Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Ghani Irham
"Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19) di Indonesia menyebabkan pemerintah memberlakukan program pembatasan sosial yang menyebabkan penerapan kebijakan work from home (WFH) yang mengharuskan perusahaan untuk menggunakan aplikasi video conference guna menjaga keberlangsungan komunikasi antar pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan aplikasi video conference di lingkungan pekerjaan pasca pandemi. Penelitian ini terdiri dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk merancang model dan mengeksplorasi technology affordance aplikasi video conference. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data dari 457 responden yang diolah dengan metode PLS-SEM. Penelitian ini menggabungkan teori technology affordance, task-technology fit (TTF), dan expectation-confirmation model (ECM). Penulis menemukan empat technology affordance yaitu communication, sharing resource, collaborative working, dan social presence. Hasil dari penelitian ini adalah task characteristic dan technology affordance memiliki pengaruh positif pada TTF. TTF memiliki pengaruh positif terhadap continuance intention secara langsung dan tidak langsung melalui perceived usefulness, confirmation, dan satisfaction. Kemudian, semua hipotesis dalam ECM terbukti. Terakhir, penelitian ini juga membuktikan bahwa expected degree of working flexibility memiliki pengaruh positif pada continuance intention. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan fitur bagi penyedia aplikasi video conference dan menjadi acuan dalam memilih aplikasi video conference bagi perusahaan yang menggunakannya.

The Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19) pandemic in Indonesia caused theIndonesian government to impose a social restriction program that led to the implementation of work from home (WFH). This requires companies to use video conferencing applications to maintain communication. This study aims to explain the factors influencing post-pandemic continuance intention of video conference applications in the workplace. This study uses qualitative and quantitative approaches. Qualitative approach is used to build the research model and explore technology affordances of video conferencing applications. Quantitative approach was carried out using data from 457 respondents processed with the PLS-SEM method. This study combines technology affordance theory, task-technology fit (TTF), and expectation-confirmation model (ECM). Four technology affordances were found, namely communication, sharing resource, collaborative working, and social presence. The results of this study show that task characteristic and technology affordance improve perceived TTF. TTF improves continuance intention directly and indirectly through perceived usefulness, confirmation, and satisfaction. This study found that all hypotheses in ECM were proven. Finally, this study proves that the expected degree of working flexibility has a positive influence on continuance intention. This study hopefully can be a reference for application providers to decide features to develop and for companies that use them to decide which application to use"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Advancement of Optical Methods & Digital Image Correlation in Experimental Mechanics, Volume 3 of the Proceedings of the 2018 SEM Annual Conference & Exposition on Experimental and Applied Mechanics, the third volume of eight from the Conference, brings together contributions to this important area of research and engineering. The collection presents early findings and case studies on a wide range of optical methods ranging from traditional photoelasticity and interferometry to more recent DIC and DVC techniques, and includes papers in the following general technical research areas:
- New Developments in Optical Methods & Fringe Pattern Analysis;
- DIC Applications for Challenging Environments;
- Optical Methods in SEM: History & Perspective;
- Mechanical Characterization of Materials & Structures with Optical Methods;
- Bioengineering."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502854
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Chaerida
"Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19), yang masuk ke Indonesia di tahun 2020, menyebabkan pemerintah Indonesia memberlakukan program pembatasan sosial yang menyebabkan penerapan kebijakan pelaksanaan pekerjaan perusahaan, yaitu menjadi bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Hal ini mengharuskan perusahaan untuk menggunakan aplikasi video conference guna menjaga keberlangsungan komunikasi antar pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan aplikasi video conference di lingkungan pekerjaan pasca pandemi. Penelitian ini menggunakan mix-method yang terdiri dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk merancang model dan mengeksplorasi technology affordance yang sesuai dengan aplikasi video conference. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode PLS-SEM. Data responden penelitian ini berjumlah 457 responden. Penelitian ini menggabungkan teori technology affordance, task-technology fit, dan expectation-confirmation model. Penulis menemukan technology affordance dari aplikasi video conference yaitu communication affordance, sharing resource affordance, collaborative working affordance, dan social presence affordance. Hasil dari penelitian ini adalah task characteristic dan technology affordance memiliki pengaruh positif pada perceived task-technology fit (TTF). Kemudian, TTF memiliki pengaruh positif terhadap continuance intention secara langsung dan tidak langsung melalui perceived usefulness, confirmation, dan satisfaction. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa semua post acceptance variable dalam ECM terbukti. Terakhir, penelitian ini juga membuktikan bahwa expected degree of working flexibility memiliki pengaruh positif pada continuance intention. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan fitur bagi penyedia aplikasi video conference dan menjadi acuan dalam memilih aplikasi video conference bagi perusahaan yang menggunakannya.

The Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19) pandemic, which entered Indonesia in 2020, caused the Indonesian government to impose a social restriction program that led to the implementation of a company policy implementation of work, namely to work from home (WFH). This requires companies to use video conferencing applications to maintain continuous communication between employees. This study aims to explain the factors that influence the post-pandemic continuance intention of video conference applications in the workplace. This study uses mix-method consisting of qualitative and quantitative approaches. A qualitative approach is used to build the research model and explore technology affordances of video conference applications. A quantitative approach is used to test the hypothesis using the PLS-SEM method. This study collected data from 457 employees in Indonesia. This study combines technology affordance theory, tasktechnology fit, and expectation-confirmation model. This study found 4 technology affordances of video conference applications, namely communication affordance, sharing resource affordance, collaborative working affordance, and social presence affordance. The results of this study show that task characteristic and technology affordance improve perceived task-technology fit (TTF). Then, TTF improves continuance intention directly and indirectly through perceived usefulness, confirmation, and satisfaction. This study also found that all post-acceptance variables in ECM were proven. Finally, this study proves that the expected degree of working flexibility has a positive influence on continuance intention. This study hopefully can be a reference for video conference application providers to decide which features to develop and for companies that use them to decide which application to use."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lynda Kurnia Wardhani
"Penulisan tesis ini akan memfokuskan perhatian pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Kairo pada tahun 1994. Dalam konferensi ini, ada kombinasi dua hal penting yang mewarnai jalannya konferensi yaitu runtuhnya persaingan ideologi pada awal 1990-an (pasca Perang Dingin) digantikan dengan perbenturan antar budaya serta diangkatnya isu-isu kehidupan sehari-hari sebagai isu-isu kontemporer.
Pembahasan isu-isu sensitif dalam kancah internasional ini menjadikan konferensi tersebut sangat istimewa dan menarik untuk dikaji lebih lanjut. Masalah kesehatan reproduksi yang dianggap belum menjadi persoalan publik dan pemberdayaan perempuan yang secara konvensional dianggap hanya bisa berkiprah di ruang lingkup privat ternyata dalam konferensi ini menjadi isu-isu yang demikian rumit dan penting.
Sehubungan dengan masalah-masalah yang diperdebatkan seperti aborsi, sexual health's right , reproductive health, konsep "family" dan juga genital mutilation; terlihat adanya persoalan dalam penafsiran isu-isu yang dibahas oleh negara-negara peserta. Selain persoalan penafsiran tersebut, juga pembahasan isu-isu yang ada menimbulkan pro dan kontra sehingga perbedaan yang lebar terlihat jelas.
Penulisan tesis ini berupaya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang sejauhmana perbedaan sikap politik antara negara-negara pro, yaitu negara-negara yang menyetujui dan tidak sering mengajukan keberatan; dan negara-negara kontra yang tidak sepenuhnya menyetujui dan kerap mengajukan keberatan dalam memandang isu-isu sensitif yang dibahas dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan di Kairo tersebut. Selain itu akan ditelaah pula bagaimana sikap politik negara-negara pro dan negara-negara kontra menghadapi masalah tersebut dan mengapa mereka bersikap demikian. Juga akan dilihat solusi apa yang dihasilkan untuk mengatasi perbedaan tersebut.
Dalam konferensi ini, ada gerakan yang mengangkat the personal is political yang terlihat diantara negara-negara yang menghadiri konferensi tersebut. Gerakan ini tercermin dalam upaya mengangkat isu-isu yang pada awalnya dibahas dalam lingkup privat, ke dalam lingkup yang lebih luas. Dalam pertemuan akbar itu, isu-isu personal diangkat menjadi isu-isu politik.Melalui konferensi ini maka pemerintah sebagai agen dalam wilayah 'publik' ditugaskan untuk secara aktif menangani urusan-urusan 'privat'.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode pengumpulan data di perpustakaan (Library Research Method). Penulisan tesis ini bersifat kualitatif dan bertujuan untuk membangun tesis yang menjelaskan hubungan antar gejala sesuai permasalahan yang dipilih. Berdasarkan tingkat analisisnya, penelitian ini termasuk penelitian eksplanasi karena penulis tidak sekedar membuat deskripsi (gambaran) mengenai suatu gejala tetapi bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar gejala.
Terlihat bahwa dalam konferensi internasional ini terjadi pengelompokkan negara. Negara-negara berkembang bersama-sama dengan negara-negara berpenduduk Islam serta Vatikan berada di satu kubu dan banyak menentang isu-isu kontroversial yang mengemuka serta sekaligus inemberi jalan keluar terbaik yang sesuai dengan ajaran agama. Di sisi lain, negara-negara liberal Barat dengan Amerika serta beberapa negara lainnya bersatu untuk mempengaruhi dunia dengan gagasan-gagasan mereka tentang kependudukan dan kemanusiaan.
Konferensi ini dipandang sangat unik karena merupakan pertemuan semua kultur dan peradaban yang sukses memadukan agama, nilai dan tradisi. Deklarasi Kependudukan yang dikeluarkan di Kairo mencerminkan kemenangan yang adil bagi semua pihak. Perbenturan antar budaya sebenarnya bisa dihindari dan dalam konferensi internasional ini yang rnelibatkan begitu banyak ragam negara ternyata perbedaan-perbedaan yang ada bisa dihindari."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The book features innovative scientific research by scientists, academicians and students, presented at the International Conference on Energy, Materials and Information Technology, 2017 at Amity University Jharkhand, India. Covering all the promising renewable energies and their related technologies, such as wind, solar and biomass energy, it compiles current important scientific research in this field and addresses how it can be applied in an interdisciplinary manner. The selected conference papers provide important data and parameters for utilizing the main potential renewable energies, and allowing an economic and environmental assessment.
The book is a valuable resource for all those who are interested in the physical and technical principles of promising ways to utilize various renewable energies."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20502850
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Safitri
"Tugas akhir ini membangun collaborative elearning dengan menggunakan aplikasi video conference dan whiteboard untuk dapat digunakan dalam pembelajaran kolaborasi. Proses pembangunannya melalui tahapan pendefinisian perancangan kemudian implementasi dengan metode pemakaian ulang komponen yang diintegrasikan menjadi satu sistem. Alasan menggunakan metode ini adalah mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya, untuk bisa lebih fokus dalam pengembangan sistem dan penambahan fungsi pada tiap komponen yang digunakan.
Pengujian performansi sistem dilakukan dengan membandingkan latency sistem yang digunakan pada koneksi modem dan LAN. Hasil pengujian ini adalah untuk rata - rata latency video conference pada modem adalah 58,5 ms dan pada LAN adalah 3 ms. Perbedaan ini disebabkan adanya keterbatasan bandwidth pada modem untuk melewatkan paket sebesar 304 - 422 kbps untuk uplink dan 273 - 414 kbps untuk downlink. Untuk rata - rata latency whiteboard pada modem adalah 2.9 ms dan pada LAN adalah 3.1 ms. Perbedaan latency pada whiteboard tidak terlalu besar karena paket yang dikirimkan per karakter adalah 500 - 700 bps untuk uplink dan 1,4 - 1,7 kbps untuk dowlink. Pengujian juga dilakukan dengan survey kepada 15 orang. Hasil pengujiannya adalah sistem memiliki tingkat usabilitas, fugsionalitas dan efisiensi diatas 3.5 dari skala 4.
Dari kedua pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem telah dapat berjalan sesuai fungsi dan dapat digunakan untuk pembelajaran kolaborasi.

This final project is to create collaborative e-learning using video conference and whiteboard application to be used in collaboration learning. The creating process is through the step of design definition and then implementation with reuse component method that integrated to be one system. The reason using this method is to consider the time and cost efficiency, to be focuser in developing system and adding function for used component.
System performance testing is done with compare the system latency used in modem connection to LAN connection. The testing result is the average of video conference latency for modem is 58.5 ms and for LAN is 3 ms. This difference is caused to bandwidth limitation in modem to pass the packet of 304 - 422 kbps for uplink and 273 - 414 for downlink. The average of whiteboard latency for modem is 2.9 ms and for LAN is 3.1 ms. The difference of whiteboard latency between modem and LAN is not too far because per character is sent about 500 - 700 bps for uplink and 1.4 - 1.7 kbps for downlink. The testing also be done with survey on 15 persons. The testing result is the system has usability, functionality and efficiency level up to 3.5 with scale of 4.
By both testing can be concluded that the system works as its function and can be used to collaboration learning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Faripasha S.
"Tesis ini membahas mengenai kebijakan luar negeri Indonesia terhadap isu perubahan iklim global era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Perubahan iklim yang semakin nyata mengancam kehidupan manusia di muka bumi mendorong negara-negara untuk mengantisipasinya. Persoalan perubahan iklim tidak dapat ditangani oleh satu negara, namun dibutuhkan kerja sama negaranegara untuk melakukan tindakan bersama dalam rangka mencegah dan memeranginya. Kerja sama antara negara maju dan negara berkembang tampaknya tidak mudah dilakukan mengingat adanya perbedaan kepentingan di antara keduanya. Negara berkembang menuntut negara maju untuk bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang telah dihasilkan selama pembangunan industrinya hingga membawa kesuksesan ekonomi seperti yang tampak sekarang ini. Sementara negara maju menghimbau negara berkembang agar ikut berpartisipasi dalam melakukan tindakan-tindakan nyata mengantisipasi perubahan iklim karena tingkat emisinya yang terus meningkat. Kebijakan luar negeri Indonesia harus adaptif sesuai dengan kebutuhan bagi kepentingan nasionalnya. Indonesia senantiasa menunjukkan komitmennya sebagai negara yang mendukung terhadap isu perubahan iklim global dengan memelopori pertemuan-pertemuan internasional dalam rangka mengurangi emisi sebagaimana diwajibkan dalam Protokol Kyoto , salah satunya UNFCCC. Kebijakan luar negeri Indonesia dalam menangani isu perubahan iklim global banyak dipengaruhi oleh kondisi politik di lingkungan domestik dan lingkungan eksternal. Pemerintah Republik Indonesia berperan dalam mengelola dinamika politik yang terjadi untuk dapat dirumuskan menjadi sebuah kebijakan luar negeri mengenai perubahan iklim global.

This thesis is focusing on the Indonesian Foreign Policy in responding to global climate change issues era Susilo Bambang Yudhoyono during 2004-2008. Climate change has increasingly threatened the life people in this world. This problem has urged many countries to take actions. The climate change problem cannot be resolved by individual country, but it needs the cooperation among all countries in this world. However, the cooperation between developed and developing countries seems uneasy because of the differences of economics interests among them. In this issues, developing countries invoke developed countries to take responsibility for greenhouse gas emissions that have been generated during the development of their industries. Meanwhile, developed countries also call for developing countries to participate in this action as nowadays most developing countries also emit greenhouse gases more than developed countries. Indonesian Foreign policy have to adaptive for its national interest. Indonesia shows the commitment by supporting international meetings to decrease the emission as of Kyoto Protocol mandate, one of them is UNFCCC. Indonesian foreign policy in responding to global climate change more influences by domestic and external political conditions. The Indonesian government has central role in managing the dynamic domestic politic that can be formulated in foreign policy on global climate change."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26745
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ankara, Turkey : SESRTCIC
050 ECIC 8:4 (1987)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Lipuringtyas Rudatin
"ABSTRAK
Kegiatan peserta konferensi sebagai business traveler umumnya agak
terikat, ditentukan oleh keterlibatan peserta dalam agenda penyelenggara
konferensi. Sedangkan pengalaman selama kegiatan konferensi di sebuah destinasi
bisa menjadi peluang munculnya kesan abadi di benak para peserta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji bagaimana kegiatan di Peripheral Conference Service
dapat mempengaruhi loyalitas peserta konferensi pada destinasi tuan rumah
konferensi, dan bagaimana penciptaan nilai terjadi selama kegiatan berlangsung.
Data dikumpulkan dari 214 peserta internasional di 3 lokasi di Indonesia dengan
menggunakan kuesioner dengan skala 7 Likert dan analisis dilakukan dengan
menggunakan. Partial Least Square Structural Equation Model (PLSSEM).
Hasilnya menunjukkan bahwa value co-creation oleh berbagai aktor yang terlibat
dalam Peripheral Conference Service telah mempengaruhi keinginan peserta
konferensi untuk berkunjung kembali ke destinasi konferensi dan melakukan Wordof-
Mouth, baik secara langsung atau melalui mediasi sense of place dan kepuasan.
Novelty Seeking memiliki pengaruh terhadap kekuatan efek Sense of Place kepada
keinginan peserta konferensi untuk berkunjung kembali ke destinasi tuan rumah
konferensi. Studi ini telah memberikan kontribusi untuk memperkuat dan juga
menambahkan generalisasi proses value co-creation dalam teori Service Dominant
Logic dalam konteks pemasaran tujuan. Hasil studi ini juga memberikan implikasi
manajerial bagi pengembangan paradigma baru dalam melakukan pemasaran
destinasi pariwisata di Indonesia, yaitu yang semula lebih fokus pada sasaran
leisure traveler menjadi memberi perhatian pada business traveler.

ABSTRACT
Activities of conference participants as a business traveler are generally
somewhat bound, determined by the involvement of the participants on the agenda
of the conference organizers. While the experience during the conference activities
in a destination can be an opportunity for the emergence of a lasting impression in
the minds of participants. This study aims to examine how the activities in
Peripheral Conference Service may influence conference participants loyalty to the
conference destination, and how value co-creation occurred during the activity. The
data was collected from 214 international participants from 3 locations in Indonesia
by using a questionnaire with 7 Likert scale and the analysis was performed using
Partial Least Square Structural Equation Model (PLSSEM). The results show that
the Value co-creation by the various actors involved in the Peripheral Conference
Service has affected conference participants intention to revisit the conference
destinations and perform Word-of-Mouth, either directly or through the mediation
of a sense of place and satisfaction. Novelty Seeking has an influence on the
strength of the effect of Sense of Place to Conference participants intention to revisit
conference destination. This study has contributed to strengthening as well as add
the generalization of value co-creation process in the theory of Service Dominant
Logic in the context of destination marketing. The results of this study also have
managerial implications for the development of a new paradigm in tourism
destinations marketing in Indonesia, which is initially more focused on the leisure
traveler to be more concern on the business traveler."
2017
D2744
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Djauhari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>