Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasserina Rawie
"Salah satu permasalahan yang muncul di negara berkembang seperti Indonesia adalah keterbatasan dalam menangani bencana-bencana alam besar. Salah satu yang dilakukan pemerintah suatu negara adalah menerima bantuan dari negara asing. Meski demikian, bantuan internasional ternyata tidak sepenuhnya memberikan kontribusi terhadap suatu negara, tetapi juga bisa mengancam ketahanan nasional suatu negara. bantuan internasional membuat penanganan bencana alam bukan sekedar bersifat kemanusiaan dan filantropisme, tapi juga bersifat politis. Maka dari itu, penelitian ini menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari penerimaan bantuan internasional untuk bencana alam di suatu negara terhadap dinamika ketahanan nasional dengan metode Delphi. Analisis akan dijabarkan melalui sejumlah gatra dalam ketahanan nasional, yaitu ekonomi, politik, ideologi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 4 faktor yang pelru menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyikapi bantuan internasional bencana alam, yaitu jenis dan skala bencana, bentuan bantuan, asal negara pendonor dan motif atau kepentingan dari negara pendonor. Para pakar juga menyarankan pemerintah untuk menerima bantuan berupa dana, barang/kebutuhan pokok dan teknologi/fasilitas, dan menolak bantuan berupa tentara dan relawan asing.

Problem that arises in developing countries like Indonesia is the limitations in dealing with major natural disasters. One of the actions of the government of a country is to receive assistance from a foreign country. However, foreign aid does not fully contribute to a country, but can also threaten a country's national resilience. Carneige and Dolan (2015) show that international assistance makes handling natural disasters not just humanitarian and philanthropic, but also political. Therefore, this study analyzes the strengths, weaknesses, opportunities and threats of receiving foreign aid for natural disasters in a country against the dynamics of national resilience by the Delphi method. The analysis will be elaborated through a number of gatra in national security, namely economic, political, ideological, socio-cultural and defense and security. Based on the results of the study, there are 4 factors that are considered by the government in responding to foreign aid in natural disasters, namely the type and scale of disasters, aid provisions, donor country of origin and motives or interests of donor countries. The experts also advised the government to accept aid in the form of funds, basic goods / needs and technology / facilities, and refused assistance in the form of foreign troops and volunteers."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses penatausahaan dan pengendalian persediaan logistik bencana alam pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam PSKBA dengan pendekatan Soft Systems Methodology SSM . Penelitian mengidentifikasi beberapa permasalahan pada beberapa area seperti permasalahan dalam kegiatan penatausahaan, penyaluran, pelaporan, pengawasan dan evaluasi, serta permasalahan umum lainnya.
Permasalahan-permasalahan tersebut berusaha dipecahkan oleh penelitian ini bersama para pihak terkait pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam PSKBA dengan menghasilkan beberapa kesepakatan dalam rangka optimalisasi proses penatausahaan dan pengendalian persediaan logistik bencana seperti: pembangunan kesepahaman persepsi mengenai pengelolaan logistik dengan daerah melalui nota kesepahaman; pelaksanaan peningkatan kompetensi pengelola logistik bencana dan efektivitas monev melalui pelatihan yang terstandarisasi dan pembentukan Tim Pembina pengelolaan logistik bencana; serta peningkatan prosedur dalam kegiatan kompilasi laporan logistik.

This study aims to optimize the natural disaster logistic inventory administration and control in Directorate of Social Protection for Natural Disaster Victims PSKBA with Soft System Methodology SSM approach. This study identifies several issues concerning the administration and control of disaster logistics inventory in several area such as administration, distribution, reporting, monitoring evaluation, and other critical activities.
These problems are solved by this study with the related parties at the Directorate of Social Protection of Natural Disaster Victims PSKBA by producing several agreements in order to optimize the process of administration and control of disaster logistic inventory through the development of perceptions of understanding the disaster logistic management with the local authority through memorandum of understanding implementation of the increased competence of disaster officers and monitoring and evaluation effectiveness through standardized training and formation of disaster management logistics management teams and improvement of procedures in compilation of logistik reports.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jurisman Nazara
"Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Lebih dari 600.000 orang menderita bencana di Indonesia setiap tahun. Menurut WHO, 67 persen dari sekitar 18.000 rumah sakit berada di daerah yang memiliki bahaya bencana alam. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli di Pulau Nias adalah salah satu rumah sakit yang rentan dan perlu dipersiapkan untuk menghadapi bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kesiapsiagaan petugas kesehatan rumah sakit dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan metode Kualitatif dan Semi Kuantitatif (Mix-method). Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen pengukuran dalam pelaksanaan penilaian seperti kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam. Ada beberapa aspek yang telah dinilai termasuk pengetahuan dan sikap, kebijakan, perencanaan rumah sakit bencana, sistem peringatan, mobilisasi sumber daya, dan kelangsungan bisnis.
Hasil: Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar responden (51.6%) berpengetahuan Cukup Baik mengenai pengetahuan umum terkait bencana gempa bumi dan tsunami, 62.3% responden berpengetahuan Baik dalam sistem peringatan dan evakuasi, dan 60.2% responden berpengetahuan Cukup Baik mengenai mobilisasi sumber daya dan respons bencana. 50.5% responden mempunyai sikap baik mengenai rekognisi bahaya, 50.5% responden mempunyai sikap baik pada sistem peringatan bahaya, dan 50.5% responden bersikap baik dalam mobilisasi sumber daya dan sistem evakuasi terkait sikap kesiapsiagaan bencana. Seluruh sampel tenaga kesehatan yang dipilih hanya mampu untuk memenuhi 40% hingga 65% keterampilan mengenai triage dan 25% hingga 33% keterampilan mengenai basic first aid. Sebanyak 51.6% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa rencana kegiatan bencana rumah sakit berjalan Baik, sebanyak 49.64% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi mobilisasi sumber daya tergolong Kurang Baik, dan sebanyak lebih dari 70% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi tiga komponen lainnya tergolong Kurang Baik. Hasil Hospital Safety Index sebesar 0 tidak memenuhi standar. Disimpulkan secara keseluruhan, kesiapsiagaan tenaga kesehatan RSUD Gunungsitoli tergolong kurang baik.

Indonesia is one of the most vulnerable countries to natural disasters, especially earthquakes and tsunamis. More than 600,000 people suffer from disasters in Indonesia every year. According to WHO, 67 percent of the approximately 18,000 hospitals are located at natural disaster hazards areas. The Gunungsitoli Regional General Hospital on Nias Island is one of the hospital that is vulnerable and needs to be prepared to deal with natural disasters. The purpose of this study was to assess the preparedness of hospital health workers to face earthquakes and tsunamis disasters.
Method: This research was observational with Qualitative and Semi-Quantitative methods (Mix-method). This study used several measurement instruments in conducting assessments such as questionnaires, observations, and in-depth interviews. There were several aspects that have been assessed including knowledge and attitudes, policies, disaster hospital planning, warning systems, resource mobilization, and business continuity.
Results: The results of the study found that most of the respondents (51,61%) had fair levels of knowledge related to earthquake and tsunami disasters, 62,37% of respondents had well levels of knowledge about the warning and evacuation system, and 60,21% of respondents had well levels of knowledge about the mobilization of resources and disaster response. 50.5% of respondents have good attitudes regarding hazard recognition, 58,5% of respondents have a good attitude on the hazard warning system and 50.5% of respondents are good at mobilizing resources and evacuation systems related to disaster preparedness attitudes. All selected health workers were only able to fulfill 40% to 65% of skills regarding triage and 25% to 33% of skills regarding basic first aid. As many as 51.61% of the sample of health workers stated that the planned hospital disaster activity went well, as many as 49.64% of the sample of health workers stated that the implementation of resource mobilization was classified as Poor, and more than 70% of the sample health workers stated that the implementation of the other three components was classified as Poor. The Hospital Safety Index result fulfilled 0 standard compliance. In conclusion, overall, the preparedness of health workers at the Gunungsitoli General Hospital was inadequate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bella Febrina
"Pada tahun 2017 tercatat total bencana di Indonesia adalah 2.853 kejadian dimana didominasi oleh bencana hidrometeorologi yaitu banjir menempati urutan pertama (978 kejadian). Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan korban jiwa. Meskipun partisipasi masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata terutama pada aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi prasarana publik yang rusak. Penanganan tanggap darurat untuk infrastruktur itu sendiri memerlukan proses perencanaan proyek yang baik karena menjadi salah satu fungsi vital dalam mencapai tujuan proyek sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu aspek kemanfaatan dan efektivitas (Pasal 31). Pengembangan proses perencanaan penanganan tanggap darurat dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan Pedoman Kerangka Ilmu Manajemen Proyek atau Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) khususnya edisi keenam tahun 2017 yang umumnya diakui sebagai praktik yang baik (best practice) dengan studi kasus: bencana alam banjir di Kabupaten Padang Pariaman yaitu dengan menganalisa gap/kesenjangan berdasarkan komparasi prosedur perencanaan eksisting dengan proses perencanaan berbasis PMBOK yang mana kemudian ditambahkan/diperbaiki aktifitas-aktifitas yang diperlukan untuk mengeliminasi gap tersebut sehingga prosedur yang dihasilkan ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas dokumen perencanaan.

In 2017 the total disaster recorded in Indonesia was 2,853 incidents which were dominated by hydrometeorological disasters, namely flooding which ranked first (978 incidents). The flood disaster not only caused rice fields to be flooded so they could not be harvested and destroyed housing and settlements, but also damaged the community's socio-economic service facilities and public infrastructure, and even claimed lives. Although community participation in the context of flood prevention is very evident especially in emergency response activities, flooding has caused additional state financial burdens, especially to rehabilitate and restore damaged public infrastructure functions. Emergency response handling for infrastructure itself requires a good project planning process because it is one of the vital functions in achieving project objectives as stated in the Republic of Indonesia Law Number 24 of 2007 concerning Disaster Management, namely aspects of benefit and effectiveness (Article 31). The development of the emergency response planning process in this study will use the Project Management Body of Knowledge approach (PMBOK Guide) especially the sixth edition of 2017 which is generally recognized as best practice with case studies: flood natural disasters in Padang Pariaman District, it is by analyzing gaps based on the comparison of existing planning procedures with the PMBOK-based planning process which activities are then added/corrected to eliminate the gap so that the resulting procedures are expected to improve the quality of planning documents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Kornelius
"Indonesia sangat rawan terhadap risiko bencana alam tektonik dan vulkanik gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi , karena: 1 terletak di antara tiga lempeng tektonik: Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, 2 berada di jalur cincin api 'Asia Pacific Ring of Fire' dengan 127 gunung berapi aktif terbanyak di dunia, dan 3 negara kepulauan terbesar dunia dengan 13.466 pulau. Sudah banyak terjadi bencana alam dari masa lalu hingga sekarang, dan masih akan terjadi lagi di masa depan, hanya waktunya yang tidak pasti. Korban meninggal dunia, cidera dan kerusakan, kehancuran rumah tinggal penduduk sudah jutaan dengan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Timbul permasalahan dalam aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam untuk rumah tinggal yang telah rusak dan hancur, karena memerlukan biaya yang tidak sedikit. Korban bencana tidak mempunyai uang yang cukup, banyak yang kehilangan sumber penghasilan, sementara anggaran dana pemerintah sangat tidak mencukupi untuk memberikan bantuan dan ganti kerugian, jika terjadi suatu bencana alam katastrofe. Hal itu mengakibatkan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah tinggal penduduk tidak bisa dilakukan dengan baik dan cepat, sehingga memperpanjang penderitaan korban bencana alam.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini melakukan studi pada 7 negara paling rawan bencana alam yang telah menerapkan skema asuransi bencana alam untuk mengkaji dan mengganalisis: 1 skema asuransi bencana alam yang tepat diterapkan di Indonesia; 2 peranan reasuransi dan catastrophic bond dalam mendukung skema asuransi bencana alam di Indonesia; dan 3 pembaruan hukum yang diperlukan untuk mewujudkan skema asuransi bencana alam.
Penelitian dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif dengan analisis data secara juridis kualitatif. Penelitian ini menjawab: 1 skema asuransi bencana alam yang dapat dan tepat diterapkan di Indonesia adalah skema asuransi bencana alam yang bersifat wajib tolong-menolong untuk menjamin setiap rumah tinggal terhadap risiko bencana alam, 2 reasuransi dapat memberikan dukungan terhadap skema asuransi bencana alam di Indonesia dengan jaminan reasuransi dari pasar reasuransi tradisional dan catastrophic bond dapat memberikan jaminan reasuransi innovatif yang lebih besar melalui investor korporasi di pasar modal global; 3 diperlukan pembaruan hukum perasuransian dan hukum penanggulangan bencana untuk mewujudkan skema asuransi bencana di Indonesia.
Hasil penelitian ini menyarankan Indonesia penting menyelenggarakan skema asuransi bencana alam rumah tinggal yang sifatnya wajib tolong-menolong untuk risiko gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi, sehingga penduduk korban bencana alam akan mendapatkan ganti kerugian yang lebih besar dan lebih cepat untuk dapat membangun kembali rumah tinggal mereka yang rusak dan hancur sesuai princip 'build back better' dari deklarasi dan kerangka kerja Sendai 2015-2030.

Indonesia is very prone to tectonic and vulcanic natural disaster earthquakes, tsunami and volcanic eruptions due to 1 it located between three tentonic plates Indo Australia, Eurasia and Pacific, 2 within the Asia Ring of Fire with 127 active volcanoes, the largest number of active volcanoes in the world, and 3 the largest archipelago country in the world with total number of islands 13,466. A large number of natural disasters calamities have occurred in the past and that will occur again in the future with unknown times and places. Those have caused million fatalities deaths, bodily injuries, damage, destruction to residential buildings houses with huge economic losses.
There is always a serious problem in the rehabilitation and reconstruction of damaged residential buildings houses which needs a lot of fund whilst the victims did not have sufficient fund and they were suffering from loosing sources of income caused by the natural disasters.The government rsquo s annual budget for natural disasters rsquo relief and compensation is very limited, not sufficient, when a catastrophic calamity natural disaster occur. That situation caused rehabilitation and reconstruction program for residential buildings houses cannot be performed well, properly and fast, it prolongs the suffering of the victims. Based on the above description, this research did a study in seven countries prone to natural disasters which have natural disaster insurance schemes for houses.
The objective of this study is to answer the research questions 1 what is the type of natural disaster insurance can and most suitably be implemented in Indonesia, 2 how reinsurace and catastrophic bond can support the natural disaster insurance scheme, and 3 is law amendment necessary for the implementation of natural disaster insurance scheme.
This study use legal normative method research with statute, conceptual and comparative approaches. This study answers 1 a mandatory compulsory natural disaster insurance scheme covering residential buildings houses for earthquake, tsunami and volcanic eruption risks is suitably implemented in Indonesia 2 reinsurance can provide reinsurance coverage from the traditional reinsurance market and catastrophic bond can provide larger innovative reinsurance coverage from corporate investors of the global capital market 3 amendment or change to the current insurance law and disaster mitigation law is necessary for the establishment and implementation of natural disaster insurance scheme in Indonesia.
The result of this study suggests it is necessary for Indonesia to establish and implement a natural disaster insurance scheme for residential buildings houses covering earthquake, tsunami and volcanic eruption risks. With that scheme, homeowners will get larger and faster compensation from the insurers for rebuilding their damaged houses with the principle of ldquo build back better rdquo in accordance with Sendai Declaration and Framework 2015 2030.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
D2252
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zainul Alfan
"Dalam menangani dampak dari bencana alam dalam skala besar, sangatlah diperlukan strategi bagaimana mendistribusikan barang bantuan, seperti air, makanan, atau obat-obatan ke seluruh daerah bencana optimal, dan secepat mungkin. Ditambah lagi dengan kemungkinan rusaknya infrastruktur seperti jembatan atau jalan raya, yang bisa menghambat pendistribusian barang bantuan. Sehingga, akan dilakukan pendekatan dengan model matematis melalui transshipment problem. Untuk melibatkan elemen ketidakpastian pada aksesibilitas jalan, digunakan simulasi Monte Carlo. Selanjutnya diselesaikan model matematis untuk mendapatkan strategi dalam mendistribusikan barang bantuan yang optimal. Sebagai ilustrasi dari hasil yang telah didapatkan, implementasinya diterapkan ke kasus gempa Sumatra Barat pada tahun 2009.

Given the serious damage caused by large-scale natural disaster, an optimal strategy about how to disribute relief goods, such as water, food, or medicine, to all disaster area as fast as possible is very needed. Furthermore, there?s a possible damage to infrastructure, such as main road or bridge, that can affect the distribution process. Hence, we will using mathematical model approach using transshipment problem. In order to express the uncertainty regarding to the road`s accesibility, we applied Monte Carlo simulation. Then, we will solve the mathematical model to obtain an optimal strategy on how to distribute relief goods. To illustrate the results that obtained, we apllied this approach into the case of West Sumatra earthquake in 2009."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kevin Utomo
"ABSTRACT
Menyediakan rumah hunian sementara bagi korban bencana alam di Indonesia merupakan salah satu isu yang kritis dan menantang mengingat kondisi Indonesia sebagai negara yang rawan terhadap bencana alam. Di Indonesia, bambu merupakan material yang paling banyak digunakan sebagai material untuk membangun rumah hunian sementara karena merupakan material lokal yang pengerjaannya cukup mudah dan murah. Di sisi lain, material kontainer telah banyak digunakan di beberapa negara sebagai rumah hunian sementara baik untuk penduduk yang kurang mampu maupun korban bencana alam. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan antara rumah bambu dan rumah kontainer di Indonesia. Parameter yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah dari segi biaya pembangunan dan lama periode konstruksi. Dari hasil penelitian, biaya pembangunan rumah bambu sebagai hunian sementara adalah sebesar Rp. 4.913.000,00 dengan waktu total pengerjaan selama enam hari. Sedangkan, biaya pembangunan rumah kontainer adalah sebesar Rp. 29.130.000,00 dengan waktu total pengerjaan selama tiga hari.

ABSTRACT
Providing temporary housing for disaster victims in Indonesia is one of challenging and critical issue considering that Indonesia is a country that prone to natural disaster. In Indonesia, bamboo was used as the material for temporary housing because bambu could be found locally with simple and cheap construction. On one hand, container had been used in other countries as temporary housing either for low income population or disaster victims. This research aims to analyze comparation between bambu house and container house as temporary housing for disaster victims in Indonesia. The parameters that compared in this research are from construction cost aspect and construction period aspect. As the result of the experiment, total construction cost of bamboo house as temporary housing is Rp. 4.913.000,00 with total six days construction period. Hence, the total construction cost of container house as temporary housing is Rp. 29.130.000,00 with total three days construction period. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsanu Taqwim Safrudin
"Bencana alam merupakan salah satu ancaman paling serius di Indonesia. Keberadaan dua lempeng gunung aktif membuat ancaman bencana mengintai di Indonesia setiap tahun kedua. Penanggulangan bencana saat ini masih menggunakan cara tradisional yaitu turun ke lapangan dan melihat langsung titik-titik yang terkena bencana alam. Namun, situasi ini sebenarnya cukup berisiko mengingat kondisi lingkungan yang masih belum stabil sehingga cukup berbahaya bagi tim yang sedang mengamati daerah yang terkena bencana alam. Kendaraan udara tak berawak juga bisa disebut drone adalah perangkat yang beroperasi dengan cara diterbangkan secara vertikal. Alat ini sangat mumpuni untuk melewati berbagai rintangan sehingga sangat cocok digunakan sebagai pengamatan daerah yang terkena bencana. Namun, saat ini drone perlu ditingkatkan kemampuannya untuk dapat terbang secara otomatis dan mendekati objek sasaran. SURF sebagai ekstraksi ciri merupakan metode pendeteksian yang cukup ringan. Namun, kondisi bencana yang cukup kompleks memerlukan cara penyederhanaan citra agar mudah dideteksi. Di sini fitur canny edge berfungsi untuk menyederhanakan gambar dan menghasilkan deteksi yang lebih baik dan dapat diimplementasikan secara real time.

Natural disasters are one of the most serious threats in Indonesia. Existence two active mountain plates make a threat of disaster lurking in Indonesia every year the second. Disaster management is currently still using traditional methods to go to the field and see firsthand the points affected by natural disasters. However, this situation is actually quite risky considering the environmental conditions that are still not yet stable so it is quite dangerous for the team that is observing the area affected by natural disasters. Unmanned aerial vehicles can also be called drones is a device that operates by being flown vertically. This tool very qualified to pass through various obstacles so it is suitable for use as an observation of disaster-affected areas. However, currently drones need to be upgraded the ability to be able to fly automatically and approach the target object. SURF as feature extraction is a fairly light detection method. However, disaster conditions that are quite complex require a way to simplify images for easy detection. Here the canny edge feature acts for can simplify images and produce better detection and can implemented in real time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Asti Pramishinta
"Indonesia dikenal sebagai negara yang terletak di dalam Cincin Api Pasifik yang menyebabkan Indonesia sering dilanda bencana alam. Salah satunya adalah letusan gunung Rokatenda yang terjadi di Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan puluhan rumah rusak. Hal ini mendorong pemerintah untuk memberikan bantuan dan merekomendasikan pembangunan rumah pascabencana. Permasalahannya adalah rumah yang dibangun seringkali lebih mengedepankan aspek kemudahan, kecepatan produksi secara massal dan aspek kekuatan struktur bangunannya namun melupakan perubahan kebutuhan penghuninya. Oleh karena itu, konsep flexible housing ini hadir dan ditengarai mampu menanggapi perubahan kebutuhan tersebut. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi flexible housing pada rumah pascabencana. Salah satu rumah pascabencana yang ada di Indonesia adalah Rumah di Pulau Flores. Metode penulisan skripsi ini dilakukan dengan berusaha memahami fenomena penggunaan rumah bantuan pascabencana dilihat dari kacamata penghuni rumah untuk memastikan bagaimana rumah dapat beradaptasi seiring berubahnya kebutuhan pengguna. Hasilnya, rumah ini tergolong flexibel meski terdapat beberapa aplikasi yang tidak dipenuhinya.

ABSTRACT
Indonesia is known as a country located in the Ring of Fire which causes Indonesia to be frequently hit by natural disasters. One of them is the eruption of the Rokatenda volcano which occurred in East Nusa Tenggara which resulted in dozens of houses damaged. This prompted the government to provide assistance and recommend the construction of post-disaster housing. The problem is that houses often prioritize aspects of ease, mass-production speed, and strength aspects of building structures, but forget the changing needs of its inhabitants. Therefore, the concept of flexible housing is suspected to be able to respond to changing needs. The purpose of this thesis is to find out how the application of flexible housing in post-disaster home. One of the post- disaster houses in Indonesia is the House on Flores Island. This thesis writing method is done by trying to understand the phenomenon of the use of a post-disaster house from the residents of the house to ensure how the house can adapt as the needs of users change. The result, this house is quite flexible although some applications are not fulfilled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arief Wibowo
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang seringkali terjadi bencana alam. Penanggulangan bencana menjadi fokus utama dalam mengatasi bencana alam, terutama saat situasi tanggap darurat. Penyaluran logistik atau biasa disebut humanitarian logistic menjadi suatu hal penting guna memenuhi kebutuhan korban serta mencegah timbulnya korban jiwa. Namun, permasalahan seringkali terjadi saat penyaluran logistik, seperti penumpukan logistik di suatu posko, kurang meratanya persebaran logistik, dan permasalahan lainnya. Berbagai permasalahan tersebut muncul akibat kurangnya koordinasi antar stakeholder bencana alam serta kurangnya informasi terkait logistik yang akurat dan relevan. Oleh karenanya, dengan menggunakan disiplin ilmu Human Computer Interaction (HCI), penelitian ini bertujuan untuk membuat perancangan desain purwarupa aplikasi bencana alam. Penelitian ini juga menggunakan metode User-Centered Design (UCD) yang bertujuan agar perancangan desain lebih berfokus ke pengguna. Target pengguna dari aplikasi ini adalah seorang relawan bencana alam yang pernah membantu dalam penyaluran logistik di suatu posko bencana alam. Hasil dari penelitian ini berupa perancangan desain purwarupa high-fidelity mockup. Selain itu, hasil penelitian ini juga berupa evaluasi desain purwarupa dengan menggunakan pendekatan mixed methods yang mana menggunakan usability testing untuk data kualitatif, dan System Usability Scale (SUS) untuk data kuantitatif. Berdasarkan hasil evaluasi data kualitatif, 10 narasumber berpendapat bahwa desain purwarupa sudah memiliki informasi yang cukup lengkap dan mudah dipahami. Selain itu, berdasarkan data kuantitatif, desain purwarupa memiliki nilai di atas rata-rata yaitu 76 dan 80,5, sehingga sudah memiliki usability yang baik

Indonesia is the largest archipelagic country in the world that is often affected by natural disasters. Disaster management is the main focus in overcoming natural disasters, especially during emergency response situations. Logistics distribution or commonly called humanitarian logistics becomes an important thing to meet the needs of victims and prevent casualties. However, problems often occur when distribution of logistics, such as logistics stacking at a post, lack of equitable distribution of logistics, and other problems. These problems arise due to lack of coordination among stakeholders of natural disasters as well as a lack of accurate and relevant logistical information. Therefore, by using the discipline of Human Computer Interaction (HCI), this study aims to create a prototype design of natural disaster applications. This study also uses the User-Centered Design (UCD) method which aims to make the design of the design more focused on the user. The target user of this application is a natural disaster volunteer who has helped in the distribution of logistics at a natural disaster post. The results of this study are in the form of high-fidelity mockup prototype design. In addition, the results of this study are also in the form of an evaluation of prototype design using a mixed methods approach which uses usability testing for qualitative data, and System Usability Scale (SUS) for quantitative data. Based on the results of the evaluation of qualitative data, 10 speakers argued that the prototype design already had sufficiently complete and easily understood information. In addition, based on quantitative data, prototype design has a value above the average of 76 and 80.5, so it already has good usability."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>