Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakan, Priyanti Suryadarma
"Karya tulis ini merupakan suatu kajian etnografi berwawasan perspektif wanita mengenai wanita Toraja yang bekerja sebagai peadeta Tujuannya adalah untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada para wanita Toraja khususnya dalam kehidupan keagamaan, dari semula yang dipandang tinggi dalam religi Aluk To Dolo, agama religi suku bangsa Toraja yang kemudian mengalami ketersisihan dalum kehidupan Gereja Kristen Toraja.
Tulisan ini diawali dengan suatu deskripsi etnografi dari kehidupan dan aktivitas wanita Toraja secara umuum, yang merupakan bagian dari masyarakat dengan struktur yang bilateral serta menampilkan adanya unsur-unsur matrifokal pula.
Timbulnya perubahan dalam hal status dan peranan dari pendeta wanita Toraja bersumber dari aturan Tata Gereja Toraja yang semula menerima Tata Gereja yang berasal dari suatu aliran dalam Gereja Protestan Belanda yang kemudian mempedomi kehidupan gereja Toraja Dalam aturan tersebut terkandung unsur-unsur patriarki yang pada hakekatnya menyisihkan dan mendiskriminasi aktivitas wanita berkenaan dengan status dan perannya dalam kehidupan gereja.
Kontak budaya atau akulturasi dengan budaya asing menimbulkan beberapa alternatif-alternatif dalam hal penerimaan masyarakat bersangkutan. Dalam hubungan tersebut nampak bahwa konteks budaya Toraja yang memiliki nilai-nilai ogaliter dan pada hakekatnya tidak mengenal adanya pandangan diskriminatif terhadap wanita dalam hubungan-huhungan sosial pria - wanita kembali tampil bermakna Melalui rentangan waktu, dalam kehidupan lenibaga Gereja Toraja kemudian terjadi upaya-upaya penyisihan terhadap nilai-nilai budaya asing yang tidak kondusip bagi kaum wanita dalam upaya pencapaian kesetaraan status dan peranan dengan pria yang sementara ini masih sedang berlangsung."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafriadi Asri
Jakarta: Universitas Indonesia, 2007
T36259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Liasari
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji citra Mangkunagara I yang dibangun oleh prajurit perempuan di istana Mangkunagaran dalam teks Babad Nitik Mangkunagaran melalui dua aspek, yaitu aspek religius dan aspek sosial. Penelitian ini adalah penelitian analisis dengan desain deskripsi. Citra Mangkunagara I yang berkembang di masyarakat, diperkaya dalam penelitian ini. Penelitian ini diperuntukkan semua kalangan masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam tentang citra Mangkunagara I. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa citra Mangkunagara I yang digambarkan oleh prajurit perempuan melalui aspek religius yang teraplikasi pada sikap serta kepribadian Mangkunagara I dan aspek sosial pada diri Mangkunagara I patut untuk ditauladani serta menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.

ABSTRACT
This research examines the image of Mangkunagara I that built by female soldiers in Pura Mangkunagaran in Babad Nitik Mangkunagaran text two aspects, including religious, and social aspects. This research is an analysis research with description design. The image of Mangkunagara I developed in the community, enriched in this research. The results of this research explains how the image of Mangkunagara I depicted by female soldiers through aspects of religious appearance that applied to the personality Mangkunagara I, and social aspects of Mangkunagara I those are so desirable for exemplified and become a guideline in the life of society and religion."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
"ABSTRAK
Pesantren selain dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam, juga dikenal sebagai lembaga sosial keagamaan. Orientasi kemasyarakatan pesantren sudah terwujud jauh sebelum pesantren dikenal oleh banyak orang. Bentuk kegiatan kemasyarakatan tradisional yang dimaksud antara lain pelayanan pengobatan dan berbagai kegiatan berbentuk pelayanan konsultasi kerohanian yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Pelayanan kepada masyarakat tersebut pada dasarnya menunjukkan keinginan untuk mempertahankan kedudukan, tradisi, dan ciri kepribadian kyai dan Pesantren (Zeimek, 1986: 200). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika para kyai atau pimpinan pesantren pada zaman dahulu selain menguasai ilmu-ilmu agama, juga senantiasa memperdalam pengobatan tradisional dan ilmu gaib. Latar belakang pendarong utama mengapa mereka memperdalam ilmu-ilmu tersebut didasarkan pada alasan bahwa penguasaan terhadap ilmu-ilmu tersebut merupakan suatu kepandaian yang diperlukan untuk menjaga citra dan posisi kyai dan pesantren. Hal itu sungguh bermakna penting dalam pengembangan dakwah dan pengembangan pengikut kalangan kyai pesantren (Horikhosi, 1979.126 dalam Fakih, 1988:149). Perkembangan selanjutnya selain kegiatan yang bersifat kemasyarakatan dikembangkan, namun kerangka dasar pengembangannya tidak berubah yakni disamping untuk pengembangan dakwah Islam, juga dalam rangka memperkuat pengaruh pesantren di masyarakat (Fakih,l9BB:149).
Sejak awal berdirinya hingga kini, menurut Sartano Kartodirdjo dalam Suyoto (1978:72), pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga kependidikan saja tetapi juga merupakan lembaga yang sangat panting dalam membentuk kehidupan sosial, kultural, dan keagamaan. Oleh karena itu, pesantren dianggap sebagai alat transfer budaya yang dapat membawa santri dan masyarakat ke dalam lingkup pengaruh sumber-sumber nilai akhlak sehingga dapat dijadikan kerangka acuan bagi sikap yang ideal menurut ajaran Islam (Wirosardjono, 1988: 81).
Selain itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional masih tetap menampakkan ciri-ciri yang khas. Kekhasan tersebut terletak pada pola budaya yang dapat mempertemukan secara berdampingan antara nilai-nilai tradisional dari lingkungan masyarakatnya dengan manifestasi keislamannya, sehingga terwujudlah suatu konfigurasi khas pesantren oleh Zamakhsyari Dhofier (1982: 44-60) disebut "tradisi pesantren". Kekhasan tradisi pesantren oleh Abdurahman Wahid disebut sebagai "subkultur" yakni komunitas yang mempunyai ciri, watak dan sistem nilai tersendiri. Kekhasan tersebut terletak pada aspek-aspek cara hidup yang dianut, tata nilai dan pandangan hidup yang diikuti, serta hirarki-hirarki kekuasaan intern yang ditaati (Wahid, 1988:43).
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinky Saptandari E.P. Wisjnubroto
"Nelayan sebagai pekerjaan tradisional tumbuh secara alamiah di pemukiman pantai. Penelitian di perkampungan nelayan pantai Kejawan Lor, Kelurahan Kenjeran, Kotamadya Surabaya, banyak menjelaskan dan memperkuat dugaan tersebut. Pekerjaan nelayan relatif membutuhkan tingkat pendidikan formal yang rendah, namun membutuhkan energi fisik yang tinggi.
Kebutuhan akan kekuatan fisik ini juga berlaku bagi para isteri nelayan. Karena hasil tangkapan kemudian diserahkan kepada para isteri untuk dijual, ataupun diolah sedemikian agar dapat dikonsumsi untuk jangka yang lebih lama dan mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Di pemukiman nelayan pantai Kejawan Lor proses nilai tambah produksi ini sepenuhnya diselenggarakan oleh para isteri nelayan.
Sebagai isteri nelayan, mereka harus bertanggung jawab dan pelaksana tunggal kelangsungan hidup rumah tangga. Dengan demikian secara praktis, ada tiga peran yang harus dijalankan secara konsisten oleh para isteri nelayan Kejawan Lor, yakni: (a) peran produktif-ekonomis, (b) peran reproduktif (biologis dan sosial), dan (c) peran sebagai pengelola kegiatan komunitas/sosial.
Ketiga peran ini berjalan bersamaan dan hampir-hampir tanpa henti. Bahkan pada saat haidpun -- demikian pusat perhatian penelitian ini -- tidak menghambat ketiga peran tersebut. Betapa beratnya beban kerja produktif tidak akan mengurangi peran domestik yang merupakan peran ideal yang diharapkan terhadap wanita. Oleh sebab itu, haid ataupun tidak, semua kegiatan tetap harus berjalan sebagaimana biasanya.
Secara biologis, haid, antara lain, ditandai dengan penurunan kondisi fisik. Pada saat kondisi fisik menurun, idealnya dibutuhkan istirahat yang cukup. Apabila kondisi biologis ini dihubungkan dengan adanya berbagai tabu haid, penelitian ini memperoleh temuan yang menunjukkan bahwa tabu haid tersebut tidak mendukung kondisi biologis pads saat wanita haid. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tabu merupakan suatu keyakinan, merupakan suatu yang harus dan memang sudah demikian alam mengatur. Keyakinan ini -- dengan demikian -- mengesankan adanya suatu sub-ordinasi pada peran wanita."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriani
"Diferensiasi dan pengalokasian sebagai proses sosial dasar dalam masyarakat. Pada umumnya manusia menginginkan adanya hubungan yang harmonis satu sama lain, tidak terjadi konflik serta menginginkan adanya keteraturan. Apabila dalam suatu rumah tangga terdapat konflik antara orang tua, anggota keluarga senantiasa menginginkan agar supaya bisa tenang, agar bisa bekerja dan belajar dengan tenang. Demikian juga dalam suatu masyarakat ada keinginan untuk bisa hidup dengan tenang aman dan teratur.
Sebagaimana halnya organisme biologis, masyarakat sebagai organisme sosial memerlukan adanya keteraturan, di mana setiap bagian mempunyai fungsi masing-masing. Masyarakat mempunyai intitusi sosial, yang masing-masing mempunyai fungsi mempertahankan adanya masyarakat. Hubungan antara intitusi sosial merupakan sistem sosial. Sebagai sistem sosial masyarakat mempunyai peraturan dan kebiasaan yang merupakan fakta sosial yang berisikan cara bertindak, berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu.
Perkembangan dan pertumbuhan suatu sistem sosial dapat terlihat dengan makin bertambahnya diferensiasi intitusi sosial dalam masyarakat tersebut. Bertambahnya diferensiasi intitusi sosial menyebabkan bertambahnya aturan-aturan yang secara spesifik mengatur tingkah laku individu yang tergabung dalam sistem sosial atau bagian sistem sosial. Dengan demikian makin kompleks suatu masyarakat makin banyak aturan-aturan spesifik yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat, di mana anggota masyarakat harus melaksanakan harapan peran yang ditentukan dalam sistem intitusi sosial.
Dalam kenyataan di masyarakat terlihat bahwa masyarakat terbagi dan teralokasikan dalam berbagai dimensi, sesuai dengan harapan yang berupa nilai-nilai yang terdapat dalam intitusi sosial. Harapan peran apa yang harus dilaksanakan sangat tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat. Berdasarkan situasi dan kondisi muncul diferensiasi intern sistem sosial. Harapan peran yang terdapat di masyarakat pedesaan berbeda dari harapan peran yang terdapat di masyarakat perkotaan. Dengan kata lain anggota masyarakat akan melaksanakan perbuatan sesuai dengan ciri-ciri kebudayaan masyarakat bersangkutan.
Anggota masyarakat senantiasa ditekan oleh masyarakat untuk berbuat sesuai kemauan masyarakat. Masyarakat memiliki kekuatan menyuruh dan memaksa terhadap individu terlepas dari, kemauan individualnya. Diferensiasi intern sistem sosial disebabkan oleh bermacam-macam faktor baik yang dilakukan secara sengaja ataupun secara terselubung. Salah satu wujud diferensiasi sosial berupa pelapisan-pelapisan sosial (stratifikasi sosial). Sistem berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur, dimana dalam kenyataan akan ada pelapisan berdasarkan kekayaan, pendidikan, umur dan sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Endah Noorwidayati
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang integrasi sosial waria di masyarakat. Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Jakarta Timur. Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan fokus penelitian proses integrasi sosial waria di masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses integrasi sosial waria di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses integrasi sosial yang dilakukan waria di masyarakat berjalan tidak cukup baik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses integrasi sosial waria di masyarakat antara lain jarak sosial, baik objektif maupun subjektif; adanya prasangka dan diskriminasi; adanya sistem sanksi di masyarakat; heterogenitas kelompok; mobilitas geografis; dan lamanya waria bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

ABSTRACT
This thesis to study about the social integration of transgender in society This research was located in East Jakarta area. The method used for this research is qualitative method, which focusing on transgender and its influenced factors in the social integration process into society. The result shows its social integration process for transgender has not done well, through the following influenced factors social distance either it is objectively or subjectively; prejudice and discriminative; commmunity sanctions; group?s heterogeneity; geographical mobility; and transgender?s duration to stay in an area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ayu Haryati
"Kinerja perawat memiliki peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan serta keberlangsungan operasional rumah sakit. Tingginya turn over perawat di rumah sakit Bali Med dapat berdampak pada kinerja perawat, oleh karena terjadi penggantian perawat yang lama dan sudah handal dengan perawat baru yang kurang berpengalaman. Hingga saat ini rumah sakit Bali Med Denpasar belum memiliki informasi yang lengkap mengenai kinerja perawat dan kualitas kehidupan kerja mereka.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja perawat, hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat serta faktor mana yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit Bali Med Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, yang berarti pengukuran variabel bebas dan terikat dilaksanakan pada satu waktu. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang berjumlah 118 orang, menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat adalah pengembangan karir dengan nilai Beta 0,304, ada hubungan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat, sebagian besar perawat memiliki kinerja kurang.
Peneliti menyarankan adanya pola pengembangan karir tenaga keperawatan, yang bisa dijadikan pedoman didalam peningkatan kompetensi perawat.

The ward nurse's performance plays a vital role in delivering healthcare service and ultimately the sustainability of the hospital. The high nurse turn over rate results in the decrease in the nurse's performance since the more experienced nurses are replaced by the less experienced ones. The ward nurse's performance is so essential that the hospital management holds the responsibility to uphold the ward nurse's quality of work life for keeping up their performance. Bali Med Hospital currently does not have the complete information regarding the ward nurse's performance as well as their quality of work life.
The purpose of this study is to figure out the ward nurse's performance, the relationship of the ward nurse?s quality of work life with the their performance, along with which is the most influential factor on the ward nurse's performance in Bali Med Hospital in Denpasar.
This is a cross sectional survey design using questionnaire. The population is each and every ward nurse's with the sum of 118 nurse.
The results revealed that the career development is the most influential factor on the ward nurse's performance with standardized regression coefficient of 0,304. The majority of the ward nurse's have the poor performance.
This study calls for the initiation of the career development to eventually lower the high nurse turn over rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31803
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Juke Roosjati
"Perjalanan waktu kehidupan sampai dengan milenium III telah melahirkan sejumlah perubahan sosial, ekonomi, polilik serta perkembanan pengetahuan dan teknologi yang menciptakan kehidupan sosial tertentu di masyarakat. Kehidupan paradoks dan globalisasi sebagai karakter dan perkembangan kehidupan sosial di abad 21 lelah menyajikan situasi kehidupan sosial yang penuh dengan tantangan dan pilihan untuk dijawab oleh individu secara cepat.
Agar mampu menghadapi situasi tersebut, terdapat dua faktor yang memegang peranan penting untuk diperhatikan oleh individu, yaitu diri pribadi dan penyesuaian diri. Diri pribadi sebagai variabel independen mencakup komponen konsep diri, harga diri, percaya diri, regulasi dlri yang ditampilkan me!alui domain fisik, relasi sosial, akademik, olahraga dan organisasi. Penyesuaian diri sebagai variabel dependen, berkaitan dengan besar usaha yang dilakukan mahasiswa menghadapi kehidupan sosial di abad 21 yang mencakup aspek gaya hidup, dunia kerja. perkembangan dunia, perkembangan teknologi-informasi-komunikasi. Fokus utama penelitian adalah diri pribadi yang dikaji dalam dua hal yailu struktur internal diri pribadi sebagai konstruk yang menununjukan integrasi komponen konsep diri, harga diri, pcrcaya diri. regulasi diri, serla meliputi model mekanisme pengaruh anlar komponen tersebut. Disamping penelitian diri pribadi juga dilakukan pengkajian konstruk penyesuaian diri yang memiliki aspek gaya hidup, dunia kerja, perkembangan dunia. perkembangan teknologi - informasi - komunikasi Serta model pengaruh diri prihadi terhadap penyesuaian diri dalam kehidupan sosial di abad 21.
Subyek penelitian adalah mahasiswa Universitas Padjadjaran program S-1 yang berusia sekitar 17 sampai dengan 22 tahun (N= 3041). Rancangan penelitian adalah expianarory research. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang bertujuan mengukur diri pribadi dan penyesuaian diri. Pengujian validitas dan realibilitas konstruk dalam alat ukur, digunakan analisis faktor konfirmatorik dalam LISREL versi 8.5.
Pengujian hipotesis yang berkaitan dengan pengujian konstruk diri pribadi dan konstruk penyesuaian diri, digunakan analisis konfirmatorik satu tingkat dan dua tingkat. Pengujian hipotesis yang berkaitan dengan model mekanisme pengaruh antar komponen diri pribadi dan pengaruh diri pribadi terhadap penyesuaian diri, dilakukan melalui pengujian SEM (Structural Equation Modelling) pada program LISREL. Untuk memperoleh profil diri pribadi mahasiswa UNPAD yang mencakup empat komponennya digunakan perhitungan statistik deskriptif dalam bentuk nilai rata-rata dan nilai persentil ke25 dan ke-75.
Hasil penelitian menggambarkan diri pribadi merupakan integrasi komponen konsep diri, harga diri, percaya diri dan regulasi diri dan memiliki mekanisme pengaruh antar komponen-komponen tersebut. Komponen percaya diri merupakan indikator paling kuat dalam tampilan diri pribadi. Hasil penelitian juga menggambadcan bahwa diri pribadi mahasiswa berpengamh terhadap penyesuaian dirinya di kehidupan sosial abad 21. Masalah yang ditemukan pada perkembangan diri pribadi mahasiswa UNPAD berkaitan dengan percaya diri dan regulasi diri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Kurniawaty
"Skripsi ini mencoba menelaah pemikiran tasawuf Abdurrauf Singkel yang hidup Pada kurun waktu 1593--1695 M.. seorang ulama besar dan tokoh tasawuf dari Aceh yang pertama kali membawa tarikat Syatariyyah dari Mekkah dan mengembangkannya di Nusantara.
Sebagai pengantar studi tasawuf Abdurrauf Singkel. disajikan tinjauan umum tentang tasawuf yang membahas pengertian. tujuan. asal-usul, dan sumber hukum tasawuf secara sepintas dan juga perkembangan tasawuf sejak awal pertumbuhannya sampai pada masa Abdurrauf Singkel.
Abdurrauf dilahirkan dalam kalangan yang mementingkan pendidikan. sehingga ia mendapat pendidikan yang sangat lengkap mulai usia dini.Seperti halnya kalangan sarjana pada masa itu, Abdurrauf juga melanjutkan pelajarannya sampai pada pusat ilmu itu sendiri di Haramayn yaitu Mekkah dan Madinah. la menguasai berbagai bidang ilmu. mulai dari ilmu ketatanegaraan agama dan tasawuf. Dengan modal ini, ia kembali ke tanah air untuk membaktikan kemampuannya.
Abdurrauf seorang yang rendah hati kepada semua orang dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Paham tasawufnya yang ortodoks dan sikapnva yang penuh toleransi seakan menjadi penengah polemik yang terjadi antara penganut tasawuf Wujudiyyah dengan tasawuf pada masa itu. Tarikat Syatariyyah yang dibawa Abdurrauf mendapat banyak pengikut karena kharisma yang dimilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>