Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aoyama, Nanae
"When her mother emigrates to China for work, 21-old Chizu moves in with 71-year-old Ginko, an eccentric distant relative, taking a room in her ramshackle Tokyo home, with its two resident cats and the persistent rattle of passing trains.
Living their lives in imperfect symmetry, they establish an uneasy alliance, stress tested by Chizu's flashes of youthful spite. As the four seasons pass, Chizu navigates a series of tedious part-time jobs and unsatisfying relationships, before eventually finding her feet and salvaging a fierce independence from her solitude.
A Perfect Day to be Alone is a moving, microscopic examination of loneliness and heartbreak. With flashes of deadpan humour and a keen eye for poignant detail, Aoyama chronicles the painful process of breaking free from the moorings of youth.
Early reader reviews
"You will love it. I hope we have more translations from this author ASAP, she is super talented! As is the translator!" *****
"A Perfect Day to Be Alone by Nanae Aoyama blew me away utterly and completely" *"
London: Maclehose Pres, 2024
895.6 AOY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aoyama, Nanae
"When her mother emigrates to China for work, 21-old Chizu moves in with 71-year-old Ginko, an eccentric distant relative, taking a room in her ramshackle Tokyo home, with its two resident cats and the persistent rattle of passing trains.
Living their lives in imperfect symmetry, they establish an uneasy alliance, stress tested by Chizu's flashes of youthful spite. As the four seasons pass, Chizu navigates a series of tedious part-time jobs and unsatisfying relationships, before eventually finding her feet and salvaging a fierce independence from her solitude.
A Perfect Day to be Alone is a moving, microscopic examination of loneliness and heartbreak. With flashes of deadpan humour and a keen eye for poignant detail, Aoyama chronicles the painful process of breaking free from the moorings of youth.
Early reader reviews
"You will love it. I hope we have more translations from this author ASAP, she is super talented! As is the translator!" *****
"A Perfect Day to Be Alone by Nanae Aoyama blew me away utterly and completely" *"
London: Maclehose Pres, 2024
895.6 AOY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Strecher, Matthew
London: University of Minnesota Press, 2014
895.635 STR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rouli Esther
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gaya hidup ?aku', seorang wanita usia 3O-an yang tinggal di kota besar di Jepang, yang tergambar dalam teks Chokoreeto Kakumei karya Tawara Machi, terutama dalam aspek kehidupan cintanya. Pengungkapan gaya hidup `aku' dalam teks Chokoreeto Kakumei dilakukan melalui analisis tema dan bahasa kiasan yang digunakan dalam teks Chokoreeto Kakumei.
Data penelitian diambil dari kumpulan puisi Lanka Chokoreeto Kakumei (1997) karya Tawara Machi. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis teks Chokoreeto Ka/rime/ adalah pendekatan semiotik, Teori yang digunakan adalah konsep isotopi-motiftema yang dikemukakan oleh A.T Greimas, konsep ketidaklangsungan ekspresi puisi yang dikemukakan oLeh Michael Riffaterre, konsep segitiga cinta yang dikemukakan oleh Robert Sternberg, dan konsep makeinu yang dikemukakan oleh Sakai Junko.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teks Chokoreeto Kakumei, terdapat pembaharuan bentuk hubungan cinta antara pria dan wanita, dilihat dari sudut pandang `aku', yang memilih gaya hidup makeinu. Pembaharuan tersebut adalah pembaharuan bahwa hubungan cinta antara pria dan wanita tidak harus selalu diakhiri dengan pernikahan. Pernikahan hanyalah salah satu pilihan, bukan sebuah keharusan. Dalam teks Chokoreeto Kakumei, ditemukan gagasan pemberontakan terhadap pandangan tradisional masyarakat Jepang mengenai wanita, yang diungkapkan `aku' dengan cara melakukan hubungan perselingkuhan. Hasil penelitian ini merupakan sebuah bentuk tanggapan terhadap gaya hidup wanita Jepang dewasa ini.

ABSTRAK
The objective of the research is to show the lifestyle of `I', a woman in her 30s, who lives in a big city in Japan, especially in her love relationship, which is shown in text Chokoreeto Kakumei, written by Tawara Machi. The lifestyle of is shown by analyzing in theme and figurative language in text Chokoreeto Kakumei.
The data of the research is taken from anthology of tanka poetry Chokoreeto Kakumei (1997) written by Tawara Machi. The approach used to analyze the text is semiotic approach. Theory used to analyze the text is the concept of isotoph-motivetheme by AJ Greimas, the concept of semantic indirection by Michael Riffaterre, the concept of triangle theory of love by Robert Sternberg, and the concept of makeinrr by Sakai Junko.
The result of the research shows that there's a renewal of the form of love relationship between man and woman, seen from the point of view of `I', a woman who choose a makeinu lifestyle. The renewal of the form of love relationship between a man and a woman is not always ended by marriage. Marriage is just one of choices, not an obligation. The idea of breaking the traditional view of Japanese woman is found in the text Chokoreeto Kakumei by having a love affair with a married man. The result of the research is in the form of response to the lifestyle chosen by Japanese woman in this era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T 17579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shobichatul Aminah
"Penelitian mengenai unsur romantisisme dalam puisi Takamura Kootaroo ini berangkat dari masalah bagaimanakah perkembangan romantisisme dalam sejarah kesusastraan Jepang dan unsur romantisisme apakah yang terdapat dalam kebanyakan puisi Takamura Kootaroo, serta makna apakah yang tersirat dalam puisi Takamura Kootaroo.
Untuk menjawab masalah tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sastra untuk menjelaskan tentang perkembangan gerakan romantik dalam kesusastraan Jepang, serta menggunakan pendekatan ekspresif yang dikemukakan oleh Abrams, yang memandang karya sastra sebagai produk dari pikiran dan perasaan pengarang. Untuk itu dalam analisisnya karya sastra sama sekali tidak dipisahkan dengan pengarang, termasuk dengan latar belakang sosial dan budayanya.
Ada tiga fase perkembangan gerakan romantik dalam kesusastraan Jepang, yaitu Bun'gaku Kai (1893-1898), Myoojoo (1899-1908), dan Subaru (1909-1913). Sedangkan unsur romantisisme yang dapat ditemukan dalam puisi Takamura Kootaroo antara lain; puisinya menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana serta mengungkapkan pikiran serta perasaannya secara spontan, pemberontakannya terhadap bentuk formal yang juga merupakan pencerminan dari pemberontakannya terhadap sistem tradisional yang mapan, khususnya sistem keluarga yang berlaku pada masa pemerintahan Meeji,serta apresiasinya yang mendalam tentang alam yang membawanya pada sebuah perjalanan spiritual yang dilandasi oleh kerinduannya untuk menyatu dengan alam.
Dari makna yang tersirat dalam puisi Kootaroo juga ditemukan pesan moral untuk saling menghormati antar sesama manusia dan seluruh mahluk yang hidup di alam, serta anjurannya agar manusia dapat membaca tanda-tanda yang diberikan oleh alam agar dapat memahami kebenaran."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T10884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Robi Wibowo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017
398.2 ROB n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Assifa
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan kajian kepustakaan yang bertujuan meneliti unsur ambiguitas dalam novel karya Man’en Gannen No Futtobooru Karya Kenzaburo Oe dengan latar waktu tahun pertama Man’en, 1860 dan 1960. Seperti yang dipaparkan Oe dalam pidatonya di Swedia, bahwa bangsa Jepang merupakan bangsa yang ambigu. Keambiguan ini diakibatkan oleh pengalaman interaksi masa lalu Jepang dengan Barat pasca kekalahan Perang Dunia II. Penelitian ini bertujuan untuk melihat unsur ambiguitas dalam sikap masyarakat Jepang tahun 1960an melalui analisis shutaisei yang diusung Maruyama Masao yang tercermin melalui tokoh dan peristiwa dalam novel. Shutaisei secara singkat dapat diartikan “Kemampuan dan kebebasan yang dimiliki individu dalam bertindak sesuai kehendaknya”. Melalui analisis ada tidaknya shutaisei ini kita bisa mengaitkannya dengan sikap ambiguitas masyarakat Jepang tahun 1960-an. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang akan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan yang ada dalam sebuah karya sastra.

ABSTRACT
thesis is a study which aims at examining the ambiguity conveyed in Kenzaburo Oe’s novel, Man'en Gannen no Futtobooru . This novel is set in the 1960s and 1860s. As described by Oe in his Nobel speech, that the Japanese nation is an ambiguous nation. This Ambiguity is caused by Japan’s past interaction and experiences with the West after Japan's defeat in World War II. This research examined Japanese ambiguity through analysis of shutaisei of Maruyama Masao. Shutaisei briefly means "The ability to think and to act independently according to his will". By examining of the existence of this shutaisei through the events an characters, we can explain the ambiguious of Japanese in 1960s."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiyoga Herlambang
" ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis performa naratif di dalam novel Wagahai wa neko de aru karya Natsume S?seki. Skripsi ini didasarkan pada konsep tuturan performatif dari teori tindak tutur yang dikemukakan oleh John Austin. Konsep tersebut diterapkan ke dalam ranah susastra dengan menekankan pada kontektualitasnya. Penelitian kualitatif ini melihat konten novel tersebut sebagai suatu performa naratif yang dilakukan oleh narator wagahai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi yang disampaikan oleh wagahai dibatasi dan dibentuk oleh konteks situasi saat penarasian berlangsung. Dengan demikian, narasi wagahai dapat dilihat sebagai produk dari interaksi antara narator dengan tokoh-tokoh lain, dengan pembaca atau dengan dirinya sendiri.
ABSTRACT This research observes narrative performance in Natsume S seki rsquo s Wagahai wa neko de aru. This research was compiled using the concept of performative utterance of John Austin rsquo s speech act theory. The concept was applied into literature framework by highlighting the context boundedness of the text. This qualitative research sees the content of the novel as a narrative performance conducted by narrator wagahai. The analysis shows how the narrative told by wagahai is limited and shaped by the context. Therefore, wagahai rsquo s narrative could be seen as a product of interaction between narrator and the other characters, the readers or the narrator himself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 >>