Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nazarudin bin Zainun
"ABSTRAK
Pembahasan tentang logistik sering mendapat porsi kecil dalam penulisan sejarah militer (TNI). Pada hal matra ini merupakan aalah satu faktor penting, malah menentukan jalannya pertempuran. Kekuatan sebuah pasukan tempur tergantung pada fondasinya, dan fondasi itu adalah logistik (supply) yang berbasis pada rakyat.
Dalam kaitannya dengan TNI dalam keadaan darurat dan perang di Jawa Tengah bagian Barat, unsur logistik umum mencakupi penanganan kesehatan, kemunikasi, makanan, zeni, transportasi, pakaian, personalia dan ditambah dengan bahan-bahan modal. Hampir kesemua unsur tersebut tidak dipunyai TNI, hanya personalia Baja yang dapat dipenuhinya.
Kesulitan logistik TNI masa ini sebagai akibat dart garis van Mook- yang memisahkan pusat-pusat perdagangan dan pertanian yang subur di Jawa Barat dan Jawa Timur. Penerapan blokade ekonomi Belanda terhadap keluar masuknya barang darti RI menyebabkan kas pemerintah RI kosong. Keadaan ini mempengaruhi pemenuhan logistik TNI. Ini ditambah lagi dengan lonjakkan pengungsi dari kota ke desa seperti dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, yang tentunya berakibat kepada fisik dan paikologis rakyat. Faktor fisik berkaitan dengan dampaklangsung dari strategi bolokade ekonomi yang dilancarkan Belanda dan faktor psikologis merupakan akibat dari kondisi perekonomian rakyat yang tidak menentu saat itu. Akibatnya berleluasalah usaha-usaha penyeludupan dilakukan TNI untuk kebutuhan logistik tentara dan umum.
Selain dari penyeludupan, TNI Juga sangat tergantung kepada rakyat sebagai sumber utama pemenuhan logistiknya yang bersifat non taktis. Dalam hal ini peranan rakyat bukan saja sebagai fondasi logistik kepada TNI tapi Juga sebagai pemberi informasi dan mereka saling melindungi. Sementara itu kebutuhan logistik taktis pula selain didapat dari peninggalan Jepang juga dari pasukan Belanda yang diserse, penyeludupan terutama dari Singapura secara barter serta buatan sendiri dengan menyulap pabrik gula menjadi pabrik senjata, yang sekali lagi mengandalkan tenaga rakyat sebagai pekerja.
Selain itu, di daerah-daerah tertentu ada juga pasukan yang bertugas khusus mengumpulkan bahan-bahan modal (merupakan ciri khas kawasan ini) yaitu Panca Koa dan GERDAK. Mereka ini menjarah harta milik Belanda dan Cina yang tidak mendukung RI dan diberikan kepada TNI sebagai bahan-bahan modal untuk membeli kebutuhannya. Jadi, skripsi ini selain bersifat menguji definisi logistik umum militer, juga ingin memperlihatkan terdapatnya penyimpangan-penyimpangan dari definisi tersebut bagi daerah Jawa Tengah bagian Barat.

"
1995
S12729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Puspen TNI, 2002
355.14 Mem
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widjojo
"National security, military and civil relations, and business activities of the Indonesian Armed Forces; collection of articles."
Jakarta: Imparsial, 2005
323.4 DIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nendah Koesdianawati
"Penelitian mengenai hubungan Tentara PETA Daidan Jakarta Dengan Tokoh Pergerakan Nasional dan Pemuda menjelang proklamasi tahun 1945, tujuannya untuk mengetahui bagaimana dan mengapa tentara. PETA dapat berhubungan densan tokoh Pergerakan Nasional dan pemuda serta peranan tentara PETA menjelang Proklamasi. Pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan, berupa buku-buku, surat kabar dan majalah, juga melalui wawancara individual dengan tokoh-tokoh yang bersangkutan. Dari Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa, karena terdesaknya Jepang di berbagai pertempuran, sehingga Jepang memerlukan dukungan bagi usaha perangnya dan rakyat Indonesia, sehingga Jepang mengizinkan tentara PETA, khususnya daidan Jakarta untuk memberikan latihan militer kepada anggota Chuo Sangi In serta para pemuda. Dari latihan militer inilah maka hubungan terjadi. Walaupun latihan militer yang hanya beberapa bulan saja selesai tetapi hubungan antara Tentara PETA khususnya daidan Jakarta dengan tokoh Pergerakan nasional dan permuda, masih terus berlanjut sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian terlihatlah bagaimana peranan Tentara PETA khususnya daidan Jakarta menjelang Proklamasi, terutama dalam peristiwa Rengasdengklok"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryono Setiawan
"Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda melancarkan Agresi Militernya yang ke dua dan menduduki Ibukota RI Yogyakarta. Serangan Belanda dilancarkan dari udara dan berbagai arah, dari arah Banyumas, Semarang, Laut Jawa (pendaratan marinir). Sedangkan dari arah timur serangan dilancarkan dari Mojokerto dan Malang. Selama Perang Kemerdekaan II Karesidenan Surakarta ditetapkan menjadi wilayah Wehrkreise I dibawah komandan Brigade 5 Letkol Slamet Riyadi dan Wehrkreise I dibagi menjadi enam sub Wehrkreise (SWK) yaitu: SWK 100, 102, 103, 104, 105, 106. SWK 100 di bawah pimpinan Mayor Suradji, SWK 101 di bawah pimpinan Mayor Sunitoyoso, SWK 102 di bawah pimpinan Mayor Soenaryo, SWK 104 di bawah pimpinan Mayor Soeharto, SWK I05 di bawah pimpinan Mayor Hartadi, dan SWK 106 di bawah pimpinan Mayor Achmadi (Tentara Pelajar/TNI Detasemen II Brigade 17). Mendengar perundingan Indonesia-Belanda terbuka kembali pada bulan April 1949, berita desas-desus akan diadakannya gencatan senjata semakin ramai yang dapat berakibat pada melemahnya semangat perjuangan karena kondisi yang tidak menentu. Untuk menghadapi segala kemungkinan selanjutnya selaku komandan SWK 106 maka Mayor Achmadi pada tanggal 25 April 1949 mengeluarkan Pedoman Rencana Masuk Kota yang menjadi pegangan bagi para komandan rayon. Kemudian pada awal Mei 1949 di Rayon II tepatnya di Dukuh Wonosido kelurahan Sidokerto diadakan rapat antara Rayon yang ada yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan yang ada. Keadaan yang tidak menentu tersebut berakhir dengan keluarnya instruksi Gubemur Militer Daerah Militer II KoloneI Gatot Subroto yaitu Instruksi No.16A tanggal 10 Juni 1949. Dengan instruksi tersebut maka semangat para pelajar pejuang bangkit kembali yang terbukti dengan segera dikeluarkannya perintah siasat no.447/VI/M.P2 SV/P.S 49 tanggal 26 Juni 1949 untuk mengadakan serangan_-serangan secara gerilya baik siang maupun malam. Setelah temyata kota Solo tidak dapat dipertahankan lagi, maka seluruh pelajar pejuang keluar kota menuju arah Timur ke Bekonang selanjutnya Mayor Achmadi diangkat sebagai komandan pertempuran kota Solo yang mempunyai daerah operasi terhadap kota Solo dan sekitarnya. Wilayah operasi ini kemudian disebut Sub Wehrkreise Arjuna 106 atau disingkat SWK Arjuna106. Selama perang gerilya tersebut pernah diadakan Serangan Umum (SU) I ke kota Solo pada tanggal 8 Februari 1949 yang hasilnya kurang memuaskan dan kemudian diadakan Serangan Umum (SU) II ke kota Solo pads tanggal 2 Mei 1949, yang kali ini mendapatkan hasil yang memuaskan dibandingkan SU I."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintari Triwidyawati
"ABSTRAK
Setelah penulis membaca buku-buku perjuangan tentang pelajar seperti buku karya Ir Sewan Susanto yang berjudul Peranan Pelajar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, juga karya, dari Armin Imran dengan judul ?eranan Pelajar dalam Perang Kemerdekaan dan juga karya dari. Iwa Sumarmo berjudul Selarah Pasukan Pelaiar Imam Selama Perang Kemerdekaan 1945-1949, maka penulis mulai tertarik untuk mengumpul-kan data - data perjuangan pelajar guna menunjang penuli_san skripsi yang berkisar pada peranan pelajar selama pe_rang kemerdekaan sampai saat didemobilisasi. Selain itu penulis juga telah membaca skripsi dari. Puline Pudjiastu_ti Usodo yang berjudul TRIP Jatim. Di samping itu pula hal ini dimungkinkan dengan adanya keterangan tentang peranan pelajar dalam perang kemerde_kaan yang berasal dari para anggota ex Tentara Pelajar Kedu dalam bentuk manuskrip- manuskrip ( naskah - naskah).

"
1986
S12262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christam Pranata
"Konflik internal Angkatan Bersenjata Jepang yang dibahas dalam skripsi ini adalah konflik yang terjadi pada tahun 1937-1941. Konflik internal itu terdiri dari konflik antara Angkatan Darat dengan Angkatan Laut, dan konflik yang terjadi di dalam kedua angkatan itu sendiri. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan berakhirnya konflik internal Angkatan Bersenjata Jepang tersebut. Sebagai pisau analisis digunakan teori konflik menurut Patricia G. Steinhoff, seorang profesor dalam bidang sosiologi. Konflik yang terjadi di Angkatan Darat dan Angkatan Laut dilatarbelakangi oleh dua peristiwa penting, yaitu Perang Cina-Jepang (1937-1945) dan Persekutuan militer dengan Jerman dan Italia. Dengan latar belakang kedua peristiwa itu di atas, di dalam Angkatan Darat dan Angkatan Laut terjadi konflik antara atasan-bawahan, antar faksi, dan antara individu. Permasalahan yang muncul adalah mengenai invasi Jepang di daratan Cina, dan rencana Jepang untuk mendapatkan sumber daya alam di Asia Tenggara. Rencana invasi ke Asia Tenggara itu bisa membuat Jepang berperang dengan Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Sebagian besar pemimpin Angkatan Laut berharap perang bisa dihindari, sedangkan Angkatan Darat menganggap jika perundingan gagal maka perang dengan Amerika harus tetap dilakukan. Konflik dapat diakhiri ketika kaisar mengumumkan perang pada bulan Desember 1941. Setelah perintah itu dikeluarkan, Angkatan Darat dan Angkatan Laut bekerjasama dalam menyusun strategi penyerangan. Angkatan Darat menyerang Malaya dan Angkatan Laut menyerang Pearl Harbor di Hawaii. Tidak ada lagi pertentangan antara Angkatan Laut dan Angkatan Darat, serta antara individu-individu yang ada di dalam kedua angkatan. Setuju tidak setuju, keputusan kaisar harus tetap dijalankan. Sikap patuh kepada kaisar ini disebabkan karena prajurit Jepang memiliki semangat bushido dan kokutai sebagai karakteristik bangsa Jepang. Kokutai menempatkan kaisar sebagai dewa dan pemimpin negara yang harus ditaati perintahnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hapsari
"Skripsi ini membahas tentang konsep kewajiban menurut pemikiran Immanuel Kant serta analisis ter_hadap konsep ini melalui tokoh-tokoh Tim Kaleau, Bertram Heimsohn, dan tokoh Pencerita dalam buku da_ri Siegfried Lenz, Ein Kriegsende. Dengan pembahasan ini terlihat bahwa penerapan kewajiban seperti pa_da dunia militer Jarman di masa Perang Dunia II itu tidak sejalan dengan apa yang dimaksud Kant. Melalui analisis terhadap tokoh-tokoh utama tersebut disim_pulkan bahwa penerapan kewajiban di dunia militer tersebut cenderung mengesampingkan nilai-nilai moral, rasio, dan otonomi manusia dalam pengambilan kepu_tusan, tiga hal yang sangat diutamakan Kant. Dari analisis penokohan ini juga dapat ditunjukkan bahwa penerapan kewajiban tanpa mengindahkan nilai-nilai moral, rasio, dan otonomi tersebut menimbulkan kon_flik batiniah individu dan konflik antar individu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.M. Muniarto
Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Mukmin
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991
327.16 HID t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>