Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New Delhi: The Health Sciences Publishers, 2016
611 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Kesuma Jelita
"Infertilitas pada pasangan yang diakibatkan oleh pria mencapai angka 40. Untuk diagnosis klinis pasti penyebab infertilitas dan pengecekan apakah dapat dilakukan ekstraksi spermazoa dilakukan prosedur invasif berupa biopsi testis. Pada penelitian potong lintang ini dianalisis hubungan antara FSH dan gambaran spermatogenik pada 72 pasien azoospermia di Jakarta Pusat yang melakukan biopsi testis pada tahun 2011 - 2015 untuk kemungkinan prediksi ada tidaknya spermatozoa. Kedua data didapatkan dari data sekunder baik rekam medis ataupun hasil laboratorium. Hasil analisis menggunakan Oneway ANOVA dan post-hoc test menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang berarti pada minimal 2 kelompok antara kadar FSH dan gambaran spermatogenik.

Infertility in couples caused by men reached the number of 40 . For the clinical diagnosis and to check for the possibility of testicular sperm retrieval an invasive procedure of testicular biopsy was performed. In this cross sectional study the association of FSH and the spermatogenic histology was analysed on 72 azoospermic patient in Central Jakarta. This patients had undergone testicular biopsy between 2011 ndash 2015 to predict the existence of spermatozoa. Both data were acquired from medical record and lab results. The data were analyzed using Oneway ANOVA and post hoc test was performed the result show significant difference in minimal 2 categories between FSH and spermatogenic histology.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This well-organized, descriptive, and detailed textbook includes recent advances, genetic and molecular aspects are given in coloured boxes for quick reference. A large number of descriptive photomicrographs, diagrams and flowcharts have been added, as well as comparison tables and a glossary for easy reference. "
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, 2019
611.31 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sittadewanti
"Latar Belakang: Analisis mengenai tahap odontogenesis secara spesifik dibutuhkan untuk mempelajari berbagai abnormalitas gigi, baik terkait mekanisme, perawatan, maupun pencegahannya. Penelitian dilakukan pada mencit strain C57BL/6 karena terdapat keterbatasan penelitian jika dilakukan secara langsung pada manusia. Mencit C57BL/6 banyak digunakan dalam penelitian biomedis, akan tetapi, penelitian tentang odontogenesis pada mencit C57BL/6 masih sangat terbatas. Tujuan: Menganalisis proses odontogenesis pada mencit strain C57BL/6 pada prenatal. Metode: Rahang mencit C57BL/6 dipotong menjadi 4 bagian dan dilakukan fiksasi dengan 70% etanol. Kemudian dilakukan pembuatan preparat dengan arah pemotongan longitudinal pada maksila dan mandibula kanan dan arah pemotongan koronal pada maksila dan mandibula kiri, serta dilakukan pewarnaan hematoxylineosin (HE). Setelah itu, dilakukan pengamatan gambaran histologi gigi insisif dan molar rahang atas dan rahang bawah menggunakan mikroskop. Hasil: Preparat histologi maksila menunjukkan adanya benih gigi molar 1 dan molar 2. Pada preparat histologi mandibula terlihat adanya benih gigi molar 1 dan benih gigi insisif yang berada pada tahap perkembangan bell stage. Kesimpulan: Terjadi proses odontogenesis sampai tahap bell stage akhir pada gigi insisif rahang bawah mencit C57BL/6 usia prenatal, sehingga mencit C57BL/6 usia prenatal dapat menjadi objek penelitian dalam menganalisis perkembangan struktur jaringan gigi pada kondisi normal maupun patologis.

Background: Analysis of the specific stages of odontogenesis is required to study various dental abnormalities, including the mechanism, treatment, and prevention. This study was conducted on mice strain C57BL/6, the strain that is the most widely used in biomedical research. However, research on odontogenesis in C57BL/6 mice is still limited. Objective: To analyze the process of odontogenesis in prenatal strain C57BL/6 mice. Methods: The jaws of C57BL/6 mice were cut into four parts and fixation with 70% ethanol. Then, preparations were made with longitudinal cuts in the right maxilla and mandible and coronal cuts in the left maxilla and mandible, and hematoxylin-eosin (HE) staining was performed. After that, the histology of the maxillary and mandibular incisors and molars was observed using a microscope. Results: The maxillary histology preparations showed the presence of 1st and 2nd molars. In mandibular histology preparations, incisors were at the bell stage of development. Conclusion: The odontogenesis of the final bell stage was observed in the mandibular incisors of prenatal age C57BL/6 mice. Based on our result C57BL/6 prenatal mice can be used as the object of the future research in analyzing the development of tooth tissue structure in physiological or pathological conditions.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deswaty Furqonita
"Latar belakang dan Cara penelitian : Salah satu penyebab mata kering (dry eye) adalah karena berkurangnya sekresi kelenjar air mata. Mata kering lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada lelaki, terutama pada wanita menopause yang diyakini sebagai akibat defisiensi estrogen. Efek defisiensi estrogen pada histologi kelenjar air mata belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapan terjadi perubahan dan apa bentuk perbedaan histologi kelenjar air mata pada tikus yang diovariektomi (ovx) sebagai model untuk wanita menopause. Ada 32 ekor tikus yang dibagi kedalam 4 kelompok yaitu: kelompok I (kontrol 50 hari), kelompok II (ovx 50 hari), kelompok III (kontrol 100 hari) dan kelompok IV (ovx 100 hari). Kelompok I dan II dibedah pada hari ke 50, sedangkan kelompok III dan IV dibedah pada hari ke 100. Kemudian diambil kelenjar air matanya untuk dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya untuk menghitung jumlah asinus dan mengukur diameter asinus serta tinggi epitel asinus_ Sebagai data tambahan berat badan tikus diukur sebelum ovx dan sebelum dibedah. Data yang diperoleh diuji dengan uji T Data Mandiri, untuk menguji perbedaan jumlah asinus, diameter asinus dan tinggi epitel asinus pada kelompok I dengan II dan kelompok III dengan IV.
Hasil dan kesimpulan: Ada penurunan jumlah asinus yang bermakna (p=0,006<0,01) pada kelompok tikus 50 had pasca ovx, namun untuk diameter asinus dan tinggi epitel asinus tidak ada perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol. Pada kelompok tikus 100 had pasca ovx tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,01) untuk jumlah asinus* diameter asinus dan tinggi epitel asinus dibandingkan dengan kontrol. Terjadinya penurunan jumlah asinus pada tikus 50 had pasca ovx disebabkan berkurangnya estrogen akibat ovariektomi. Kadar estrogen yang berkurang pada tikus 100 had pasca ovx telah dapat digantikan dengan sintesis estrogen ekstraglandular yang akhirnya akan meningkatkan kembali jumlah asinus sehingga sesuai dengan kontrol.

One etiology of dry eyes is a diminished secretion of the lacrimal glands, this is more frequently found in women than in men and in menopausal women it is certainly caused by estrogen deficiency. The effect of estrogen deficiency on the histology of the lacrimal gland is not well known. This investigation is done in order to know the time and form of histological changes in the lacrimal gland of bilateral ovariectomized (ovx) Wistar rats, which were used as a model for menopausal women. In this investigation, 32 Wistar rats were used and divided in 4 groups i.e.: Group I and group III were used as control groups, while group II and group IV were ovariectomized rats. Lacrimal glands were taken out surgically in group I and group II 50 days post ovx, while the same procedure was done in group III and group IV 100 days post ovx. Histological slides were made of the lacrimal glands and stained with hematoxylline-eosine (HE), then examined under light microscope in order to count the amount, diameter and epithelium height of the acini. The weight of the rats were also measured, as supportive data The result data was tested with Kolmogorov-Smirnov normality test, Lavane homogeneity test and independent T data test, to analyze the difference in amount, diameter, and epithelium height of the acini, between group I and group II, and between group III and group IV.
Results and conclusions: There was a significant decrease in the amount of acini (p=0,008<0.01) in the group of ovariectomized rats 50 days post ovx; however,there was no significant difference in the diameter and epithelium height of the acini, compared to its control group. No significant difference (p<0.01) was found in the amount, diameter and epithelium height of the acini, between the ovariectomized rats 100 days post ovx and its control group. The decrease in the amount of acini in the ovariectomized rats 50 days post ovx was due to diminished estrogen caused by ovariectomy. The decrease in amount of estrogen in the ovariectomised rats 100 days post ovx was replaced by extraovarial estrogen secretion, which eventually raised the amount of acini to the amount found in its control group.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Agustini
"Tanaman AcalyphaindicaLinn dan tanaman Peperomiapellucida[L]. H.B.K. secara empiris telah digunakan untuk pengobatanpenyakit Gout. Dalam penggunaan obat tradisional perlu dilakukan uji keamanan sebagaimana yang dilakukan pada obatmodern atau sintetis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran ekstrak akar AcalyphaindicaLinn dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L].H.B.K. terhadap organ vital yaitu jantung, berdasarkan pemeriksaan aktivitas enzim AST dan Kreatininkinase plasma serta gambaranh istologi jantung. Dalam penelitian ini digunakan 36 ekor tikus putih jantan dan 36 ekor tikus putih betina, yang masing-masing dibagi menjadi lima kelompok dosis dan satu kelompok kontrol.
Bahan uji diberikan secara oral satu kali sehari, selama 30 hari. Dosis yang digunakan secara berturut dari dosis 1-3 untuk ekstrak akar AcalyphaindicaLinn adalah 2,7g; 5,4g; 10,8g/200gbb tikus dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L]H.B.K0, 1g; 0,2g; 0,4g/200gbb tikus. Dosis 4, yaitu ekstrak akar AcalyphaindicaLinn5, 4g/200gbb tikus. Dosis5, yaitu ekstrak herba Peperomiapellucida[L]H.B.K0, 2g/200gbb tikus dan kelompok kontrol diberi larutan CMC0,5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada aktivitas AST dan Kreatininkinase plasma serta gambaran hitologi jantung antara kelompok dosis satu sampai dengan dosis lima yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian campuran ekstrak akar Acaly indicaLinn dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L].H.B.K. selama 30 hari tidak mempengaruhi organ jantung tikus putih jantan dan betina."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2008
S33031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshua Viventius
"Pendahuluan: Laser akupunktur adalah pemanfaatan laser berenergi rendah untuk menstimulasi titik akupunktur diketahui memiliki efek dalam menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh laser akupunktur pada titik EX-B3 Weiwanxiashu terhadap gambaran histologi pankreas dan kadar gula darah pada model tikus diabetes tipe 2.
Bahan dan Metode: Desain studi ini adalah studi eksperimental dengan randomized control group pretest and posttest. Sebanyak 18 tikus Sprague-Dawley jantan usia 8 s.d 10 minggu dengan berat badan 200-250 gram dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 6 ekor tikus, yaitu: (1) kelompok tikus normal; (2) kelompok tikus DM; (3) kelompok tikus laser. Dilakukan induksi STZ 50 mg/kgBB untuk menjadikan tikus diabetes. Laser akupunktur dilakukan sebanyak 3 kali seminggu dengan total 6 sesi terapi di titik akupunktur EX-B3 Weiwanxiashu. Pengukuran gula darah dilakukan pada sebelum, setelah 3 sesi dan setelah 6 sesi yang diambil dari ujung ekor tikus. Pemeriksaan gambaran histologi berdasarkan kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans dengan software ImageJ.
Hasil: Rerata kepadatan sel pulau Langerhans kelompok tikus DM lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus normal (p=0,010) dan kelompok tikus laser (p=0,002). Rerata persentase luas pulau Langerhans kelompok tikus normal lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tikus DM (p=0,028) dan kelompok tikus laser (p=0,152). Rerata kadar GDP kelompok laser lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok tikus DM (p=0,015).
Kesimpulan: Laser akupunktur dapat memperbaiki gambaran histologi pankreas melalui penilaian kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans, dan menurunkan kadar gula darah tikus diabetes

Introduction: Laser acupuncture is the use of a low-energy laser to stimulate acupuncture points known to have an effect on lowering blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the effect of laser acupuncture at the EX-B3 Weiwanxiashu point on the histology of the pancreas and blood sugar levels in a type 2 diabetes rats model.
Materials and Methods: This study design was an experimental study with a pretest and posttest randomized control group. Eighteen male Sprague-Dawley rats aged 8 to 10 weeks, weighing 200-250 gram, were divided into 3 groups of 6 rats each: (1) a normal rats group; (2) a DM rats group; and (3) a laser rats group. STZ 50 mg / kgBW induction was performed to make diabetic rats. Laser acupuncture was performed 3 times a week for a total of 6 therapy sessions at the Weiwanxiashu EX-B3 acupuncture point. Blood sugar measurements were carried out before, after 3 sessions and after 6 sessions taken from the tail of the rats. Histological examination based on cell density and the percentage area of Langerhans islands using ImageJ software.
Results: The mean cell density of Langerhans islets in the DM rat group were significantly lower than the normal mice group (p = 0.010) and the laser mouse group (p = 0.002). The mean percentage of Langerhans island area in the normal rat group was higher than the DM mouse group (p = 0.028) and the laser mouse group (p = 0.152). The mean levels of GDP in the laser group were significantly lower than those in the DM group (p = 0.015).
Conclusion: Laser acupuncture can improve pancreatic histology by assessing the cell density and percentage of Langerhans islets, and reducing blood sugar levels in diabetic rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ridwan
"White shrimp Litopenaeus vannamei is one of the prime shrimp commodities cultivated in Indonesia. As such, the discoveryof more efficient seed production techniquesfor this species is deemed necessary. Karamunting (Melastoma malabathricum)extract containsthe cholesterol precursor called lanosterol, a phytosterol which is used by crustaceans to form the animal steroid hormone that is very crucial in their reproduction. Hence, this research aimed to determine the ovary development of mature L. van namei individuals injected with the Karamunting ethanol extract. The experiment was carried out in several stages.Firstly,injecting the white shrimp at the base of the 5th leg, every 3 days for 15 days with variable control dosage 0 (C), 10 mg/kg BW (T1), 7.5 mg/kg BW (T2), 5 mg/kg BW (T3), 2 mg/kg BW (T4) and 1 mg/kg BW (T5), where BW is Body Weight. Secondly, isolating the white shrimp parent ovary. Thirdly, measuring the progesterone level in the ovary using the Radioimmunoassay (RIA) method. Fourthly, observing the histology of white shrimp parent ovary and, finally, analyzing the data. Measurements of the increase in progesterone levels showed that the administration of karamunting ethanol extract significantly affected the progesterone production (P˂0.05). Histology observations of gonadal development in the control, T5 and T4 showed that the cells developed to previtellogenesis oocytes whereas in treatment T1, T2 and T3 ovary cells developed into endogenous vitellogenesis oocytes and only in T1 did the ovarian cells develop to form exogenous vitellogenesis oocytes. Karamunting extract significantly increased the oocyte sizes(P˂0.05). At the start of the experiment, the average oocyte sizes wereat 15.57 ± 3.15 μm At the end of the experiment, the Control was at 25.29 ± 2.69 μm and the ovarian treatments produced the following oocyte sizes; T1 at 65.65 ± 2.64 μm, T2 at 63.98 ± 3.06 μm, T3 at 39.12 ± 6.01 μm, T4 at 28.08 ± 0.84 μm and T5 at 27.65 ± 0.71 μm. The extract produced oocyte sizes greater than at the beginning of maintenance and control. Apparently, the lanosterol in the karamunting extract had increased the hormone progesterone resulting in an accelerated gonadal maturity and enlargement of oocyte sizes in the parent individuals of the white shrimp"
Bogor: Seameo Biotrop, 2021
634.6 BIO 28:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuningsih Djaali
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang merupakan kondisi terjadinya peningkatan kadar gula darah melebihi normal adalah salah satu tanda khas dari penyakit diabetes melitus. Terapi fannakologi ohat antihiperglikemia mempunyai beberapa efek samping jangka panjang antara lain, peningkatan berat hadan, hipoglikemia, gangguan saluran pencemaan, dan edema Akupunktur yang merupakan modalitas terapi non-farmakologi dapat bermanfaat dalam menurunkan hiperglikemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas akupunktur dalam memperbaiki gambaran histologi pankreas dan menurunkan kadar gula darah model tikus diabetes tipe 2. Metode: Desain studi ini adalah studi eksperimental dengan randomised control group pretest and posltesi. Delapan belas tikus Sprague-Dawley jantan, usia 8 sId 10 minggu dengan berat badan 200-250 gram dibagi menjadi 3 ke1ompok yaitu: kelompok tikus normal, kelompok tikus diabetes dan kelompok tikus akupunktur. Dilakukan induksi STZ 50 mglkgBB untuk menjadikan tikus diabetes. Perlakuan akupunktur manual dilakukan 3 kali seminggu dengan total 6 sesi tempi. Dilakukan pengukuran kadar GDP pada sebelum, sete1ah 3 sesi dan setelah 6 sesi akupunktur, dan pemeriksaan gambaran histologi pankreas berdasarkan kepadatan se1 dan persentase luas pulau Langerhans. Basil: Rerata kepadatan sel pulau Langerhans kelompok tikus diabetes Iebih rendah secara bennakna dibandingkan dengan kelompok tikus nonnal (p=O,005) dan kelompok tikus akupunktur (p=O,OOl). Rerata persentase luas pulau Langerhans kelompok tikus normal lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tikus diabetes (p=O,021) dan kelompok tikus akupunktur (P=0,132). Rerata kadar GDP kelompok akupunktur lebih rendah secara bennakna dibandingkan kelompok diabetes (p=O,046). Kesimpulan: Akupunktur dapat memperbaiki gambaran histologi pankreas yang dinilai melalui kepadatan se1 dan persentase luas pulau Langerhans, dan menurukan kadar gula darah tikus diabetes.

Introduction: Hyperglycemia, which is a condition of elevated blood sugar levels is olle of the typical signs qf diabetes mellitus. Pharmacological therapy of antihyperglycemic drugs has several long-term side effects, including weight gain, hypoglycemia, gastrointestinal disorders, and edema. Acupuncture, which is a non-phannacological therapeutic modality, can be useful in reducing hyperglycemia. The purpose of this study was to determine the efectiveness of acupuncture in improving the histology of the pancreas and reducing blood sugar levels in type 2 diabetes rat model. Methods: This study was a randomized control experimental study wilh pretest and posttest design. Eighteen male Sprague-Dawley rats, aged 8 to 10 weeks with a body weight of 200-250 grams were divided into 3 groups: normal group, diabetic group and acupuncture group. Streptozotocin induction was performed at a dose of 50 mglkg to make diabetic rats. Manual acupuncture treatment was performed 3 times a week for a total of 6 sessions. FBG levels were measured before, after 3 sessions and after 6 sessions of acupuncture, and examination of the pancreatic histology based Oil cell density and percentage area of Langerhans islets. Results: The mean cell density of Langerhans islets of diabetic group was significantly lower than normal group (p=0.005) and lower than acupuncture group (p=O.OOJ). The mean percentage area of Langerhans islets in the normal group was higher than diabetic group (p=0.02J) and higher than acupunchlre group (p=0./32). The mean FBG level in the acupuncture group was significantly lower than diabetic group (p=0.046). Conclusion: Acupuncture call improve the pancreatic histology findings, which were determined by cell density and percentage area of Langerhans islets, alld reduce blood sugar levels in diabetic rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T57650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Roostini Hardjolukito
"ABSTRAK
Sifat "hormone dependent" sebagian karsinoma .payudara telah lama dikenal; dan adanya reseptor hormon dalam sel karsinoma dihubungkan dengan sifat tersebut. Dari penelitian terdahulu terbukti bahwa penderita karsinoma payudara dengan reseptor estrogen (RE) positif 60% menunjukkan respons yang baik terhadap terapi hormonal, sedangkan dengan reseptor estrogen negatif keberhasilan terapi hanya mencapai 10%. Bila status reseptor tidak dibedakan, keberhasilan terapi hormonal hanya sampai 30%. Di samping itu " disease free interval" lebih lama pada tumor dengan reseptor positif. Status reseptor pada tumor primer juga berperan dalam menentukan respons terapi hormonal pada rekurensi/metastasis pada hart kemudian.
Teknik yang lazim dan banyak digunakan selama ini adalah pengukuran kuantitatif secara biokimia. Teknik ini pada prinsipnya menera reaktivitas reseptor terhadap molekul estrogen yang diberi label radioaktif pada ekstrak jaringan tumor. Kemudian dikembangkan teknik sitokimia/imunositokimia, baik dengan fluoresensi maupun peroksidase, yang dapat memeriksa reseptor langsung pada tingkat seluler. Pada teknik ini tidak dijumpai berbagai keterbatasan yang terdapat pada teknik biokimia, antara lain dapat diterapkan pada jaringan yang kecil (biopsi), visualisasi sel dapat dilakukan sehingga dapat mernbedakan positivitas pada sel tumor dan non tumor, dan sebaran positivitas pada sitoplasma atau inti dapat dinilai.
Kedua jenis teknik penetapan RE terbukti memberi kesesuaian hasil yang cukup besar, baik dalam hal positivitasnya maupun hubungannya dengan respons terhadap terapi hormonal.
Berbagai penelitian dengan teknik biokimia telah membuktikan adanya kaitan antara positivitas RE dengan berbagai aspek kliniko-patologik karsinoma payudara. Positivitas RE lebih banyak ditemukan pada tumor dengan diferensiasi baik, usia tua dan keadaan pasca menopause.
Namun demikian, dengan teknik yang sama, didapatkan kontroversi karena kaitan dengan derajat diferensiasi tidak selalu ditemukan. Di samping itu poly positivitas RE cukup bervariasi pada berbagai jenis histologik karsinoma payudara. Selama ini kaitan antara positivitas RE dengan berbagai aspek kliniko-patologik yang diperiksa dengan teknik imunositokimia belum banyak dilakukan.
Pada penelitian ini akan dilaporkan hasil penelitian yang bertujuan menilai kaitan antara positivitas RE dengan derajat diferensiasi tumor, jenis histologik dan status paid, yang diperiksa dengan teknik imunoperoksidase. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi yang lebih terinci pada tingkat seluler mengenai positivitas RE pada karsinoma payudara serta kaitannya dengan berbagai aspek yang diteliti."
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>