Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ecklund, Judith Louise
"I chose to do fieldwork among the Sasak of Lombok, Indonesia, and to study aspects of ritual. Many idioms of experience which have repercus¬sions in everyday life frequently are expressed most clearly in a ritual¬ized context. I focussed my research wherever possible on the language of ritual and on explicitly ritualized forms of language as symbolic media that provide structural continuity to social interaction. However, in order to understand exactly what ideas were being expressed in ritual form, and why and how, it was necessary to gather considerable sociocultural material as background. This background occasionally came to overshadow the ritualized behavior that was the original focus. The rea¬sons for this were clear, though, because the example of ritualized be¬havior and language I had selected to analyze, bau nyale, was one which exemplified, articulated, and even paralleled conditions found in the more general cultural context.' Ritualized events that were less spec¬tacular visually and which involved little or no explicitly structured speech, or even silence--normal courting or elopement, for example--actually had more radical consequences for everyday social life than did bau nyale; but together they all formed a single complex of thought cen¬tered on the fundamental issue of the nature of social relations. Ritual¬ized events often attract attention because they are unusual and dramatic,"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
RB 30 E 71 m
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Pribadi
"ABSTRAK
Penyelenggaraan transmigrasi sebagai salah satu program berskala nasional diarahkan dapat membantu memecahkan masalah ketimpangan distribusi penduduk khususnya antara Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa. Namun hingga saat ini program pemerintah yang mulai diselenggarakan tahun 1950 tersebut dirasakan belum sepenuhnya berhasil. Ketimpangan distribusi penduduk antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa terus saja berlangsung. Beberapa hal yang menyebabkan keadaan tersebut terjadi antara lain adalah masih sedikitnya minat sebagian besar masyarakat untuk bertransmigrasi. Berbagai faktor yang berasal dari tingkatan individu, rumah tangga, dan komunitas, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri mempengaruhi animo bertransmigrasi.
Melalui penelitian ini berusaha dipahami lebih mendalam berbagai faktor yang berpengaruh terhadap animo bertransmigrasi. Untuk itu diuji enam variabel yang diduga mempunyai pengaruh nyata terhadap animo bertransmigrasi. Keenam variabel tersebut diukur melalui proses survei pada calon transmigran yang siap berangkat ke daerah tujuan transmigrasi.
Dari pengujian dengan metode analisa regresi linier berganda, didapatkan hasil bahwa semakin rendah tingkat pendidikan, dan semakin tinggi beban keluarga, serta semakin rendah pemilikan lahan, maka semakin tinggi animo bertransmigrasi. Sedangkan informasi dari saudara dan tokoh masyarakat lebih dipercaya dan kuat mendorong dibanding dari petugas pemerintah. Demikian pula semakin tinggi pendapatan keluarga dan semakin rendah kepadatan penduduk, maka semakin tinggi animo bertransmigrasi.
Mengacu hasil penelitian tersebut, beberapa kebijakan pokok yang perlu ditempuh oleh para perencana dan pelaksana program pembangunan adalah dengan menciptakan wilayah pengembangan ekonomi baru di daerah-daerah potensial di luar Pulau Jawa sebagai daya tarik, selain terus mendorong penduduk di daerah padat bersedia berpindah dan menetap di daerah pengembangan baru tersebut. Demikian pula pembukaan pemukiman transmigrasi harus diorientasikan pada pengembangan usaha yang berskala ekonomi tinggi. Implikasi dari kebijakan ini diharapkan dapat menarik penduduk di daerah padat bersedia berpindah dan menetap di daerah pengembangan baru tersebut. Demikian pula pembukaan pemuuiman transmigrasi harus diorientasikan pada pengembangan usaha yang berskala ekonomi tinggi. Implikasi dari kebijakan ini diharapkan dapat menarik penduduk di daerah padat dan berpendidikan relatif tinggi untuk bersedia bermigrasi ke daerah baru tersebut.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor sosial budaya yang menentukan sebuah tuturan memohon bahasa Jepang diujarkan. Tuturan memohon bahasa Jepang tersebut diambil melalui skenario drama televisi Jepang, kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan. Faktor sosial budaya diteliti melalui pola interaksi masyarakat Jepang dan ranah situasi suatu tuturan, sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap mengenai tuturan memohon bahasa Jepang.
Sumber data penelitian ini adalah skenario drama televisi Jepang yang berjudul Love Story, karya Eriko Kitagawa. Dengan pemilihan sumber data ini akan diperoleh cara penggunaan tuturan memohon bahasa Jepang di dalam masyarakat Jepang.
Hasil analisis data menunjukkan situasi tuturan sangat mempengaruhi tuturan memohon tersebut diujarkan. Situasi tuturan mengacu pada keformalan dan ranah situasi yang terdiri atas akrab, ritual, dan acing. Faktor berikutnya yang mempengaruhi tuturan memohon bahasa Jepang adalan hubungan dengan petutur melalui pola interaksi masyarakat Jepang yang terdiri atas uchi mono, shitashii mono, dan Soto mono. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah status sosial, hubungan sosial, dan usia petutur. Strategi dan ragam yang dipilih oleh penutur mengacu pada faktor sosial budaya dan maksud dari tuturan tersebut. Ragam yang banyak ditemukan oleh penutur ketika memohon di dalam sumber data adalah bentuk -te kudasai.

The research aims at searching social dan culture factors to determine a Japanese request. The reseach of Japanese request is based on drama scene, which, then is identified, classified, and describe in. Then social factors are examined through Japaneses society interaction type and situation domain, that's way the detail description of a Japanese request would be reached.
The researchs sources are Japanese television drama scene, tittle Love Story, written by Erika Kitagawa, by examining the source, the background of a Japanese request usage would be founded.
The data analytical result shows that three factors will impact a Japanese request. The first factor is situation. Situation request depend on formal and situation domain, which consist of intimate, ritual, and anomie. The second factor is relationship between speaker and hearer through Japaneses society interaction type, which consist of uchi mono, shitashii mono, and solo mono. The third factor is social status, social interaction, and age. The strategic and type chosen by speaker depand on social and cultural factor and the purpose of request -te kudasai is the most type used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galio Rudolfo Dian Burdames
"[ABSTRAK
Merokok adalah penyebab morbiditas dan mortalitas. Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi individu perokok tetapi juga bukan perokok. Determinan sosial budaya terkait merokok belum dipahami secara jelas, sehingga bisa lebih bermanfaat dalam penanggulangan tembakau. Untuk itu peneliti akan menyajikan hasil determinan apa saja yang berpengaruh terhadap kebiasaan merokok di desa dan kota pada daerah produsen rokok.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi, serta telaah dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah, pengetahuan, sikap, keyakinan, interaksi sosial, ritual adat, dan norma masyarakat. Peneliti menyarankan kepada Kementerian Kesehatan yaitu intervensi khusus bagi perokok di pedesaan ataupun perokok yang dekat dengan industri maupun perkebunan tembakau, Penganggaran Promotif di berikan penekanan terhadap pengendalian tembakau dan juga dalam menghadapi strategi produsen rokok untuk perokok baru dan dewasa. Serta advokasi oleh pemerintah Kota dan Kabupaten Malang bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat terkait penanggulangan bahaya rokok.

ABSTRACT
Smoking is a cause of morbidity and mortality. Smoking behavior is behavior that is detrimental, not only for the individual smoker but also non-smokers. Socio-cultural determinants related to smoking is not clearly understood, so it could be more helpful in the prevention of tobacco. To the researchers will present the results of any determinants that influence smoking habits in villages and towns in the tobacco-producing regions.
This study used a qualitative method with descriptive data collection conducted through semi-structured interviews and observation, and document analysis. This study found that the most influential factor is knowledge, attitudes, beliefs, social interaction, ritual customs, and norms of society. Researchers suggest to the Ministry of Health is a special intervention for smokers in rural or smokers who are close to the industry and tobacco plantations, Budgeting Promotive given the emphasis on tobacco control strategies and also in the face of new cigarette manufacturers for smokers and adults. And advocacy by the government of Malang City for religious leaders and public figures related to overcome the dangers of smoking.
, Smoking is a cause of morbidity and mortality. Smoking behavior is behavior that is detrimental, not only for the individual smoker but also non-smokers. Socio-cultural determinants related to smoking is not clearly understood, so it could be more helpful in the prevention of tobacco. To the researchers will present the results of any determinants that influence smoking habits in villages and towns in the tobacco-producing regions.
This study used a qualitative method with descriptive data collection conducted through semi-structured interviews and observation, and document analysis. This study found that the most influential factor is knowledge, attitudes, beliefs, social interaction, ritual customs, and norms of society. Researchers suggest to the Ministry of Health is a special intervention for smokers in rural or smokers who are close to the industry and tobacco plantations, Budgeting Promotive given the emphasis on tobacco control strategies and also in the face of new cigarette manufacturers for smokers and adults. And advocacy by the government of Malang City for religious leaders and public figures related to overcome the dangers of smoking.
]"
2016
T45285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audy Charles Lieke
"Tulisan ini mengkaji dan menjawab tentang peran etnik Tionghoa Indonesia dalam kegiatan politik nasional. Dari sejarah yang ada terlihat peran etnis Tionghoa cukup menonjol pada masa kolonialisme, pra kemerdekaan, pada masa orde lama dan reformasi. Peran politik etnis Tionghoa melemah pada masa Orde Baru, dan mulai meningkat lagi pada masa Reformasi. Salah satu aktor yang menonjol adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Permasalahan yang ada apakah etnik Tionghoa dalam pemilihan langsung dapatkah menjadi pemimpin nasional seperti misalnya Gubernur atau Presiden? Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta hanyalah karena mengganti Joko Widodo karena dia terpilih menjadi Presiden. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif Deskriptif dengan pendekatan Studi Kasus. Salah satu metode yang digunakan adalah Wawancara mendalam dengan informan yang sesuai konteks. Hasil penelitian menjelaskan bahwa etnis Tionghoa telah berperan dalam perpolitikan nasional Indonesia dan setelah mengalami kemunduran pada era Orde Baru, kini berkembang lagi pada era Reformasi. Namun studi ini memperlihatkan bahwa Politik Identitas pada 2016 mengancam stabilitas keamanan dan ketahanan nasional serta berdampak pada kepemimpinan Ahok. Terbukti pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 Ahok tidak terpilih lagi. Penelitian ini juga menjelaskan strategi Ahok dalam meredam konflik agar tidak meluasnya politik identitas yaitu strategi coping adaptif dengan memenuhi tuntutan pendemo untuk mengadili Ahok tujuannya tentu Ahok ingin menjaga stabilitas keamanan serta ketahanan nasional dan terciptanya ketahanan sosial budaya.

This paper examines and answers the role of Indonesian Chinese ethnicity in national political activities. From the existing history, it can be seen that the role of ethnic Chinese was quite prominent during colonialism, pre-independence, during the old order and reformation. The political role of ethnic Chinese weakened during the New Order era, and began to increase again during the Reformation period. One of the prominent actors is Basuki Tjahaja Purnama or Ahok. The problem that exists is whether ethnic Chinese in direct elections can become national leaders such as governors or presidents? Ahok became Governor of DKI Jakarta only because he replaced Joko Widodo when he was elected President. This study uses a descriptive qualitative research method with a case study approach. One of the methods used is in-depth interviews with context-appropriate informants. The results of the study explain that ethnic Chinese have played a role in Indonesian national politics and after experiencing setbacks in the New Order era, are now developing again in the Reformation era. However, this study shows that Identity Politics in 2016 threatened national security and security stability and had an impact on Ahok's leadership. It was proven that in the 2017 DKI Jakarta gubernatorial election, Ahok was not re-elected. This study also explains Ahok's strategy in reducing conflict so that identity politics does not spread, namely an adaptive coping strategy by meeting the demands of the demonstrators to try Ahok. Of course, Ahok wants to maintain security stability and national resilience and create socio-cultural resilience."
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budianto
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26935
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimoenthe, Ikhlasiah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis FKA ESQ-165 sebagai komunitas yang bergerak membangun penyadaran makna hidup dan cita-cita Indonesia Emas 2020. Analisis terhadap FKA ESQ-165 dibangun dengan landasan konsep komunitas dan konsep pembangunan sosial budaya. Konsep komunitas diambil dari Barry Wellman (dalam Delanty, 2003); Jim Ife (2002); Koentjaraningrat (1993); Christenson dan Robinson (dalam Hillery, 1955); Erna Karim (2008), dan Etzioni (1993, 1996). Sementara itu, konsep pembangun sosial budaya diambil dari Amartya Sen (1999); Mahbub Ul-Haq (1995); Selo Soemardjan (dalam Zuraida, 1993); dan Paulus Wirutomo (2011, 2012, dan 2014). Kemudian secara khusus digunakan analisis perspektif pembangunan sosial budaya dengan elemen struktur, kultur, dan proses sosial dari Paulus Wirutomo.
Dari sisi metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, dengan metode studi kasus yang merupakan bagian penting dari studi kualitatif. Subyek penelitian ini adalah komunitas FKA ESQ-165 Jakarta, Bekasi dan FKA- ESQ-165 Tingkat Perusahaan. Total informan 56 orang, dengan rincian 38 orang dipilih berdasarkan teknik random sampling dan 18 didapat dari teknik Snow ball Sampling. Penelitian dilaksanakan selama 16 bulan, dari bulan Mei 2013 ? September 2014. Prinsip pengumpulan data dilakukan dengan empat langkah, yaitu: (1) studi pustaka; (2) observasi; (3) menyebar kuesioner; dan (4) wawancara mendalam. Sementara itu, analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertautan konsep Indonesia Emas 2020 yang digagas FKA ESQ-165 secara sosiologis memiliki titik temu dengan perspektif pembangunan sosial budaya (PSB) dengan elemen struktur, kultur, dan proses sosial. Keduanya, mengidealkan tatanan masyarakat yang inklusif, toleran, dan harmoni. Gerakan komunitas FKA ESQ-165 menyosialisasikan konsep Indonesia Emas 2020 yang bercirikan nilai 165 dan 7 nilai budi utama sebagai cerminan nilai yang ideal. Operasionalisasi 7 nilai budi utama tersebut dapat dilihat dari level keluarga, intitusi (Al-Jannah Fundation), dan Corporate (PT. Bukit Asam, PT. JNE, PT. Propernas) yang telah membuktikan bahwa 7 nilai budi utama mampu mewujudkan perubahan. Penguatan dari studi ini menunjukkan bahwa elemen kultur sebagai inti dari perubahan sosial budaya (PSB) pada komunitas FKA ESQ-165. Elemen kultur bergerak dinamis dan bersifat siklikal.

ABSTRACT
This Research is intended to analyze the FKA ESQ 165 as a communitythat engaged to build the awareness to the meaning of life and ideals of Gold Indonesia 2020 The analysis of FKA ESQ 165 is created with the foundation ofthe community concept and the socio cultural development concept Thecommunity concept which is used in this research is taken from Barry Wellman in Delanty 2003 Jim Ife 2002 Koentjaraningrat 1993 Christenson andRobinson in Hillery 1955 Ema Karim 2008 and Etzioni 1993 1996 As forthe socio cultural development concept is taken from AmartyaSen 1999 Mahbub UI Haq 1995 Selo soemardjan in Zuraida 1993 and PaulusWirutomo 2011 2012 and 2014 Then specifically used is the analysis of socioculturaldevelopment perspective with the elements of structure culture andsocial processes of Paulus Wirutomo.
In terms of methodology this research is using the phenomenologicalapproach the case study method which is an important part of qualitative studies The subjects ofthis research arethe FKA ESQ 165 community Jakarta Bekasi andFKA ESQ 165 on the Company level The total of the source is 56 people withdetails of 38 people selected by random sampling technique and 18 obtained fromSnow ball sampling technique The research was conducted over 16 months fromthe month ofMay 2013 September 2014 The principle of data collection is doneby four steps namely 1 literature study 2 observation 3 questionnairespreading and 4 in depth interviews Meanwhile the data analysis is done byreducing the data presenting data and drawing the conclusions.
The results ofthe research showed that the Gold Indonesia 2020 conceptwhich initiated by the FKA ESQ 165 sociologically have common ground withthe perspective of socio cultural development with elements of structure culture and social processes Both idealize the inclusive tolerant and harmonized society The community movement of the FKA ESQ 165 is to socialize the GoldIndonesia 2020 concept which characterized by the value of 165 and 7 main valueas a reflection of the ideal value The Operationalization of the 7 main values canbe seen from the family level the institution level Al Jannah Foundation andCorporate level PT Bukit Asam PT JNE PT PROPERNAS which has provedthat the 7 main value is able to realize the change The Strengthening of this studyindicate that the culture element as a core of social and cultural change in the FKAESQ 165 community Elements of culture are a dynamic and cyclical."
Depok: 2014
D2099
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yoesoef
"Perhatian terhadap hasil-hasil kesusastraan masa Jepang dapat dikatakan masih kurang saat ini, terutama pembicaraan dari sudut sosiologi sastra. Sejauh ini para ahli lebih senang meninjau karya-karya dari masa itu dari sudut strukturnya. Apabila kita perhatikan, karya-karya masa Jepang yang sering dikemukakan umumnya genre puisi, genre prosa baik cerita pendek maupun novel, jarang sekali diungkapkan. Lebih langka lagi orang yang memperhatikan karya-karya lakonnya. Dapat dicatat beberapa sarjana dan pemerhati kesusastraan yang pernah menyinggung lakon-lakon masa Jepang sebagai bagian dari buku yang dipublikasikan mereka, antara lain H.B. Jassin,Boen S. Oemarjati, Mbijo Saleh, dan Ajip Rosidi. Perhatian para pakar ini seperti yang telah saya kemukakan terbatas pada segi-segi intrinsiknya atau mendeskripsikan alur lakon-lakon yang menjadi perhatian. Skripsi dengan judul "Lakon-Lakon Masa Jepang (1942-1945): Sebuah Refleksi Sosial-Budaya Masa Perang" ini mengetengahkan lakon-lakon yang ditulis dan diterbitkan selama masa Jepang (1942-1945).
Titik berat perhatian secara umum diarahkan pada aspek-aspek sosial-budaya masa itu yang secara langsung maupun tidak turut terekam di dalamnya. Secara khusus arah perhatian ditujukan pada tiga lakon karya Usman Ismail dalm kumpulan lakon-lakon sedih dan gembira yang tidak dapat diabaikan begitu saja jika kita membicarakan hasil-hasil kesusastraan masa Jepang. Perhatian secara khusus terhadap tiga lakon ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kualitas lakon-lakon tersebut ditengah-tengah keberadaan lakon-lakon lainnya yang pada dasarnya berisi propaganda pemerintah. Dalam penelitian ini lakon-lakon masa Jepang yang diperoleh sebanyak dua puluh buah lakon.
Dua puluh buah lakon tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan patokan isi.
Pertama, lakon-lakon yang berisi propaganda murni. Yang dimaksud dengan propaganda murni adalah lakon yang dibuat berdasarkan kebutuhan saat itu sesuai dengan program pemerintah yang sedang digalakkan. Propaganda yang dilancarkan melalui bentuk lakon yang kemudian dipergelarkan oleh kelompok sandiwara pada masa itu antara lain tentang imbauan masuk tentara PETA dan Barisan Sukarela : kewajiban menanam padi , kapas, dan jarak, menyebarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air, menyebarkan cita-cita "Kemakmuran bersama di Asia Timur Raya" dibawah pimpinan Dai Nippon Taikoku, lazim disebut Hakko Ichi U. Yang termasuk ke dalam golongan antara lain lakon-lakon Pandu Partiwi (Merayu Sukma), "Cerita Sri untuk Dewa Menang dan Dewi Merdeka" (Soetomo Dhaufar Arifin), "Bende Mataram" Kotot Sukardi, "Sumping sureng Pati" Inu Kertapati, "Mutiara dari Nusa Laut" Usmar Ismail, "Jinak-jinak Merpati", "Kami Perempuan" Armin Pane, "Keluarga Surono" Idrus.
Kedua, lakon-lakon yang berisikan pemikiran atau orientasi pemikiran budaya tertentu merupakan lakon diskusi. Pada lakon-lakon ini kita dapat menemukan unsur propaganda pemerintah, namun kurang menonjol dibandingkan dengan orientasi atau pemikiran budaya yang hendak disampaikan pengarang kepada masyarakat. Dalam lakon golongan ini unsur propaganda tampak semata-mata sebagai pemenuhan syarat yang ditentukan pemerintah. Orientasi pemikiran yang disampaikan berkisar pada masalah budaya masalah budaya Timur-Barat, tradisi modern dan usaha mengungkapkan masalah antar keduanya. Ada pula lakon yang mengungkapkan kritik dan imbauan atas gaya hidup tertentu yang menggejala pada masa itu. Beberapa lakon yang dapat digolongkan ke dalam corak ini adalah "Taufan di atas Asia", "Insan Kamil", "Intelek Istimewa" El Hakim, "Kejahatan Membalas Dendam" Idrus, "Liburan Seniman", "Api" Usmar Ismail, "Barang Tiada Berharga", "Antara Bumi dan Langit" Arminj Pane.
Ketiga, lakon yang sepenuhnya merupakan tanggapan atau kritik sinis terhadap sementara seniman yang bekerja sama dengan pihak pemerintah. Pada lakon ini kita tidak menemukan satu pun unsur propaganda. Yang tampak adalah kecaman dan cemooh yang pedas; untuk memperhalus cara pengungkapannya pengarang menggunakan cara komedi. Dalam penelitian ini jenis lakon seperti ini hanya diperoleh satu judul yaitu "Yuan Amin" Amal Hamzah. Kendati demikian bahan tersebut cukup mewakili sebagai bandingan untuk menganalisis situasi sosial dan tanggapan masyarakat selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Refleksi sosial budaya kita temukan dari kenyataan literer yang erat kaitannya dengan situasi pada masa itu. Teori penciptaan karya sastra yang dikemukakan oleh Hippolyte Taine yaitu milleu dan moment serta pendapat Swingewood yang mengungkapkan sastra dan lingkungannya banyak membantu mengungkapkan hubungan penciptaan lakon-lakon pada masa Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohmah
"ABSTRAK
Penelitian mengenai Tarekat Tijaniah telah dilakukan di desa Mertapadakulon, Cirebon, Jawa Barat, pada bulan Januari 1987, April 1987, Juni 1987 dan Oktober 1988. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tarekat Tijaniah yang dikembangkan oleh K.H. Junaedi Anas, K. Syifa, dan K.h.Drs. Fahim Hawi, mampu bertahan dan saling melengkapi dengan kehidupan nasyarakat di sekitarnya yang berpegang pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Pengumpulan data dilakukan melalui studi perpustakaan disertai penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap K.H. Junaedi Anas, K. Syifa, dan K.h.Drs. Fahim Hawi. Ketiganya tokoh tarekat Tijaniah di desa Mertapadakulon, Cirebon. Pada hakekatnya hasil observasi, wawancara dan studi kepustakaan membuktikan bahwa tarekat Tijaniah yang dikembangkan ketiga tokoh di desa Mertapadakulon tersebut, dapat bertahan dan memberikan corak kehidunan rohani pada masyarakat di sekitarnya serta para pengikut tarekat tijaniah yang datang dari berbagai desa di daerah Cirebon dan sekitarnya, suatu tuntunan rohani yang tidak terlampau menuntut ibadah yang berat sehingga dapat melewati kehidupan dunia dengan selamat. Melalui latihan-latihan spiritual (zikir, haylalah), penduduk di sekitar desa Mertapadakulon mendalami, dan mengamalkan ilmu tarekat Tijaniah tersebut sebagai suatu jalan untuk mengenal lebih dekat Sang Pencipta. Disamping itu sebagai pengimbang kehidupan dunia yang fana.

"
1989
S13377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>