Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asim Gunarwan
"This paper reports on the results of a survey conducted with a view towards finding out why words coined or introduced by the Indonesian National Center of Language Development are readily, half-readily or not readily accepted by the target speech community as exemplified by the words mantan ("former";) anda ("you") and sangkil ("efficient") respectively. Data were drawn by means of a survey questionnaire which was developed on the basis of an assumption that corpus planning products can be likened to manufactured goods and that members of the community will "buy" them if: (1) they know that they exist; (2) they need them; (3) they believe they are good (or better than the existing ones); (4) other people (possibly whose socioeconomic status is higher) use them; and (5) they know how to use them. The data obtained were analyzed along this line of thinking, including using a five-point semantic-differential scale for measuring respondents' assessment of some newly coined or introduced wards or terms. The implications of the findings for the corpus planning of Indonesian, the national language of Indonesia, are considered."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Gaffar Ruskhan
"Kontak bahasa yang terjadi antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain akan berpengaruh pada bahasa yang bersangkutan. Kontak bahasa itu tidak dapat dipisahkan dengan kontak budaya yang terjadi, bahkan dipandang sebagai salah satu aspek kontak budaya. Weinreich (1953:5) menyebutkan bahwa pengaruh bahasa lain ke bahasa tertentu merupakan difusi dan akulturasi budaya. Menurut Schuchardt seperti yang dikutip Haugen (1992:198), pengaruh tersebut terlihat pada kosakata yang dipungut oleh bahasa tertentu. Hal itu merupakan ciri keuniversalan bahasa. Tidak ada satu bahasa pun yang luput dari pengaruh bahasa atau dialek lain. Bahasa Inggris yang merupakan bahasa terkemuka, misalnya, memungut tidak kurang dari separuh kosakatanya dari bahasa Latin, Yunani, Skandinavia, dan Perancis (Robins, 1991:438; Gonda, 1973: 26; Moeliono, 1968:441; 1981:162). Bahkan, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa Eropa yang terbuka terhadap pungutan (Jespersen, 1955; Baugh, 1968; Ahmad, 1992). Masalah pemungutan ke dalam suatu bahasa berkaitan dengan tingkat kedwibahasaan masyarakat yang melakukan perriungutan itu (Haugen, 1950;
1973; Broselow, 1991:200--201). Pada awalnya pemungutan terbatas pada penutur dwibahasawan. Setelah meniadi pungutan ("barang jadi"), penutur ekabahasawan memanfaatkannya meniadi kata sehari-hari (Moeliono, 1989: 162; Samsuri, 1980:58). Hal itu ditandai pula oleh penggunaan dua bahasa secara bergantian dan berturut-turut oleh penutur dwibahasawan atau alih kode (Haugen, 1992:198), baik dalam bentuk sebuah kalimat maupun di antara kalimat sehingga menghasilkan butir pungutan baru ke dalam perbendaharaan bahasanya (Clyne, 1987). Kondisi yang demikian berlaku pula di dalam bahasa Indonesia. Sebagai masyarakat yang multibahasa, alih kode yang menghasilkan pemungutan itu berlangsung dalam kehidupan berbahasa. Hal itu terlihat dengan cukup banyaknya pungutan dari berbagai bahasa, baik dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah. Salah satu pungutan itu berasal dari bahasa Arab.
Pengaruh Bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu--yang kemudian bernama Bahasa Indonesia--bersamaan dengan masuk agama Islam ke Nusantara. Berkaitan dengan pengaruh bahasa Arab itu, ada baiknya dikemukakan pandangan tentang masuknya agama Islam ke Nusantara. Ada dua pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara ini. Pandangan pertama mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara ini pada abad ke-7 (Baried, 1982; Sudarno, 1990; Dasuki et al., 1993; Azmi, 1993; Tiandrasasmita, 1993) dan pandangan lain mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara ini pada abad ke-13 Masehi (Tiandrasasmita, 1993; Abdulgani, 1993)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
Jakarta: UI-Press, 1994
PGB 0456
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Eristia Larasati
"ABSTRAK
Idiom adalah suatu bentuk bahasa yang merefleksikan filosofi dan kebudayaan suatu bangsa. Penerjemahan idiom merupakan salah satu dari beberapa masalah dalam penerjemahan. Idiom dari suatu negara memiliki latar belakang budaya dan susunan bahasa yang tidak selalu mudah dipahami oleh pembelajar asing atau non-penutur. Oleh sebab itu, penerjemahan idiom dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran tidak selalu padan. Tulisan ini membahas tentang penerjemahan idiom yang telah melalui dua kali proses penerjemahan, dari Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran 1, kemudian dari Bahasa Sasaran 1 (BSa1) ke Bahasa Sasaran 2 (BSa2). Data penelitian diambil dari cerpen berbahasa Mandarin berjudul ―风波Fengbo‖ karya Lu Xun. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total sembilan idiom yang muncul di cerpen yang telah disebutkan terdapat lima idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa1 dan tiga idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa2. Sedangkan dari perbandingan antara penerjemahan kedalam BSa1 dan BSa2 terlihat perbedaan dalam memaknai dua idiom yang ada dalam data. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan pada proses yang kedua (BSa2) mengalami pergeseran makna yang lebih jauh dibandingkan proses yang pertama (BSa1).

ABSTRACT
Idioms are a form of language that reflects the philosophy and culture of a nation. Idiom translation is one of several problems of translation. Idioms from a certain country have a cultural background and a language structure that are not always easily understood by foreign learners or non-speakers. Therefore, translating idioms from Source Language to Target Language is not always equivalent. This paper discusses the translation of idioms that have gone through two translation processes, from Source Language (SLa) to Target Language 1, then from Target Language 1 (TLa1) to Target Language 2 (TLa2). The research data was taken from a Chinese language short story entitled 风波 Fengbo by Lu Xun. The results of the analysis show that out of the nine idioms that appear in the short stories mentioned there are five idioms which are translated with equivalents in TLa1 and three idioms which are translated as equivalents in TLa2. Whereas the comparison between translation into TLa1 and TLa2 shows differences in interpreting two idioms in the data. It can be concluded that the translation in the second process (TLa2) will experience a further shift in meaning."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Brandstetter, Renward
Djakarta: Pustaka Rakyat, 1957
499.22 BRA it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Bari
"Bahasa Daerah jang mempunjai tjukup banjak pendukung dalam masjarakat tetap kita pelihara dan diadjarkan disekolah sekolah daerah masing masing (terutama Sekolah Rakjat) setjara strukturil. Pengadjaran Bahasa Indonesia bertolak dari struktur jang paling berbeda dengan bahasa daerah setempat. Pengadjaran Bahasa Indonesia dengan metode linguistik strukturil disekolah sekolah akan berdjalan dengan baik apabila didjalankan dengan tjara sedikit demi sedikit. Dan lebih baik menangguhkan istilah istilah jang dapat membingungkan murid. Untuk tudjuan ini perlu pembentukan kader kader pengadjar Bahasa Indonesia jang berfaham linguistik strukturil sebanjak banjaknja. Bahasa Indonesia telah dan sedang tumbuh dengan tjepat demikian pula kata katamadjemuk telah bertambah banjak dibanding tahun tahun jang lalu. Oleh karena itu perlu penindjauan Kamus Umum Bahasa Indonesia, terutama mengenai katamadjemuk. Dapat diambil sebagai antjar antjar lima tahun sekali_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1963
S10886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chong, Swee Huat
"Perkembangan mass media modern, baik televise, radio maupun persuratkabaran dan majalah telah memainkan peranan yang penting dalam segala bidang. Tanpa mass media berarti komunikasi antara satu pihak dengan pihak yang lain akan terhambat, dan akibatnja bias sangat parah. Karena tanpa mass media pemerintahan demokratik, industri, aktivitas kebudayaan dan pendidikan akan menjadi lumpuh (Alexander Scharbach 1965:78). Fungsi mass media secara konservatif dapat dikatagorikan atas empat koponen yang penting yaitu: komunikasi, informasi, didaktik dan hiburan. Keacuali suratkabar majalahlah yang paling banyak pembacanya, ia juga termasuk salah satu publikasi yang _long life age_ (lestari) sifatnya. Maka pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga penggunaan bahasanya, tidak dapat diabaikan. Majalah-majalah di Indonesia sungguh banyak sekali variasinya. Secara garis besar dapat kami klasifikasikan sebagai berikut: 1. Majalah hiburan (untuk orang dewasa): Varia, Varianada, Cinta, Vista, Selecta, Senang, Stop, Non-stop, Flamboyan, Contessa dan sebagainya. 2. Majalah berita mingguan (bergambar): Tempo, Ekspres, Topi, Mimbar dan sebagainya. 3. Majalah kanak-kanak: Bobo, Kawanku, Si Kuncung, Kembang Teratai dan sebagainya. 4. Majalah kebudayaan: Budaja Djaja, Basis, Pewayangan Indonesia, Horizon dan sebagainya. 5. Majalah wanita: Wanita, Mutiara, Femina, Keluarga, Lady Only dan sebagainya. 6. Majalah bulanan umum (human interst) : Intisari, Mahkota, Prima dan sebagainya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1973
S10768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Ekoyanantiasih
"ABSTRAK
Penelitian bahasa mengenai pemertahanan Bahasa Daerah Jawa telah dilakukan di Kelurahan Depok Jaya. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel di luar bahasa berpengaruh pada proses pemertahanan Bahasa Daerah Jawa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara, serta pengamatan langsung terhadap lima puluh orang sampel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitis secara kuantitatif dengan memperhitungkan frekuensi distribusi pemakaian bahasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahasa Daerah Jawa terutama sekali banyak digunakan di antara anggota keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemertahanan Bahasa Daerah Jawa lebih dominan di dalam lingkungan keluarga.
Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa besar kecilnya derajat pemertahanan Bahasa Daerah Jawa dipengaruhi oleh faktor usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, dan mobilitas penduduk.

"
1990
S11157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fathia
"Penelitian mengenai slogan bank, khususnya mengenai segi-segi struktural dan efek komunikatifnya, telah dilakukan pada tahun 1992 berdasarkan data yang dikumpulkan dari harian Kompas. Tujuan penelitian tersebut ialah untuk mengetahui struktur slogan bank serta membandingkan pola pembentuk struktur itu dengan pola-pola kalimat yang diajukan oleh ahli bahasa. Selain itu juga untuk melihat efek komunikatif yang ingin disampaikan oleh slogan-slogan bank. Data dikumpulkan dari iklan bank dalam harian Kompas selama tahun 1990. Penelitian struktural dilakukan ber_dasarkan pola-pola yang diajukan oleh ahli bahasa Indonesia, sedangkan penelitian efek komunikatifnya dilakukan melalui daftar pertanyaan yang dibagikan langsung kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola-pola yang muncul pada data juga ditemukan dalam pola yang dikemukakan oleh seorang ahli bahasa Indonesia, Harimurti Kridalaksana. Dari penelitian efek komunikatif diketahui bahwa hanya 23% responden yang dapat mengingat slogan bank tempat ia menabung dan hanya 4 slogan bank yang diingat oleh 50% responden. Di sini dapat dilihat bahwa slogan-slogan bank belum memenuhi syarat slogan yang ideal, yaitu singkat, jelas, dan mudah diingat. Untuk itu perlu kiranya diadakan penelitian lebih lanjut dengan melibat_kan pihak-pihak pembuat slogan guna mendapatkan slogan yang ideal, sesuai antara citra yang ingin ditampilkan pihak pembuat dengan yang ditangkap pembaca dan pendengarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Dwiyana Rocharpriyati
"Penelitian mengenai Bahasa Iklan Jepang sebagai sebuah tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa telah dilakukan untuk skripsi mencapai gelar sarjana sastra. Tujuannya ialah untuk memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dilihat dari eudut Pandang ilmu Linguistik. Penelitian ini menggunakan metode dekakriptif yang menggunakan metode studi kepustakaan dan metode penelitian terhadap media iklan khususnya media iklan cetak. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan_-kesimpulan yang berusaha memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dan terakhir penelitian ini juga merupakan tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang. Kesimpulan-kesimpulan itu sebagai berikut: (a) 1. Bahasa Ikian Jepang adalah Bahasa Jepang yang dipakai dalam pesan-pesan penjualan - Copy iklan atau CM - iklan Jepang. Bahasa Jepang yang dipakai dalam paean-paean penjualan ini sebagai bahasa penggerak manusia bertujuan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan tindakan manusia. (b) Bahasa Iklan Jepang merupakan bidang retorika bahasa. Retorika dalam Bahasa Iklan Jepang merupakan retorika pengaruhen atau retorika persuasi. (c) Bahasa Iklan Jepang selain harus memenuhi kaidah-_kaidah tata bahasa yang dimiliki Bahasa Jepang pada umumnya, Bahasa Iklan Jepang juga harus memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik yaitu: bahwa kalimat-kalimat pada iklan itu harus 1) tampak oleh meta dan terdengar oleh telinga; 2) dibaca atau didengar sampai akhir; 3) diisi kebajikan dan simpati; 4) kesan yang ditinggalkan terus berlanjut, sampai kapanpun tidak terlupa; 5) orang yang membaca atau mendengar, sebagi hasilnya bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan tersebut. (d) Bahasa Iklan Jepang menggunakan keragaman akeara Jepang, yaitu huruf Kanji, Hiragana, Katakana, dan huruf latin/alfabet untuk memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik. (e) Ciri khas Bahasa iklan Jepang yang menonjol terutama pada bagian cacth phrase--nya adalah pemakaian tanda Baca titik-koma yang bertujuan menonjolkan penampilan iklan sehingga menarik perhatian pembacanya. Pemakai_an tanda titik-koma ini membentuk kalimat-kalimat pendek yang sederhana susunan tata-bahasanya, bahkan ada kecenderungan kalimat-kalimat dalam Bahasa Ikian Jepang menyerupai kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. (f) Kesederhanaan vokal dasar Bahasa Jepang yang sangat erat hubungannya dengan permainan kata-kata atau Goroawase yang sering dipakai dalam Bahasa Iklan Jepang. Kesederhanaan vokal Bahasa Jepang inilah yang memungkinkan perbendaharaan kosa-kata Bahasa Jepang banyak memiliki kata-kata yang sama/mirip bunyi tetapi berbeda arti atau tulisan (Doonigigo dan Ruijionigigo) (g) Bahasa Iklan Jepang juga banyak menggunakan kekayaan khasanah Onomatopoeia (Giseigo) yang dimiliki Bahasa Jepang untuk membentuk kalimat-kalimat pendek yang memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian konsumennya. (h) Analisa yang melahirkan kesimpulan keenam dan kesimpulan ketujuh, apabila ditilik dari cabang bidang ilmu Linguistik tertentu, merupakan sebuah tinjauan Morfo-Semantic karena menitik beratkan pada pembahasan kosa-kata dengan makna yang dimilikinya atau arti yang lahir seteiah pemakaiannya dalam kalimat. Sedangkan analisa yang melahirkan kesimpulan kedua merupakan tinjauan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang, karena menilik Bahasa Iklan Jepang sebagai bidang retorik6 bahasa. Gaya bahasa pada Bahasa Ikian Jepang adalah gaya bahasa pengaruhan atau gaya bahasa persuasi yaitu cara menggunakan bahasa dengan tujuan mempengaruhi orang secara halus agar bertindak sesuai dengan keinginan kita. Jadi penelitian terhadap Bahasa Iklan Jepang ini juga merupakan sebuah tinjauan Morfo-semantis dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library