literacy measured by investors financial knowledge. Socio-economic demographic research factors are gender, age, marital status, education level and income. Investment decision measured by 5 dimension that affecting the investment decision. This research using quantitative approach with online and offline survey method through primer data and analize by simple regression analysis, descriptive analysis, independent samples t-test analysis and one-way ANOVA. The results indicate that the financial literacy level of Indonesia investors is at the moderate level. Financial literacy has significant impact on investment decision of investors in Indonesia capital market. Social economy demography has significant implication on investment decision of investors in Indonesia capital market. A significant difference in the investment decision was found between the respondents according to their level of financial understanding, gender and education level, however, there is no significant difference according to their age, marital status and income."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>