Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tritama Chaerani
"Tesis ini membahas strategi investasi simbolik yang dilakukan Syahrini pada akun Instagram miliknya sebagai upaya pencarian distinction melalui tiga pola konsumsi penampilan budaya dan makanan Konsep distinction digunakan untuk mengeksplorasi konsep personal branding. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam perspektif kritis dengan analisis isi dan metode semiotika. Hasil penelitian menunjukkan Syahrini menempatkan penampilan barang mewah dan mode busana dalam proporsi yang paling besar untuk menggambarkan distinction melalui media sosial Instagram namun tidak membuat Syahrini meraih kapital simbolik dan personal branding yang efektif.

This thesis describes Syahrini rsquo s symbolic investment strategy on her instagram account as one effort to find distinction based on three consumption patterns performance culture and food. The concept of distinction is utilized to elaborate the concept of personal branding. This study used a qualitative approach in a critical perspective with content analysis and semiotics method. The results shows that Syahrini puts performance luxury brands and fashion in the greatest proportion to potray distinction through Instagram but this effort do not make Syahrini gain symbolic capital and achieve an effective personal branding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Lusiani Anastasia
"ABSTRAK
Di Indonesia, prevalensi stunting pada balita masih cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, faktor dominan, dan perilaku unik positif kejadian stunting pada balita. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah anggota keluarga, keanekaragaman makanan, perilaku pemberian makan, perilaku pengasuhan anak, perilaku kebersihan, dan perilaku pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif cross-sectional dan kualitatif yang dimulai dari bulan April hingga Juni 2014.
Terdapat 103 responden survei yang telah menyelesaikan pengisian dan wawancara kuesioner, serta pengukuran panjang atau tinggi badan balita. Selain itu terdapat 24 orang informan diskusi kelompok ibu, bapak, dan nenek, serta 5 keluarga balita yang dikunjungi rumahnya. Hasil penelitian survei kuantitatif menunjukkan bahwa proporsi kejadian stunting pada balita di Desa Babelan Kota yaitu sebesar 27.2% (kategori sedang) dan perilaku pengasuhan merupakan faktor dominan stunting. Hasil penelitian menyarankan agar balita dapat mengadopsi perilaku unik positif yang ditemukan yaitu, anak makan sendiri menggunakan sendok, mandi sehari 3 kali, menggunakan alas kaki saat keluar rumah, dan ibu menyuruh anak istirahat saat sakit.

ABSTRACT
In Indonesia, the prevalence of stunting in children under five is still quite high. The purpose of this study to describe factors associated, the dominant factor, and the positive unique behavior of stunting in children under five. These factors are the number of family members, the dietary diversity, feeding behavior, parenting behavior, hygiene and sanitation behavior, and health-seeking behavior.
This study uses cross-sectional quantitative research and qualitative starts from April to June 2014. There were 103 survey respondents who have completed filling questionnaires and interviews, as well as the length or height measurements of under five children. In addition there are 24 discussion group informants of mother, father, and grandmother, as well as 5 families of children whose home are visited. The results of the quantitative survey research shows that the proportion of the incidence of stunting in children under five in the village Babelan Kota is 27.2% (medium category) and parenting behavior is a dominant factor of stunting.
The results of the study suggest that children can adopt positive unique behaviors that was found, child use a spoon to feed themselves, bath 3 times a day, using the footwear when going out of the house, and the mother tells the child to rest whenever ill."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Hidayatullah
"[ABSTRAK
Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk
mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan
usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca
mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan
menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk
menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis
berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis
ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan
menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil
penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum
persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai
tujuan dari hukum persaingan usaha.;Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk
mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan
usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca
mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan
menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk
menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis
berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis
ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan
menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil
penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum
persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai
tujuan dari hukum persaingan usaha.
ABSTRACT
Competition law is a tool of economic policy to control business actor's
behavior. In its implementation, especially in Indonesia, competition law often to
assess that behavior only from the law views, and often ignoring the economic
views. This thesis, using qualitative method, which is case study, tries to show the
difference of the assessment with and without the economic perspective. The first
case will shows the economic analysis in the investigation process. The second
will shows the economic analysis in identifying cartel behavior. The results of this
study shows that without economic analysis, competition law implementation will
only worsen the business and will not achieve the main goal of competition law.
;Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk
mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan
usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca
mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan
menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk
menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis
berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis
ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan
menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil
penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum
persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai
tujuan dari hukum persaingan usaha., Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk
mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan
usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca
mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan
menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk
menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis
berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis
ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan
menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil
penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum
persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai
tujuan dari hukum persaingan usaha.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Rizki Wulandari
"Tesis ini membahas implementasi strategi ekspansi pasar pada UKM Family Sprei dengan cara melakukan optimalisasi penjualan pada wilayah dan segmen konsumen yang belum dikembangkan. Tujuan dari tesis ini ialah membantu Family Sprei untuk dapat melakukan efisiensi biaya produksi dengan memanfaatkan economic of scale Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif. Kesimpulan dari tesis ini ialah dengan mengelola tenaga penjual UKM dapat meningkatkan nominal penjualannya sehingga UKM dapat memperoleh manfaat economic of scale untuk tujuan efisiensi biaya produksi.

This tesis explains the implementation of market expansion strategy at Family Sprei (SME) through optimalizing undeveloped region and undeveloped customer segment. The goal of this tesis is helping Family Sprei to achieve production cost efficiency by utilizing economic of scale. This tesis uses qualitative method. The summary of this tesis is managing sales forces can increase the sale nominal so UKM can achieve benefit from economic of scale to reach production cost efficiency."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Artanto
"Adanya perbedaan jumlah penderita Nyeri Punggung Bawah NPB diantara operator di sebuah perusahaan migas on shore di Sumatera Selatan berdasarkan lokasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian NPB kronik non spesifik, hubungan antara beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator tersebut.
Desain penelitian potong lintang, besar sampel 96 orang yang diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2016. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik. Didapatkan prevalensi NPB kronik nonspesifik sebesar 32,3.
Dari analisis multivariat didapatkan bahwa beban kerja mental kualitatif berlebih sedang-berat OR 5,14 IK95 1,49-17,78, overweight OR 9,02 IK95 2,46-33,08 , perokok sedang-berat OR 4,28 IK95 1,29-14,26, dan duduk lama OR 3,61 IK95 1,13-11,52 meningkatkan risiko terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik.
Disimpulkan bahwa beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta stresor kerja lainnya, profil individu, kebiasaan individu, masa kerja, dan lama duduk saat bekerja memiliki hubungan dengan kejadian NPB nonspesifik. Faktor paling dominan terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator di sebuah perusahaan migas on shore adalah overweight.

Different distribution of Low Back Pain LBP existed among operators of an on shore oil and gas company in South Sumatera based on work location. This study aimed to identify prevalence of nonspecific chronic LBP, the relationship between quantitative and qualitative mental workload and other risk factors with nonspecific chronic LBP among operators in that company.
The design of this study was cross sectional with 96 samples taken by purposive sampling. This study was held on October December 2016. The data were obtained by questionnaire and physical examination. The prevalence of nonspecific chronic LBP was 32,3.
From multivariate analysis, moderate heavy qualitative mental workload OR 5,14 95 CI 1,49 17,78 , overweight OR 9,02 95 CI 2,46 33,08 , moderate heavy smoker OR 4,28 95 CI 1,29 14,26 , and long periods of sitting 4 hours OR 3,61 95 CI 1,13 11,52 had increased risk toward nonspecific chronic LBP.
In conclusion, moderate heavy qualitative mental workload, overweight, moderate heavy smoker, and long periods of sitting 4 hours were related to nonspecific chronic LBP among operators. The dominant factor toward nonspecific chronic LBP among operators was overweight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetria Faisal
"Latar belakang: Resistensi antibiotik merupakan ancaman dan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia medis saat ini. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan merupakan salah satu faktor yang mempercepat timbulnya resistensi antibiotik. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM tahun 2011 menunjukkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sebanyak 48,3 dari total penggunaan antibiotik. Program pengaturan antibiotik di rumah sakit diperlukan untuk mengoptimalkan luaran klinis sekaligus mengendalikan resistensi antibiotik. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah edukasi klinisi.
Tujuan: Mengetahui penggunaan antibiotik secara kualitatif dengan menggunakan algoritma Gyssens di ruang perawatan Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM sebelum dan sesudah intervensi edukasi terhadap PPDS, berupa 1 penggunaan antibiotik yang tepat; 2 penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Metode: Studi intervensi dengan melakukan edukasi terhadap PPDS mengenai penggunaan antibiotik, yang terdiri dari kuliah sebanyak lima kali disertai diseminasi kartu pedoman penggunaan antibiotik empiris. Penilaian ketepatan penggunaan antibiotik dilakukan oleh dua orang klinisi berdasarkan rekam medis pasien di ruang perawatan kelas III Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, yang terdiri dari periode pra-intervensi 1 Desember 2015 ndash; 29 Februari 2016 dan pasca-intervensi 1 April 2016 ndash; 30 Juni 2016 . Analisis ketepatan penggunaan antibiotik menggunakan algoritma Gyssens.
Hasil Penelitian: Jumlah penggunaan antibiotik mengalami penurunan dari 374 menjadi 339 setelah intervensi. Penggunaan antibiotik yang tepat kategori I sebelum intervensi sebanyak 218 58,3 , meningkat menjadi 228 67,3 setelah intervensi p = 0,01 . Penggunaan antibiotik yang tidak tepat terdiri dari: data tidak memadai kategori VI sebelum intervensi 2, setelah intervensi 1; tidak ada indikasi kategori V sebelum intervensi 24, setelah intervensi 11; jenis antibiotik tidak tepat kategori IV sebelum intervensi 56, setelah intervensi 43; durasi tidak tepat kategori III sebelum intervensi 53, setelah intervensi 32; dosis tidak tepat kategori IIa sebelum intervensi 39, setelah intervensi 29; interval tidak tepat kategori IIb sebelum intervensi 23, setelah intervensi 16; serta rute pemberian tidak tepat kategori IIc tidak didapatkan sebelum maupun setelah intervensi.
Simpulan: Jumlah penggunaan antibiotik yang tepat mengalami peningkatan secara bermakna sebanyak 9 setelah dilakukan intervensi edukasi.

Background Antimicrobial resistance is now becoming a global threat and a challenge. Inappropriate and overuse of antimicrobial are factors that accelerate antimicrobial resistance. Study in 2011 at Department of Pediatrics, Cipto Mangunkusumo Hospital CMH shows that inappropriate antimicrobial use is up to 48.3 of total antimicrobial use. Antimicrobial stewardship program is needed in order to optimize clinical outcome and control antimicrobial resistance. Clinicians education is one of the applicable method.
Aim To evaluate qualitative antimicrobial use using Gyssens algorithm in pediatric inward unit, Department of Pediatrics, CMH before and after education of residents, including 1 appropriate antimicrobial use 2 inappropriate antimicrobial use.
Methods Interventional study by educating pediatric residents regarding antimicrobial use which consisted of five courses and dissemination of empiric antimicrobial therapy guideline cards. Evaluation of antimicrobial use by two independent clinicians based on medical records of class III pediatric inward unit, CMH, during pre intervention period December 2015 - February 2016 and post intervention period April 2016 ndash June 2016. Qualitative analysis was performed using Gyssens algorithm.
Results Antimicrobial use decreased from 374 to 339 after intervention. Appropriate antimicrobial use category I before intervention was 218 58.3 , increased to 228 67.3 after intervention p 0.01 . Inappropriate antimicrobial uses consist of insufficient data category VI was 2 before intervention, 1 after intervention no indication category V was 24 before intervention, 11 after intervention inappropriate antimicrobial choice category IV was 56 before intervention, 43 after intervention incorrect duration category III was 53 before intervention, 32 after intervention incorrect dose kategori IIa was 39 before intervention, 29 after intervention incorrect interval category IIb was 23 before intervention, 16 after intervention there was no incorrect route category IIc both before and after intervention.
Conclusion Appropriate antimicrobial use increased significantly at 9 after educational intervention.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Ali Imran
"Paper ini membahas fungsi teori komunikasi dalam dunia akademik, khususnya terkait dengan penggunaannya dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dari hasil bahasan menunjukkan, secara esensial fungsi teori komunikasi dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif itu adalah untuk membantu dalam proses konseptualisasi dalam perumusan masalah penelitian. Demikian juga dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Perbedaannya yaitu terletak pada perolehan data empirik. Jika dalam pendekatan kuantitatifteori berfungsi untuk diuji berdasarkan data empirik melalui pengujian hipotesis, maka dalam pendekatan kualitatif teori berfungsi untuk menjelaskan data empirik yang diperoleh melalui penelitian. Perbedaan lainnya yaitu, jika dalam pendekatan kuantitatif teori yang digunakan itu bebas konteks, maka dalam penelitian dengan pendekatan kualitatifteori yang digunakan itu tidak bebas konteks
This paper discusses the function of communication theory in the academic world, especially related to its use in research with quantitative approach and qualitative approach. From the discussion results indicate, essentially the function of communication theory in research with quantitative approach it is to assist in conceptualization process in the formulation of research problems. Likewise in research with a qualitative approach. The difference lies in the acquisition of empirical data. If in a quantitative approach theories function to be tested based on empirical data through hypothesis testing, then in qualitative approach theory serves to explain empirical data obtained through research. Another difference is that if the quantitative approach of the theory used is context free, then in research with a qualitative approach theories used are not context free"
Peneliti Bidang Studi Media and Network Society pada BPPKI Jakarta, 2016
384 KOMAS 12:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfira
"Anti-HCV menjadi marker serologi utama yang digunakan untuk uji saring hepatitis C pada donor darah di Indonesia. Selain serologi anti-HCV, untuk lebih meningkatkan kemananan darah, Unit Transfusi Darah UTD DKI Jakarta juga menerapkan pemeriksaan Nucleic Acid Test NAT . Pemeriksaan anti-HCV tidak dapat membedakan antara infeksi aktif dan infeksi yang telah sembuh. Darah akan dianggap terifeksi HCV apabila salah satu dari pemeriksaan serologi atau molekuler positif, begitupula dengan darah donor dengan hasil pemeriksaan anti-HCV grayzone dan NAT negatif. Diperlukan kepastian atas berisiko tidaknya darah tersebut dalam menularkan infeksi HCV, mengingat kebutuhan darah di sebagian besar provinsi di Indonesia masih belum memenuhi target. Sehingga dibutuhkan uji molekuler lain untuk dijadikan pembanding dengan hasil NAT.
Interpretasi hasil anti-HCV dilakukan berdasarkan rasio S/CO, yang dapat dijadikan prediksi status viremia donor, sehingga perlu dilakukan analisis hubungan antara S/CO dengan hasil pengujian molekuler dan HCV Ag-Ab. Nilai prediksi viremia diharapkan dapat menjadi alternatif bagi UTD yang belum mampu menerapkan NAT. Kemudian dipilih 93 sampel dengan kriteria anti-HCV positif dan NAT positif; anti-HCV positif dan NAT negatif serta anti-HCV grayzone dan NAT negatif untuk diuji dengan nested PCR kualitatif dan HCV Ag-Ab. Berdasarkan perbandingan hasil pengujian NAT dan nested PCR diperoleh nilai sensitivitas NAT sebesar 90, 63, dengan Spesifisitasnya 96,71. Dari hasil analisis chi-square diperoleh hubungan yang bermakna antara nilai S/CO anti-HCV dengan hasil pengujian NAT, nested PCR kualitatif dan HCV Ag-Ab P5 dapat dijadikan prediksi adanya infeksi aktif pada donor.

Anti HCV is the main serological marker for hepatitis C screening in blood donors in Indonesia. Besides anti HCV, UTD DKI Jakarta also implementing Nucleic Acid Test NAT to improve blood transfusion safety. Anti HCV assay can not distinguish between active infection and cured infection. Blood will be considered HCV infected if either from a positive serologic or molecular test, including blood with anti HCV grayzone and NAT negative. There is a requirement to ensure the risk status of blood with anti HCV grayzone and NAT negative, because the supply of blood in most provinces in Indonesia still insufficient. So, it takes another molecular test to compare with NAT result.
Interpretation of anti HCV results was calculating by S CO ratio, which could be a predictor of viremia status. It is necessary to analyze the correlation between S CO with molecular test and HCV Ag Ab results.Viremia prediction value is expected to be an alternative for UTDs who have not been able to apply NAT. There are 93 samples collected then tested with NAT and anti HCV. Sample with concondantly positive anti HCV and NAT anti HCV positive and NAT negative and anti HCV grayzone and NAT negative. These samples then tested with nested PCR and HCV Ag Ab. Based on comparison of NAT and nested PCR, obtained NAT sensitivity value of 90, 63, with Specificity 96.71. The result of chi square analysis shows a significant correlation between S CO anti HCV with NAT, qualitative nested PCR and HCV Ag Ab P 5 can be used as predictors of active infection in donors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Destianita
"Latar belakang: Ibu menyusui yang kembali bekerja biasanya akan menghadapi dilema untuk terus menyusui bayinya karena pemikiran tidak adanya fasilitas di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang berperan terhadap penyelenggaraan program Ruang ASI di tempat kerja di wilayah kegiatan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian kualitatif pada tahun 2016 berupa studi kasus di tiga perusahaan di Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat Indonesia dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan tempat dan informan penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data pendapat dan pengalaman perempuan pekerja tentang penggunaan Ruang ASI di tempat kerja dilaksanakan dengan tiga kelompok focus group discussion yang terdiri dari 5-6 orang. Pengumpulan data tentang pelaksanaan program Ruang ASI di perusahaan dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 6 informan wakil manajemen Perusahaan. Data tentang pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan ASI di tempat kerja dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 10 informan pemerintah daerah.
Hasil: Pemerintah telah memiliki peraturan tentang ASIE dan kewajiban perusahaan untuk menyediakan Ruang ASI di tempat kerja dari sisi kesehatan maupun ketenagakerjaan. Fungsi pembinaan dan pengawasan oleh pemda masih minimal, pendekatan yang dilakukan hanya berupa himbauan dan belum ada law enforcement. Penyelenggaraan program Ruang ASI di tempat kerja di ketiga perusahaan masih beragam. Belum semua manajemen perusahaan memberikan dukungan yang memadai untuk program ini. Dokter di perusahaan yang diteliti masih belum dilibatkan dalam pembuatan kebijakan kesehatan di perusahaan. Stakeholder (manajemen, buyer dan non-government organizations) menjadi pendorong utama bagi perusahaan untuk menyelenggarakan program ini. Belum semua pekerja perempuan menggunakan Ruang ASI di tempat kerjanya, hal ini terutama dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi dan dukungan dari perusahaan.
Kesimpulan: Penyelenggaraan program Ruang ASI di tempat kerja dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh tempat kerja dengan faktor pendorong yang dominan berasal dari stakeholder.

Background: Breastfeeding mothers who return to work usually will face a dilemma to continue breastfeeding because of the lack of breastfeeding facilities in the workplace. The aim of this study is to determine the factors that contribute to the implementation of breastfeeding room program at the workplace at the region Healthy and Productive Women Worker Movement (HPW2M) in Indonesia.
Methods: This study is qualitative case study with phenomenological approach in three companies in Subang and Sumedang district conducted on January 2016. The places and informants of this study were selected using purposive sampling. The data of women worker perceptions and experiences using the breastfeeding room in the workplace are taken by using three focus group discussion consist of 5-6 women workers per group. The data of the implementation breastfeeding room program in the workplace is taken by using depth interview to six informants from workplace management. The data of coaching and oversight of this program are taken by using depth interview to 10 informants from local government.
Result: The government has some regulations of breastfeeding and the company responsibility to provide breastfeeding room in the workplace from both health and menpower sides. The function of coaching and oversight by the local government are still minimal, the approaching through appeals with no law enforcement. The implementation of breastfeeding room program in three companies are varied. Not all the manajements provide adequate support for this program. The doctors in the studied companies are not involved yet in making health policies in the companies. The stakeholders (management, buyer and non-government organizations) become the main thrust for companies to implement this program. Not all women worker use breastfeeding room in the workplace due to lack of management lactation knowledge and company supports.
Conclusion: The implementation of breastfeeding room program in the workplace is mostly affected by facilities provided by the companies with the main thrust factors come from the stakeholders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Malianti
"Gay adalah suatu penyimpangan perilaku dimana adanya rasa ketertarikan terhadap sesama laki-laki. Gay sangat rentan dan beresiko tinggi terkena HIV/AIDS dan jumlahnya selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pelayanan keperawatan adalah salah satu solusi dalam menurunkan angka HIV/AIDS pada gay. Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang diberikan perawat yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Kurangnya pengetahuan terkait asuhan keperawatan dapat meningkatkan kendala yang dialami dalam menurunkan jumlah gay dengan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi gay dengan HIV/AIDS tentang asuhan keperawatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada 14 partisipan.
Hasil penelitian menghasilkan enam tema yaitu respon psikologis dan mekanisme koping gay dengan HIV/AIDS dalam penerimaan penyakit, Sosok perawat yang diinginkan gay dengan HIV/AIDS, pengkajian keperawatan yang efektif bagi gay dengan HIV/AIDS, ketidakpopuleran diagnosis keperawatan, keterbatasan perawat untuk melibatkan pasien gay dengan HIV/AIDS dalam perencanaan keperawatan, dan pelayanan keperawatan profesional yang diharapkan oleh gay dengan HIV/AIDS. Sikap menerima, memiliki pengetahuan yang luas tentang gay dan penyakit HIV/AIDS, serta komunikasi yang hangat dan tidak berjarak adalah sosok perawat yang diinginkan gay dengan HIV/AIDS. Mendapatkan layanan asuhan keperawatan yang sama dan konsisten serta peningkatan kemampuan dan keterampilan perawat adalah harapan gay dengan HIV/AIDS terhadap pelayanan keperawatan.

Gay is a behavioral disorder in which there is a sense of attraction towards fellow men. Gay is very vulnerable and at high risk of HIV AIDS and the number is always increasing every year. Nursing service is one of the solutions in reducing the number of HIV AIDS in gays. Nursing care is a form of service provided by nurses who can help in overcoming health problems. Lack of knowledge related to nursing care can increase the constraints experienced in reducing the number of gay with HIV AIDS. This study aims to explore the perception of gay with HIV AIDS about nursing care. This research is qualitative research with qualitative descriptive design. Data collection was done by in depth interview technique to 14 participants.
The results of the study resulted in six themes psychological responses and gay coping mechanisms with HIV AIDS in accepting disease, nurse figure desired by gay with HIV AIDS, effective nursing assessment for gay with HIV AIDS, unpopular nursing diagnoses, nurse limitations to engage patients gay with HIV AIDS in nursing planning, and professional nursing services expected by gays with HIV AIDS. Accepting, having extensive knowledge about gay and HIV AIDS diseases, as well as warm and distant communications is a gay nurse wanted figure with HIV AIDS. Getting the same consistent nursing care and nurse skills and ability is a gay expectation with HIV AIDS on nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library