Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Paristo Hasoloan
"Dalam dunia bisnis terdapat kebutuhan terhadap sebuah strategi yang didefinisikan dengan baik. Tingkat kecepatan perubahan dan tekanan yang dihadapi menuntut organisasi harus mampu merencanakan dan menjelaskan bagaimana mendapatkan keuntungan kompetitif yang merupakan esensi dari strategi. Analytic Network Process digunakan sebagai alat bantu pengambil keputusan untuk merancang langkah-langkah efektif melalui bobot prioritas untuk meningkatkan kinerja dari sebuah organisasi. Dengan metode ini pula segala kemungkinan dari elemen-elemen yang mempengaruhi suatu tujuan dapat digabungkan sehingga keakuratan dari langkah-langkah yang diambil sangat tinggi. Aplikasi metode Anlaytic Network Process ini dapat diaplikasikan kepada pengelola apartemen.
Dari hasil penelitian dan penggunaan aplikasi metode Analytic Network Process terhadap kasus ini, ada enam kriteria penting yang harus dipertimbangkan untuk peningkatan kinerja pengelola apartemen. Kriteria tersebut adalah Health and safety, maintenance, facilities, quality, management effort dan secuity. Dari enam kriteria diatas terdapat hubungan yang saling mempengaruhi tergantung dari bobot pengaruh antar kriteria. Alat bantu yang digunakan untuk menghitung bobot pengaruh serta pembuatan jaringan modelnya, menggunakan super decisons 1.6.0.
Dari hasil perancangan jaringan model dengan input 6 kriteria dan 24 sub criteria diperoleh hasil bobot pengaruh secara overall. Sub kriteria yang paling berpengaruh dalam jaringan model ini adalah komitmen managemen, dilanjutkan dengan perhitungan ekspektasi pelanggan terhada quality. Kedua sub kriteria ini mempunyai bobot pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan kinerja pengelola gedung. Bobot pengaruh selanjutnya adalah standarisasi material yang digunakan yang berada dalam criteria health and safety. Langkah keempat adalah sub kriteria perfection yang berada dalam kriteria maintenance. Langkah kelima adalah konsep pengamanan apartemen yang berada dalam kriteria Security dan yang terakhir adalah pengembangan peralatan secara berkelanjutan yang ada dalam kriteria facilities.

In business, there is a need for a well-defined strategy. The rate of changes and pressures that should be faced by companies has urged them to be able to plan and describe how to gain the competitive advantages, which is the essential meaning of strategy. Analytic Network process used as an aim tool to decide effective sequences by priority rating weighting with purpose to increase their performance. By this method, every probability which can influence a goal, can be early detected so that the final result of goal would be accurate. applies this method to one of apartment management.
Researcher tries to design the effective sequences for increasing their performance. As final result, researcher has found six clusters and twenty four elements as the most influence to gain the performance of apartment management. The highest rating is management effort. In management effort there are several elements which are one of elements in management effort most influences the result of management effort. The element is management commitment. So, it is means, to increase performance of apartment should be consider management effort and to increase management effort should be consider management commitment.
The result of this research there are six priorities that must be done by apartment management. It is acquired from determining result of priority rating by aim super decisions 1.6.0 software. The first step is how to gain management commitment, second is determining the customer's quality expectations, third is standardization of all material used, forth is perfection with respect to maintenance activities and the last is equipments continuous improvements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52144
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Maulani
"Penilaian kinerja pemeliharaan dapat menggunakan banyak metode, diantaranya adalah maintenance scorecards. Maintenance Scorecard adalah pendekatan menyeluruh yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi dalam area manajemen asset. Keterkaitan antara strategi departemen dengan perspektif-perspektif dalam Maintenance Scorecards dapat menilai kinerja departemen pemeliharaan secara menyeluruh. Hal ini sangat menguntungkan karena penilaian tidak dilakukan secara terpisah-pisah dan dapat selaras dengan strategi yang dibuat departemen.
Program departemen tidak selalu memiliki bobot yang sama antara satu dengan yang lainnya, sehingga dilakukan juga pembobotan pada program departemen dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process. Perancangan Maintenance Scorecard ini menghasilkan 10 strategi dan 23 Key Performance Indicators, diantaranya adalah 4 KPI pada perspektif efektifitas Biaya, 5 KPI pada perspektif Kualitas, 5 KPI pada perspektif Produktifitas, 2 KPI pada perspektif Lingkungan, 2 KPI pada perspektif Keselamatan, dan 5 KPI pada perspektif Pembelajaran.

Measuring maintenance performance can use so many methods, one of the are Maintenance Scorecards (MSC). Maintenance Scorecard is comprehensive approach used to develop and implement strategy in the area of asset management. Relationship between department strategy and maintenance scorecards perspective can give a comprehensive maintenance performance measurement. This is gives the benefit for assessment, because there is a comprehensive relation between strategy and performance measurement.
Analytic Hierarchy Process is used to give weighted score for department program which is doesn't have a same level. There are 10 strategies and 23 Key Performance Indicators become the result of Maintenance Scorecard design, where 4 KPI at Cost effectiveness Perspective, 5 KPI at Quality Perspective, 5 KPI at Productivity Perspective, 2 KPI at Environmental Perspective, 2 KPI at Safety Perspective, and 5 KPI at Learning Perspective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farokhah Muzayinatun Niswah
"Wakaf Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar. Namun, pengembangan wakaf sampai saat ini masih didominasi oleh kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid. Wakaf perlu diproduktifkan sehingga manfaat yang
dihasilkan lebih banyak dan dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Salah satu bentuk wakaf produktif adalah perumahan syariah. Wakaf dapat dimanfaatkan dalam bisnis perumahan syariah. Bisnis perumahan syariah yang bersifat komersial mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga dapat menjaga nilai wakaf dan juga keberlangsungan usaha. Tanah wakaf dikembangkan untuk perumahan syariah dan disewakan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas masalah, solusi atas masalah, dan strategi dalam pengembangan wakaf perumahan syariah. Jenis penelitian ini merupakan mix method, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Analytic Network Process (ANP). Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan para pakar, praktisi dan
akademisi wakaf dan perumahan syariah. Hasil menunjukkan bahwa masalah muncul pada pengembangan wakaf perumahan syariah adalah masalah pada regulator, nazir, pengembang, dan masyarakat. Prioritas masalah pada regulator adalah spesifikasi aturan, pada nazir adalah administrasi, pada pengembang adalah status tanah, dan pada masyarakat adalah kesadaran. Prioritas solusi pada regulator adalah sosialisasi, pada nazir adalah administrasi, pada pengembang adalah branding, dan pada masyarakat adalah kepercayaan. Prioritas strategi adalah literasi, kemudian pengembangan usaha, dan sinergisitas.

Indonesian waqf has enormous potential. However, the development of waqf is still dominated by religious activities, such as the construction of mosques. Waqf needs to be productive so that the benefits can be generated more and enjoyed by more people. One form of productive waqf is sharia housing. Waqf can be developed in the sharia housing business. The commercial sharia housing business has a high economic value so that it can maintain the value of waqf and business continuity. Waqf land is developed for sharia housing and leased to the community. This study aims to analyze the priority of problems, solutions to problems, and strategies in the development of sharia housing waqf. This type of research is a mix method, namely qualitative and quantitative research using the Analytic Network Process (ANP) approach. Data obtained from in-depth interviews with experts, practitioners and academics of waqf and sharia housing. The results show that problems arising in the development of sharia housing waqf are problems on regulators, nazir, developers and the community. The priority problem in regulator is the rule specification, nazir is administration, developer is the land status, and community is awareness. The priority of the solution to the regulator is socialization, nazir is administration, developer is branding, and community is trust. Strategy priorities are literacy, then business development, and synergy.
"
Depok: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T54883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinto Setyo Mulyawan
"Penelitian menggunakan metode analisis hirarki proses (AHP). Analisis dilakukan dengan menyusun hirarki pemilihan kebijakan mengatasi kemacetan di kota Bekasi dalam 5 level alternatif, yaitu tujuan, sasaran, kendala, aktor atau pelaku, dan alternatif kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh alternatif pada setiap level yang ada, responden expert memilih sasaran utama adalah penataan ruang dan wilayah yang terencana dengan baik namun mendapat kendala pada kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah. Pemerintah merupakan pelaku yang paling berperan untuk mengatasi kendala keterbatasan keuangan daerah dan kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah. Sementara petugas lalu lintas adalah pelaku utama untuk mengatasi kendala pada lemahnya penegakan hukum. Kebijakan prioritas yang dipilih untuk mengatasi kemacetan di kota Bekasi adalah melakukan perbaikan manajemen lalu lintas dan shifting operasional angkutan kota, kemudian penegakan disiplin, penggantian moda transportasi massal, pemindahan terminal induk kota Bekasi, dan yang terakhir adalah perbaikan dan pembangunan ruas jalan lokal dan jalan tol.

Research using the method of Analytic Hierarchy Process (AHP). The analysis was done by constructing a hierarchy of policy choices to overcome congestion in the city of Bekasi in 5-level alternatives, which is goals, objectives, constraints, actor or actors, and policy alternatives. The results showed that based on the overall alternative of each level by the expert respondents chose the main target is the structuring of space and well-planned areas but have constraints on the lack of coordination among government agencies. The government is the perpetrator of the most instrumental to overcome the limitations of local financial constraints and lack of coordination among government agencies. While traffic officials are the main actors to overcome the constraints on weak law enforcement. Selected priority policies to tackle congestion in the city of Bekasi is traffic management improvements and shifting urban transportation operations, then the enforcement of discipline, the replacement of mass transportation, removal of terminal stem Bekasi city, and the latter is the improvement and construction of local roads and highways."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29593
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
"The Design of Performance Assessment Model for Customer Relationship Management in Banking industries Using Analytic Hierarchy Process. Customer Relationship Management is an approach to organize company? interactions with customers that starts with a customer-centered point of view. Basically, the goals of adopting CRM are to increase customer retention and customer satisfaction. Previous researches had shown that retaining customers is more profitable than building new relationship with the customers. Therefore, in order to gain more customers, bank industries in Indonesia start to adopt CRM This condition results in increased emphasis on developing measures that are customer-centric and give managers a better idea of how their CRM policies and programs are working. In this research, a performance assessment model for Customer Relationship Management in banking industries is designed using Analytic Hierarchy Process. First the criteria and sub criteria as performance indicators are chosen and weighted by experts; the chosen criteria are Customer Knowledge, Customer Value, Customer Interaction, Customer Satisfaction, and Financial. Then an assessment model is constructed based on the chosen criteria and sub criteria. The result is a performance assessment model for Customer Relationship Management in banking industries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
JUTE-19-1-Mar2005-94
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Reverse e-auction is a popular electronic procurement method that recently used because it produces cost saving, process eficiency, and transparency. In reverse e-auction, buyer as the auctioneer conduct an event to compete sellers as the bidders in web based auction with price as the only negotiable attribute. Thus, reverse e-auction can create loss if not used in proper condition, because of its limited power for considering more than one attribute. Case study in PTI X reveals disadvantages of reverse eauction for some products procured Therefore, multiattribute auction as the extension of reverse eauction, which enables multiattribute negotiable dimension, is needed To know the proper attributes and their weights, Analytic Network Process (ANP) is used ANP is also useful to show interdependencies between elements. According to the ANP result, price is an independence attribute, so that it does not have any weights. Other attributes that have the biggest until the smallest weights are delivery, product quality, and management quality. Multiattribute auction proposed is English auction ruled with three attributes: price, delivery, and product quality. For having an insignificant weight, management quality is only proposed to be an early consideration for buyer. Recommendations also consist of information revelation and content of user interface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
JUTE-22-3-Sep2008-236
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Firstadi
"Salah satu pembiayaan infrastruktur yang cukup menarik, di luar APBN dan APBD adalah Obligasi Daerah. Tesis ini akan meneliti kelayakan Obligasi Daerah sebagai instrumen pembiayaan proyek, faktor ? faktor penghambat dan pendukung penerbitan dan pemanfaatannya, dan komparasinya sebagai instrumen pembiayaan dengan dana perbankan. Analisis SWOT, ANP (Analytic Network Process), dan Analisis Kelayakan Finansial menjadi metode penelitian masing - masing tujuan penelitian. Studi Kasus yang diambil adalah Pembangunan Terminal Terpadu Kota Depok.
Analisis SWOT menunjukkan Obligasi Daerah merupakan instrumen pembiayaan yang layak dan analisis ANP menunjukkan faktor kelembagaan adalah faktor paling berpengaruh, Pemerintah Daerah adalah penanggung jawab terhadap faktor tersebut, dan solusi yang paling berpengaruh adalah peraturan perundang - undangan. Analisis Kelayakan Finansial menunjukkan Pembangunan Terminal Terpadu Kota Depok Tahap 1 dapat dibiayai dengan Obligasi Daerah.

One of interesting project financing, outside State's Budget and Local Government's Budget, is Municipal Bond. The thesis will research feasibility of Municipal Bond as infrastructure project financing instrument, constraint and supporting factors of its issuance and use, and its comparison with banking funds as financing instrument. SWOT analysis, ANP (Analytic Network Process), and Financial Feasibility Analysis will be research methodes for each research purposes. The case study is the development of Depok City's integrated terminal.
SWOT analysis shows that Municipal Bond is a worth financing instrument and ANP proves that institutional factor is the most influence factor, local government is the charge of this factor, and the most influential solution is regulation. Financial Feasibility Analysis shows that the development of Depok City's integrated terminal first stage can be financed by Municipal Bond.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radithya Rayhanadhya Rafee
"Kehamilan, persalinan, dan masa nifas seharusnya menjadi pengalaman positif dengan fokus utama pada kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Namun, tahapan ini masih menghadapi risiko tinggi, terutama di negara-negara dengan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Dua metode persalinan yang umum adalah persalinan pervaginam dan seksio sesarea (sesar), di mana persalinan sesar meningkat prevalensinya meskipun memiliki risiko lebih tinggi. Tren peningkatan persalinan sesar, yang dipicu oleh preferensi untuk menghindari rasa sakit, bertentangan dengan anjuran medis yang merekomendasikan persalinan pervaginam kecuali ada komplikasi. Studi ini bertujuan meningkatkan desain meja bersalin untuk mendorong ketertarikan ibu untuk memilih persalinan pervaginam, menggunakan metodologi Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian mengidentifikasi 20 spesifikasi teknis meja bersalin yang terbagi menjadi 4 kelompok prioritas. Backrest (16,127%), kekuatan rangka (11,610%), dan mekanisme hi-lo (8,020%) merupakan spesifikasi dengan bobot tertinggi sehingga diyakini dapat meningkatkan nilai jual. Korelasi antar spesifikasi teknis dan arah perbaikan juga telah dipetakan untuk penetapan target yang lebih baik. Penggunaan kombinasi QFD dan AHP memungkinkan pengembangan spesifikasi yang konsisten dan prioritas atribut berdasarkan kebutuhan pengguna.

Pregnancy, childbirth, and the postpartum period should be positive experiences with a primary focus on the health and well-being of both mother and baby. However, these stages still face high risks, particularly in countries with inadequate healthcare facilities. Two common childbirth methods are vaginal delivery and caesarean section (C-section), with the prevalence of C-sections increasing despite their higher risks. The rising trend of C-sections, driven by the preference to avoid pain, contradicts medical recommendations that suggest vaginal delivery unless complications arise. This study aims to improve the design of delivery tables to encourage mothers to choose vaginal delivery, using the Quality Function Deployment (QFD) and Analytic Hierarchy Process (AHP) methodologies. The research identified 20 technical specifications for delivery tables, divided into four priority groups. Backrest (16.127%), frame strength (11.610%), and Hi-Lo mechanism (8.020%) are the specifications with the highest weights, believed to enhance sales value. Correlations among technical specifications and directions for improvement have also been mapped for better target setting. The use of QFD and AHP in combination allows for the development of the delivery bed specifications and prioritization of attributes based on users’ consistent judgment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tirta
"Penelitian ini melakukan pengembangan metode persiapan implementasi ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 secara terintegrasi dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) yang bertujuan untuk mengetahui prioritas area-area perbaikan pada Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Teknik Universitas Indonesia. Untuk melakukan integrasi sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan sistem manajemen K3 OHSAS dengan metoda referensi silang (cross reference). Prioritas areaarea perbaikan yang didapat dari hasil perhitungan ANP antara lain: sistem dan tanggung jawab manajemen, fokus pada pelanggan, perencanaan dan SDM, komunikasi internal, proses terkait dengan pelanggan, komunikasi ke pelanggan, pengukuran dan analisis, audit internal, peningkatan kinerja, peningkatan terus-menerus serta peningkatan pelayanan pelanggan.

In this research will explore the readiness implementation ISO 9001, ISO 14001 and OHSAS 18001 are performed in an integrated manner at Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Fakultas Teknik Universitas Indonesia. By using cross reference for integration all of three management systems and Analytic Network Process (ANP) that aims to identify priority activities that should be done to prepare obtaining the ISO certificates. There are six priority activities that must be performed in PAF FTUI : systems and management responsibilities, focus on the customer, is internal communication, the customer's communication, the internal audit, continuous improvement and customer service."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Ektyastanto
"Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditi strategis yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Kebutuhan BBM untuk menggerakkan roda pembangunan nasional setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan GDP, serta proses industrialisasi yang berlangsung di Indonesia. Tetapi sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Cadangan BBM Nasional.Dalam membuat Cadangan BBM Nasional diperlukan lokasi yang paling sesuai untuk menempatkan Cadangan BBM dan Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan Cadangan BBM Nasional.Dalam penentuan Lokasi Cadangan BBM Nasional factor permintaan pasar BBM terhadap penentuan Lokasi Cadangan BBM Nasional menjadi factor yang paling penting. Dan biaya terbesar akan berada di awal Pembangunan Cadangan BBM Nasional, kemudian di tahun tahun berikutnya dibutuhkan biaya yang relatif lebih kecil, kecuali apabila negara ingin meningkatkan ketahanan pasokannya dua kali lipat maka diperlukan biaya yang lebih besar.

Fuel is an important strategic commodity and dominate the life of the people. Fuel needs to drive the national development each year continues to increase in line with population growth, GDP growth and industrialization process that took place in Indonesia. But until now Indonesia has not had a national fuel reserves. In making the national fuel reserves needed most suitable location to place the fuel reserves and estimate the costs involved in the construction of national fuel reserves. In determining the location of the National Fuel Reserves factor determining market demand for the fuel reserves of the National Area became the most important factor. And the biggest cost would be in the early development of the National Fuel Reserves, then in the next year will cost relatively little, except if the country wants to improve the resilience of their supply twice as much is needed a greater cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>