Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.H.H. Nelwan
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB 0216
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Interna Publishing, 2015
617.882 NAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Interna Publishing, 2014
617.882 NAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulaeman Markum
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0217
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius M. Adrianto Lesmana
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : FK UKI, 1999
616.025 KED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purwanto
"Promosi kesehatan di RS mulai dikampanyekan oteh WHO sejak tabun 1997. Harapannya agar RS tidak menfokuskan pada individunya tetapi juga mengarah pada sikap untuk mecegah , mengurangi kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga RS memiliki paradigma baru yaitu rnenjadi tempat untuk menciptakan kesehatan, promotif dan preventif bukan hanya melayani orang saldt saja. Kerja sama yang baik perlu diciptakan antara petugas di ruang perawatan di RSt karena informasi yang kurang dan tidak baik tentang interaksi obat dan makanan yang diminum pasien dalam terapinya, dapat memperpanjang kesembuhan dan masa perawatan serta menimbulkan kejadian keracunan, aler,gi atau internksi obat, kurang gizi, hingga menimbulkan kematian pasien. Ini terlihat dari masih tingginya angka kejadian interaksi obat dan alergi (30,39 %) pada pasien di RRl BPD RSCM.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan infonnasi cara minum obat (ICMO) kepada pasien di ruang rawat inap Bagian Pcnyakit Dalam (RRI BPD) RSCM Jakarta tahun 2007. Dari teori model Gibson dan diperkuat dengan teori Gillies, Hasibuan dan Siagian. maka peneliti membuat sebuah kerangka konsep peneiitian. Kerangka konsep ini akan diuji lmbungan antara variabel yang mempengaruhi perilaku perawat. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan ICMO kepada pasien di RRI BPD P.SC:>-1 Jakarta lahun 2007.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populaslnya adalah pcnmrat yang tedibat langsung dalam pemberian IC?-.10 pada pasien di RRI BPD. Sampel adalah perawat yang bekerja d1 RRl BPD d!pilih secara acak mewakili petugas di RRI BPD. Penentuan jumlah responden ditetapkan secara acak atau sample random sampling. Karena 2 proporsi petugas yang memberikan dan yang tidak memberikan infonnasi minum obat maka jumlah seluruh sampel adalah sebanyak I 16 perawat.
Dari analisis multivariat regresi logistik ganda di dapatkan model terakhir pada penelitian ini adalah : variabel Pengetahuan (p value 0~558; 95 % CI 0~536- 3,171, OR: 1,304), Sikap (p value 0,137; 95% Cl 0,194- 1,253, OR: 0,493) dengan dikontrol variabel konfonding : Pendidikan (p value 0,005; 95 % CI 0,113 -0,683,0R: 0,277) dan Sanksi (pvalue0,003; 95 %CI1,617- 9,770, OR : 3,974). Artinya bahwa responden yang memiliki sanksi yang ketat dl RR1 BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Kesimpulan adalah : Perawat yang memberikan lCMO sebanyak 32,8 %, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan periiaku perawat dalam pemberian ICMO. Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku perawat dalam pemberian ICMO, Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap, Hasil analisa uji multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa model terakhir dari penelitian ini adalah pengetahaun dan sikap perawat dikontrol dengan variabel pendidikan dan sanksi dapat mempengaruhi pemberian ICMO. Artinya pengetahuan dan sikap perawat yang dikontrol dengan sanksi yang ketat di RRl BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Saran : sebaiknya pengetahuan perawat tentang penyebab, tanda-tanda bahaya yang ditimbulkan dan cara pencegahan keracunan atau aJergi obat perlu ditingkatkan, agar kejadian keracunan atau alergi oba.t di RR1 BPD dapat dihindari atau dapat diminimalisasi. Peningkatan pengetahuan ini bisa disampaikan pada saat pergantian shift kerja, saat ronde dengan dokter~pertemuan mingguan dengan kepala ruangan dan manajer atau menyelenggarakan workshop. Sebaiknya perawat diberikan kesempatan untuk melihat atau mengunjungi RS lain yang telab memiliki program promosi kesehatan khususnya tentang ICMO. Sebaiknya pibak manajemen RSCM memasang spanduk atau poster di ruang praktek dokter, apotek, ruang tunggu pasien, loket pendaftaran, RRl dan di lingkungan RS yang mudah lihat pasien dan keluarganya. Sebaiknya petugas medis dan keperawatan yang tidak sempat memberikan ICMO kepada pasien dan keluarganya dapat memberikan selebaran atau flyer. Akan baik lagi kalau manajemen RSCM menyediakan ruang khusus untuk mendapatkan ICMO atau konsultasi ten tang obat di setiap RRI RSCM.

Health promotion in hospitals has been campaigned for by the WHO since 1997. Its intention is so that hospitals are not focusing on individuals hut also directing their focus onto attitude to prevent, decrease morbidities and increase the degree of health. As such, hospitals have a new paradigm which is to be a place to create health- involved in promotion and prevention- not only caring for the sick. Good cooperation needs to be built among staff in the hospital in-patlem unit. Lack or bad information regarding drug interaction and food consumed by patients during their therapy, could prolong their recovery and duration of treatment as well as Inducing toxicity, allergy or drug interaction, malnutrition, causing mortality in patients. This can be seen from the high occurrence of drug interaction and allergy (30.39%) in patients in the internal medicine in-patient unit inRSCM.
The main objective of this study is to determine the association between knowledge and attitude with nurses~ behavior in providing information on methods of drug administration to patients in the internal medicine in~ patient unit in RSCM Jahrta in the year of2007. From the theoretical model of Gibson and strengthened by theory from Gillies, Hasibuan and Siagian, the researcher made a frame of concept for this research. Tnis frame of concept will test the association between a variabel that influences nurses' behavior.
This study makes use of cross-sectional method. The study population {;consist of nurses who are directly involved in providing information regarding methods of drug administration in the internal medicine in-patient unit in RSCM Jakarta in the year of 2007. Study samples are nurses who work in the internal medicine in-patient unit and are randomly selected to repre...<::ent the staff in rhe internal medicine in-patient unit. The required numbers of respondents are assigned randomly or by simple random sampling. Because there are 2 proportions of staff) those who provide and those who do not provide information on methods of drug administration, therefOre the total numbers of samples are 116 nurses.
From multivariate analysis of matched logistic regression, a final model for this research is obtained as follow: knowledge variable (p-value 0.558~ 95% Cl 0.536-3.171, OR: 1.304), attitude (p-value 0.137; 95% Cl 0.194-1.253, OR: 0.493) controlled for confounding variables: education (p-value 0.005; 95% CJ 0.113-0.683, OR: 0.277) and punishment (p-value 0.003; 95% CI 1.6!7-9.770, OR: 3.974). This means that respondents with tighter/stricter punisment in the internal medicine in-patient unit RSCM have 4 times more chances of providing information on methods of drug administration to patients compared to those with more lenient punishment
The conclusion as such is: there are 32.8% nurses who provide information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and nurses' behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between attitude and nurses? behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and attitude.
Advice: It's better to enhance the nurses· knowledge about causes~threatening signs that can be induced and methods of prevention of drug toxicity or allergy, so that drug toxicity and allergy occurrences in the internal medicine inpatient unit can be avoided or minimized. This knowledge enhancement can be conveyed during the change of shift hour, during rounds with doctors! weekly meetings with the head and manager of the unit ·or by holding a workshop, It's preferred that the nurses are given the chance to see or visit other hospitals which already have health promotion program especially about information on methods of drug administration, It's best that RSCM management put up banners or posters which are easily visible to the: patients and their families in the doctors examination rooms, pharmacies, patients' waiting rooms, registration booths, inpatient units and the hospital's surroundings. It'd be favorable if medical staff and nurses, are able to give out leaflets or flyers. It's even more desirable if RSCM management can allocate a special room whereby patients can obtain information on methods of drug administration and have a consultation regarding drugs in all."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Sumarwati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi angka kejadian flebitis di ruang rawat penyakit dalam di Rumah Sakit di Jakarta, mengetahui waktu rata-rata terjadinya flebitis dan tingkat keparahannya ketika flebitis tersebut diidentifikasi. Sebanyak 109 pasien yang mendapat terapi cairan intravena diobservasi sejak saat pemasangan. Parameter yang digunakan adalah cairan intravena yang digunakan, tempat pemasangan kanul, waktu pemasangan dan waktu plebitis diidentifikasi. Hasil menunjukan bahwa 11 kasus flebitis ditemukan, dengan rata-rata kejadian 2 hari setelah pemasangan, area pemasangan di vena metakarpal, dan jenis cairan yang digunakan adalah kombinasi antara Ringer Laktat dan Dekstrosa 5%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Doei Eng Tie
"

Dalam tahun 1674 Antony van Leeuwenhoek di Leiden menemukan lensa jang dapat memperbesar pandangan pada benda jang amat ketjil jang samar atau sama sekali tidak dapat dilihat oleh mata biasa.

Kemudian tertjiptalah mikroskop jang lambat laun diperbaiki hingga sekarang kita mengenal fase-contrast dan elektronntikroskop jang dapat memperbesar pandangan sampai 200.000 kali.

Demikianlah, semendjak terbentuknja mikroskop itu, manusia beladjar kenal dengan apa jang dinamakan cellula dalam bahasa Latin atau dalam bahasa Indonesia sel".

Dengan penemuan sel jang dianggap pada waktu itu merupakan satuan jang terketjil dan terachir pada sctiap machluk, berubahlah djuga pandangan manusia terhadap penjakit. Kalau didjaman kuno ilmu ketabiban sebagian besar dipengaruhi oleh haluan religieus-magis-mystik dan humeral, maka semendjak ditemukan sel", perhatian ditudjukan pada sel itu.

Demikianlah pada tahun 1855 tertjiptalah patologi selluler jang dipelopori oleh Robert Virchow. Terdengarlah pada waktu itu sembojan jang berbunji :

"Qmnis cellula e cellula" (tidak mungkin terbentuknja sel tanpa adanja sel). Singkatnja dan maknanja jalah : semua peristiwa jang bersangkut-paut dengan penghidupan terletak pada integritet daripada sel jang membentuk tubuh manusia. Ilmu ketabiban beralih kedjurusan ilmiah exact (exacta wetenschap). Penjakit hanja dapat dibuktikan dan dipastikan, kalau dapat dilihat perubaban pada se1 tubuh dan/atau ditemukan sel" kuman jang patologis atau dapat dinjatakan kelainan pada tjairan tubuh. Memang benar, pada sebagian benar daripada penjakit dapat ditemukan kelainan' di sel atau tjairan tubuh.

Tetapi lambat laun ditemukan djuga keadaan penjakit jang tidak disertai oleh kerusakan strukturil atau djika ada terdapat kerusakan strukturil, keluhan ternjata tidak selalu berimbang dengan deradjat kerusakan itu. Maka timbullah aliran baru dikalangan kedokteran untuk melihat penjakit tidak hanja dari sudut organis-humoral, tetapi djuga dari sudut psikik atau kedjiwaan jang dipelopori oleh sardjana terkenal seperti Alexander, Saul, French, Weiss, Dunbar, Binger d.l.l. dan di kalangan kita di Indonesia ini oleh Professor Aulia.

Sebetulnja tjara melihat dan merawat penderitaan seseorang dengan memperltatikan sudut ,psikologi atau kedjiwaan ini, tidaklah merupakan aliran fikiran baru. Tjara ini telah dipraktekkan oleh ilmu ketabiban klassik hingga sekarang, terutama oleh ,,familie-dokter" jang mengetahui riwajat hidup serta tindak-tanduk pasiennja dari masa ketjilnja didalam lingkungan keluarga dan masjarakat disekitarnja, walaupun tidak dengan tjara teratur dan sering tidak diinsafi oleh dokter itu sendiri.

Dengan memperhatikan sudut psikologi dalam hal mempeladjari penjakit, tidaklah berarti kita mengurangi perhatian terhadap kelainan atau kerusakan somatis atau ketubuhan, tetapi kita lebih banjak daripada dulu mempeladjari pengaruh djiwa terhadap penjakit itu.

Tidak lagi seorang dokter akan merawat sesuatu anggota tubuh, seperti djantung, kulit, alat pernafasan, alat pentjernaan d.s.b., tetapi jang diperhatikan jalah sipenderita keseluruhannja, tidak hanja sendi lahirnja, tetapi djuga sendi batinnja.

Demikianlah, berbagai djenis keluhan dapat timbul pada seseorang. tidak hanja oleh karena menderita kerusakan atau gangguan somatis (ketubuhan), tetapi oleh karena penderitaan psikik (kedjiwaan), penderitaan batin, atau oleh karena kedua-duanja.

Sering ditemukan gangguan fungsi pada sesuatu anggota tubuh jang hanja merupakan „spreckbuis" atau pembitjara daripada penderitaan batin.

Aliran baru ini, jang mempeladjari hubungan diantara penderitaan batin, emosi dan fungsi anggota tubuh dinamakan ,,psychosomatic medicine" atau ilmu kedokteran kedjiwa-ragaan.

"
Jakarta: UI-Press, 1961
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Arsyanti
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
T39523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>