Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Erlinawati
"
ABSTRAK
Sejak jaman dahulu Cirebon telah menjadi salah satu kota pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa. Perdagangan yang ramai antara kerajaan-kerajaan Nusantara dengan berbagai negara di dunia menyebabkan banyak kapal asing yang singgah di Cirebon dan banyak bangsa asing yang kemudian tinggal menetap di kota tersebut, termasuk bangsa Cina.
Bangsa asing yang tinggal menetap tesebut kemudian berbaur dan melakukan kegiatan sebagaimana masyarakat Cirebon lainnya, yang antara lain berkecimpung dalam pembatikan. Batik, sebagai salah satu seni budaya khas Cirebon lambat laun mendapat pengaruh budaya Cina, terutama pada motifnya. Banyak lambang-lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina yang dipakai sebagai motif kain batik Cirebon, terutama flora dan fauna.
Berbagai kemungkinan yang menyebabkan lambang-lambang kebudayaan Cina terdapat pada kain batik Cirebon diteliti, termasuk peran Puteri Ong Tien sebagai seorang isteri penguasa Cirebon. Kabut, yang merupakan salah satu lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina dan dikenal sebagai motif khas batik Cirebon, memperkuat adanya pengaruh budaya Cina pada motif batik Cirebon.
"
1997
S12941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiek Rahman
"Penelitian mengenai pendidikan Islam. tradisional yang belum tersentuh oleh perubahan-perubahan dan pembaharuan di Pondok Pesantren Bendakerep Cirebon, Jawa Barat, telah dilakukan pada bulan Januari dan Pebruari 1987. Tujuannya ialah untuk menunjukkan bahwa fungsi dan peranan lembaga pendidikan tradisional ini masih berjalan relatif cukup baik, dan telah mengambil peranan yang cukup besar guna perkembang_an umat Islam di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan. Pengumpulan data diperoleh melalui studi perpustakaan, observasi lapangan, dan mengadakan wawancara dengan . pihak yang berwenang atau yang mengetahui tentang pesantren Ben_dakerep Cirebon, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesantren Bendake_rep, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional masih berjalan cukup baik dengan segala tradisi yang diwarisinya secara turun-temurun tanpa variasi dan perubahan sedikit pun, walaupun perkembangan masyarakat dewasa ini sedang mengalami perubahan-perubahan dan pembaharuan di segala aspek kehidupan, khususnya yang menyangkut aspek pendidikan. Dilihat dari bentuk pendidikan dan pengajarannya, pe_santren Bendakerep masih mempertahankan bentuk pendidikan semula, yaitu terbatas pada pendidikan dan pengajaran aga_ma Islam saja dengan metode wetonan dan sorogan, sedangkan sumber bahan pelajaran merujuk kepada kitab kitab klasik dalam bahasa Arab yang dikenal dengan nama kitab kuning. Faktor-faktor yang mendorong bertahannya pesantren Bendakerep masih memakai sistem tersebut, antara lain ka_rena kecenderungan kiainya secara implisit mempunyai sikap rasa kekhawatiran yang berlebihan atau terlalu berhati -hati terhadap masuknya pengaruh luar. Sikap ini telah tertanam kuat pula ke dalam lingkungan masyarakat sekitaraya me_lalui sistem pendidikan dan pengajaran yang dilakukan di pesantren tersebut. Walaupun demikian, pesantren ini dalam sekala panjang akan terkena pengaruh perubahan sosial masyarakatnya. Hal ini terlihat dari semakin terbukanya jalur transportasi dan komunikasi ke arah pesantren itu. Di samping itu, tidak ada suatu gejala sosial di dunia yang selalu tetap dan tidak berubah."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohmah
"ABSTRAK
Penelitian mengenai Tarekat Tijaniah telah dilakukan di desa Mertapadakulon, Cirebon, Jawa Barat, pada bulan Januari 1987, April 1987, Juni 1987 dan Oktober 1988. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tarekat Tijaniah yang dikembangkan oleh K.H. Junaedi Anas, K. Syifa, dan K.h.Drs. Fahim Hawi, mampu bertahan dan saling melengkapi dengan kehidupan nasyarakat di sekitarnya yang berpegang pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Pengumpulan data dilakukan melalui studi perpustakaan disertai penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap K.H. Junaedi Anas, K. Syifa, dan K.h.Drs. Fahim Hawi. Ketiganya tokoh tarekat Tijaniah di desa Mertapadakulon, Cirebon. Pada hakekatnya hasil observasi, wawancara dan studi kepustakaan membuktikan bahwa tarekat Tijaniah yang dikembangkan ketiga tokoh di desa Mertapadakulon tersebut, dapat bertahan dan memberikan corak kehidunan rohani pada masyarakat di sekitarnya serta para pengikut tarekat tijaniah yang datang dari berbagai desa di daerah Cirebon dan sekitarnya, suatu tuntunan rohani yang tidak terlampau menuntut ibadah yang berat sehingga dapat melewati kehidupan dunia dengan selamat. Melalui latihan-latihan spiritual (zikir, haylalah), penduduk di sekitar desa Mertapadakulon mendalami, dan mengamalkan ilmu tarekat Tijaniah tersebut sebagai suatu jalan untuk mengenal lebih dekat Sang Pencipta. Disamping itu sebagai pengimbang kehidupan dunia yang fana.

"
1989
S13377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdurrazaq
"ABSTRAK
Tujuan penuiisan ini adalah untuk mengetahui struktur dan tingkat
perkembangan Kotamadya Cirebon sehubungan. dengan adanya peraeseram
batas pada uilayah yang barsifat perkotaan, peralihan dan pedesaan
dari tahun 1571 sampai dengan tahun 1983,
Adapu.n kriteria untuk uilayah bsrsifat perkotaan , peralihan. dan
pedesaan dibuat atas dasar klasifikasi dari beberapa faktor yang
meliputi t kepadatan penduduk , persentase penduduk non tani , ksrapatan
rumah tinggal , ksrapatan jalan aspal , kualitas bangunan.
keberadaan bangunsn bertingkat , keberadaan fasiiitas jalan aspal,
listrik, air minum, telepon, saiuran pembuangan air dan" persentase
luas uilayah sudah dibangun, Dari uilayah bersifat perkotaan,"per
alihan dan pedesaan tersebut dapat diketahui struktur kotanya,
Oalam hal ini umumnya struktur kota-kcta besar pada dasrah dataran
(seperti halnya Cirebon) tsrdiri dari bagian pusat usaha , bagiart
kota yang terencana baik , bagian kota yang tidak ada perencanaan
dan bagian kota dengan kehidupan pedesaan, Kemudian., akibat adanya
pergeseran batas pada uilayah bersifat perkotaan , peralihan dan
pedesaan selama periode 12 tahun akan mempengaruhi struktur dan
tingkat perkembangan Kotamadya C-j^rebon.
Dengan demikian masalah yang akan dibahas adalah : Dimanakah batas
uilayah bersifat perkotaan, peralihan dan pedesaan dalam Kotamadya
Cirebon pada tahun 1971 dan tahun 1983 ? Bagaimanakah struktur
Kotamadya Cirebon sehubungan dengan batas uilayah tersebut ?
Dimanakah terjadi pergeseran batas uilayah bersifat perkotaan ,
peralihan dan pedesaan dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1983 ?
Kenapa ? Bagaimanakah tingkat perkembangan Kotamadya Cirebon
sehubungan dengan pergeseran batas uilayah tersebut ?
Untuk dapat menjauab permesalahan di atas , digunakan metode grid
system (jaringan segi empat) untuk memudahkan penunjukan letak dan.
batas suatu uilayah pada peta serta untuk menghitung luas dan
jarak pada peta maupun untuk menunjang korelasi peta.
Kesimpulan yang didapat adalah ; Ternyata batas-batas uilayah ber
sifat oerkotaan , peralihan dan pedesaan pada tahun 1971 dan tahun
1983 didapati dalam Kotamadya Cirebon. Sehubungan dengan batas
uilayah tersebut , struktur Kotamadya Cirebon pada tahun 1971 dan
tahun 19B3 tidak berubah. Adapun yang Lerubah adalah pada luas
bagian-bagian struktur kotanya. Selama periode 12 tahun itu di
dapati 3 jenis pergeseran batas uilayah , yaitu dari peralihan ke
perkotaan , dari pedesaan ke perkotaan dan dari pedesaan ke per
alihan. Umumnya bergeser ke arah barat ., barat daya serta selatan.
dalam batas administrasi Kotamadya Cirebon, Terjadinya pergeseran
batas uilayah dikaranakan adanya faktor perubahan pada jumlah
penduduk , jumlah penduduk non tani , jumlah rumah tinggal , luas
tanah perumahan dan panjang jalan aspal. Dalam hal ini tingkatan
pengaruh dari setiap faktor perubahan tersebut tidak sama terhadap
ketiga jenis pergeseran batas uilayah di atas. Akhirnya sehubungan
dengan pergeseran batas uilayah didapati 2 tingkat perkembangan,
yaitu tingkat perkembangan tinggi terdapat pada uilayah bersifat
perkotaan dan peralihan serta tingkat perkembangan rendah terdapat
pada uilayah bersifat pedesaan,"
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S33312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hurun In Qurrotul Aini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kebijakan sewa tanah di Karesidenan Cirebon pada masa Raffles sampai Du Bus de Gisignies tahun 1811 ndash; 1830. Sewa tanah pertama kali diterapkan Raffles di Karesidenan Cirebon pada Juni 1813 yang kemudian diperbaharui pada Pebruari 1814. Cita-cita yang ingin dicapai adalah melalui liberalisasi ekonomi tersebut dapat menghapus penindasan dan mencapai kesejahteraan untuk petani. Sistem sewa tanah dilandasi dari gagasan bahwa tanah tidak lagi menjadi milik sultan, tetapi menjadi milik Pemerintah Inggris. Rakyat yang dianggap sebagai penyewa yang harus membayar pajak kepada Pemerintah Inggris. Kemudian, Pemerintah Belanda tetap melanjutkan sistem sewa tanah hingga tahun 1830 dengan disertai berbagai perbaikan dan penyesuaian. Namun, penetapan pajak di Karesidenan Cirebon terlampau tinggi serta tidak mengindahkan kondisi petani ketika gagal panen. Hal itu mengakibatkan bertambah beban yang ditanggung petani sehingga menimbulkan perlawanan resistensi . Sistem sewa tanah ini berakhir pada tahun 1830 karena tanah-tanah di Karesidenan Cirebon terkena peraturan tanam paksa.

ABSTRACT
"This study aimed to determine whet"The mini thesis describes the land rent policy during the Raffles era until Du Bus de Gisignies era in Karesidenan Cirebon in 1811 1830. This policy was first administered by Raffles in Karesidenan Cirebon on June 1813, and later renewed on February 1814. The governmet wished to abolish oppression and reached prosperity for farmers through economic liberation. The system was based on an idea that the land in Java, including Karesidenan Cirebon, were no longer the Sultan Possesion, but had now become the possession of the British government. Thus, the people farmers had to rent land and pay taxes to British Government. The Hindia Belanda government then carried on the system with some adjustments. However, the tax in Karesidenan Cirebon was higher than the previous tax and didn rsquo t consider the farmer rsquo s condition if the harvest failed. This increased pressure was what led to the resistance of the people. The land rent ended when cultuur stelsel was administered in Karesidenan Cirebon in 1830."
2016
S66422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Buditama
"Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopis yang berfungsi sebagai penghasil oksigen dan bahan organik, serta memiliki peran sebagai produsen utama dalam rantai makanan di suatu ekosistem perairan. Klorofil-a merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton sehingga konsentrasi klorofil-a dapat digunakan sebagai representasi kelimpahan fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola sebaran klorofil-a secara temporal dan spasial di perairan laut Cirebon, Jawa Barat. Selanjutnya dalam penelitian ini juga membahas hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan kondisi oseanografis yaitu salinitas, Suhu Permukaan Laut SPL, Total Suspended Solid TSS, dan arus laut. Konsentrasi klorofil-a, salinitas, SPL, dan TSS diidentifikasi menggunakan data penginderaan jauh yaitu citra Landsat 8 OLI multitemporal berdasarkan bulan basah dan bulan kering pada tahun 2014-2015 yang sudah divalidasi. Arus laut diidentifikasi menggunakan data Ocean Surface Current Analysis Realtime OSCAR. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan statistik dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara temporal konsentrasi klorofil-a cenderung lebih tinggi pada bulan basah dibandingkan pada bulan kering, sedangkan secara spasial konsentrasi klorofil-a lebih tinggi pada wilayah dekat garis pantai dibandingkan ke arah laut lepas. Persebaran klorofil-a memiliki hubungan kuat dengan salinitas dan TSS pada kedua musim, sedangkan SPL berhubungan kuat hanya pada bulan basah, serta arus laut tidak secara langsung mempengaruhi klorofil-a. Salinitas dan SPL yang tinggi menyebabkan konsentrasi klorofil-a semakin rendah, sedangkan TSS yang tinggi akan menyebabkan konsentrasi klorofil-a semakin tinggi.

Phytoplankton is a microscopic plant which has a function to produce oxygen and organic materials. It also used as primary producer in marine food chain. It has chlorophyll which is used as one of substances to make a food. The chlorophyll a is the most common type of chlorophyll which phytoplankton has. Therefore, chlorophyll a concentration can be used to represent the abudance of phytoplankton. The purpose of this research is to identifying the temporal and spatial distribution of chlorophyll a concentration in the sea waters area around Cirebon Region, West Java. Furthermore, this research discusses about the correlation between chlorophyll a with salinity, Sea Surface Temperature SST, Total Suspended Solid TSS, and sea current. This research analyzed the distribution temporally during years of 2014 2015 based on wet and dry month which determined by rainfall of the study area. Clorophyll a concentration, Salinity, SST, and TSS obtained from the Landsat 8 OLI data using the algorithm that can be used to estimate chlorophyll a concentration which has been validated. Sea current is obtained from Ocean Surface Current Analysis Realtime OSCAR data. This research used descriptive and statistics analysis with spatial approach. The results of the research show that temporally, chlorophyll a concentration have a tendency to be higher in wet months compared to dry months, while chlorophyll a is higher on areas near the coastline compared to open sea areas. The distribution of chlorophyll a concentration has high relationship with salinity and TSS distribution on both season, while SST just affected on wet month, and sea current is not affecting chlorophyll a directly. The higher value of Salinity and SST will make lower chlorophyll a, while the higher TSS value will make higher chlorophyll a."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafwatun Nawa
"ABSTRAK
Pada masa Orde baru, muncul program- program agribisnis demi memenuhi kebutuhan pangan Indonesia. Program- program agribisnis ini terangkum dalam sebuah keputusan, yakni Program Tebu Rakyat Intensifikasi atau biasa disebut dengan TRI yang bercita memenuhi kebutuhan gula nasional serta mencapai swasembada gula. Beberapa daerah di seluruh Jawa terkena imbas akibat program ini. Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang mendapat program ini. Selama pelaksanaan program TRI, banyak jalan yang harus ditempuh. Di satu sisi pemerintah sudah mempersiapkan programnya dengan baik, di satu sisi para petani merasa baik- baik saja selama pelaksanaan program. Namun hal ini menjadi pertanyaan besar mengapa pada akhirnya di tahun 1997, banyak para petani tebu memilih untuk beralih ke tanaman pangan yang lain dibandingkan dengan tebu.

ABSTRACT<>br>
During the New Order period, agribusiness programs emerged to meet the needs of Indonesian food. These agribusiness programs are summarized in a decision, namely the Intensification of Smallholder Sugar Cane Program or commonly referred to as TRI that fulfills the national sugar needs and achieves self sufficiency in sugar. Several areas throughout Java were affected by this program. District of Cirebon, West Java is one of the areas that got this program. During the implementation of the TRI program, there are many ways to go. On the one hand the government has prepared the program well, on the one hand the farmers feel fine during the program implementation. But this is a big question why in the end in 1997, many sugar cane farmers chose to switch to other food crops compared to sugarcane."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Rachmawati
"ABSTRAK
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang kaya akan sumber daya. Namun, wilayah pesisir juga merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam. Salah satu bencana yang sering melanda wilayah pesisir adalah banjir rob. Banjir rob merupakan fenomena alam pasang surut air laut akibat gaya tarik gravitasi benda-benda langit. Banjir rob juga diperkirakan akan menjadi bencana alam yang serius bagi wilayah pesisir di masa mendatang. Salah satu daerah yang sering dilanda banjir rob adalah Pantai Cirebon. Banjir rob yang melanda Pantai Cirebon didukung oleh topografi Pesisir Cirebon yang terletak di sepanjang garis pantai utara dan masuk ke dataran rendah dan pantai yang memiliki ketinggian antara 0-10 meter di atas permukaan laut. Sehingga hal ini mengakibatkan wilayah Pesisir Cirebon menjadi wilayah yang berbahaya dan rentan terhadap banjir rob. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir rob di Pantai Cirebon dan menganalisis kerentanan wilayah tersebut terhadap banjir rob di Pantai Cirebon. Lokasi penelitian berada di Pantai Cirebon tepatnya di 39 Kelurahan/Desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Metode yang digunakan adalah overlay dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerawanan di Pantai Cirebon didominasi oleh tingkat kerawanan kelas tidak berbahaya dengan luas 10951,2 ha. Kerentanan wilayah terhadap banjir rob juga berkorelasi dengan kondisi kerawanan sosial, kerawanan ekonomi, dan tingkat bahaya di wilayah Pesisir Cirebon. Dimana kerawanan wilayah terhadap banjir rob menunjukkan bahwa kerawanan wilayah kelas rendah merupakan kelas yang paling mendominasi di wilayah Pesisir Cirebon dengan luas 1.296,13 ha.
ABSTRACT
The coastal area is a transitional area between land and marine ecosystems that are rich in resources. However, coastal areas are also areas that are vulnerable to natural disasters. One of the disasters that often hit coastal areas is tidal flooding. Tidal flooding is a natural phenomenon of sea tides due to the gravitational attraction of celestial bodies. Tidal flooding is also expected to become a serious natural disaster for coastal areas in the future. One area that is often hit by tidal flooding is Cirebon Beach. Tidal flooding that hit Cirebon Beach is supported by the topography of the Cirebon Coast which is located along the northern coastline and enters the lowlands and beaches which have an altitude between 0-10 meters above sea level. So this has resulted in the Cirebon Coastal area being a dangerous area and vulnerable to tidal flooding. The purpose of this study is to analyze the level of tidal flood vulnerability on Cirebon Beach and analyze the area's vulnerability to tidal flooding on Cirebon Beach. The research location is on Cirebon Beach, precisely in 39 Kelurahan / Villages which are directly adjacent to the coastline. The method used is overlay using descriptive analysis. The results of this study indicate that the vulnerability in Cirebon Beach is dominated by the level of vulnerability of the harmless class with an area of ​​10951.2 ha. Regional vulnerability to tidal flooding is also correlated with conditions of social vulnerability, economic vulnerability, and the level of danger in the Cirebon Coastal area. Where the area's vulnerability to tidal flooding shows that the low-class area vulnerability is the most dominating class in the Cirebon Coastal area with an area of ​​1,296.13 ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Indratiningsih
"Penelitian terhadap mata uang logam Cirebon yang menjadi koleksi Museum Nasional Jakarta telah dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap dari data utama, mengetahui bacaan dan arti tulisan, serta melihat kemungkinan hubungan antara keberadaan huruf Latin dan Cina pada mata uang logam Cirebon koleksi Museum nasional Jakarta dengan sejarah Cirebon.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan terdiri atas tiga tahap. Pertama adalah pengumpulan data, terdiri atas data pustaka dan data dari pengamatan lapangan. Tahap kedua adalah pengolahan data, dengan melakukan pemerian data secara lengkap. Pada tahap ini juga dilakukan analisis dengan memakai metode klasifikasi taksonomi, yang bertujuan untuk membentuk tipe mata uang logam Cirebon ini dengan indikator sejumlah atribut. Atribut utama yang ditetapkan adalah komponen penciri utama berupa huruf, tanda dan polos. Lebih lanjut dalam tahap ketiga yaitu penafsiran data, dilakukan penafsiran data dengan cara mengidentifikasikan dan menganalogikan ciri-ciri mata uang ini dengan sumber-sumber sejarah. Deskripsi dan klasifikasi yang dilakukan menghasilkan pengelompokkan mata uang yang diteliti kedalam 3 tipe, 10 sub tipe, 11 varian dan 12 sub varian. Seluruhnya terdiri atas 25 jenis mata uang logam Cirebon koleksi museum nasional Jakarta. Atribut yang diteliti juga dibahas dalam upaya mengetahui jenis yang paling sering dan paling jarang muncul dari tiap atribut.
Dari hasil deskripsi juga diketahui gejala yang disimpulkan sebagai jejak pembuatannya. Dengan mengacu pada pengetahuan numismatik, khususnya tentang teknik pembuatan mata uang logam, maka disimpulkan bahwa mata uang yang diteliti dibuat dengan teknik cetak. tentang bahannya, hanya dapat disimpulkan berdasarkan data sejarah yang berlaku secara umum untuk seluruh mata uang logam Cirebon yang diteliti, yaitu timah dengan kadar campuran 1/5 timah (putih) dan 4/5 timah hitam. Tentang bunyi dan arti bacaan pada mata uang yang diteliti, belum semua dapat diketahui dengan penelititan ini. Diantara yang berhasil diketahui adalah huruf-huruf yang dibaca sebagai CHERIBON dan SHI TAAN JU HAU. Cheribon tersebut disimpulkan sebagai mengacu pada nama negara atau kesultanan Cirebon. Hal itu didasarkan atas keterangan Kern (1973), yaitu munculnya penulisan Cirebon dengan bentuk Cheribon di sekitar abad ke-18.
Dengan mengacu pada uraian Nestcher dan Chijs (1854), Shi Taan Ju Hau disimpulkan sebagai berikut: Shi Taan merupakan upaya penyebutan kata Sultan dalam huruf Cina. Sedangkan Ju hau merupakan bagian dari kalimat konfusius yang bermakna kebahagiaan. Pada salah satu mata uang ini tertera angka 1761. Angka tersebut disimpulkan sebagaimana juga dikatakan antara lain oleh Millies (1871) dan Wicks (1983), adalah angka tahun penerbitan mata uang tersebut. Selanjutnya, pemakaian jenis huruf latin pada mata uang logam kesultanan Cirebon disimpulkan berkaitan dengan keadaan politik di Cirebon, dimana kekuasaan Belanda ternyata tidak hanya berpengaruh pada kekuasaan politik kesultanan Cirebon, tapi juga telah berpengaruh dalam ekonomi Cirebon. Huruf Cina juga dipakai dalam mata uang Cirebon, disimpulkan karena pembuatnya memang orang Cina. Orang Cina yang dikontrak untuk membuat mata uang tersebut, memadukan pengetahuan nenek moyangnya dengan keadaan di Cirebon.
Berkaitan dengan masa pengeluaran mata uang yang diteliti, diasumsikan bahwa sebagian besar dari mata uang ini berasal dari abad ke-18. Namun demikian, muncul pula beberapa pertanyaan sejalan dengan hasil-hasil penelitian ini. Antara lain berkaitan dengan mata uang tidak berkomponen utama/polos, yaitu apakah mata uang ini dahulu pernah digunakan sebagai alat tukar atau tidak. Kemudian tentang arti dari huruf DM yang merupakan rangkaian dari CHERIBON DM, serta sebagian besar bacaan dan arti huruf-huruf Cina yang belum dapat diketahui dengan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Prabowo
"Skripsi ini membahas tentang Tarikat Tijaniyah di Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Kemudian yang menjadi pertanyaan, Apakah Pondok Buntet Pesantren Cirebon masih menerapkan ajaran Tarikat Tijaniyah hingga sekarang ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode participant observer, yakni sumber data primer diperoleh penulis dari hasil studi lapangan dengan mengunjungi Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Selain studi lapangan, penulis memperoleh data sekunder dari pustaka, yaitu dengan mencari serta membaca buku-buku, skripsi dan tesis yang berkaitan dengan tarikat dan juga yang berkaitan dengan Tarikat Tijaniyah dan Syekh Ahmad Al-Tijani.. Tujuan penelitian ini yaitu memaparkan sejarah dan profil Pondok Buntet Pesantren Cirebon, menjelaskan sejarah Tarikat Tijaniyah dan sejarah masuknya Tarikat Tijaniyah ke Indonesia, hingga ke Pondok Buntet Pesantren Cirebon dan menjabarkan zikir Tarikat Tijaniyah yang masih diterapkan di Pondok Buntet Pesantren Cirebon hingga sekarang ini.

The Research focus on Tarikat Tijaniyah in Pondok Buntet Pesantren Cirebon. The Question is whether Pondok Buntet Pesantren Cirebon until now still teaching Tarikat Tijaniyah. The Method of research is uses participant observer, primary source of data obtained writer from result studied in field with the manner visited Institute Islamic Education of Buntet Pesantren Cirebon. Besides field study, writer get secondary source of data from books, journals, skripsi and tesis which is related to Tarikat Tijaniyah and Syekh Ahmad Al-Tijani. The purposes of this research try to explain history of Pondok Buntet Pesantren Cirebon, and biography of Kyai Anas. Furthermore, it describes Tarikat Tijaniyah and how Tarikat Tijaniyah come to Indonesia, Pondok Buntet Pesantren Cirebon Pondok and Buntet Pesantren Cirebon still teaches zikr of Tarikat Tijaniyah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>