Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bellardo, Lewis J.
Chicago: The Society of American Archivists, 1992
R 025.171403 BEL g (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Wahyu Hidayat
"

Naskah Serat Wirid Riwayat Jati merupakan naskah jenis piwulang beraksara Jawa, yang berbentuk gancaran atau prosa. Naskah tersebut merupakan koleksi perpustakaan Reksa Pustaka, Pura Mangkunegaran, Surakarta. Teks berisi berbagai ajaran mistik Islam kejawen. Hal tersebut membuka peluang untuk mengkaji hubungan intertekstualitas dengan teks-teks yang diduga menjadi teks acuannya atau hipogram. Teks yang diduga menjadi hipogram Serat Wirid Riwayat Jati, antara lain Serat Wirid Hidayat Jati, Wirid Para Wali, Serat Panatagama dan Suluk Malang Sumirang. Kajian tentang hubungan intertekstualitas dalam naskah-naskah bergenre piwulang mistik belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan filologi untuk menyajikan edisi teksnya. Kedua, kajian intertekstualitas untuk menganalisis bentuk keterkaitan antarteks dalam naskah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terungkap bahwa bentuk transformasi teks-teks hipogram pada naskah Serat Wirid Riwayat Jati terdiri atas empat bentuk, yakni ekspansi, modifikasi, ekserp, dan konversi. Selain itu, terungkap posisi naskah Serat Wirid Riwayat Jati dalam kepustakaan naskah mistik sebagai naskah sintesis dan ideologi penulis teks dalam menciptakan naskah tersebut.


Serat Wirid Riwayat Jati manuscript is a piwulang script that literated Javanese and presented in prose. This script was showed as a collection of Reksa Pustaka library in Pura Mangkunegaran, Surakarta. The script text contained variety of Javanese Islamic mystical teachings. That was open up oppurtunities to examine relationship between intertextuality and texts that were alleged to be reference or hypogram such as Serat Wirid Hidayat Jati, Wirid Para Wali, Serat Panatagama, and Suluk Malang Sumirang. The study of intertextuality relationships in mystical piwulang script has not been widely carried out.  This study used two approaches which were a philological approach to present the text edition and intertextuality study to analyze text linkage on the script. Based on final analysis result, there were four hypogram text transformation that was found on Serat Wirid Riwayat Jati script, such as expantion, modification, ekserp and convertion. In addition, it revealed that manuscript position in the mystical text literature as a synthetic text and the writer ideology in creating the manuscript.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singaraja: UPTD Gedong Kirtya, 2008
091 PEM u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singaraja: UPTD Gedong Kirtya, 2009
091 PEM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singaraja: UPTD Gedong Kirtya, 2008
091 PEM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singaraja: UPTD Gedong Kirtya, 2015
091 PEM r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Umar
"Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah kegiatan layanan rujukan kearsipan di Bidang Layanan Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta dan masalah yang sama di Bagian Akses Arkib Negara Malaysia (ANM) di Kuala Lumpur sebagai pembanding.
Secara rinci masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) petugas layanan rujukan kearsipan, (2) proses layanan rujukan kearsipan meliputi; (a) peraturan akses, (b) peraturan penggunaan, (c) metode layanan, (d) jenis-jenis layanan dan (e) fasilitas layanan di Bagian Layanan Arsip ANRI dan Bagian Akses ANM sebagai pembanding.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan pelaksanaan kegiatan layanan rujukan kearsipan di ANRI dan ANM.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan semua variabel yang ditemukan dalam penelitian dan membandingkan perbedaan dan persamaannya. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, pengisian kuesioner dan penelitian dokumen.
Hasil penelitian adalah (1) ANRI belum memiliki peraturan pelaksanaan dari UU No. 7/1971 yang terkait dengan layanan rujukan sebaliknya ANM sudah memiliki peraturan pelaksanaan dari UU No. 44/1966 berkaitan dengan layanan rujukan, (2) secara kuantitas, ANM memiliki petugas layanan rujukan kearsipan lebih banyak daripada ANRI. Demikian pula, secara kualitas, ANM memiliki petugas profesional kearsipan yang bertugas di bagian layanan lebih banyak daripada ANRI, (3) peraturan akses di ANRI dan ANM adalah semua arsip dapat diakses oleh pemakai terkecuali arsip rahasia, kondisinya rapuh dan yang mengganggu keamanan negara, perbedaannya ANRI menentukan ketentuan arsip tidak dapat diakses apabila belum ada sarana temu kembalinya, ketentuan ini tidak ada di ANM dan ANM menetapkan arsip dapat diakses apabila sudah melebihi usia 25 tahun, ketentuan ini tidak ada di ANRI, (4) peraturan penggunaan berbeda antara ANRI dan ANM dalam jam layanan dan proses registrasi dan identifikasi pemakai, sedangkan persamaannya dalam persyaratan pemakai, pernyataan kebijakan untuk pemakai, larangan membawa masuk barang-barang bawaan pemakai dan peraturan umum untuk memperlakukan bahan arsip, (5) metode layanan di ANRI sama dengan ANM yaitu tatap muka, melalui surat dan komunikasi telepon, (6) Persamaan jenis layanan ANRI dan ANM adalah layanan penelitian, pertanyaan dan permintaan bahan arsip, layanan penggandaan fotokopi, foto, mikro film, print out mikro film dan layanan pengesahan salinan bahan arsip. Perbedaan jenis layanan yang diberikan oleh kedua lembaga ini adalah ANRI memberikan layanan penggandaan film dan kaset yang tidak diberikan oleh ANM dan ANM memberikan layanan peminjaman bahan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan layanan membuat transliterasi yang tidak diberikan oleh ANRI, (7) fasilitas layanan yang terdapat di ANRI dan ANM adalah lobi, ruang pameran, ruang konsultasi, ruang baca, ruang transit/penggandaan dan ruang perpustalcaan. Fasilitas layanan yang dimiliki ANM yang tidak ada di ANRI adalah kaunter pendaftaran/registrasi, kaunter layanan, ruang mikro film, ruang audio, ruang video, ruang diskusi dan ruang finding aids.

The main issue exposed in this study is comparing reference services at The Reference Service Department of The National Archives of The Republic of Indonesia (NARI) in Jakarta and The Access Department of The National Archives of Malaysia (NAM) in Kuala Lumpur.
The detailed issues discussed in this study are (1) reference staff, (2) access policies, (3) policies for use, (4) service method, (5) types of service, (6) reference facilities at The Reference Service Department of NARI and The Access Department of NAM as a compared institution.
The purpose of this study is to describe the comparison of reference services at NARI and NAM.
This research is a comparative study using qualitative method by describing all of variables related to the issues to be studied, and comparing the similarities and or the differences found in the study. The data of the research are collected through various techniques such as observation, interview, questionnaires, and studying documents.
The results of this study are that: (1) NARI do not have the technical regulation of Archives Act of Indonesia 7/1971 in relation to reference services, while NAM already have the technical regulation of Archives Act of Malaysia 44/1966 in relation to reference services (2) NAM have more reference staff than NARI and also NAM have more reference professional staffs than NARI, (3) access policies at NARI and NAM are that all archival materials could be accessed by user except confident records, damaged records, and records containing sensitive issues which may threaten national stability; The while differences between NARI and NAM lie on that NARI determines archives could not be accessible if they have no finding aids and NAM determines that public archives should be made available to the public after twenty-five years, (4) the differences of the policies for use between NARI and NAM lie on hours of operation and registration and identification of users process, while their similarities lie on rule of users, policy statements for users, limiting personal materials and general rules for handling materials, (5) the methods of reference services at ANRI and ANM are face-to-face, letters and telephone calls, (6) the types of reference services at NARI and NAM are research, general inquiries and requesting materials services; reprographic services including photocopy, photographic reproduction, microfilm duplication, microfilm off-prints and certification of archival materials as true copies, while they differ in that NARI provides film and cassette reproduction and NAM provides loan of archival materials to creating agencies especially Government Departments and transliteration services, (7) both NARI and NAM have the same reference facilities such as lobby, exhibition room, reader- consultant room, photocopy room and library room, while the reference facilities which are available only in NAM are registration counter, service counter, microfilm room, audio room, video room, discussion room, and finding aids room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The tradition of illustrated writing and drawing was found in the old manuscripts of Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nopianti
"Penelitian ini membahas perbandingan dua teks, yaitu Serat Ismail dan Jaka Mail. Perbandingan teks ini difokuskan pada alur cerita dan tokoh dari kedua naskah. Permasalahan dari penelitian ini melihat persamaan dan perbedaan teks yang difokuskan pada alur dan tokoh yang dihadirkan kedua teks tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dalam penyajian peritiwa penting dan perbedaan dalam penyajian detail-detail peristiwa dari kedua teks. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan kedua penulis menyalin dari sumber yang berbeda. Namun secara keseluruhan, alur utama, tokoh utama serta beberapa tokoh bawahan yang dihadirkan sama. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11401
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alhafiz Kurniawan
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji tentang manuskrip al-Ḥikam al-Ataiyyah koleksi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat atau muridnya, dan munajat
kepada Tuhan. Fokus kajian ini terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu
menyajikan edisi teks al-Ḥikam al-Ataiyyah yang telah dibersihkan dari kesalahan dan
diterjemahkan sehingga kandungan dan keunikan teks salinan al-Ḥikam dapat diketahui
oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, yaitu pelisanan teks al-Ḥikam yang
digunakan sebagai penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin perkotaan yang
sangat kompleks, khususnya masyarakat industri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara.
Pelisanan teks al-Ḥikam sebagai teks sufisme yang berkembang dalam tradisi
Syadziliyyah dapat digunakan oleh pendukung tradisi Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah.
Pelisanan teks al-Ḥikam ini lazimnya dilakukan di dalam pesantren, majelis taklim di
aula maupun di masjid, atau kafe dengan jamaah yang terdiri atas masyarakat kelas
menengah perkotaan, tetapi di masyarakat miskin industri pelabuhan di Jakarta Utara.
Pelisanan secara intensif teks al-Ḥikam merupakan salah satu cara ekspresi sufisme
yang diambil pendukung tarekat Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah untuk menghadapi
situasi sosial tertentu.

ABSTRACT
This thesis examines the manuscript of al-Ḥikam al-Ataiyyah collection of the National
Library of the Republic of Indonesia. This text includes the work of Sufism with three
parts, namely aphorism, a number of letters containing advice for friends or students,
and munajat to God. The focus of this study is divided into two. The first philological
study is to present an edition of the text of al-Ḥikam al-Ataiyyah which has been cleared
of error and translated so that the content and uniqueness of the text of the copy of al-
Ḥikam can be known by the public. Second ethnographically, namely the oralitizing of
the text of al-Ḥikam which is used as the spread of Sufism values in a very complex
urban poor community, especially the port industry community in Cilincing, North
Jakarta. The passage of the text of al-Ḥikam as a text of Sufism that developed in the
Syadziliyyah tradition can be used by supporters of the Qadiriyyah-Naqshabandiyyah
tradition. The oralitizing of the text of al-Ḥikam is commonly carried out in pesantren,
majelis taklim in the hall and in mosques, or cafes with worshipers consisting of urban
middle class people, but in the poor port industry in North Jakarta. Intensive oralitizing
of al-Ḥikam texts is one of the ways of expressing Sufism taken by supporters of the
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah order to deal with certain social situations"
2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>