Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zinat Hayati
"
ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur semantis lirik lagu Kla Project ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antarsatuan semantis dan kohesi yang terdapat di dalam lirik lagu-lagu tersebut, sehingga kemudian dapat dinyatakan bahwa link lagu KIa Project merupakan wacana.
Dengan menggunakan landasan teori Mildred Larson (1989) untuk analisis hubungan antarsatuan semantis dan teori M. A. K. Halliday dan Ruqaiya Hassan (1976) untuk analisis kohesi, serta penggunaan metode deskriptif, penelitian atas sumber data sepuluh ]arik lagu KIa Project menghasilkan beberapa kesimpulan yang pada pokoknya merupakan pembuktian atas tujuan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S11408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahaya bin Ismail
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S11307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Kenel
"Mustafa Kenel, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia, selama dua semester menyusun skripsi dengan judul Nasruddin Hoja dan Si Kabayan : Sebuah Analisis Komparatif, dibawah bimbingan Maman S. Mahayana, M.Hum. Nasruddin Hoja dan Si Kabayan adalah dua cerita humor yang dihasilkan oleh dua masyarakat yang berbeda. Kedua cerita tersebut memiliki sejumlah persamaan dan perbedaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua cerita tersebut terutama mengenai unsur-unsur intrinsik dan fungsi sosial kedua cerita tersebut di dalam masyarakatnya.Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode deskriptif-komparatif, yaitu menjelaskan dan membandingkan unsur intrinsik dan fungsi cerita humor Nasruddin Hoja dan Si Kabayan. Persamaan dan perbedaan unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi tokoh dan penokohan, latar, tema, dan amanat. Hasil analisis menunjukkan bahwa persamaan dan perbedaan terletak pada (1) tokoh dan penokohan, (2) latar tempat terjadinya cerita, dan (3) unsur tema dan amanat. Persamaan dan perbedaan juga terdapat pada fungsi sosial cerita Nasruddin Hoja dan Si Kabayan di dalam masyarakat yang menghasilkannya. Fungsi sosial itu adalah (1) sebagai hiburan, (2) sebagai sarana pendidikan, dan (3) sebagai media kritik sosial."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S10933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Priscila Fitriasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam Khazanah Sastra Indonesia Lama Pengaruh Islam. Langkah pertama dalam melakukan penelitian ini adalah dengan mentransliterasikan teks Hikayat Raja Rahib dalam, aksara latin. Langkah selanjutnya. Penulis melakukan analisis struktur Hikayat Raja Rahib dan menempatkan kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam khazanah sastra Indonesia lama pengaruh Islam, berdasarkan pendapat beberapa ahli sastra Melayu Klasik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur hikayat ini saling menunjang. Tokoh menunjang alur, tema, dan amanat. Alur menunjang terra dan amanat. Dengan demikian tema dan amanat adalah tulang punggung tempat melekatnya tokoh dan alur, cerita. Berdasarkan penggolongan beberapa ahli. kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam khazanah sastra Indonesia lama Pengaruh Islam dapat digolongkan ke dalam cerita tentang pahlawan Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
"ABSTRAK
Dari analisis bandingan sudut pandang dan pusat penceritaan, tema, dan tokoh dalam novel Kubah dan Atheis, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Pertama, perbedaan mencolok tampak dari perbanding_an sudut pandang dan pusat penceritaan. Jika Kubah hanya menggunakan gaya pencerita diaan semestaan, maka Atheis menggunakan tiga gaya pencerita, yaitu akuan sertaan, akuan taksertaan, dan diaan semestaan. Perbedaan ini membawa pula perbedaan teknik penyajiannya . Dalam Kubah paparan semestaan dart komentar pencerita disajikan secara baur. Artinya, dalam paparan semestaan itu tidak jarang muncul komentar penceri_ta. Ada pun dalam Atheis, khususnya pada bagian yang menggu_nakan gaya pencerita diaan semestaan (Bagian XIV dan Bagian XV, hlm. 213-248), komentar pencerita hampir selalu terda pa t da1am n tanda kurung. Sementara itu, kemahatahuan pencerita dalam menyoroti pikiran, perasaan, dan peristiwa batin to_koh, dalam Atheis lebih banyak dalam rangka menyoroti tokoh utama, Hasan. Dalam Kubah pencerita diaan semestaan menggam_barkannya hampir pada semua tokoh. komentar pencerita acap_kali muncul untuk memberi tanggapan atau penilaien terhadap diri para tokoh atau peristiwanya. mengenai pusat penceritaan, dalam Atheis pergeseran dan perubahannya dimungkinkan oleh peran dan interaksi an_tartokoh. Dalam Kubah perubahan pusat penceritaan atau.

"
1986
S11295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Maria Josephine
"Majalah Pujangga Baru didirikan pada tahun 1933 oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane. Pujangga Baru seblum perang terdiri dari 91 nomor pe_nerbitan selama 9 tahun. Pujangga Baru merupakan majalah bulanan yang terbit satu bulan sekali. Pada penerbitan tahun pertama sampai tahun ketiga secara teratur majalah ini terbit sebulan sekali. Tetapi pada tahun keempat dan seterusnya tidak terbit sebulan sekali. Dalam penerbitan tersebut dicantumkan nomor dan bulan terbitnya majalah itu. Selain itu ada juga nomor peringatan 5 (lima) tahun Pujangga Baru, dan nomor-nomor khusus majalah Pujangga Baru sesudah perang terdiri dari 47 nomor penerbitan selama 6 tahun. Majalah Pujangga Baru sesudah perang juga mengalami penerbitan yang tidak teratur pada setiap bulannya dan ada nomor-nomor yang hanya di..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Mardanus
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan mengungkap unsur-unsur man_tra dalam kumpulan sajak 0 Sutardji Calzoum Bachri serta menunjukkan fungsi unsur tersebut di dalam sajak. Dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis, pada tahap pertama puisi Sutardji dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, tahap berikut menemukan pertalian un_sur mantra yang terdapat di dalam teks mantra dan sajak, dan tahap terakhir membandingkan antara mantra dan puisi sebagai sesama bentuk kesenian dalam keseluruhan segi eks-presinya. Metode ini dilaksanakan dengan pendekatan in_trinsik untuk mendapatkan aksioma ciri pengenal mantra, dan pendekatan ekstrinsik untuk menjelaskan fungsi unsur mantra di dalam puisi Sutardji. Pelaksanaan bingkai kerja di atas mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa puisi Sutardji sangat intens meman_faatkan dan mencernakan secara impresif unsur-unsur man_tra, baik bagi kepentingan kualitas puitik maupun untuk kegunaan pembacaan puisi yang menandai tingkat keparipur_naan ekspresi sajak-sajaknya sebagai sarana komunikasi estetis antara sesama manusia.

"
1986
S11118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Mulani
"Menentukan nilai yang dimiliki suatu karya memang tidak mudah karena tergantung pada apa yang ada dalam karya itu sendiri yang hendak diketahui buruk baiknya dan juga syarat-syarat apa yang seyogianya dimiliki oleh suatu karya yang baik sebagai pegangan dalam menilai karya tersebut, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Nilai yang diberikan bagi suatu karya harus bersifat obyektif walaupun kecenderungan untuk subyektif selalu ada. Dengan kata lain, nilai suatu karya diletakkan pada unsur-unsur yang terdapat dalam karya tersebut dan kesatuan yang dibentuk olehnya. Sudah dikatakan pada bagian pendahuluan pembicaraan ini bahwa sasaran penulisan skripsi ini adalah menentukan gradualitas nilai yang dimiliki oleh roman Gema Sebuah.Hati. Oleh karena itu, kita harus melihat kembali uraian tentang unsur-unsur yang telah dipilih penulis untuk sampai pada penentuan nilai bagi roman tersebut. Selain itu..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Nirwani
"Setelah membahas latar dan tokoh novel Mochtar Lubis yang berjudul Harimau! Harimau!, penulis dapat mengambil suatu kesimpulaa umum bahwa novel tersebut memang menarik. Pertama, bahwa setiap tokoh tampil dengan watak masing-masing yang jelas. Tindakan ma_sing-masing tokoh cukup jelas sebab musababnya. Ke_dua, penggambaran latar sangat jelas dan terperinci, sampai ke hal-hal yang kecil diuraikan oleh pengarang_nya sehingga dapat menunjang penokohan. Ketiga, baha_sa yang dipergunakan sederhana dan imaginatif. Kalimatnya jelas sehingga mudah dipahami. Semua itu disu_sun oleh pengarang dengan baik. Pantaslah buku ini mendapat penghargaan sebagai buku fiksi terbaik tahun 1975 dari Yayasaa Buku Utana. Pembahasan mengenai tokoh dan penokohan tidak terlalu sulit bagi penulis. hanya saja memerlukan ke_tekunan dan ketelitian, karena masing-masing tokoh mempunyai peran yang penting dan saling mendukung wa_laupun ada tokoh utama. masing-masing tokoh tampil_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nemesius Pradipta
"Karya susastra secara kasar dapat diperoleh menjadi dua elemn pokok, yang pertama adalah isi, yang kedua adalah bentuk atau wadah. Isi merupakan kandungan, amanat, atau misi, sedeang bentuk atau wadah merupakan alat untuk menyatakan isi. bentuk atau wadah itu meliputi antara lain alur, tokoh, latar, dan termasuk juga bahasa. dari situ terlihat bahwa bahasa merupakan bagian dari karya susastra. meskipun bahasa hanya melekat pada bagian luar yang berupa wadah, bahasa sangat menentukan isi. penguasaan yang baik terhadap bahasa, akan sangat membantu penulis dalam menuangkan ide-idenya. Sebaliknya, penulis yang penguasaan bahasanya rendah, besar kemungkinan akan mengalami stagnasi atau kemacetan. Meskipun kita tahu bahwa kandungan atau isi karya suswatra selalu dimanifestasikan melalui bahasa, jarang terjadi pengkajian susastra dilakukan dari sudut bahasanya. para kritikus susatra dan peminat susatra menutup diri terhadap kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan kemajuan ilmu-ilmu lain. mereka terpaku pada dunianya sendiri dan setiap kali melaukan pengkajian, hanya berkisar pada masalah alur, tokoh, latar, dan tema. ahli gramatika jarang sekali melihat keluar batasan kalimat, dan ahli susastra jarang sekali melihat ke dalam kalimat untuk mengetahui bahwa di sana ada struktur-struktur dan sistem-sistem yang mencerminkan arsitektur keseluruhan karya susastra. Padahal pembedahan karya susastra melalui sudut pandang bahasa atau linguistik pastilah akan melahirkan kerja sama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S11258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>