Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surya Kurniawan
"Penelitian inimemusatkan perhatiannya pada tema cinta yang terkandung pada dua kumpulan sajak karya W.S. Rendra, yaitu Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi. Pada kedua kumpulan tersebut tema cinta yang dicari adalah tema cinta suci antar sepasang kekasih dan tema cinta anak kepada ibu. Di antara kumpulan-kumpulan sajak Rendra yang lain, Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi paling banyak mengandung sajak-sajak yang tertemakan cinta. Kedua kumpulan ini dibuat pada tahun yang berbeda, yaitu Empat Kumpulan Sajak sekitar tahun 50-an dan Potret Pembangunan dalam Puisi sekitar tahun 60-an Pada Empat Kumpulan Sajak hanya ditemukan saja-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih, yaitu Surat Cinta, Episode, Kakawin-kawin, dan Serenada Kelabu. Pada Potret Pembangunan dalam Puisi sajak-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih ditemukan pada sajak-sajak seperti Sajak Joki Tobing untuk Widuri, Sajak Widuri untuk Joki Tobing, dan Notabene: Aku Kangen. Tema cinta anak kepada ibu hanya ditemukan pada sajak Ibunda."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S11054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI, 2005
899.221 JEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Solo: Pawon, 2017
899.221 GER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994
899.221 WAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kuntari Kosasih Adimanggala
"Berdasarkan analisis yang sudah dibuat maka kelihatan bahwa Eliza adalah tokoh utama. Dalam novel ini (Keberangkatan) si aku (tokoh utaa) memang mengalami perkembangan kejiwaan, dan perkembangan kejiwaan itu terutama ditunjukkan lewat hubungan tokoh utama dencan tokoh bawahan yang banyak jumlahnya. Bahkan latar belakang kehidupan tokoh utama itu pun kita ketahui dari tokoh-to-koh bawahan, dan pikiran Elisa merangkaian keterangan dari tokoh-tokoh bawahan tersebut menjadi satu. Tokoh bawahan banyak jumlahnya, karena rupanya novelis ingin menggambarkan banyak hal tentang tokoh utama. Untuk menampilkan latar belakang tokoh utama, novelis menapilkan Rama Seick, kakak Elisa, dan Talib. Sedangkan untuk menampilkan pergaulan dan lingkungannya novelis mcnampilkan Frieda, Riege, Isye, Baby, Rudi Luis, Peter, ibu Elisa, Fred Frissart, adik Fred Frissart, Silvi, Leo, Dowes, Hway-Liem, Waworuntu, Samekto, Sayogo, Kumyas, Partomo, Bernrad Kelb, Gail, Sayekti, Rukmana, Karjono, dan Sukarna. Tokoh utama merupakan tokoh bulat yang tampil dalam berbagai segi melalui tokoh-tokoh bawahan, kadang-kadang memiliki sikap memberontah, tapi sikap memberontak Ini sulit diwujudkan dalam tindakan dan hanya satu kali saja terungkapkan, yaitu ketika tokoh utama berusia 17 tahuh. wataknya yang goyah dapat terli hat melalui hubungannya dengan Lansih. Pengaruh pergaulannya dengan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S10898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwari
"Konflik Sosial dan Konflik Batin dalam Drama Terdakwa karya Ikranegara (pembimbing: Ibnu Wahyudi, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997.
Untuk banyak kasus, penentuan tema atau klasifikasi tema terhadap karya sastra tidak terlalu sulit, tema dapat ditangkap secara tegas. Namun untuk sejumlah kasus, penentuan tema tidak mudah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang pembaca atau penelaah. Akan tetapi ada kalanya perbedaan interpretasi dapat terjadi karena memang karya sastra itu sendiri yang sangat berpotensi untuk menimbulkan interpretasi ganda dalam hal tema. Dalam hal ini contohnya ialah drama Terdakwa karya Ikranegara. Drama Terdakwa memiliki kandungan tema sosial dan tema kejiwaan, yakni masalah konflik sosial dan konflik batin. Kedua tema tersebut terlihat sama kuat untuk disandangkan pada drama Terdakwa.
Dengan menggunakan analisis intrinsik, yakni tokoh, latar, alur, kandungan masalah sosial dan kejiwaan dalam Terdakwa, serta dibantu dengan analisis ekstrinsik, yakni melihat kecenderungan tema karya-karya lain dari pengarang yang bersangkutan, penulis dapat menentukan tema utama dari drama Terdakwa."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S10752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Hendry Ch.
"Keputusan untuk memilih sebuah topik skripsi agaknya memang sukar dihindarkan dari subyektivitas penulisnya. Alasan-alasan yang bersifat pribadi yang tidak selamanya mengesampingkan keilmiahan bentuk karya tulis itu besar sekali peranannya. Apalagi penelitian terhadap cipta sastra, yang tak lepas dari pandangan pandangan atau pengalaman terhadap pengarangnya sebelum kemunculan fiksi tersebut. Pada saat pertama penulis membaca Stasiun, novel karya Putu Wijaya pada suatu hari di tahun 1978, pengarang yang juga dramawan kelahiran Tabanan, Bali, ini, sudah punya nama besar. Telegram yang terbit sebelum Stasiun dianggap sebagai lompatan baru dalam khazanah kesusastraan Indonesia, setelah karya-karya Iwan Simatupang, dengan gaya penulisan arus kesadaran yang utuh. Dan seorang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Chandrakirana
"Joko Pinurbo adalah salah satu penyair yang mencuat pada dasawarsa ini. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam membuat sajak-sajak yang berbeda dari pernyair-penyair sebelumnya. Perbedaan sajak-sajaknya adalah keterampilannya menggunakan sistem tanda yang berbeda dari sistem tanda penyair sebelumnya. Dalam sajaknya tanda satu dengan yang lainnya saling bertumpang-tindih dan topang-menopang sehingga menciptakan pemahaman yang utuh untuk menjelaskan gagasan utama. Penelitian ini mengambil empat sajak sebagai data yaitu sajak trilogi Celana, Tubuh Pinjaman, Pacar kecilku, dan Telepon Genggam. Tanda-tanda yang digunakan olehnya dalam empat sajak tersebut adalah simbol, kontras, ambiguitas, humor, dan pemertahanan rima"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ayu Siti Fatimah
"ABSTRAK
Setelah menganalisis lirik-lirik lagu di tahun 1945-1955, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
Lagu-lagu di zaman perjuangan kebanyakan diciptakan oleh mereka yang turut berjuang untuk mengobarkan semangat. Walaupun kalimatnya sederhana dan pendek-pendek, namun para komponis mencoba menampilkan keserasian antara lirik dan nadanya. Hal ini berarti bahwa hubungan kata-kata dan nada-nadanya saling menguntungkan.
Lagu-lagu tersebut sekaligus merupakan rekaman perjuangan pada waktu itu. Pemilihan kata, pemakaian me_tafor-metafor, gaya Bahasa, dan citra-citra mengisahken kejadian yang berlaku pada saat itu. Lagu-lagu mars yang diciptakan kebanyakan mengandung optimisme, dan me_mang itulah yang dibutuhkan.
Keadaan tersebut sangat berlainan dengan penciptaan lagu masa kini. Pencipta lagu sekarang tidak dituntut untuk membuat lagu-lagu semangat. Lagu-lagu mars kurang mendapat perhatian lagi. Mereka kebanyakan mencipta...

"
1984
S10749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widarti Goenawan
"Pertama. Sedjarah kritiksastra Indonesia dimulai dengan penulisan resensi. Resensi pertama terbit didalam Secara Oemoem 25 Djuni 1932. Resensi-resensi lain kemudian terbit dalam Tomboel (1927-1933), dan setelah madjalah tersebut berhenti terbit, Poedjangga Baroe meneruskan tradisi itu. Diantara buku-buku jang diresensikan terdapat buku-buku kesusastraan, chususnja karjasastra-karjasatra. Demikianlah penulisan kritiksastra Indonesia mulai. Kedua. Karangan jang membahas fungsi dan azas kritiksastra untuk pertama kalinja ditulis oleh S. Takdir Alisjahbana dalam Pandji Poestaka, 5 Djuli 1932. Dalam masa 9 tahun Poedjangga Baroe karangan jang membahas masalah itu ditulis oleh J.E. Tatengkeng, pertama ditahun 1935, dan kemudian ditahun 1938. Dalam konsepsi kritiksastra S. Takdir Alisjahbana dan J.E. Tatengkeng (dengan tulisannja ditahun 1935), segi-segi legislative dan preskripstif dari kritiksastra amat menondjol. Hal ini disebabkan oleh karena adanja djarak antara selera dan pengetahuan pembatja umumnja dengan lapangan kesusastraan baru; hal ini djuga disebabkan karena kesusastraan baru_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1969
S11281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>