Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erdur-Baker, Ozgur
"University counseling center staff members have expressed a growing concern about the perceived increasing severity of college students' presenting problems. The main goal of this study was to explore the nature and severity of college students' presenting problems by establishing a baseline measure. The research summarized here was derived from 3 large-scale studies involving 1 nonclinical and 2 clinical samples surveyed by counseling centers that were members of the Consortium of Counseling Psychological Services in Higher Education. The results of this study provided some evidence for the claim that the severity and chronicity of college students' presenting problems has been increasing over time. The results of the study were discussed in light of the existing literature and conclusions were drawn. Suggestions for university counseling centers were provided."
2006
150 PPS 37:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Gantini
"Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dianggap semata-mata sebagai pemberian nasihat, padahal kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling meyangkut seluruh kepentingan siswa dalam rangka pengembangan dirinya secara 'Optimal. Disamping memerlukan. nasihat pada umumnya siswa sesuai dengan masalah yang dihadapinya memerlukan pelayanan lain, seperti pemberian informasi, penempatan dan penyaluran, konseling, bimbingan belajar, pengalihtangan kepada tenaga yang lebih ahli dan berwenang dan sebagainya. Selanjutnya kenyataan membuktikan bahwa para guru pembimbing menghadapi berbagai permasalahan yang di alami .siswa di sekolah . merlyangkut bidang pribadi-sosial, belajar dan karir. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dihadapinya adalah melalui layanan konseling perorangan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di SMA Dwiwarna.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh deskripsi tentang masalah yang menjadi fokus penelitian, maka diambil SMA Dwiwama sebagai kasusnya. Data diperoleh dari informan sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dan sasaran penerima layanan konseling perorangan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data ini dianalisa secara induktif dengan menggunakan berbagai konsep yang menjadi kerangka pemikiran, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling dan konsep layanan konseling perorangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu tahapan sebelum dan sesudah proses konseling dilaksanakan. Tahapan sebelum melaksanakan proses konseling adalah berupa pengumpulan data siswa, sedangkan tahapan setelah proses konseling dilaksanakan terdiri dari tahapan awal berupa membangun hubungan dengan siswa, tahapan inti meliputi langkah untuk memperoleh gambaran diri dan hakikat masalah yang dihadapi dan faktor penyebabnya, penemuan altematif pemecahan masalah dan tatapan akhir, yaitu tahap penilaian dan tindak lanjut serta terminasi. Tahap-tahap tersebut sejalan dengan yang dinyatakan oleh Zastrow. Pelaksanaan layanan konseling perorangan menunjukkan adanya perubahan tingkah laku pada siswa yang memanfaatkan layanan tersebut, dan adanya perubahan pola berfikir dan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapinya serta adanya peningkatan kemampuan di dalam pengambilan tindakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya melalui pengembangan potensi yang dimilikinya melalui bantuan guru pembimbing/konselor. Selain itu bahwa melalui layanan konseling perorangan semua permasalahan yang dihadapi siswa dapat diatasi oleh tenaga-tenaga khusus yang ada seperti pihak BK, dengan dibantu oleh pihak kurikulum, pihak kesiswaan, guru, wali kelas, pihak asrama dan didukung oleh tenaga-tenaga ahli lainnya seperti psikolog, psikiater dan terapis. Selain itu bahwa ditemukan faktor-faktor penghambat dalam proses pelaksanaan layanan konseling perorangan yaitu berkaitan dengan penghimpunan data siswa berupa hasil tes maupun non tes belum dilaksanakan secara optimal dan adanya kebutuhan dari pembina asrama untuk diberikan pengetahuan tentang konseling.
Berdasarkan temuan lapangan tersebut maka direkomendasikan kepada pihak BK agar melakukan penghimpunan data siswa yang terkumpul secara tertib dan teratur dan pemanfaatan komputer sebagai cara untuk memudahkan pemasukan dan penyelenggaraan data dengan menggunakan program khusus. Bagi pimpinan sekolah dapat berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah dalam penyusunan program, dan pihak sekolah agar dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang konseling dan pengembangan dan pertumbuhan remaja bagi pembina asrama serta peningkatan sistem rujukan melalui pemanfaatan form rujukan psikolog secara optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen
"ABSTRAK
Terciptanya keamanan dan ketertiban dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat adalah harmonisasi hubungan sosial, merupakan impian bagi setiap penghuni dan petugas yang ada didalamnya. Namun, dengan meningkatnya tindak pidana kejahatan ditengah masyarakat secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan hunian RUTAN Klas l Jakarta Pusat, dimana jumlah penghuni pertanggal 12 Maret 2007 berjumlah 3353 orang, dan jumlah ini melebihi kapasitas hunian sebenarnya. Disisi lain jumlah petugas hanya sebanyak 248 orang, sehingga terdapat perbandingan yang kurang berimbang antara penghuni dan petugas. Kepadatan hunian RUTAN Klas 1 Jakarta Pusat yang diperburuk oleh beranekaragam permasalahan mulai dari masalah pribadi, latar belakang social, ekonomi, kesukuan, dan berbagai hal lainnya dapat mengganggu proses interaksi social sehingga sangat rentan untuk sebuah kerusuhan sosial.
Kerusuhan terjadi sebagai akibat adanya pertentangan antar individu dan kelompok yang merupakan dampak dari kemajemukan latar belakang penghuni yang ingin mendapatkan pengakuan status identitas dirinya dan cenderung untuk hidup secara mengelompok. Padahal kelompok-kelompok social ini sangat rentan sehingga dapat menimbulkan suatu pertentangan social ataupun kerusuhan social yang dapat berakibat fatal bagi penghuni dan petugas. Untuk itu, dilakukan penelitian secara kualitatif agar mengetahui bagimana pembentukan kelompok itu terjadi, serta dampaknya terhadap potensi terjadinya kerusuhan khususnya di blok A 1. kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan menerapkan suatu metode konseling dalam kelompok sebagai salah satu cara guna mencegah terjadinya potensi kerusuhan.
Dari uraian tersebut, maka dirasakan RUTAN Klas I Jakarta Pusat dirasakan perlu untuk mengembangkan kegiatan pembinaan melalui implementasi metode konseling uintiik mencegah terjadinya potensi kerusuhan. Dan perlunya kerjasama dengan pihak terkait, serta peningkatan sumber daya manusia dalam pelatihan khusus mengenai metode konseling sehingga dapat mengatasi atau membantu meminimalisir terjadinya potensi kerusuhan.

ABSTRACT
Security and order in the State Detention Center House Class I, Central Jakarta which is harmonious social relationship, is the dream of each resident and security officers in it. However, the increase of crime rate in the society has significant impact to the occupancy rate in the detention center house, whereby total occupants as at March 12, 2007 are 3,353 persons, and these occupancy rates has far exceeded the normal occupancy rate. On the other hand, total security officers are only 248 persons, so there has been in equilibrium ratio between the occupants and the officers. Population density rate in the detention center house which has worsen due to various personal problems, social background, economy, race, and others factors can obstruct the social interaction process so that it is very susceptible to a social unrest.
Social unrest as a result of conflict among individual or group is the impact of the various backgrounds from the occupants who want to get personal recognition and tend to live in groups. Whereas these social groups are in suspicion of potential social conflict or social unrest which can be fatal to the occupants or officers. Therefore, a qualitative study has been conducted to identify the motif for the grouping and its determinant factors as well as its impacts to unrest. Then the results of this study will be analyzed systematically based on empirical approach and be used as guidance for implementation of a counseling method in preventing a riot.
With reference to the above key points, it is concluded that Detention Center House Class 1 Central Jakarta needs to develop counseling activities through implementation of counseling method to prevent any potential social unrest. In addition, it also need to improve the cooperation across sectors in order to develop and to improve services to all residents, because mitigation of social unrest problem can be efficient and effective if the review is conducted through multi discipline studies. Also the study regarding the causes of unrest and its various determinant aspects can be identified thoroughly, and therefore have to be supported with sufficient human resources who are more professional and trained to solve problems during crisis.
"
2007
T20836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Herjana
"Pelaksanaan pembinaan bagi narapidana belum mengklasifikasikan jenis kejahatan dan lamanya pidana, pembinaan dilaksanakan secara umum sesuai dengan pola pembinaan dan prosedur tetap pelaksanaan pembinaan.
Berdasarkan hasil penelitian di Lapas Klas I Sukamiskin, pelaksanaan pembinaan belum berjalan secara optimal karena program pembinaan yang ada sudah tidak relevan diterapkan kepada mereka yang berlatar belakang kehidupan/status sosial dan tingkat intelektual yang berbeda dengan narapidana umum lainnya. Pelaksanaan pembinaan bagi narapidana tindak pidana korupsi memiliki hambatan antara lain: Faktor Manusia, Faktor Peraturan dan Faktor Sarana Prasarana.
Langkah-langkah strategis untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain: memprakarsai dan menyepakati proses perencanaan strategis, memperjelas mandat, misi dan nilai-nilai organisasi, menilai lingkungan internal, menilai lingkungan eksternal, mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi, merumuskan strategi untuk mengelola isu, menciptakan visi organisasi yang efektif dimasa depan, diharapkan pelaksanaan pembinaan bagi narapidana tindak pidana korupsi dapat mencapai sasaran pembinaan yang diharapkan yaitu: meningkatnya kualitas kesadaran beragama, kualitas kesadaran berbangsa dan bernegara, kualitas kesadaran hukum, kualitas intelektual dan keahlian profesional.
Melalui program pembinaan yang ideal bagi narapidana tindak pidana korupsi dengan mencapai sasaran pembinaan di atas, maka setelah habis menjalani masa pidananya diharapkan menjadi warga negara yang baik, menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat kembali ke masyarakat dan berperan aktif dalam pembangunan secara wajar dan bertanggungjawab.

Implementation of counseling for prisoners has not been classified based on crime types and sentences period but the counseling has been implemented in general in accordance to counseling model and procedures for implementation of counseling.
Based on the field study result conducted at Class I Sukamiskin Prison, the implementation of counseling programs are not optimal yet because those existing counseling programs are not relevant already to be applied to those corruption crime prisoners due to their different social background and intellectual level if compared to those general crime prisoners. Implementation of counseling programs for them has a few obstacles i.e. : Human Factor, Regulation Factor and Infrastructure Factor.
Strategic steps to overcome those obstacles i.e. : consist of initiation and concurrence of strategic planning process, clarification of mandate, mission and organizational values, assessment of internal and external environments, identification of strategic issues faced by the organization, formulation of strategies to manage issues and creation of effective organization's vision in the future are expected to make the implementation of counseling i.e. : increased awareness for religion, awareness of nationhood and statehood, awareness of law and order and increased quality of intelligence and professional skills.
Through an ideal counseling program for corruption crime prisoners to achieve the above counseling objectives, it is expected that after serving their sentences they will become good citizens who realize their wrong doings, repent and will not repeat the same mistakes again so that they can go back to the society and play an active role in development.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holland, Audrey L.
San Diego: Plural Publishing, 2007
616.855 HOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diller, Jerry V.
United State: Thomson Brooks/Cole, 2007
362.84 DIL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurilla Ayuningtias
"Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini terjadi melalui pernapasan. Gejala TBC pada orang dewasa antara lain, batuk selama tiga minggu atau lebih, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Pengobatannya dilakukan dengan menggunakan obat-obat antituberkulosis, yang sekarang ini terdapat dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC). Pemakaian obat harus dilakukan secara teratur. Jika tidak, maka dapat menimbulkan resistensi. Penelitian mengenai pengaruh konseling terhadap kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat di kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur telah dilakukan.
Penelitian ini merupakan studi pre-experimental dengan cara mengambil data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan memberikan pretest yang dilanjutkan dengan konseling, kemudian posttest untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kepatuhan pada terapi obat. Sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan melihat rekam medis. Berdasarkan rekam medik, ditunjukkan bahwa penderita TBC paru di kecamatan Pasar Rebo sebagian besar terdapat pada usia produktif (80,00%), berpendidikan rendah (56,67%), tidak bekerja (60,00%), dan berjenis kelamin pria (56.67%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian konseling berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat.

Tuberculosis is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which mostly infects the lung. It spreads through respiration system. TBC?s symptoms in adults are cough for three weeks or more, bloody cough, short-winded, and pain in chest. It uses antituberculosis drugs for the treatment, which mostly packed in Fixed Dose Combination (FDC) nowaday. The treatment must be done regularly otherwise Mycobacterium tuberculosis will be resistance to the drugs. It has been done a research about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence at Pasar Rebo, Jakarta Timur.
The pre-experimental study was carried out by taking primary and secondary datas. Primary datas were taken by giving pretest which followed counseling to TBC`s patient. Then, posttest was given to get information about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence. While the secondary datas was taken by checking TBC`s patient?s medical record. The results of this research showed that most of TBC?s patients in Pasar Rebo, Jakarta Timur were in productive age (80,00%), low graduate (56,67%), jobless (60,00%), and male (56,67%). It also showed that counseling had increased TBC`s patient treatment adherence."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mager, Robert
Belmont California: Lear Siegler, 1972
371.4 MAG g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Curran, Charles A.
New York: Grune & Stratton, 1972
371.102 CUR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Los Angeles: Sage, 2018
618.92 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>