Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1964
821.609 SEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hughes, E.R.
New York: Pantheon, 1951
820.9 ART
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banowati
"ABSTRAK
Alih kode merupakan fenomena menarik yang sering terjadi pada masyarakat dwibahasa. Pergantian dari satu bahasa atau ragam bahasa ke bahasa atau ragam bahasa lain mempengaruhi keadaan atau dilakukan sesuai dengan keperluan para penuturnya. Peristiwa alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau sebaliknya banyak terjadi di antara masyarakat terpelajar di kota-kota besar seperti Jakarta, dan khususnya di lingkungan sekolah internasional di mana dipergunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.
Penelitian mengenai pemakaian alih kode di Indonesia menjadi sangat menarik karena beragamnya bahasa yang digunakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli bahasa menyimpulkan bahwa kemampuan beralih kode pada para siswa sekolah di metropolitan sebagian besar diperoleh dari pendidikan formal di sekolah. Oleh karena itu maka penulisan ini dilakukan dengan melakukan penelitian pada siswa-siswa di Gandhi Memorial International School, sebagai sekolah internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Tujuan penulisan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi alih kode dalam percakapan yang dilakukan oleh siswa-siswa Ghandi Memorial International School. Melalui penulisan skripsi ini diharapkan diperoleh suatu pemahaman di bidang sosiolinguistik sebagai bahan penelitian lanjutan mengenai fungsi-fungsi alih kode pada masyarakat dwibahasa di Indonesia.

"
1990
S13981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diding Fahrudin
"Penelitian kepustakaan mengenai penokohan dalam novel Sparkling Cyanide telah dilakukan di Jakarta dari bulan Juni 1989 sampai bulan Desember 1989. Tujuannya ialah untuk mengetahui penggunaan verba (frase verbal) baik yang termasuk ke dalam proses mental ataupun proses material dan ajektiva (frase ajektival) yang menerangkan aktivitas mental dan fisik tokoh utama novel Sparkling Cyanide, Iris Marie. Juga, penulis menganalisis modalitas, percakapan, penyajian pikiran tak langsung babas dan pungtuasi yang mendukung keadaan mental tokoh utama tersebut, baik berupa ketegangan, keragu-raguan, kepastian, ataupun dorongan mental yang kuat untuk menyingkap misteri pembunuhan kakaknya.
Pengumpulan data dilakukan setelah penulis membaca novel Sparkling Cyanide sebanyak tiga kali. Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, penulis mencatat semua data yang menerangkan kondisi mental dan fisik tokoh utama novel tersebut. Kemudian, penulis membagi data tersebut menjadi enam kelompok, yakni: verba (frase verbal), ajektiva (frase ajektival), modifikasi, percakapan, penyajian pikiran tak langsung, dan penggunaan pungtuasi. Untuk lebih terinci, verba (frase verbal) dikelompokkan lagi ke dalam dua kelompok, yakni verba (frase verbal) yang termasuk ke dalam proses mental dan proses material, modalitas ke dalam might dan must, dan pungtuasi ke dalam tanda pisah (--), tanda elipsis (...) dan tanda seru (!). Setelah dikelompokkan, data tersebut dianalisis.
Hasilnya menunjukkan bahwa verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas mental tokoh utama lebih banyak daripada verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas fisik tokoh utama, bahkan verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas fisik tokoh utama adalah verba (frase verba) yang justru memproses subjek gramatikalnya. Juga, ajektiva (frase ajektival), percakapan, penyajian pikiran tak langsung bebas, dan penggunaan pungtuasi dalam novel tersebut sangat mendukung kondisi mental dan fisik Iris. Dalam skripsi ini, penulis hanya menganalisis data yang ada dalam novel tersebut (text-based analysis)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S13952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Tapip Malaysiaty
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah penelaahan struktural sajak The Waste Land lewat pendekatan Eksponensial untuk memperlihatkan susunan sajak.
Penulisan ini berangkat dari pendapat bahwa dalam penciptaan suatu karya pengarang mempunyai ide yang ingin disampaikannya. Untuk itu ia memilih alat dan cara penyampaian tersebut. Pengetahuan pembaca akan cara-cara itu akan mempermudah mencapai pengertian atas karya.
Sementara itu dalam sajak-sajak Eliot saya melihat pengertian dan apresiasi sulit dicapai. Saya mengira ini disebabkan cara penyampaian yang khas dan susunan tersendiri pula. Maka di sini saya pilih sajak The Waste Land karena lewat tatap muka saja kerumitan sudah terlihat.
Saya menarik masalah bahwa yang harus dijelaskan adalah susunan sajak yang mengandung unsur-unsur yang tersusun secara relatif rumit. Masalah lain yang muncul apakah dengan susunan semacam itu masih terdapat keterkaitan antar unsur sehingga sajak merupakan kesatuan.
Untuk tujuan ini saya mencari pola-pola persajakan yang membentuk susunan sajak. Pola-pola ini terbangun dari unsur-unsur terpilih. Unsur-unsur inilah yang akan saya bahas dengan referensi bolak-balik dengan pola-pola tematis yang sudah terlebih dahulu diperkirakan. Cara ini disebut The Exponential Approach.
Ternyata tema sajak adalah sebuah paradoks mengenai kehidupan dan kematian: bahwa kehidupan tanpa makna sama dengan kematian, sedangkan kematian jika merupakan penyerahan diri dapat melahirkan hidup. Orang-orang The Waste Land adalah orang-orang yang mati dalam hidupnya. Penyebabnya adalah keringnya spirit manusia. Pencegahannya adalah dengan menyiram spirit itu dengan sikap memberi, simpati dan kontrol yang dicapai Iewat perenungan.
Konsep ini dijabarkan lewat fragmen-fragmen yang mengandung citraan visual dengan mengedepankan pola persilangan paralelisme dan kontras yang saling mengatasi sehingga menghasilakan ironi bertingkat. Dengan cara ini dapat dikatakan subyek lirik menunjukkan pikiran yang kacau dengan memperlihatkan pikiran itu sendiri. Dengan kerumitan yang meliputi hampir semua unsur persajakan terdapatlah kepaduan antara bentuk dan isi.

"
1989
S14203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen Oppier
"ABSTRAK
Karya tulis ini berjudul Gaya Naturalistik Dalam Native Son karya Richard Wright, dan membahas tentang pemakaian gaya naturalistik dalam novel tersebut.
Aspek yang menonjol dalam novel ini adalah bahwa pemakaian gaya naturalistik mendukung protes yang ingin disampaikan oleh Richard Wright. Si pengarang berhasil menggambarkan bagaimana kualitas hubungan antar manusia di Amerika, khususnya hubungan antara kulit putih dan kulit hitam yang terjadi pada tahun 1940.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengungkapkan alasan-alasan dipakainya gaya naturalistik dalam novel tersebut dan untuk membuktikan apakah Richard Wright dapat disebut sebagai pengarang naturalis mengingat saat penulisan novel tersebut tidak merupakan jaman puncak naturalisme dalam kesusasteraan Amerika.
Untuk membahas novel ini, saya menggunakan analisis deskriptif di mana latar, penokohan dan tema ditinjau secara deskriptif.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa pemakaian gaya naturalistik oleh Richard Wright dalam novel Native Son dapat menggambarkan bagaimana perbedaan konsep pemikiran kulit putih terhadap kulit hitam dan konsep pemikiran kulit hitam terhadap kulit putih.

"
1989
S14142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rachmi
"ABSTRAK
Soneta-soneta William Shakespeare membahas berbagai tema. Tetapi ada satu hal yang mendasari sebagian besar soneta-sonetanya. Dalam hampir semua soneta-sonetanya, Shakespeare tidak pernah melepaskan tema dasarnya, yakni waktu dan pengaruhnya pada manusia serta ketidakberdayaan manusia dalam menghadapinya. Tujuan skripsi ini adalah untuk meneliti bagaimana Shakespeare menggunakan citraan melalui majas-majas untuk mengungkapkan keresahan, ketakutan dan kegelisahannya dalam menghadapi perjalanan waktu, dengan maksud agar diketahui konsep Shakespeare tentang waktu. Penelitian ini mengambil pendekatan intrinsik, yakni membahas soneta-soneta Shakespeare berdasarkan unsur-unsur dalam soneta itu sendiri, dengan menggunakan analisa deskriptif.
Dari 154 soneta Shakespeare, penelitian ini hanya membahas lima buah soneta saja, sebab dalam kelima soneta ini Shakespeare mengangkat tema waktu sebagai pembicaraan utama. Kelima soneta itu adalah soneta 5, 19, 60, 115, dan 123.
Dalam puisi, kata-kata memiliki peran sangat penting. la berperan sebagai penghubung antara pembaca dengan dunia intuisi penyair, dan yang utama adalah sebagai objek yang mendukung imaji. Dan dalam puisi, imaji merupakan salah satu alat yang penting, disamping simbol, majas atau kiasan, dan paradoks, yang digunakan seorang penyair untuk.mengemukakan gagasannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Shakespeare, dalam kelima sonetanya, menggunakan keempat alat pembentuk puisi di atas. la tidak menerapkannya secara terpisah, melainkan menjalin keempat unsur di atas sedemikian rupa sehingga keempatnya saling menunjang dalam menampilkan citra Waktu. Shakespeare banyak menggunakan majas metafora dan personifikasi yang saling terpaut. Selain itu, pilihan kata (diksi) Shakespeare menghasilkan pula paradoks dan ironi. Tapi majas utama yang mendasari soneta-sonetanya adalah majas simbol.
Dari penelitian penggunaan keempat alat pembentuk puisi oleh Shakespeare, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat empat citra Waktu yang utama dalam soneta-soneta Shakespeare. Pertama, Waktu sebagai suatu kekuatan yang tidak pernah berhenti bergerak. Kedua --dan ini merupakan ciri Waktu yang dominan -- Waktu sebagai seseorang yang dengan kejam merusak segala sesuatu di alam ini. Ketiga, Waktu berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi tanpa ada yang dapat melawannya. Dan keempat adalah citra Waktu yang sangat dekat dengan Kematian.
Dari kesimpulan di atas tampak bahwa Shakespeare memiliki suatu konsep tentang Waktu. Namun perlu diingat bahwa konsepnya ini ia ungkapkan melalui citraan, simbol serta majas-majas perbandingan yang ia gunakan, dan konsep ini tidak dinyatakan dengan jelas dan terumus dalam satu soneta saja, melainkan saling menunjang antara satu soneta dengan soneta lainnya.

"
1989
S14153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Diah Soelistyarini
"ABSTRAK
Sehubungan dengan semakin pentingnya peran bahasa Inggris di dalam era globalisasi ini semakin banyak orang Indonesia mempelajari bahasa Inggris. Bahasa Inggris yang digunakan oleh para pembelajar ini menjadi fokus di dalam skripsi saya, yang khususnya membahas tentang tindak tutur permintaan maaf di dalam bahasa Inggris yang direalisasikan oieh penutur bahasa Indonesia sebagai pembelajar bahasa Inggris. Bentuk ujaran yang digunakan untuk merealisasikan tindak tutur ini akan dikaitkan dengan strategi-strategi tertentu (Olshtain dan Cohen, 1983) yang diterapkan sebagai sebuah upaya untuk melindungi keterancaman muka para peserta tutur serta dalam kaitannya dengan prinsip kesantunan dan prinsip keseimbangan dalam hubungan antarpeserta tutur (Brown and Levinson, 1992). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden. Dipilih sebagai responden adalah para mahasiswa dari jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, yang sedang atau telah menempuh tahun ketiga. Berdasarkan hasil analisis dari data yang terkumpul, saya sampai pada kesimpulan bahwa para responden mempunyai kecenderungan untuk menggunakan IFID (Illocutionary Force Indicating Device) di dalam tindak tutur permintaan maaf yang mereka lakukan, atau dengan kata lain mereka cenderung untuk mengungkapkan permintaan maaf secara eksplisit dengan verba-verba tertentu yang menjadikan daya ilokusioner ujaran-ujaran tersebut jelas. Satu temuan yang menarik dari penelitian ini adalah munculnya sebuah strategi dalam meminta maaf secara tidak langsung yang tidak ada dalam penelitian Olshtain dan Cohen yang terdahulu, yakni penutur menyatakan harapannya agar petutur bersedia untuk menerima permintaan maafnya, seperti dalam ujaran I hope you're not angry with me. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh latar belakang budaya responden sebagai orang Indonesia yang cenderung untuk menjunjung norma-norma kesopanan. Miskinnya khazanah tutur (repertoire) yang tampak dari pilihan kata untuk mengungkapkan permintaan maaf dapat dikaitkan dengan kompetensi komunikatif yang dimiliki responden. Hal ini juga mengandung implikasi bahwa perlu adanya perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran bahasa Inggris sehingga pengajaran bahasa Inggris pada masa-masa mendatang lebih berlandaskan pada aspek-aspek sosiologis dan komunikatif bahasa.

"
1996
S14229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hough, Graham
New York: Barnes & Noble, 1961
820.900 8 HOU l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Song-dong
Seoul: Dongsuh Munhaksa, 1990
895.734 KIM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>