Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desyetti
"Dalam kegiatan di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go publik merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi mengenai laba akuntansi merupakan salah satu informasi yang dapat diperoleh dari laporan keuangan suatu perusahaan. Laba akuntansi yang sering digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba per lembar saham (earning per share).
Penelitian ini merupakan event study yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana reaksi harga saham dan volume perdagangan saham di sekitar waktu pengumuman laba akuntansi. Apabila pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi yang relevan maka akan terjadi reaksi harga saham dan volume perdagangan saham disekitar waktu pengumuman. Dalam penelitian ini juga akan dilihat apakah ada hubungan yang positif antara besarnya laba tak terduga (unexpected EPS) dengan besarnya reaksi harga (abnormal return) dan antara perubahan harga saham dengan perubahan volume perdagangan. Penelitian terdahulu seperti yang dilakukan di luar negeri oleh Ball & Brown (1968), Beaver (1968), dan Dale Morse (1981), dan di dalam negeri oleh Affandi & Utama (1997), Husnan, Hanafi dan Wibowo (1995), menemukan bahwa disekitar pengumuman labs akuntansi terjadi perubahan harga saham dan volume perdagangan saham yang signifikan. Sedangkan penelitian oleh Linda Smith Bamber (1986&1987) serta Bamber & Atiase (1994), menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara besarnya unexpected EPS dengan besarnya abnormal return dan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan.
Periode observasi dimulai tahun 1994 sampai tahun 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go publik yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Laba akuntansi (EPS) dikelompokkan atas 2 yakni kelompok EPS naik dimana !aim aktual lebih besar dari !aim prediksi dan kelompok EPS turun dimana laba aktual lebih kecil dari laba prediksi. Laba prediksi diasumsikan sama dengan laba tahun sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang digunakan untuk menentukan expected return yakni market model, aktual return, market adjusted return dan mean adjusted return serta 2 pendekatan untuk menentukan expected volume yakni pendekatan median dan pendekatan mean. Uji statistik yang digunakan selain uji parametrik juga menggunakan uji non parametrik.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, dengan uji parametrik maupun non parametrik bahwa selama periode 1994-1996 dengan menggunakan empat pendekatan pengukuran abnormal return yang berbeda, pengumuman laba mengandung informasi yang relevan sehingga mempengaruhi harga saham dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Hal ini terlihat dari nilai kumulatif abnormal return yang positif dan signifikan disekitar pengumuman kenaikan EPS dan kumulatif abnormal return yang negatif dan signifikan disekitar pengumuman penurunan EPS. Begitu juga halnya dengan volume perdagangan.
Informasi pengumuman laba akuntansi digunakan oleh investor untuk melakukan transaksi di pasar modal, sehingga disekitar waktu pengumuman laba akuntansi aktifitas perdagangan saham meningkat dan menyebabkan investor memperoleh abnormal volume. Akan tetapi reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ball & Brown (1968), Beaver (1968), Dale Morse (1981), Affandi & Utama (1997) dan Husnan, Hanafi & Wibowo (1995), walaupun dipasar modal Indonesia reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Uji korelasi dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa selama periode 1994-1996, membuktikan bahwa hubungan antara besarnya unexpected EPS dengan abnormal return adalah positif. Demikian juga halnya dengan uji korelasi pearson, kecuali untuk tahun 1994-1995, dimana tidak ada satupun koefisien korelasi yang signifikan.
Begitu juga dengan uji korelasi antara perubahan harga dan perubahan volume perdagangan, baik uji korelasi spearman maupun korelasi pearson menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan. Hasil penelitian juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Smith Bamber (1986 &1987) dan Bamber & Atiase (1994)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T1536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper critically reviews general description and mechanism of delisting in capital market, espiciality in Indonesia which isknown as PT BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Dewi Indriasari
"Salah satu penyebab rentannya perusahaan-perusahaan di Indonesia terhadap gejolak perekonomian adalah karena lemahnya penerapan Good Corporate Governance yang meliputi keadilan, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab. Keempat prinsip ini harus berjalan bersama untuk memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan pengelolaan sebuah perusahaan.
Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah apa pengertian Good Corporate Governance dalam mengelola suatu perusahaan, mengapa diperlukan tata kelola perusahaan yang baik dalam pelaksanaan privatisasi BUMN melalui pasar modal, dan bagaimana proses pelaksanaan privatisasi BUMN melalui penjualan saham di pasar modal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penulisan tesis ini dilakukan dengan metode deskriptif analisa melalui pengumpulan data yang diperoleh dari studi kepustakaan; dilakukan dengan mempelajari literatur dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan substansi penulisan tesis ini dengan mengambil PT Indosat sebagai obyek analisa.
Kesimpulan dari penulisan tesis ini adalah bahwa Good Corporate Governance merupakan penerapan prinsip kewajaran, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab bagi seluruh pemegang saham mayoritas dan minoritas, yang di masa mendatang dapat menciptakan iklim yang mendukung investasi dalam mengelola sebuah perusahaan; dengan pengelolaan perusahaan secara baik akan memungkinkan perusahaan dikelola secara efisien sehingga mampu menghasilkan produksi yang dapat bersaing secara sehat; prosedur pelaksanaan privatisasi BUMN melalui penjualan saham di pasar modal dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pasar modal, yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal serta peraturan-peraturan pelaksanaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T16646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Muffida
"ABSTRAK
Lembaga ekonomi syariah di Indonesia dalam kurun dan sepuluh tahun ke belakang meningkat dengan pesat. Lembaga ekonomi syariah mulai masuk ke dalam sistem ekonomi Indonesia seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan mulai efektif berjalan dengan didirikannya PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. Perbankan Syariah mulai berkembang pesat setelah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan dikeluarkan oleh pemerintah. Selanjutnya lembaga ekonomi syariah turut bermunculan. Salah satunya adalah pasar modal berdasarkan prinsip syariah yang diawali dengan dengan pendirian Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000. Pasar Modal berdasarkan Prinsip Syariah itu sendiri baru diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan lembaga yang langsung dibawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga berwenang untuk menetapkan fatwa apakah suatu transaksi tersebut dapat disahkan sebagai transaksi yang tidak bertentangan dengan ketentuan Islam yang diatur pada Fatwa Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Pada tahun 2002, DSN-MUI mengeluarkan Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IK/2002 tentang Obligasi Syariah. Seperti lembaga keuangan syariah lainnya, perbedaaan yang essensial antara Obligasi Konvensional dengan Obligasi Syariah ini adalah tidak digunakannya sistem bunga (riba) dan mengecilkan spekulasi atau ketidakpastian (gharar). Jika kata obligasi yang berarti hutang menjadi acuan, tentu syariah melarang jual bell obligasi. Tetapi berdasarkan Fatwa DSN-MUI tentang Obligasi Syariah meredefinisi obligasi syariah menjadi surat investasi. Indonesia sampai dengan saat ini baru menggunakan 2 (dua) jenis Obligasi Syariah yaitu yang menggunakan akad Mudharabah (bagi hasil) dan akad Ijarah (sewa manfaat). Obligasi Syariah ini sendiri belum mempunyai payung hukum yang fix dari pemerintah dan pengawasannya sendiri dilakukan 2 (dua) lembaga yang bertolak belakang yakni Bapepam dan DSN-MUI. Sejak dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang Obligasi Syariah tersebut setidaknya terdapat 16 (enam belas) emiten yang terdaftar mengeluarkan Obligasi Syariah baik yang menggunakan akad Mudharabah maupun Ijarah. Salah satu dari emiten tersebut adalah PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. (BMI), yang menjadi satu-satunya penerbit obligasi yang mengeluarkan Obligasi Syariah Subordinasi pada tanggal 15 Juli 2003. Obligasi ini menggunakan akad Mudharabah, bernilai Rp 200 milyar, dan berjangka waktu pengembalian 7 (tujuh) tahun. Tujuan utama dari penerbitan obligasi ini adalah untuk meningkatkan struktur permodalan BMI sebesar 12%."
2007
T 17025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeninggar S.
"Alternative Risk Transfer (ART) is the tool that arises to answer the challenge in making a risk transfer prosess more efficient. As a part of the solution in turbulent business world, ART is still in the evolution strages, especially when it comes to the implementation strges in developing countries that are still lack of with infrastructure. In our point of view, it seems that the most viable way to implement ART in Indonesia is form the dimension of ART in reinsurance relationship. Insurers will find it more efficient when they implement the multi year finite risk contract agreement compare to the traditional reinsurance contract. However, the interesting part is the development of the securitization in insurance product to capital market.Looking fraom the industry, this is a serious threat toward insurance industry since the product will bring a new relief on the industry map of competition. Nevertheless, securitization is a part of ART?s solution set to answer the limitation of capacity in the industry and the challenge to more demanding companies in relying its business in predictable cash flow. Despite those two methods, ART has another from that has been longed implemented in Indonesia, captives. In this paper, we try to formulate the three models in ART and what they offer to answer the problems that we have in Indonesia?s insurance industry."
Economics and Finance in Indonesia, 2000
EFIN-XLVIII-3-Sept2000-275
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Laksono
"Penelitian ini berawal dari besarnya ghirah keislaman dalam pelaksanaan muamalat, dimana investasi syariah telah memasuki dunia pasar modal. Dalam pengambilan keputusan investasi, para investor sering menggunakan analisis-analisis teknikal keran ketersediaan data yang lebih lengkap dan murah. Analisis teknikal dalam penggunaannya terdapat kontra yang disebabkan ketidakmampuannya memproyeksi harga saham (menurut beberapa pihak) sehingga penggunaan analisis teknikal cenderung bersifat judi dan mengacu pada pelanggaran, masyir (judi) dan gharar (ketidakpastian).
Penelitian ini membuktikan penelitian tersebut dan mencarikan solusi analisi teknikal. Dengan menggunakan Uji Larian (Run Test) akan dapat diukur korelasi antara harga saham di masa yang lalu terhadap harga saham di masa yang akan datang. Bila nilai korelasi yang diperoleh tinggi, maka dapat dikatakan bahwa analisis teknikal layak untuk tujuan prediksi harga. Bila tidak, maka harga bergerak dengan pergerakan acak (random walk). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pasar saham pada indeks JII cenderung pasar efisien setengah kuat (beberapa pengamat mengatakan setengah kuat beranomali).

This research starts from the increasing of islamic ghirah in muamalah implementation, specially in syariah capital market (Stock). Investors who attract to invest in syariah stock frequently used technical analysis cause of data availability dan low cost. There are some contras of using technical analysis in valued syariah stock: tend to gambling (maysir) dan consist of uncertainty (gharar).
This research has proved that technical analysis can use to valuing syariah stock. By using the Run Test method, investors can measure corelation between stock price last time and future time. If the corelation is high (~ 1/-1), technical analysis proper to future price prediction. If the corelation is low (~ 0), the stock price move with random walk, so technical analysis isn't proper to future price prediction. Based on this research result, syariah stocks at Jakarta stock market are weak (correlation 0), so investors just valued syariah stock by emotional.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Galumbang Christianson
"Posisi Bapepam menurut Peraturan Presiden No.10/2005, merupakan salah satu badan setingkat eselon satu berada di bawah Departemen Keuangan, kurang independen baik secara struktural maupun secara finansial, membuat Bapepam tidak dapat melaksanakan fungsi otoritas pasar modal sebagaimana mestinya. Kelemahan ini telah menjadi keprihatinan dari berbagai pihak, di antaranya para pelaku pasar modal, pengamat dan DPR. Mereka menghendaki agar Bapepam dapat independent, menjadi lembaga tersendiri dan langsung bertanggung jawab ke Presiden. Di lain pihak, Departemen Keuangan masih menginginkan Bapepam tetap berada di bawah otoritasnya.
Penelitian tentang kasus proses reposisi Bapepam ini berusaha untuk menjawab persoalan pokok yaitu: Mengapa eksekutif yang diwakili oleh Menteri Keuangan berbeda pandangan dengan legislatif (DPR) dalam proses reposisi Bapepam? Apa yang mendasari perbedaan pandangan keduanya? Bagaimana proses tank menarik antara eksekutif dan legislatif dalam proses reposisi tersebut berlangsung? Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori-teori pilihan rasional, kebijakan publik dan birokrasi.
Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan dengan metode kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : (1) studi kepustakaan, dan (2) studi lapangan dengan melakukan wawancara mendalam (indepth-interview) terhadap lima orang informan yang dipilih secara purposive.
Perpres No.6312005, menetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan kedudukan dan independensi seperti sebelumnya. Posisi baru tersebut, membuktikan keunggulan birokrasi. Penguasaan sumber daya, keakhlian, dan waktu membuat birokrasi dapat mengungguli para pembuat kebijakan lainnya. Implikasi teori terhadap penelitian adalah penegasan terhadap kebenaran teori. Menurut teori pilihan rasional, birokrasi akan berupaya memaksimalkan kepentingannya dengan cara meningkatkan pendapatan dan prestise, yang dapat diperoleh dengan cara menggelembungkan departemen dan jumlah pegawainya. Teori kebijakan publik dan birokrasi menyatakan, bahwa birokrasi telah menjadi pemain utama dalam proses kebijakan dan merupakan figur sentral dalam banyak sub-sub sistem kebijakan, karena individu-individu birokrat memiliki hak diskresi untuk membuat keputusan atas nama negara.

As it was stated in Presidential Decree No.10/2005, Capital Market Supervisory Agency is subordinated to Ministry of Finance which made its position structurally and financially dependent. These weaknesses made Capital Market Supervisory Agency was unable to settle fraud and illegal practices in the capital market, and consequently have become the concern of many parties such parliament members, investors' association, and scholars. On the other sides. Ministry of Finance would like to maintain its initial subordinated position, which is still under Ministry of Finance.
Main issues in this research are Why did executive which was represented by Ministry of Finance, has a different perception with parliament (DPR) regarding the reposition of Capital Market Supervisory Agency? what was-the basis of their perception, and how did the different perception settle? The author used rational choice theory, public policy theory and bureaucracy theory to analyze the above mentioned problems.
This research is trying to answer research topic by using qualitative method, but data collection method is done by : (I) literature study, and (2) field study by performing in depth-interview to select informants purposively. The Presidential Decree No.63/2005 finally stated that Capital Market Supervisory Agency has merged with Directorate General of Financial Institution into Capital Market Supervisory and Financial Institution Agency. The agency is still subordinated to Ministry of Finance which made its position structurally and financially dependent.
The research results which can be obtained by author confirm the validity of those theories mentioned above. According to rational choice theory that bureaucrats will tries to maximize their interests by increasing their income, perks and prestige. Public policy and bureaucracy theories stated that bureaucracies have come to play significant, if not dominant, roles in governing. Have modern societies come to the point where a new elite structure based on information, technical expertise, position and policy ideas has come to determine who gets what, when, where and why. By having all of those requirements stated above, public bureaucracy is in quite a strong position vis-a -vis other potential policy-making institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyah Madya Ruth Sri Ningrum
"Dewasa ini pasar modal telah melaksanakan transaksi efek melalui media elektronik tanpa diikuti penyerahan fisik efek (paperless transaction). Efek dikonversi menjadi catatan elektronik yaitu diubah ke dalam bentuk kode-kode tertentu yang disebut Isin Codification System. Akibatnya transaksi efek hanya dapat dilakukan melalui komputer, sehingga tidak ada bentuk formal pengalihan efek. Pengalihan kepemilikan efek dilakukan dengan melakukan pemindahbukuan efek diantara satu rekening efek dengan rekening efek lainnya melalui suatu jaringan komputer (elektronic book entry settlement). Hal ini dikenal sebagai perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading). Transaksi akan terjadi pada saat match order yang kemudian dilanjutkan dengan proses settlement. Match order dapat dianalogikan sebagai kesepakatan mengenai jumlah dan jenis saham, harga serta tanggal penyelesaian transaksi bursa. Hal ini berbeda dengan ketentuan Pasal 1458 juncto Pasal 613 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dimana hak kepemilikan atas saham baru akan beralih setelah ada penyerahan secara nyata yaitu dengan membuat akta penyerahan balk berupa akta otentik atau akta bawah tangan. Efek tanpa warkat tersebut pada prinsipnya dapat diagunkan seperti melalui lembaga gadai. Pelaksanaan agunan saham diatur dalam Surat Edaran KSEI Nomor KSEI-0101/DIR/0101 tertanggal 15 Januari 2001. Apabila saham dalam status digadaikan maka saham tersebut harus dikuasai oleh Kreditur dan/atau kuasanya. Dalam mekanisme scripless trading, KSEI merupakan kuasa dari Kreditur untuk menjalankan haknya sebagai penerima gadai yang harus menguasai obyek gadai dalam rangka memenuhi asas inbezitstelling. KSEI selanjutnya akan memblokir saham yang berada dalam status gadai agar saham tersebut tidak dapat ditransaksikan. Gadai hanya dapat dicabut apabila terdapat permohonan pencabutan status gadai dari Kreditur sebagai penerima gadai dan/atau Debitur sebagai kuasa dari penerima gadai."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T19794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Andrew Ailliam
"Pembagian deviden merupakan salah satu event spesifik perusahaan yang menarik minat peneliti untuk dijadikan obyek penelitian. Hal ini dikarenakan adanya mixed result antara paperpaper teoritis dengan riset-riset empiris di pasar modal. Pengumuman deviden itu sendiri merupakan sinyal yang dipercayai investor sebagai sinyal untuk nilai perusahaan. Basil studi yang ada selama ini menunjukan adanya abnormal return disekitar pengumuman deviden. Abnormal return terbukti ada pada sekitar pengumuman keputusan pembagian dividen, tidak seperti yang dibuktikan secara teoritis dimana dividend policy sama sekali tak beq)engamh terhadap harga saham. Berapa laimsiabnonnal return tersebut muncul, temyata juga beibeda-beda antar hasil penelitian. Penelitian ini mengambil obyek emiten saham perbankan yang masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang aktif diperdagangkan yang melakukan paigumuman pembagian dividend di tahum 2007.
Berdasarkan hasil sampling ini terdapat 11 emiten perbankan yang melakukan pengumuman pembagian dividen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode event study serta applikasi statistic E Views. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respons pasar teihadap corporate action pengumuman pembagian dividen.dan mengetahui apakah ada Cummulatif Abnormal Return (CAR) pada periode event terhadap emiten saham perbankan yang melakukan pengumuman dividen di tahun 2007. Periode studi dibagi menjadi dua periode, yaitu periode estimasi {estimation window) dan penode event {event window). Periode estimasi digunakan sebagai dasar penyusunan model
Dividend distribution is one of the company-specific events that attracts researchers to be the object of research. This is due to the mixed results between theoretical papers and empirical research in the capital market. The dividend announcement itself is a signal that investors believe is a signal for the value of the company. The results of existing studies have shown abnormal returns around dividend announcements. Abnormal returns are proven to exist around the announcement of dividend distribution decisions, unlike theoretically proven where dividend policy has absolutely no effect on stock prices. How much the abnormal return appears, it turns out that it also varies between research results. This study takes the object of issuers of banking stocks that are still listed on the Jakarta Stock Exchange, which are actively traded, which made dividend distribution announcements in 2007.
Based on the results of this sampling, there were 11 banking issuers who announced the dividend distribution. This research uses event study method and statistical application of E Views. The purpose of this research is to find out how the market responds to the corporate action of dividend distribution announcements. estimation period (estimation window) and event penode (event window). The estimation period is used as the basis for modeling.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rokhmatussa`dyah
Jakarta: Sinar Grafika, 2010
332.6 ANA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>