Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Riri H.R.
"Dekomposisi Nilai Singular (DNS) adalah suatu metode yang baik untuk menyelesaikan masalah kuadrat terkecil (Least Square), baik yang memiliki rank penuh maupun yang memiliki rank tidak penuh. Untuk tugas akhir ini masalah kuadrat terkecil yang akan diselesaikan dengan DNS adalah kuadrat terkecil umum dan kuadrat terkecil berkendala."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Arlini Puspasari
"Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia akan menyebabkan pertambahan Base Transceiver System (BTS) yang menjadi komponen vital bagi bisnis telekomunikasi untuk memperluas jaringan. Pertambahan jumlah BTS telekomunikasi dapat memicu terjadinya risiko meningkatnya masalah-masalah operasional dan pemeliharaan yang dihadapi oleh operator.
Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang ada dalam bidang operasional dan pemeliharaan BTS telekomunikasi, menentukan hubungan antar risikonya, menganalisis besarnya tiap risiko menggunakan metode Analytic Network Process (ANP), dan merancang strategi penanganan serta pengontrolan risiko tersebut.
Hasil identifikasi risiko operasional dan pemeliharaan BTS telekomunikasi adalah sebanyak 45 risiko, yang diklasifikasi menjadi 6 kategori risiko, yakni: personil, peralatan dan perlengkapan, tower dan shelter, finansial, eksternal, dan metode.
Dari hasil analisis model ANP, risiko yang termasuk dalam kategori tinggi adalah 8 risiko dengan range bobot 0.020543 sampai 0.103484, dengan validasi model yang menunjukkan hasil yang konsisten, yakni indeks inkonsistensinya kurang dari 0.1.
Analisis model tersebut menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih memperhatikan dan menangani terjadinya permasalahan di bagian kategori risiko peralatan dan perlengkapan, terutama kerusakan peralatan dan masalah BTS, kategori risiko personil, proses perbaikan, dan kekokohan tower.

Nowadays, the growth of telecommunication industry in Indonesia has enhanced the number of Base Transceiver System (BTS) as a vital part of their business to expand network. The increased number of BTS will have an impact to raise their operational and maintenance problems.
The purposes of this study are to identify operational and maintenance risks in BTS, determine the connection of those risks, analyze risks using Analytic Network Process (ANP) method, and also compose the strategy to treat and control those risks.
The results of identifying operational and maintenance risks in BTS are 45 risks, which classified to 6 categories: personnel, device and tools, tower and shelter, financial, external, and method.
Therefore, based on ANP model analysis result, 8 risks are included in 'high' risk category with priorities in range 0.020543-0.103484 and inconsistency index below 0.1, which means that model is consistent and valid.
This study suggests that companies have to concern more about problems in BTS, devices, personnel, reparation process, and tower strength.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52028
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farkhan Rizaputra
"ISO 22000:2005 adalah standar yang mengatur pelaksanaan sistem manajemen keamanan pangan bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pangan. Dalam rangka proses sertifikasi ISO 22000:2005, perlu dilakukan analisis gap untuk mendefinisikan perbedaan yang terdapat dalam organisasi dengan apa yang diharapkan standar ini.
Penelitian ini membahas proses analisis gap yang dilanjutkan dengan pembuatan usulan penanganan gap tersebut. Usulan itu kemudian akan diperingkatkan untuk menentukan manakah yang lebih diprioritaskan menggunakan metode AHP dan fuzzy AHP. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat 43 peringkat prioritas penanganan gap yang dimiliki perusahaan.

ISO 22000:2005 is food safety management system requirements standard for all parties that involved in the food chain. In the ISO 22000:2005 certification process, gap analysis should be performed to identify the gaps or differences between organization's food safety management system with what is expected of this standard.
This study discusses the process of gap analysis followed by the creation of gaps handling suggestions. All the gaps handling suggestions then will be ranked to determine which are more prioritized using AHP and fuzzy AHP method. The outcomes of this research are there is a ranking of 43 gaps handling suggestions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Tjiptadi
"Seleksi OEM adalah metode pemilihan yang unik, kombinasi dari pemilihan lokasi dan pemilihan pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk mencari lokasi pabrik obat tradisional di Indonesia menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan menentukan perusahaan Original Equipment Manufacturer (OEM) dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memiliki bobot tertinggi dalam menentukan lokasi obat tradisional adalah ketersediaan bahan baku, akses transportasi dan biaya tenaga kerja sedangkan faktor biaya , kualitas dan kapabilitas merupakan faktor dengan bobot tertinggi. Kombinasi dari faktor-faktor ini menunjukkan bahwa lokasi pabrik terbaik untuk pengembangan obat tradisional adalah provinsi Jawa Tengah dan perusahaan OEM obat tradisional terbaik adalah PT AM, Karanganyar. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan kepada perusahaan obat tradisional di Indonesia mengenai pentingnya menentukan lokasi pabrik dan perusahaan OEM untuk membangun strategi kompetitif dalam menghadapi persaingan dari pesaing.

OEM selection is a unique selection method, a combination of site selection and supplier selection. This study aims to find the location of traditional medicines factory in Indonesia using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method and determine the Original Equipment Manufacturer (OEM) traditional medicines company using the Analytic Network Process (ANP) method. The results showed that the factors that had the highest weight in determining the location of traditional medicines factory were the availability of raw materials, transportation access and labor costs while the cost, quality and capability factors were the highest weighting factors. The combination of these factors shows that the best factory location for the development of traditional medicine is the province of Central Java and the best OEM traditional medicine company is PT AM, Karanganyar. This research is useful to provide insight to traditional medicines companies in Indonesia about the importance of determining factory locations and OEM companies to develop competitive strategies in the face of competition from competitors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derisca Yosa
"Pelayanan pemeriksaan laboratorium Klinik Pratama KKP dirasakan masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik, pasien mengeluhkan darah tidak berhenti sebanyak 3%, terdapat bekuan darah tabung EDTA sebanyak 7,5%, terjadi hemolisis sebanyak 10,5%. Pada tahap analitik, tidak adanya catatan evaluasi pada nilai control sedangkan pada tahap pasca analitik tidak dilakukan verifikasi validasi hasil pemeriksaan laboratorium dan ketidaklengkapan data pasien pada lembar hasil sebanyak 1,5%.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemantapan mutu internal pada instalasi Laboratorium Klinik Pratama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2020. Kriteria informan penelitian adalah terdiri unsur pimpinan, pelaksana dan pengguna jasa laboratorium. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat komponen input (organisasi dan manajemen) belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, kemudian secara garis besar pada komponen proses dan ouput (tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik) terdapat factor penghambat yaitu ketidaklengkapan SOP pada tiap tahapan. Sedangkan factor pendukungnya adalah tersedianya insfrastruktur penunjang kegiatan laboratorium. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pemantapan mutu internal laboratorium belum terlaksana dengan baik dan masih terdapat ketidaklengkapan acuan di tiap tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Perlu dilakukan monitoring seberapa jauh unsur organisasi dan sistem manajemen guna meningkatkan mutu laboratorium, kemudian dukungan sarana dan prasana dalam menunjang kegiatan laboratorium. Pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik, petugas laboratorium perlu menambahkan kelengkapan SOP di setiap tahapan.

Primary KKP Clinic laboratory examination services are still felt low. Based on the results of a preliminary study of internal quality assurance in the pre-analytical stage, patients complained of non-stopping blood by 3%, there was a 7.5% EDTA tube blood clot, hemolysis occurred by 10.5%. At the analytical stage, there was no evaluation record on the control value while at the post analytic stage there was no verification and validation of the results of the laboratory examination and incomplete patient data on the result sheet as much as 1.5%.
This study was conducted to analyze internal quality assurance at the Primary Laboratory Laboratory in the Ministry of Marine Affairs and Fisheries. This research is a qualitative study using in-depth interviews and document review. This research was conducted in March – July 2020. The criteria for the research informants consisted of elements of leadership, executors and users of laboratory services.
The results of the study found that there are input components (organizational and management) that have not been fully implemented well, then in broad outline in the procces and output components (pre-analytic, analytic and post-analytic stages) there are inhibiting factors namely incomplete Standard Operating Procedure at each stage. While the supporting factor is the availability of supporting infrastructure for laboratory activities. From the results it can be concluded that the strengthening of laboratory internal quality has not been carried out properly and there are still incomplete references in each component pre-analytic, analytic and post-analytic. It is necessary to monitor the extent of the elements of the organization and management system in order to improve the quality of laboratories, then to support facilities and infrastructure to support laboratory activities. In the pre-analytical, analytic and post-analytic stages, laboratory staff need to add the completeness of the Standard Operating Procedure at each stage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Diah Rusanti
"Modal Intelektual telah digunakan sebagai suatu pengukuran terhadap kompetensi inti dan keunggulan bersaing yang menjelaskan perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku organisasi sejalan dengan penurunan kegunaan laporan keuangan. Betapapun pentingnya modal intelektual, pemilihan indikator modal intelektual adalah tugas utama perusahaan dalam mempersiapkan laporan modal intelektual. Penelitian ini mengajukan model hierarki keputusan berdasarkan analisa kerangka kerja konseptual dari karakteristik kualitatif. Aplikasi proses analisa bertingkat memungkinkan untuk mendapatkan bobot diantara kriteria dari perusahaan minyak. Pada dekade sebelumnya, industri ini mengalami pertumbuhan yang dramatis dalam operasionalnya, namun sejalan dengan itu, sumber daya alamnya semakin terbatas. Hal ini menyebabkan perubahan kebijakan strategis perusahaan. Dan modal intelektual dapat memberikan nilai lebih terhadap perusahaan.
Berdasarkan kriteria spesifik dan bobotnya, penelitian memberikan gambaran pemilihan indikator dari perusahaan minyak. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei, dan menghasilkan 6 kriteria utama: Kompetensi karyawan, Sikap karyawan, Struktur organisasi, Sistem informasi, Kemampuan melakukan hubungan dengan mitra, dan Lingkungan. Indikator modal manusia mendapatkan bobot yang lebih besar dibanding modal struktural dan modal hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa modal manusia adalah dasar dan elemen primer agar modal intelektual berfungsi. Perusahaan minyak memiliki kriteria yang berbeda dengan perusahaan dan industri lain, yang disesuaikan dengan lingkungan industrinya.

Intellectual capital (IC) has prevailed as a measure of core competency and competitive advantage which explains the gap between the market value and book value of an organization at a time of decreasing usefulness of current financial reporting. In spite of the importance of IC, the selection of effective IC indicators is a major task of the companies that are preparing IC reports. This paper has proposed a decision model based on the analysis of the conceptual framework of the qualitative characteristics. The application of the analytic hierarchy process makes it possible to extract weights for setting the priority among criteria in Oil Company. During the last decade, this industry has experienced a dramatic growth in its operation but the natural resource become scarce. It makes a change in strategy objective of company. And the value of IC seems to have had a major impact on the value of companies.
Based on specified criteria and weighting, this paper presents the results of a case study illustrating the results of selected indicators from candidate indicators in the oil company. This research was done by surveying the indicators and the results were consisted of 6 attributes: Employees' competence; Employees' attitude; Organizational Structure; Information Systems; Relationship capability to the Partner; and Environment. The indicators in human capital gained higher weights than structural capital and relationship capital. It explains that human capital is the foundation and primary element to functioning Intellectual Capital. The firms in the oil company have different criteria with other company in other industries that suitable for their industrial circumstances.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
"Persaingan dalam industri pertambangan yang ketat di Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai potensi mineral ketiga terbesar di dunia membuat suatu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilannya dalam bisnis. Selain itu perlu ada suatu model yang dapat menilai tingkat keberhasilan perusahaan itu dengan faktor-faktor itu sebagai indikator. Dalam penelitian ini dirancang model untuk melakukan rating kinerja perusahaan pertambangan dengan metode Analytic Hierarchy Process. Pertama-tama Kriteria dan Sub Kriteria sebagai indikator kinerja perusahaan pertambangan dipilih dan dibobotkan oleh para ahli pertambangan, lalu dibuat model rating untuk perusahaan pertambangan berdasarkan Kriteria dan Sub Kriteria itu. Hasil yang diperoleh adalah model rating kinerja perusahaan pertambangan. Suatu contoh rating untuk perusahaan pertambangan Batubara dibuat untuk menjelaskan kegunaan model itu.

The competition in mining industry in Indonesia, that has the third highest mineral potential in the world, is forcing the companies to understand the key factors of its business success. There is also a need for a model that can rate the companies' success using the factors as indicators. In this research, a performance rating model for mining company is designed using Analytic Hierarchy Process. First, the Criteria and Sub Criteria as performance indicators is chosen and weighted by mining experts, and then a rating model is constructed based on the Criteria and Sub Criteria. The result is a performance rating model for mining company. An example of coal mining company rating is illustrated to explain the use of the model."
2004
JUTE-XVIII-2-Juni2004-127
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rismiati
"Tesis ini dimotivasi oleh serangkaian kebijakan penetapan lokasi Rumah Pemotongan Hewan(RPH) baru sebagai pengganti Rumah Pemotongan Hewan Tanjung Priok yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah(Pemda) DKI Jakarta pada tahun 2002. Pemindahan operasi RPH Tanjung Priok ke lokasi RPH baru tidak direspon positif oleh pengguna jasa(pedagang penerima, pedagang pemotong, dan pedagang pasar) RPH Tanjung Priok Jakarta Utara. Meningkatnya biaya transportasi, kurangnya keamanan lingkungan, dan potensi turunnya kwalitas daging merupakan faktor kendala bagi para pemakai jasa RPH Tanjung Priok jika pemotongan dilakukan di RPH yang ditetapkan. Dampak pencemaran lingkungan dan tidak layak operasi secara tehnis kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) merupakan faktor kendala dari operasi RPH Tanjung Priok. Berdasarkan uraian diatas, maka keberadaan RPH Tanjung prick di lokasi sekarang menimbulkan sikap pro kontra diantara berbagai pihak kepentingan. Dengan demikian, diperiukan penelitian yang komprehensif untuk dapat memilih satu lokasi RPH yang tepat.
Badan perencana perlu ikut serta di dalam proses penyelesaian kasus RPH Tanjong Priok. Jenis perencanaan yang digunakan oleh perencana adalah dengan mengadopsi teori popular planning. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh perencana untuk menyelesaikan kasus ini adalah dengan menerapkan rational comprehensif. Pekerjaan dimulai dari mendefinisikan permasalahan, mengumpulkan dan menganalisa fakta, menseleksi tujuan dan pengembangan starategi pencapaian tujuan. Untuk menseleksi beberapa tujuan menjadi satu tujuan pilihan, maka digunakan metode Analytic Hierarchy Process(AHP) untuk analisa manfaat dan biaya. Tujuannya adalah untuk menentukan lokasi RPH yang dapat mengakomodir semua pihak kepentingan dengan pilihan alternatif. Alternatif pertama adalah tidak pindah atau status quo dengan perbaikan sarana dan fasilitas RPH. Alternatif ke dua adalah bergabung atau relokasi ke RPH Cakung atau Pulogadung. Alternatif ketiga adalah mencari lokasi baru atau relokasi Jakarta Utara.
Data berupa persepsi manusia dengan kriteria expert kemudian diolah dengan menggunakan program expert choice educational version 9.50A05. Hasil olah data menunjukkan bahwa pilihan kebijakan yang layak dilakukan atau menghasilkan manfaat paling besar bagi semua pihak kepentingan adalah mencari lokasi baru atau relokasi Jakarta Utara. Angka rasio manfaat dan biaya menunjukkan lebih besar dart satu atau sebesar 1,53. Pilihan kebijakan yang tidak layak dilakukan atau menyebabkan biaya besar adalah bergabung atau relokasi ke RPH CakunglPulogadung 0,82 dan status quo dengan perbaikan sarana dan fasilitas 0,76. Angka rasio manfaat dan biaya menunjukkan kurang dart satu. Pilihan kebijakan mencari lokasi RPH baru atau relokasi Jakarta Utara disarankan diikuti dengan optimalisasi jumlah pemotongan ternak. Optimalisasi jumlah pemotongan ternak dapat dicapai, jika PD Dharma Jaya melakukan strategi pencapaian tujuan. Menurut (Levy,1990) strategi pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas penjualan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pahlawati Hadiningrum
"Penetapan surplus Bank Indonesia sebagai objek pajak penghasilan dalam UU nomor 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah mengundang kontroversi sejak dari Rencana Undang-undang tersebut dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Beberapa pihak dengan argumentasinya mendukung, sementara pihak lain dengan argumentasi yang berbeda menolak. Pihak yang mendukung berpendapat bahwa penetapan surplus BI sudah sesuai dengan prinsip keadilan, sedangkan pihak yang menolak menyatakan bahwa dari sisi keuangan Negara adalah tidak tepat, karena BI adalah Lembaga Negara yang modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak berorientasi profit.
Untuk menghentikan kontroversi maka penelitian ini akan menganalisis kebijakan penetapan surplus BI sebagai objek pajak penghasilan dalam rangka mengoptimalkan penerimaan negara dengan menggunakan pendekatan Analytic Network Process (ANP), khususnya analisis manfaat, biaya, peluang dan risiko (BOCR). Digunakannya pendekatan ANP adalah untuk menggabungkan argument baik yang setuju maupun yang tidak setuju, sehingga kesimpulan yang dihasilkan diharapkan dapat lebih objective dan holistic.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan key informan. Dengan menggunakan data persepsi para pakar yang diasumsikan memahami perpajakan dan karakteristik BI sebagai lembaga Negara dan terlibat dalam perumusan penetapan kebijakan ini serta yang terkena kebijakan, didapatkan hasil ANP yang menegaskan bahwa kebijakan menetapkan surplus BI sebagai objek pajak penghasilan adalah kebijakan yang tepat dalam rangka mengoptimalkan penerimaan negara. Meskipun demikian, hasil ANP juga menegaskan bahwa kebijakan menetapkan surplus BI sebagai objek pajak juga mengandung risiko. Implikasi hasil ANP ini adalah bahwa penetapan kebijakan surplus BI sebagai objek pajak harus diikuti dengan beberapa penyesuaian dengan tujuan mengurangi atau bahkan menghilangkan berbagai risiko tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Stevhanie Yessica R.
"ABSTRAK
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat semua kegiatan dilakukan melalui rumah atau social distancing. Hal ini juga sejalan dengan semua kebutuhan hidup sehari-hari yang dipenuhi dengan cara melakukan belanja online. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria pemilihan aplikasi atau paltform belanja online sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari selama masa pandemi Covid berdasarkan strategi manajemen operasional. Penelitian ini melibatkan mahasiswa sebagai responden sebagai pengambil keputusan dengan instrumen pengambilan data berupa penyebaran kuesioner. Dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) didapatkan bobot prioritas dan alternatif solusi yang lebih akurat dan spesifik dengan mempertimbangkan ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam masalah yang disebabkan oleh kurangnya informasi ataupun kesubjektivitasan oleh para pengambil keputusan. Dari hasil perhitungan dengan AHP, didapatkan bahwa bahwa privacy and security (0,25) merupakan kriteria yang paling penting dalam penentuan aplikasi atau platform belanja online, kemudian ada di posisi kedua, ada kriteria ease of navigation (0,18), kriteria incentive and post purchase services (0,17) di posisi ketiga, ada online reputation (0,14) diposisi keempat, seta ada cutomer service (0,13) ada responsiveness (0,13) berada diposisi kelima. Dan berdasarkan strategi manajemen operasional, strategi pengambilan keputusan yang diterapkan oleh mahasiswa adalah (i) strategi desain barang dan jasa; dan (2) strategi kualitas.

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic that struck Indonesia made all activities carried out through the home or social distancing. This is also in line with all the needs of daily life that are met by doing online shopping. This study aims to determine the selection criteria for online shopping applications or platforms as a way to meet the needs of everyday life during the Covid pandemic based on operational management strategies. This study involved students as respondents as decision makers with data collection instruments in the form of questionnaires.
By using the Analytic Hierarchy Process (AHP) we obtain priority weights and alternative solutions that are more accurate and specific by considering ambiguity and uncertainty in problems caused by lack of information or subjectivity by decision makers.
From the results of calculations with AHP, it was found that privacy and security (0.25) is the most important criteria in determining the application or online shopping platform, then there is in the second position, there are criteria of ease of navigation (0.18), incentive criteria and post purchase services (0.17) in the third position, there is an online reputation (0.14) in the fourth position, after there is a cutomer service (0.13) there is responsiveness (0.13) in the fifth position. And based on operational management strategies, the decision making strategies adopted by students are (i) the goods and services design strategy; and (2) quality strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>