Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santy Yanuar Pranawati
Abstrak :
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami secara mendalam tentang bagaimana dinamika keterlibatan remaja perempuan dalam prostitusi, melalui kajian teori pengambilan keputusan terbatas. Keterlibatan remaja di sini, bukan karena dipaksa atau di bawah ancaman pihak lain, terlibat prostitusi sebelum usia 18 tahun, dan berasal dari keluarga yang tidak mengalami kesulitan ekonomi saat terlibat prostitusi. Studi pendahuluan dilakukan menggunakan pendekatan etnografi, dengan pengumpulan data melalui observasi partisipatif selama lebih kurang 3 bulan dan wawancara mendalam terhadap 3 remaja perempuan yang terlibat prostitusi. Selain itu peneliti juga hidup bersama dengan partisipan dalam satu kamar kos selama 1 bulan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan adanya gambaran yang kompleks pada remaja dalam dunia prositusi, khususnya terkait interaksi dengan keluarga, lingkungan temannya, juga kondisi psikologis yang membuat remaja rentan terlibat prostitusi. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih dalam tentang dinamikan keterlibatan remaja ke dalam prostitusi, maka dilakukan studi utama dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Pada studi utama dilakukan wawancara mendalam terhadap 5 remaja perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan memiliki beberapa kondisi yang membatasi rasionalitasnya dalam proses mengambil keputusan sehingga rentan untuk terlibat prostitusi. Kondisi-kondisi tersebut adalah pengalaman hidup remaja, karakteristik tahapan usia remaja, dan kondisi tidak perawan pada remaja perempuan.
This qualitative study was conducted to investigate the dynamics of female adolescents in prostitution through the bounded rationality model of decision-making theories. These girls were not subject to threats or pressure from any party upon entering the world of prostitution, who were involved in prostitution before the age of 18, and whose parents were not financially insufficient when the girls entered prostitution. We used the ethnographic research approach in the preliminary study, conducted participatory observation for 3 months and in-depth interviews with 3 prostituted adolescents. In addition, researchers stayed with participants in a boarding room for a month. The preliminary study uncovered a certain complexity, specifically related to interactions with family, friends, and psychological conditions that catalyzed adolescents vulnerability toward being prostituted. Consequently, in order to obtain a more comprehensive understanding of the dynamics of prostituted adolescents, we conducted in-depth interviews with 5 prostituted adolescents in the main study, and using a case study approach. Results of this study showed that the girls had several conditions that bounded their rationality in their decision-making processes, so they were vulnerable to being prostituted. These conditions included adolescent life experiences, characteristics of the adolescent developmental phase, and the chastity value internalized by girls.
2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Sabina
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini memiliki sifat unik sekaligus universal. Sifat unik bahasa menyebabkan perbedaan antarbahasa dan sebaliknya sifat universal memungkinkan adanya persamaan antarbahasa. Bertitik tolak dari kenyataan ini, penulis tertarik untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk dan posisi (dalam frase nominal) adjektiva kualifikatif antara bahasa Perancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI). Untuk itu, dilakukan analisis dengan suatu metode yang disebut analisis kontrastif.

Untuk melakukan penelitian ini, konsep-konsep yang digunakan, yaitu satuan-satuan gramatikal dan adjektiva kualifikatif diancang dari teori distributional.

Setelah mendapat hasil analisis kontrastif 2 sistem adjektiva kualifikatif, diketahuilah persamaan dan perbedaan yang ada pada kedua sistem itu. Gambaran yang diperoleh dari perbandingan BP dan BI adalah bahwa dari segi bentuk adjektiva kualifikatif BP dan BI lebih banyak persamaan daripada perbedaannya, yaitu: (1) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif yang berbentuk morfem, sistem derivasi dan sistem komposisi. Perbedaan, satu bentuk dalam BP tidak selalu sama dalam BI. (2) Pada masing-masing adjektiva kualifikatif umumnya berbentuk morfem. Bentuk yang jarang ditemui adalah bentuk sintem komposisi BP dan bentuk sintem derivasi BI. (3) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif bentuk sintem derivasi yang terbentuk dari hasil derivasi nomina dengan sufiks; bentuk sistem komposisi yang terbentuk dari penggabungan adjektiva kualifikatif dengan adjektiva kualifikatif atau adjektiva kualifikatif dengan nomina. Perbedaannya, bentuk sistem derivasi BI tidak dapat terbentuk dengan prefiks dan pelekatan sufiks hanya dapat pada nomina, sedangkan dalam BP, sufiks dapat dilekatkan pada verba atau adjektiva kualifikatif. Dalam BP bentuk sistem komposisi dapat terbentuk dari preposisi dan nomina, sedangkan dalam BI tidak dapat.

Dari hasil pembandingan posisi adjektiva kualifikatif BP dan BI dalam frase nominal, diperoleh gambaran oleh adalah bahwa lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya: (1) Persamaan terletak pada posisi sesudah nomina. Dalam BP dan BI, struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah Determinator-Nomina-Modifikator (D-N-M). Perbedaannya, dalam BP, adjektiva kualifikatif tidak dapat ditempatkan pada posisi sebelum nomina; kecuali pada kasus adjektiva kualifikatif mantan. Struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah D-M-N. (2) Perbedaan yang lain adalah bahwa adjektiva kualifikatif BP tertentu memiliki kemungkinan menempati posisi sebelum dan sesudah nomina; hal yang tidak mungkin terjadi dalam bahasa Indonesia. (3) Dalam BP, penempatan adjektiva kualifikatif dalam frase nominal sudah banyak yang menyimpang dari aturan; dalam bahasa Indonesia hanya satu.

Akhirnya, diharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi masukan bagi bidang pengajaran bahasa asing, penerjemahan dan linguistik.
1989
S14328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rezky Catur Pitaloka
Abstrak :
Sementara kuantitas partisipasi perempuan Indonesia pada sektor produktif terus meningkat, kualitas partisipasinya masih jauh dari cukup. Perempuan lebih banyak menempati posisi manajerial bawah, sedangkan angkanya terus berkurang seiring dengan kenaikan level manajerial. Hal ini mengakibatkan hanya terdapat sedikit perempuan di posisi manajerial atas jika dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai Female Leadership Deficit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena Female Leadership Deficit di Indonesia. Penyebab dari sedikitnya pemimpin perempuan, faktor yang berkontribusi pada fenomena ini, serta bagaimana solusi untuk mengatasinya. Pendekatan pada Penelitian Kualitatif ini menggunakan metode Fenomenologi dengan mengumpulkan data melalui wawancara semi-structured dari 24 responden. Responden terdiri dari perempuan di posisi manajerial atas serta pihak SDM di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan reduksi data lewat coding dan interpretasi peneliti. Hasil temuan pertama menunjukan penyebab terjadinya fenomena Female Leadership Deficit adalah karena terdapat sedikitnya tenaga kerja perempuan pada industri tertentu sebagai akibat dari stereotip gender pada industri/pekerjaan, stagnasi karier perempuan, dan keluarnya perempuan dari dunia kerja. Hasil temuan kedua adalah faktor yang berkontribusi pada fenomena ini terbagi menjadi faktor internal dari diri perempuan sendiri dan faktor eksternal dari lingkungan perusahaan dan masyarakat. Hasil temuan ketiga penelitian adalah solusi untuk mengatasi fenomena ini, diantaranya dengan perubahan mindset perempuan Indonesia, sosial budaya yang suportif dan mendorong partisipasi perempuan, dan lingkungan dan budaya perusahaan yang suportif serta mengedepankan keragaman gender. ......While the quantity of Indonesian female's participation in the productive sector continues to increase, the quality of participation is still far from enough. More females occupy lower managerial positions, while the numbers continue to decrease with the increasing of managerial levels. This results in fewer females in top managerial positions compared to males. This phenomenon became known as the Female Leadership Deficit. This study aims to explore the phenomenon of Female Leadership Deficit in Indonesia. What are the causes, what factors contribute to this phenomenon, as well as how the solution to overcome it? The approach used in this qualitative study is the method of phenomenology by collecting data through semi-structured interviews from 24 respondents. Respondents consisted of females in top managerial positions as well as the HR Department in the company in Indonesia. Data analysis was performed by data reduction through coding and interpretation of researchers. The first findings show the cause of the phenomenon of Female Leadership Deficit is because there are a small number of female workers in certain industries as a result of gender stereotypes in the industry/job, career stagnation of females, and the exit of females from the professional world. The second finding is that the factors contributing to this phenomenon are divided into internal factors originating from females themselves and external factors originating from the corporate and community environment. The last findings of this study are solutions to overcome this phenomenon, including by changing the mindset of Indonesian females, a supportive social culture that encourages female's participation, and a supportive corporate environment and culture that prioritizes gender diversity
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Hidayatullah
Abstrak :
[ABSTRAK
Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai tujuan dari hukum persaingan usaha.;Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai tujuan dari hukum persaingan usaha. ABSTRACT
Competition law is a tool of economic policy to control business actor's behavior. In its implementation, especially in Indonesia, competition law often to assess that behavior only from the law views, and often ignoring the economic views. This thesis, using qualitative method, which is case study, tries to show the difference of the assessment with and without the economic perspective. The first case will shows the economic analysis in the investigation process. The second will shows the economic analysis in identifying cartel behavior. The results of this study shows that without economic analysis, competition law implementation will only worsen the business and will not achieve the main goal of competition law. ;Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai tujuan dari hukum persaingan usaha., Hukum persaingan usaha merupakan alat dari kebijakan ekonomi untuk mengatur perilaku pelaku usaha. Dalam implementasinya, hukum persaingan usaha di Indonesia, terkadang menilai suatu perilaku pelaku usaha hanya dari kaca mata hukum, tanpa melakukan analisis ekonomi. Skripsi ini, dengan menggunakan metode kualitatif, dengan yaitu dua studi kasus, berusaha untuk menunjukkan perbedaan penilaian perilaku perusahaan dengan dan tanpa analisis berdasarkan kaca mata ekonomi. Kasus yang pertama akan menunjukkan analisis ekonomi di dalam proses investigasi kasus persaingan usaha. Kasus kedua akan menunjukkan penggunaan analisis ekonomi dalam mendeteksi kartel. Hasil penelitian ini menunjukkan tanpa analisis ekonomi, implementasi hukum persaingan usaha malah akan merugikan pelaku usaha dan tidak akan mencapai tujuan dari hukum persaingan usaha.]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irlandi Paradizsa
Abstrak :

Pemerintah memiliki berbagai macam program yang bisa digunakan untuk menyejahterakan masyarakatnya. Namun, program tersebut menjadi tidak efektif apabila tidak ada masyarakat yang tahu. Oleh sebab itu, diperlukanlah komunikasi pembangunan agar informasi terkait pembangunan ini bisa tersampaikan kepada masyarakat. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses implementasi dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Mekarjaya dalam menyampaikan pesan pembangunan dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya, berikut dengan dampak yang diberikan dari proses tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, supaya bisa menjelaskan mengenai pandangan subjektif dari masyarakat itu sendiri terhadap kegiatan-kegiatan dilakukan oleh KIM. Hasil penelitian ini menemukan beberapa tahap yang dilakukan oleh KIM dalam meliput kegiatan pembangunan masyarakat. Hasil liputan ini pun memberikan dampak masyarakat menjadi termobilisasi, menjadi lebih kohesif, juga meningkatkan rasa aman di masyarakat


Government has many kinds of program that can be used to increase the welfare of its citizen. However, those programs can be rendered ineffective if there is nobody that know its existence. Thus, it is imperative to do communication for development so that the information regarding to development can be informed to the people. This research would like to explain how KIM implements their program to inform from the government to its people and vice versa, regarding development messages. This research is conducted by using qualitative method, to further understanding about the subjective opinion of the people about the activities that had been conducted by KIM. The findings of this research are that it found that there are several steps that KIM did during its activities to inform the people through coverage. This research finds that the impact for the people are they can be mobilized, becoming more cohesive, and increasing the security of the people.

 

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019;;
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronggur Hizkia Adibima
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Cultural Landscape Masyarakat belanda Depok di kawasan Depok lama, dan pengaruh dari Cultural Landscape tersebut terhadap penghidupan masyarakat Belanda Depok. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Depok Lama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang pergerakan dari masyarakat belanda depok dipengaruhi oleh Cultural Landscape dan nilai sejarah dari Masyarakat Belanda Depok. Pembangunan di kawasan Depok Lama juga terpusat pada daerah sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Siliwangi, yang merupakan pusat pergerakkan masyarakat Belanda Depok. Meski demikian, Cultural Landscape di kawasan Depok Lama mengalami banyak perubahan dalam aspek - aspek seperti mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat. ......The purpose of this study was to determine the characteristics of the Cultural Landscape of the Dutch Depok Community in the Depok Lama area, and the influence of this Cultural Landscape on the livelihoods of the Dutch Depok community. The method used is to analyse the findings qualitatively by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Depok Lama area. The results of this study indicate that the movement space of the Dutch Depok community is influenced by the cultural landscape and historical values ​​of the Dutch Depok community. Development in the Depok Lama area was also centered on the area around Pemuda and Siliwangi street, which were the centers of the Dutch Depok community movement. However, the Cultural Landscape in the Old Depok area has experienced many changes in aspects such as livelihoods, art, language, religion, and customs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyyah Nurulhuda
Abstrak :
Blok M sebagai salah satu pusat kegiatan komersil di DKI Jakarta, memiliki indikator-indikator yang membentuk tingkat kekompakan ruang. Kriteria tersebut ialah zona fungsi kawasan, keberlanjutan transportasi, simpul kerumunan dan sebaran sarana pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut dapat mendukung efisiensi pergerakan yang dilakukan oleh penduduk dan pekerja di kawasan Blok M. Penduduk lokal lebih condong untuk mengakses berbagai sarana yang tersedia. Ada beberapa karakteristik perjalanan yang juga berdampak pada pengambilan keputusan dalam perilaku perjalanan. Individu lokal lebih condong untuk mengakses berbagai sarana yang tersedia. Dalam konteks fisik dan sosial, Blok M mencerminkan sifat kompak dalam implementasi konsep Compact City, termasuk adanya zona campuran penggunaan lahan, ketersediaan sarana pemenuhan kebutuhan, integrasi transportasi, dan beragam aktivitas komunitas. Namun, kekompakan yang terkait dengan perjalanan pejalan kaki ternyata terbatas pada beberapa aktivitas seperti sosialisasi dan berbelanja, tidak mencakup semua aspek secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Sehingga didapatkan keterkaitan yang kuat antara perilaku perjalanan penduduk dengan tingkat kekompakan ruang di Blok M. ......Blok M as one of the commercial activity centers in DKI Jakarta, has indicators that establish the level of spatial cohesiveness. These criteria are area function zones, transportation sustainability, crowd nodes and distribution of means of meeting needs. This can support the efficiency of movement carried out by residents and workers in the Blok M area. Local residents are more inclined to access various available facilities. There are several travel characteristics that also have an impact on decision making in travel behavior. Local individuals are more inclined to access various available means. In the physical and social context, Blok M reflects the compact nature of the implementation of the Compact City concept, including the existence of mixed land use zones, the availability of means of fulfilling needs, the integration of transportation, and various community activities. However, the cohesiveness associated with walking trips was found to be limited to activities such as socializing and shopping, not covering all aspects as a whole. This research was conducted using a qualitative method, namely conducting in-depth interviews with informants. In order to obtain a strong link between the travel behavior of residents and the level of spatial cohesiveness in Blok M.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Emzir
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
001.422 EMZ m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryska Nurina Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>