Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sisi Praista
"Stress merupakan kondisi yang terjadi pada semua kalangan, baik dewasa maupun anak-anak. Stress dapat terjadi akibat adanya perubahan perilaku di lingkungan keluarga, kerja, sekolah, atau dimanapun. Stress dapat diatasi dengan terapi farmakologi golongan nartkotika, psikotropika, atau obat-obatan tertentu (OOT) dalam dosis yang sesuai. Obat-obatan tertentu (OOT) sering disalahgunakan karena memiliki efek tenang dan kesenangan berlebih. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan OOT, dalam penyerahan OOT dari distributor kepada konsumen harus memerhatikan nilai kewajaran dan frekuensi pembelian sebelumnya. Tujuan dilakukan pembuatan laporan ini adalah menganalisis penjualan dan penyalahgunaan tramadol dari KFTD kepada RS. X periode Oktober 2021 – September 2022 berdasarkan nilai koefisien variasi (KV) yang diperoleh. Metode yang digunakan adaah dengan melakukan studi literature, kajian pustaka, wawancara, dan pengambilan data sekunder. Kesimpulan yang diperoleh adalah penjualan tramadol dari KFTD cabang Bekasi kepada RS.X terdistribusi secara heterogen dan memiliki risiko penyalahgunaan tinggi karena nilai koefisien variasi (KV) yang diperoleh sebesar 248,63%.

Stress is a condition that occurs in all groups, both adults and children. Stress can occur due to changes in behavior in the family, work, school, or anywhere. Stress can be overcome with pharmacological therapy including narcotics, psychotropics, or certain drugs (OOT) in appropriate doses. Certain drugs (OOT) are often abused because they have a calming effect and excessive pleasure. Therefore, to avoid misuse of OOT, when handing over OOT from distributors to consumers, they must pay attention to the fairness value and frequency of previous purchases. The purpose of making this report is to analyze the sale and abuse of tramadol from KFTD to hospitals. X period October 2021 – September 2022 based on the coefficient of variation (KV) value obtained. The method used is by conducting literature studies, literature reviews, interviews, and collecting secondary data. The conclusion obtained is that sales of tramadol from KFTD Bekasi branch to hospitals are distributed heterogeneously and have a high risk of abuse because the coefficient of variation (CV) value obtained is 248.63%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Ismathuhom
"Regulasi yang mengatur tentang pembenian izin apotik adalah Peraturan Menteri Kesehatan N0.244/MenKes/SK/VI 1990 tanggal 28 Mei 1990 tentang ketentuan dan tata cara pembelian izin apotik, yang kemudian diperbaiki lagi dengan Permenkes RI Nomor 22/MenKes/Per/W 1993. Dalam peraturan menteri kesehatan tersebut di atas, lcetentuan tentang jarak apotik satu dengan apotik lainnya dalam radius dan wilayah tertentu dihapuskan. Salah satu akibat dali kebijakan tersebut adalah bertambahnya jumlah apotik dan secara langsung membuat tingginya tingkat persaingan sesama apotik untuk menjaring pelanggan.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan pemilihan apotik oleh pelanggan di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang tahun 2000. Penelitian ini dilakukan dengan memakai metoda kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengari wawancara mendalam pada informan yang terdiri dari pelanggan tetap, pelanggan tidak tetap dan pedagang besar farmasi. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa lokasi apotik, kelengkapan produk dan harga merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan pelanggan dalam pemilihan apotik, setelah itu bamlah masalah pelayanan dan fasilitas masuk dalam pertimbangan pelanggan dalam mernilih apotik.
Untuk dapat memenangkan persaingan di bisnis apotik, maka harus mampu mengidentiikasi harapan dasar dan harapan tambahan pelanggan yang menjadi segman utama pelanggan. Selanjutnya hams dapat menyediakan produk dan Iayanan yang dapat memenuhi harapan atau kebutuhan dasar dan tambahan , sehingga pelanggan merasa apotik tersebut dapat memberikan nilai yang lebih dibanding pesaing. Akibatnya, tidak saja pelanggan menjadi puas, tetapi juga senang dan menjadi loyal.

The regulation arranges the pharmacy licensing is Ministerial of Health Regulation No.244 MenKes/SK/V/1990 dated May 28, 1990 about the rules of pharmacy licensing. Rearranged with Ministerial of Health Regulation No.922 MenKes/ PerlX/1993. In the regulation mentioned above certainty about distance between one and another pharmacy within the radius and certain area is eliminated. One of the result from the policy is the increase of the amount of pharmacy and directly caused high competition among the pharmacies in order to get customers.
The aim of this result is to find out the inclination in pharmacy preference by customers in sub district Ciledug, Tangerang City, year 2000. This research is using qualitative method. Data collected by Indepth Interview conversation with regular and irregular customers and large trader of pharmacy. It is seen from this research that phamiacy location, product completeness and price are main factors to be considered by customers in choosing pharmacy. Then service matter and facilities are next factors to be considered.
To be the winner in phamtacy business competition, we should be able' to identify customer?s basic hope and furthermore hope that is being our customer?s main segment. Then, we have to provide product and service that fiillill their hope or basic needs. Therefore, the customer feels that the pharmacy is more valuable than the competitor. The result is that the customer will satisly, happy and be loyal."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Fahmi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai proses sekuritisasi yang dilakukan Pemerintah
Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman obat-obatan terlarang yang berasal
dari Mexico. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analisis. Peningkatan kekuatan mafia kartel dan meluasnya daerah
perdagangan obat-obatan terlarang dari Mexico, membuat Amerika Serikat
melakukan sekuritisasi karena dampak yang dihasilkan dapat mengancam
keamanan nasional Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mérida
Initiative menjadi hasil sekuritisasi yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat
dibawah Presiden George W. Bush.

Abstract
This thesis is focusing on securitization of US Govemrnent in fighting against
threat of drugs trafficking came from Mexico. This research uses qualitative
method with descriptive analytical approach. Increasing power of Mexican DTO
(Drug Trafficking Organization) and enormous drug trafficking from Mexico,
make US Government do securitization because the negative effect can threat US
national security. The result of the research has shown that Merida Initiative is the
result of securitization done by US Govemment under George W. Bush
administration.
"
2010
T27979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Paramita
"Proses pengambilan keputusan merupakan tindakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan seharl-hari. Pengambllan keputusan adalah tingkah laku memlllh antara leblh darl satu alternatif untuk mendapatkan solusi masalah tertentu (Cornel dalam Trisayektl, 1993). Variabel yang mempengaruhl pengambllan keputusan adalah utility dan subjective probability. Dalam hidup ini terdapat pengambllan keputusan yang leblh penting darl yang lain karena dampaknya yang langsung nyata ataupun pengaruhnya yang slgnlfikan dimasa yang akan datang (Harris, 1996). Salah satunya adalah keputusan untuk menggunakan narkoba (Rice, 1996).
Jumlah Individu pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat. Bahkan penlngkatannya mencapal sepuluh kail llpat dalam tiga tahun (Trevalga S., 2000). Penyalahgunaan narkoba dapat mengaklbatkan ketergantungan secara fislk dan psikologis (Davison & Neale, 1999; Rice, 1996). Menurut Sarafino (1994) leblh banyak individu yang menggunakan alkohol dan zat adiktif pertama kali pada usia remaja dibandlngkan pada tahap lain darl kehidupan. Darl penelitlan Sari, dkk (2000), diketahul bahwa sebaglan besar pengguna narkoba di Jakarta menggunakan narkoba pada tahap remaja akhIr (15-24 tahun). Sedangkan dibandlngkan remaja awal, remaja akhir leblh kompeten dalam pengambllan keputusan (Rice, 1996). JadI seharusnya remaja akhIr sudah leblh mampu membuat keputusan dengan leblh balk. Penelitlan Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang faktor-faktor yang berpengaruh bagi remaja akhIr dalam proses pengambllan keputusan untuk menggunakan narkoba dan memberikan gambaran mengenal proses pengambllan keputusan tersebut.
Jenis penelitlan yang dilakukan adalah penelitlan deskriptif dengan tujuan untuk memahami dan menjelaskan proses individu mengolah InformasI yang ada sehingga mencapal keputusan tertentu (Hart & Koele, 1997). Pendekatan yang dipillh dalam penelitlan Ini adalah pendekatan kualitatif, agar gambaran mengenal proses pengambllan keputusan individu yang bersifat unik dan dinamis dapat dipahami leblh tepat, sesual dengan makna yang diberlkan Individu. Subyek dalam penelitlan ini berjumlah empat orang, yang dipllih berdasarkan karakterlstik berikut: remaja yang berusia 15 sampal 24 tahun, pertama kali menggunakan narkoba pada rentang usia 15 sampal 24 tahun dan sedang atau sudah menjalani program rehabllltasl.
Penelitian ini dilakukan pada remaja akhir yang sedang mengikuti program rehabilitasi di RSKO Jakarta. Untuk pengumpulan data dipilih metode wawancara mendalam yang bersifat informal atau s&mi structurod dengan menggunakan pedoman wawancara umum. Selain itu, digunakan pula observasi sebagai metode penunjang. Analisa dilakukan dalam dua tahap. Pertama analisa terhadap masingmasing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahan dan dinamlka yang terjadi pada tiap subyek. Kemudlan dilakukan analisa antar kasus, dimana peneliti membandingkan, menangkap persamaan dan perbedaan, menyimpulkan ha-hal umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan diantara subyek penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh suatu pola dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan narkoba.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa masalah-masalah yang dialami oleh remaja akhir adalah kebutuhan untuk diterima, dikenal dan mendapatkan status dalam lingkungan sosialnya. Dalam proses pengambilan keputusan, remaja akhir selalu dipengaruhi oleh utility emosional sehingga mereka memberikan atribut positif terhadap narkoba. Remaja akhir juga sangat yakin akan kemungkinan keberhasilan mereka mencapai tujuan (subjective probability) jika menggunakan narkoba. Kedua variabel tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan remaja akhir untuk menggunakan narkoba.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah beberapa faktor pepyebab remaja memilih untuk memakai narkoba, beberapa faktor penyebab perubahan evaluasi terhadap narkoba, hubungan antara penggunaan obat dan perilaku tawuran, penyebab timbulnya kesadaran untuk berhenti menggunakan narkoba dan pengaruh lingkungan pada penggunaan narkoba. Beberapa saran praktis yang didapat dari penelitian adalah pemberian informasi mengenai narkoba dengan lengkap dan nyata sehingga remaja memiliki informasi yang cukup tentang narkoba, diadakan pelatihan pengambilan keputusan untuk remaja melalui sekolah atau perkumpulan remaja agar remaja dapat mengambil keputusan dengan lebih kompeten dan memperbesar kontrol guru agar penggunaan narkoba di sekolah dapat berkurang atau bahkan hilang."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S2990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryu Kristoforus
"Indonesia mengatur hukum paten dalam UU No. 13 Tahun 2016 yang mengacu
pada Paris Convention for the Protection of Industrial Property dan Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property. Salah satu invensi yang dapat diberi paten berdasarkan undang-undang tersebut adalah obat-obatan. Perlindungan paten terhadap obat-obatan menimbulkan permasalahan terkait akses masyarakat terhadap obat-obatan yang murah dan mudah didapatkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat fleksibilitas dalam pelaksanaan paten yang diatur dalam kedua konvensi internasional tersebut, yakni compulsory licensing.
Keberlakuan compulsory licensing untuk membuka akses terhadap obat-obatan
dipertegas dengan dideklarasikannya Doha Declaration on the TRIPS Agreement
and Public Health yang pada pokoknya memperbolehkan pemerintah suatu negara
peserta untuk melaksanakan sendiri paten terhadap obat-obatan demi kepentingan
masyarakat umum, atau dikenal dengan istilah government use. Skripsi ini
mengambil 3 (tiga) pokok permasalahan, yaitu bagaimana pengaturan terkait paten dan compulsory licensing di dunia dan di Indonesia, bagaimana pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat-obatan esensial di dunia dan di Indonesia, dan bagaimana dampak pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat-obatan esensial di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif, yang menekankan pada penggunaan norma hukum secara tertulis dan didukung dengan hasil penelitian berdasarkan topik terkait. Kesimpulan yang didapatkan adalah pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat-obatan di Indonesia telah berhasil mencapai tujuannya yakni guna kepentingan kesehatan masyarakat umum meskipun terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki, serta pelaksanaan paten oleh pemerintah di Indonesia yang berpotensi merugikan pemegang paten yang patennya dilaksanakan oleh pemerintah sehingga dapat menghambat pengembangan dan penelitian obat-obatan baru.

Indonesia regulates patent law in Law no. 13 of 2016 which refers to the Paris
Convention for the Protection of Industrial Property and the Agreement on Trade-
Related Aspects of Intellectual Property. One of the inventions that can be granted
a patent based on the law is pharmaceutical products. Patent protection for
pharmaceutical products raises problems related to public access to affordable and
easy to obtain drugs. To solve this problem, there is flexibility in the
implementation of patents regulated in the two international conventions, namely
compulsory licensing. The application of compulsory licensing to open access to
medicines was confirmed by the declaration of the Doha Declaration on the TRIPS
Agreement and Public Health which basically allows the government of a
participating country to apply its own patents on drugs for the benefit of the general
public, known as government use. This thesis takes 3 (three) main problems,
namely how the regulations related to patents and compulsory licensing in the world
and in Indonesia, how is the implementation of government use patents on essential
medicines in the world and in Indonesia and how is the impact of the
implementation of government use patents on essential medicines in Indonesia. The
research method used is juridical-normative, which emphasizes the use of legal
norms in writing and is supported by research results based on related topics. The
conclusion is that the implementation of government use patents on essential
medicines in Indonesia has succeeded in addressing the interests of the public's
health interests, although there are some deficiencies that need to be corrected, as
well as the implementation of government use patents on essential medicines in
Indonesia which can potentially inflict a financial loss to the patent holders whose
patents are executed by government use so that it can hold up the development and
research of new medicines.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarfaraz Niazi 1949-
New York: Informa Healthcare US, 2009
R 615.19 NIA h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Brades, supervisor
"Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, konseling obat merupakan salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau wawancara dengan pasien dan/atau keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien yang membuat terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat. Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi dan edukasi obat kepada pasien, seperti pasien dengan terapi obat jangka panjang yang memerlukan pemantauan kepatuhan dalam penggunaannya, pasien dengan kondisi khusus, pasien dengan polifarmasi serta untuk pasien yang diberikan obat-obatan dengan cara penggunaan khusus. Laporan ini berisi panduan konseling obat-obatan dengan cara penggunaan khusus yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk.

Regulation of the Minister of Health No. 74 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Puskesmas, drug counselling is one of the methods of face-to-face medication education or interviews with patients and/or their families which aims to increase patient knowledge and understanding which results in changes in behaviour in the use of drugs. Pharmacists have the responsibility to provide information and drug education to patients, such as patients with long-term drug therapy that requires monitoring compliance in its use, patients with special conditions, patients with polypharmacy and for patients who are given drugs with special ways of use. This report contains guidelines for counselling medicines with special usage methods at Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Auliandini Rafianida
"Kejahatan di bidang obat saat ini telah menjadi bentuk kejahatan kemanusiaan lintas negara. Penyalahgunaan obat di Indonesia kini telah menjadi tren kejahatan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tapi juga ekonomi dan kehancuran generasi bangsa kedepannya. Salah satu jenis obat yang saat ini sedang marak beredar di pasaran adalah Obat-Obat Tertentu (OOT). OOT adalah obat yang bekerja di sistem susunan saraf pusat, dimana penggunaannya di atas dosis yang seharusnya bisa menimbulkan ketergantungan dan perubahan aktivitas mental seperti gejala penggunaan narkotika dan psikotropika. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai Lembaga yang mengurus pengawasan di bidang obat dan makanan memperkuat pengawasannya dengan menerbitkan Peraturan BPOM No. 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan peraturan tersebut di fasilitas pelayanan kefarmasian dengan merujuk pada teori indikator evaluasi kebijakan (Input, Process, Output, Outcome) milik Bridgman Davis (2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian post-positivist dengan metode pengumpulan data, yakni wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil daripada penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Peraturan BPOM No. 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan belum banyak dipatuhi oleh fasilitas pelayanan kefarmasian. Penerapan peraturan ini juga belum memberikan dampak yang terlalu signifikan dalam penurunan peredaran OOT di sarana illegal. Hal tersebut dibuktikan dari indikator hasil, yang menunjukan data meningkatnya jumlah situs yang dilakukan takedown tahun 2020 dan sarana yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) mengalami kenaikan di tahun 2019. Sedangkan pada indikator dampak, pada masyarakat belum terasa dampaknya karena kejahatan OOT yang terus berulang diakibatkan sanksi yang belum memberikan efek jera.

Currently, drug crimes have become a form of transnational crime against humanity. Drug abuse in Indonesia has now become a crime trend that continues to increase from time to time. Not only has an impact on public health, but also on the economy and the destruction of future generations of the nation. One type of drug that is currently on the market is Certain Medicines (OOT). OOT is a drug that works in the central nervous system, where its use above the dose that should be able to cause dependence and changes in mental activity such as symptoms of narcotics and psychotropic use. The Food and Drug Supervisory Agency as the agency that manages supervision in the field of medicine and food strengthens its supervision by issuing BPOM Regulation No. 10 of 2019 concerning Guidelines for the Management of Certain Often Misused Medicines. This study aims to evaluate the application of these regulations in pharmaceutical service facilities by referring to the theory of policy evaluation indicators (Input, Process, Output, Outcome) by Bridgman Davis (2000). This study used a post-positivist research approach with data collection methods, namely in-depth interviews and literature study. The results of this study indicate that the application of BPOM Regulation No. 10 of 2019 concerning Guidelines for the Management of Certain Drugs that are Often Misused, has not been widely complied with by pharmaceutical service facilities. The implementation of this regulation also has not had a too significant impact in reducing the circulation of OOT in illegal facilities. This is evidenced by the results indicator, which shows data on the increase in the number of sites carried out takedowns in 2020 and facilities that do not comply with the provisions have increased in 2019. Meanwhile, in the impact indicator, the impact on the community has not been felt because the repeated OOT crimes were caused. sanctions that have not provided a deterrent effect."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarfaraz Niazi 1949-
New York: Informa Healthcare USA , 2009
R 619.19 NIA h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Elisabeth
"Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Sebanyak 65 negara telah terjangkit virus ini salah satunya yaitu Indonesia. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia memberikan dampak bagi masyarakat, terutama pada peningkatan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa pengaruh pandemi COVID-19 terhadap pola perilaku pembelian masyarakat terhadap produk Over The Counter (OTC) dan ethical serta untuk menganalisa pengaruh pandemi COVID-19 terhadap jenis produk yang terjual di Apotek Safa. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa literatur dan data hasil penjualan obat-obatan di Apotek Safa pada Bulan Maret dan September 2020. Dari hasil analisa, diperoleh bahwa terdapat penurunan pembelian obat-obatan pada Bulan Maret ke September 2020, dan didapatkan bahwa jenis obat-obatan golongan OTC yang paling banyak dibeli yaitu berupa masker dan Vitamin C. Industri Farmasi merupakan suatu usaha yang memiliki kegiatan berupa produksi obat-obatan. Dalam menghasilkan produk obat yang aman, bermutu serta berkhasiat sehingga risiko-risiko yang mungkin timbul selama proses produksi dapat diminimalkan diperlukan pedoman yang diatur sistem manajemen mutu yaitu berupa prosedur Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami manajemen risiko mutu sediaan gel X di line produksi PT. Pharos Indonesia dan untuk menganalisa tindakan penanganan risiko mutu produk. Sampel pada penelitian ini diambil dari sediaan gel X dari PT. Pharos Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa tinjauan pustaka dan observasi secara langsung di Line Produksi PT. Pharos Indonesia. Dari hasil analisa, diperoleh bahwa parameter proses yang berperan dalam produksi sediaan gel X antara lain kebersihan ruangan; kecepatan pengadukan; waktu pengadukan; suhu mesin; keadaan tube dan lainnya, serta tindakan penanganan risiko mutu produk gel X dilaksanakan berdasarkan derajat risiko tertinggi hingga terendah.

Coronavirus 2019 (COVID-19) is a virus that was first discovered in Wuhan, China at the end of 2019. A total of 65 countries have been infected by this virus, one of them is Indonesia. The increasing number of COVID-19 cases in Indonesia gives an impact on the community, especially on increasing public awareness of their hygiene and their health. The purpose of this study is to analyze the influence of the COVID-19 pandemic on the community's purchasing behavior patterns of Over The Counter (OTC) and ethical products and to analyze the effect of the COVID-19 pandemic on the types of sold products at Safa Pharmacy. The method that used in this study was by literature review and data sales of drugs at Safa Pharmacy period March and September 2020. From the study, it was found that there was a decrease in drug purchases from March to September 2020, and it was found that the the most purchased OTC drugs are masks and Vitamin C. The Pharmaceutical Industry is a business that has activities to produce drugs. In producing safe, quality and nutritious medicinal products so that the risks that may arise during the production process can be minimized, guidelines that are regulated by a quality management system are needed, called Good Manufacturing Practices (GMP) procedures. The purpose of this study is to understand the quality risk management of gel X preparation in the production line of PT. Pharos Indonesia and to analyze product quality risk management. The sample in this study is a gel X preparation that was taken from PT. Pharos Indonesia. The method used in this research was by literature review and direct observation in the Production Line of PT. Pharos Indonesia. From the study, it was found that the process parameters that played a role in the production of gel X were room cleanliness; stirring speed; stirring time; engine temperature; condition of tubes, and others, furthermore the handling quality risk of gel X product is carried out based from the highest to the lowest degree of risk. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>