Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Prahmanati
"Berhasilkah. Si Kabayan sebagai drama modern? Sebagai drama modern, alur Si Kabayan mempunyai pola sebab akibat yang logis; kalaupun ada peristiwa yang tidak logis, tidaklah mengganggu keseluruhari lakon karena peristiwa tersebut perlu ada untuk menimbulkan kelucuan sebuah komedi (1da.: 3. 2). Peristiwa-peristiwa disusun dengan seleksi yang cukup ketat; kalaupun ada lanturan, hal ini penting untuk menonjolkan makna'. Sebagai komedi, struktur alur Si Kabayan merupakan kerangka lakuan yang cepat dan dilebih-lebihkan dan tokoh-tokoh bergerak mengikuti mekanisrne alur: Si Kabayan menampilkan unsur-unsur komedi, yaitu sindiran atau cemooh, ketidakpantasan atau keganjilan, dan otomatisme Ida. : 3.1). Tokoh-tokoh Si Kabayan tidak bulat, tetapi datar dan sederhana sehingga menyerupai tokoh karikatural [1da.: 3.3) . Sebagai komedi rendahan yang bersifat banyolan, Si Kabayan banyak menampilkan lakuan yang bersifat badani..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Rebecca W. T.
"Cerita dan ajaran Kristen sering menjadi inspirasi penulisan karya sastra, salah satunya sajak. Hal itu juga menjadi inspirasi Fridolin Ukur dalam setiap penulisan sajaknya. Itulah sebabnya karya-karya Fridolin Ukur kental dengan warna Kristen. Kedua unsur Kristen yang dapat terlihat dan dirasakan langsung adalah diksi dan rujukan Alkitab. Diksi yang digunakan Fridolin Ukur dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu ketuhanan, Natal, Paskah, ajaran Kristen, diksi dari Alkitab, dan istilah gereja. Dari segi rujukan Alkitab, unsur Kristen dapat dilihat dari nama kitab dan ayatnya, kalimat Alkitab, dan peristiwa besar yang tertulis dalam Alkitab. Unsur-unsur tersebut merupakan warna khas agama Kristen dan memberikan warna bagi dunia kesusastraan. Dalam penggunaannya, Fridolin Ukur tidak menempatkan kedua unsur tersebut untuk mempersoalkan keyakinannya atas ajaran. Kristen. Melalui kedua unsur itu, ia hanya menyampaikan ajaran atau pesan moral agamanya."
2001
S10930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep S. Sambodja, 1967-
"Penelitian ini ditujukan untuk menginterpretasikan sajak-sajak Goenawan Mohamad. Para kritikus dan pengamat sastra yang telah menganalisis, menginterpretasi, yang berarti pula melakukan konkretisasi sajak-sajak Goenawan Mohamad, memperkaya penulis dalam melakukan penelitian Asumsi yang mendominasi wacana sajak-sajak Goenawan Mohamad adalah adanya keterpengaruhan warna budaya Jawa dan filsafat eksistensialisme dalam karya-karyanya. Untuk memfokuskan persoalan tersebut, penulis mengklasifikasikan kedua pengaruh tersebut ke dalam bab-bab tersendiri. Dengan demikian, niat penulis untuk membuktikan keterpengaruhan - sekaligus memperdalam pengkajian tersebut - dapat dideskripsikan dengan gamblang. Dalam sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung warna budaya Jawa, jelas terilhami oleh cerita-cerita dan mitologi Jawa Kuno.
Ada dua cara Goenawan Mohamad mengaktualisasikan unsur budaya Jawa itu. Pertama, cerita dan mitologi Jawa itu dijadikan pautan (cantelan) saja, sementara isi sajak sepenuhnya merupakan pikiran dan perasaan Goenawan Mohamad sendiri. Kedua, Goenawan Mohamad hanya mentransformasikan cerita dan mitologi Jawa yang berbentuk prosa (babad) dan tembang ke dalam bentuk sajak. Dalam sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung pemikiran atau filsafat eksistensialisme, terlihat bahwa sebagai penyair, Goenawan Mohamad pun berusaha menjawab permasalahan kehidupan, mulai soal hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, alam, hingga hubungannya dengan diri sendiri (mempersoalkan nasib). Dapat dikatakan, konsep sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung pemikiran eksistensialisme memiliki persamaan persepsi dengan konsep eksistensialisme yang diperkenalkan oleh sebagian eksistensialis, seperti Soren Kierkegaard, Martin Heidegger, dan A. Berdyaev."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
"Setelah membicarakan ketujuh cerpen yang terkumpul dalam ketiga buku tersebut, maka dalam bagian ini akan disinggung juga cerpen lainnya secara sepintas. Pembahasannya tidak satu demi satu, tapi secara keseluruhan dari bagian yang menonjol saja. Hal ini dilakukan untuk menggarisbawahi keseragaman dalam penulisannya, di samping adanya faktor-faktor yang lain.Dari cerpen-cerpen yang sudah dibicarakan dapat diperoleh pengamatan umum bahwa penyajian cerpen Navis selalu dengan Cara karikatural. Cara ini adalah tepat untuk menyampaikan rasa sakit hati, kejengkelan, ketidakpuasan dan protes terhadap apa yang terjadi di lingkungan pengarang. Selain itu, nada sindiran atau ejekan cocok sekali untuk mematahkan suatu gejala yang tidak baik yang terjadi dalam masyarakat atau lembaga pemerintah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endo Senggono
"ABSTRAK
Novel Senja di Jakarta adalah karya Mochtar Lubis yang menceritakan kebobrokan-kebobrokan masyarakat Indonesia pada tahun lima puluhan. Sebelum diterbitkan dalam bahasa Indone_sia, novel ini telah lebih dulu terbit dalam bahasa Inggris, Belanda, Melayu, Italia, Spanyol dan Korea. Bahkan filmnya pun lebih dulu beredar.
Berdasarkan kenyataan itu timbul dua masalah, yaitu (1) perjalanan yang dialami oleh novel Senja di Jakarta se_menjak tercipta sampai dengan diterbitkannya dalam bahasa Indonesia mempunyai keunikan tersendiri, dan (2) sampai sejauh mana novel tersebut mencerminkan kebobrokan-kebobrokan masyarakat Indonesia pada tahun lima puluhan. Dari adanya dua masalah tersebut, maka penulisan skripsi ini bertujuan untuk, (1) mengungkapkan perjalanan yang dialami novel ini semenjak tercipta sampai dengan diterbitkannya dalam bahasa Indaonesia, dan (2) membuktikan bahwa novel ini memang mencerminkan kebobrokan-kebobrokan masyarakat Indonesia pada tahun lima puluhan. Sedangkan yang menjadi ruang lingkup skripsi ini hanyalah pada, (1) pemaparan data-data yang dapat diperoleh mengenai novel Senja di Jakarta semenjak tercipta sampai dengan diterbitkannya dalam bahasa Indonesia dan (2) penganalisisan tema dan tokoh dalam novel ini seca_ra sosiologis
Sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup skripsi ini, maka metode pendekatan yang digunakan adalah metode ekstrin_sik dan intrinsik. Sedangkan metode penelitian yang diguna_kan adalah deskripsi dan analisis.
Berdasarkan dari data-data yang diperoleh dapat diketahui bahwa novel Senja di Jakarta, diciptakan dalam bahasa Indonesia dengan judul Yang Terinjak dan Melawan. Tetapi oleh penerbit Hutchinson & Co., yang akan menerbitkannya untuk pertama kali, diubah menjadi Twilight in Djakarta. Setelah terbit pertama kali dalam bahasa Inggris, kemudian diterbitkan pula dalam bahasa Belanda Melayu Italia, Spa_nyol dan Korea. Masyarakat Indonesia mengetahui novel ini dari filmnya dulu, yang diproduksi oleh PT Tuti Mutia Film Production. Baru setelah itu, novel ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PT Badan Penerbit Indonesia Raya. Kemudian dicetak ulang oleh PT Dunia Pustaka Jaya.
Berdasarkan analisis mengenai tema dari novel Senja di Jakarta dapat diketahui bahwa kebobrokan-kebobrokan masyarakat Indonesia dalam hal ini keadaan politik dan sosialnya, yang digambarkan dalam novel ini dapat dihubungkan dengan keadaan politik dan sosial Indonesia yang kacau pada tahun lima puluhan. Sedangkan berdasarkan analisis mengenai tokoh_ tokoh dalam novel ini dapat diketahui bahwa tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam novel ini untuk menunjang tema dari novel ini. Hal itu terlihat dengan adanya tokoh-tokoh yang ditampilkan untuk menggambarkan keadaan politik, sosial ser_ta keadaan-keadaan yang serba kacau.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam skrip_si ini, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, dapat disimpul_kan bahwa novel Senja di Jakarta merupakan suatu novel yang unik. Novel ini diciptakan dalam bahasa Indonesia, tetapi diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris, kemudian di-terbitkan pula dalam beberapa bahasa asing, bahkan difilmkan dulu, baru setelah itu diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, dapat disimpulkan bahwa novel ini merupakan novel yang mencerminkan kebobrokan-kebobrokan masyarakat Indone_sia pada tahun lima puluhan. Terbukti dengan temanya adalah penggambaran keadaan politik dan sosial Indonesia yang ka_cau pada tahun lima puluhan dan tokoh-tokoh yang ditampil_kan dalam novell ini untuk mendukung tema tersebut.

"
1985
S11134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eviati Suhaimi
"Ditinjau dari penggunaan sudut pandang yang dipergunakan pengarang dalam sejarah kesusastraan Indonesia, tampak adanya perubahan sejak awal kemunculan novel-novel dalam sastra Indonesia hingga saat ini. penggunaan sudut pandang yang dipergunakan pengarang Y.B. Mangunwijaya dalam novel Burung-burung Manyar merupakan salah satu oontoh perubahan penggunaan sudut pandang yang menunjuk ke masa kini.
Novel ini menarik untuk diteliti karena sudut pandang berganti-ganti yang digunakan pengarang dalam novel tersebut. Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peran sudut pandang bagi keberhasilan Burung-Burung Manyar sebagai sebuah karya sastra. Sebagai penelitian awal mengenai sudut pandang yang masih sangat jarang dilakukan orang, dapatlah kiranya skripsi ini dipandang sebagai umpan para peminat sastra untuk meneliti masalah sudut pandang lebih jauh lagi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suryo Suhartono
"Bokor Hutasuhut adalah pengarang asal Medan yang cukup berperan dalam dunia Sastra Indonesia. la bersama Wiratmo Soekito, H.B. Jassin dan lain-lain tercatat dalam sejarah perjalanan Sastra Indonesia sebagai pencetus sekaligus penanda tangan Manifes Kebudayaan. Penelitian atas cerpen-cerpen Bokor. Hutasuhut ini khusus yang dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia. Alasan memilih karyanya yang dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, di samping karena keterbatasan ruang dan waktu juga karena dalam majalah tersebut dimuat karya-karya Bokor Hutasuhut dalam bentuknya yang paling beragam, yaitu cerpen, cerbung, dan sajak. Cerpen-cerpen tersebut dianalisis berdasarkan strukturnya, khususnya tokoh dan tema. Analisis tokoh didasarkan pada karakter tokoh dari masing-masing cerpen. Dengan titik tolak tersebut ketiga belas cerpen Bokor Hutasuhut yang dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia dibagi atas tiga kelompok karakter tokoh, yaitu (1) tokoh pasrah, (2) tokoh yang berusaha, dan (3) tokoh lain-lain. Analisis tema pada ketiga belas cerpen tersebut didasarkan pada tema sentral yang dikandung oleh masing_-masing cerpen. Dengan titik tolak tersebut cerpen-cerpen Bokor Hutasuhut dibagi dalam tiga kelompok tema, yaitu (1) tema kesulitan ekonomi, (2) tema tentang kejiwaan yang dibagi lagi sesuai dengan bidang penekanannya, yaitu tema krisis harga diri, tema balas budi dan tema kekecewaan hidup, dan (3) tema salah alamat. Di luar cerpen-cerpen yang dibicarakan dalam skripsi ini masih banyak karya-karya Bokor Hutasuhut yang belun dibahas orang. Penelitian yang menyeluruh atas karya-karya Bokor Hutausuhut akan menjawab pertanyan berikut: benarkah, Bokor Hutasuhut tokoh yang cukup penting dalam khazanah Sastra Indonesia? Kalau benar, seberapa besarkah peranan Bokor Hutasuhut dalam khazanah Sastra Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapis Sulaiman
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sekaligus menganalisis citra tokoh utama perempuan dalam skenario tersebut. Deskripsi citra tokoh perempuan dalam analisis ini didasarkan pada perkembangan penokohan yang meliputi karekter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan. Pemilihan skenario KDKK karya Asrul Sani sebagai objek penelitian didasarkan pada keinginan melihat keistimewaan skenario ini, terutama dalam kaitan dengan tema perempuan. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa KDKK merupakan film yang mendapat penghargaan piala Citra sebagai film terbaik pada FFI tahun 1987. Selain itu, beberapa skenario karya Asrul Sani seperti Nagabonar dan Apa yang Kaucar, Palupi? Juga memperlihatkan tema perempuan. Skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap mengungkapkan problematika peran dan karekter perempuan. Di dalamnya diungkapkan perubahan status dan peran perempuan yang berpengaruh pada perubahan karakter, sikap dan pola pikir mereka. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tersebut pada akhirnya mengakibatkan perubahan citra mereka. Di sisi lain, perubahan karakter, sikap dan pola pikir ini memperlihatkan kedinamisan citra perempuan yang ditandai dalam dua kategori, citra stereotip dan tidak stereotip. Hal ini juga menunjukkan upaya perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Tokoh Mona yang dicirkan perempuan dengan citra stereotip digambarkan sebagai perempuan yang bergantung dan tidak mampu membuat keputusan. Sebaliknya, tokoh Marni yang dicirikan sebagai perempuan dengan citra tidak stereotip digambarkan sebgai perempuan mandiri, tegas, mampu mengambil keputusan, dan enggan menikah karena penilaian buruknya tentang laki-laki. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan dalam skenario tersebut, menunjukkan adanya pergeseran terhadap citra perempuan. Pergeseran citra terjadi sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi tokoh. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang menyebutkan penggenderan bersifat fleksibel. Segala sifat, peran yang menempel pada laki-laki atau perempuan yang diberikan oleh masyarakat dapat saling bertukar tempat dan berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulaiman
"ABSTRAK
Tema cerpen Kubur adalah pertentangan antara pihak Paman dengan pihak Mas Hari. Mas Hari sendiri, dan kakaknya Mas Harto yang sepaham dengannya, adalah putra-putra Paman. Pertentangan yang terjadi itu berkenaan dengan soal penembokan kubur istri Paman.Sedangkan amanat utama cerpen Kubur ini ialah bahwa hukum membangun tembok di atas kubur seseorang adalah terlarang. Amanat ini disampaikan lewat pandangan tokoh Paman dan salah seorang putranya yang sepaham yakni Mas Harto.Pandangan Paman sebagai telah diuraikan pada bagian sebelum ini, mewakili pandangan Muhammadiyah. Memang secara kebetulan Paman sendiri adalah seorang anggota perkumpul an Muhammadiyah. Ada pun pandangan Mas Hari, yang dikatakan se_bagai abangan, sebenarnya mewakili pandangan Nahdhatul Ulama.Pertentangan di bidang agama antara Muhammadiyah dengan abangan hampir dapat dipastikan tidak mungkin. Muhammadiyah, sebagaimana halnya Nahdhatul Ulama yang melalui organisasi tarekat banyak menarik kaum abangan menjadi santri (Dhofier, 1982: 142), bahkan banyak melakukan pendekatan terhadap kaum abangan untuk menarik mereka menjadi santri (Anshari, 1983: 260-261; Rusydi, 1983: 178)_

"
1986
S10884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyono B. Sumbogo
"ABSTRAK
Sebagai tahap akhir penulisan skripsi ini, perlu saya kemukakan kesimpulan dari uraian di atas. Jepang datang ke Indonesia dengan membawa cita-cita Asia Raya, yakni penggabungan bangsa-bangsa Asia di bawah pimpinan kemaharajaan Jepang. Cita-cita itu membutuhkan dukungan sepenuhnya dari rakyat, baik harta, tengaga, bah_kan nyawa. Lebih-lebih ketika tentara Dai Nippon mulai terdesak di kancah Perang Pasifik.Untuk menghimpun kekuatan rakyat, Jepang memperguna_kan berbagai cara, termasuk propaganda. Radio, surat ka_bar, selebaran, brosur-brosur, film, dan ceramah-ceramah diarahkan demi kepentingan propaganda. Sastra ternyata tidak luput dari perhatian Jepang. Sebagai satu-satunya ke_kuatan sosial-politik yang berkuasa, Jepang mempergunakan pengaruhnya untuk menentukan fungsi, isi, dan bahkan ben_tuk sastra. Suatu kenyataan bahwa sastra tunduk pada sis_tem yang lebih luas, yakni sistem sosial dan politik_"
1986
S10730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library