Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Universitas Yarsi, 2009
297.4 REI r (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdilla Nanda
"Latar Belakang: Abortus merupakan suatu keadaan dimana kehamilan yang tidak dapat dipertahankan pada usia kandungan yang kurang dari 20 minggu atau berat janin yang masih kurang dari 500 gram. Abortus merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi abortus dan hubungannya dengan usia ibu hamil di RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis sebanyak 2516 data ibu hamil di Departemen Obstetri dan Ginekologi dan Instalasi Gawat Darurat RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011.
Hasil: Prevalensi abortus di RS Cipto Mangunkusumo sebesar 8,1%. Rerata usia ibu hamil yang mengalami abortus (n=203) adalah 29 tahun (16 tahun-46 tahun), sedangkan rerata usia ibu hamil yang tidak mengalami abortus (n=2313) adalah 29 tahun (14 tahun - 56 tahun). Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p = 0,061.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata usia ibu antara kelompok yang mengalami abortus dengan kelompok yang tidak mengalami abortus.

Background: Miscarriage is a condition in which pregnancy can not be maintained on the age of pregnancy less than 20 weeks or fetal weight is still less than 500 grams. It is one of the leading causes of death in pregnant women. The aim of this research was to know the prevalence of miscarriage and its relationship with maternal age at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011.
Methods: The study design used in this research was cross-sectional by using secondary data from medical records. These data including 2516 pregnant women in the Department of Obstetrics and Gynecology and the Emergency Room in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011.
Results: The prevalence of miscarriage in Cipto Mangunkusumo Hospital was 8.1%. The average age of women with miscarriage (n = 203) was 29 years (16 years-46 years), while the average age of pregnant women who did not have miscarriage (n = 2313) was 29 years (14 years - 56 years). Mann-Whitney test results obtained value of p = 0.061.
Conclusions: There was no significant difference between the mean age of mothers who experienced miscariage group with the group that did not endergo miscarriage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kartika Nursyahbani
"Latar Belakang: Abortus spontan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Prevalensi abortus yang terdeteksi di Indonesia pada tahun 2010 yaitu sebesar 4%. Hipertensi pada kehamilan diketahui menjadi salah satu faktor yang menyebabkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan janin. Keadaan tekanan darah yang rendah pada kehamilan diduga berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan kejadian abortus terancam. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungannya dengan tekanan darah sistolik dan diastolik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011.
Metode: Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah cross-sectional analitik dengan data sekunder yang didapatkan dari rekam medis pasien di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2011. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS versi 20.
Hasil: Prevalensi abortus spontan di RSCM tahun 2011 yaitu sebesar 8,1%. Kejadian hipertensi pada abortus spontan diketahui sebesar 3,1%. Besar rerata ± simpangan baku untuk tekanan darah sistolik dan diastolik pada ibu yang mengalami abortus spontan (n=195) yaitu 112,06±11,365mmHg dan 73,24±7,953 mmHg. Sedangkan pada kelompok no-abortus (n=2278) yaitu 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Hasil analisis uji Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan rerata yang bermakna antara abortus spontan dengan tekanan darah sistolik (p<0,001) maupun diastolik (p<0,001).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang bermakna antara ibu hamil dengan abortus dan non-abortus.

Background: Miscarriage is one of the cause of maternal death. In Indonesia, the prevalence of detected miscarriage in 2010 is 4%. Meanwhile, hypertension in pregnancy has been known as a contributing factor for both maternal and foetal mortality and morbidity. Hypotension in pregnancy also associated with increased morbidity and threatened miscarriage. This study conducted to determine the prevalence of miscarriage and knowing its association with systolic blood pressure (SBP) and diastolic blood pressure (DBP) in Cipto Mangunkusumo Teaching Hospital, Jakarta, Indonesia in a period of a year.
Methods: The study is a cross-sectional analytic using data obtained from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, a tertiary national referral hospital, between January – December 2011. Blood pressure data within miscarriage women and non-miscarriage pregnant women were collected and analyzed using SPSS version 20.
Results: Of a total of 2518 pregnant women, the prevalence of miscarriage was 8,1% (203/2518 cases), 477 individuals (19,2%) were hypertensive and only 6 individuals (0,16%) were hypotension. Prevalence of hypertension within miscarriage group is 3,1%. The mean ± standard deviation values of the SBP and DBP in women with miscarriage (n=195) were 112,06±11,365mmHg and 73,24±7,953 mmHg. Meanwhile the mean SBP and DBP in non-miscarriage pregnant women (n=2278) were 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Based on Mann-Whitney U test, miscarriage was associated with SBP (p<0,001) and DBP (p<0,001).
Conclussion: There were significant mean SBP and DBP difference between miscarriage women and non-miscarriage pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mien Rukmini
Jakarta: Departemen Kehakiman, 2004
342.084 MIE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Wurjantoro
"Berdasarkan perkiraan WHO, bahwa di Indonesia terdapat 1,5 juta kasus aborsi per tahunnya dan 2.500 diantaranya berakhir dengan kematian ibu. Aborsi adaiah masalah yang kontroversial disemua bidang ilmu, termasuk etika. Pada skripsi ini diuraikan perbedaan penempatan masalah aborsi pada etika ferninis dan teori-teori etika Iainnya. Perbedaan konsep dasar apa yang membuat penempatan masalah abarsi pada etika feminis berbeda dengan teori-teori etika Iainnya.
Aborsi secara umum dapat diartikan sebagai terhentinyalpenghentian hasil konsepsi sebelum akhir masa alamiah kehamilan. Ada dua jenis aborsi, yaitu: aborsi spontan dan abortus provocatus. Aborsi jenis kedua adalah aborsi yang dipermasalahkan. Di bidang medis, aborsi menjadi konflik antara menyelamatkan kehidupan dan prosedur pengguguran. Di bidang hukum, konflik yang terjadi adalah masalah legalisasi dan hukum-hukum yang mengatur aborsi. Sedangkan di bidang agama, aborsi bertentangan dengan nilai kesucian kehidupan.
Pada teori-teori etika, masalah aborsi ditempatkan sebagai masalah manusia secara umum. Adanya hukum moral yang absolut dan universal membuat aborsi merupakan suatu perbuatan yang tidak boleh dilakukan, apapun alasannya. Walaupun tidak semua teori etika absolut dan universal, tetapi pertimbangan yang dipergunakan tidak didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan perempuan serta tidak memberi pilihan kepada perempuan atas tubuhnya.
Masalah aborsi adalah masalah yang memerlukan suatu pembahasan yang memperhatikan hal-hal partikular yang terdapat pada suatu keputusan apakah akan melakukan aborsi ataupun tidak. - Sangat panting untuk memperhatikan dan memahami permasalahan aborsi secara menyeluruh karena setiap kasusnya berbeda-beda, karenanya tidak bisa diselesaikan secara umum. Etika feminis adalah etika dengan konsep dasar yang mengutamakan care, love, connections, dan relationship.
Etika feminis tidak melegalisasi aborsi melainkan memperhatikan keinginan, kebutuhan, dan kepentingan orang per orang sehingga etika feminis menganalisa masalah aborsi sebagai masalah perempuan dan memberinya pilihan atas tubuhnya. Namun etika feminis tetap menghargai janin tetapi dengan status moral yang relasional karena keberadaan janin yang unik dan terikat pada orang lain sebagai penunjang hidupnya. Oleh karena itu penempatan masalah aborsi pada etika feminis berbeda dari teori-teori etika.
Hasil dari analisa penempatan masalah aborsi pada etika feminis diharapkan dapat menghasilkan suatu pemikiran yang baik sesuai tujuan etika feminis, yaitu membuat dunia lebih baik dan untuk menggugah kesadaran untuk membuat dunia menjadi Iebih baik. Walaupun demikian, mengakhiri proses tumbuh kembang janin mungkin saja salah, tetapi perempuan yang memiliki hak untuk memutuskan pilihannya. Tidak ada seorang perempuan pun yang menginginkan aborsi hanya karena ia memang suka melakukannya. Perempuan melakukan aborsi karena ia benar-benar membutuhkannya, sebagai sebuah jalan untuk mempertahankan dan menyelematkan dirinya, hidupnya, serta kehidupannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S15978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indahdiati
"Data statistik menunjukkan bahwa aborsi cukup banyak dilakukan di Indonesia. Selain itu survey yang diadakan majalah Femina juga menunjukkan kecenderungan mulai diterimanya aborsi pada sebagaian wanita. Hal tersebut terasa janggal bila dikaitkan dengan pandangan yang selama ini beredar bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Sedangkan diketahui agama melarang tidakan aborsi. Untuk itu peneliti merasa perlu melihat hubungan antara religiusitas dan sikap terhadap aborsi pada wanita. Religiusitas yang dimaksud adalah religiusitas intrinsik (cara beragama yang memikirkan komitmen terhadap agama dengan seksama dan memperlakukannya sebagai tujuan akhir) dan religiusitas ekstrinsik (cara beragama yang menggunakan agama sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi).
Penelitian dilakukan pada wanita muslim karena masih terdapat perbedaan pendapat di antara ulama Islam mengenai hukum aborsi sebelum ditiupkannya ruh pada janin, yaitu sebelum janin berumur 120 hari, sehingga kemungkinan wanita muslim akan memiliki sikap terhadap aborsi yang lebih bervariasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling, yaitu teknik incidental sampling. Untuk mengukur religiusitas intrinsik dan ekstrinsik digunakan teijemahan dari Religious Orientation Scales yang dikembangkan oleh Allport dan Ross. Sementara itu sikap terhadap aborsi diukur dengan skala sikap terhadap aborsi yang disusun dengan teknik konstruksi Likert. Adapun seluruh analisis data dilakukan dengan piranti lunak Statistical Package for Social Science (SPSSj^br Windows release 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas intrinsik dan sikap terhadap aborsi (r = -.46, p = .00). Semakin komitmen terhadap agama dipikirkan dengan seksama dan diperlakukan sebagai tujuan akhir, semakin unfavorable sikap terhadap aborsi. Religiusitas ekstrinsik juga berhubungan negatif secara signifikan dengan sikap terhadap aborsi (r = - .32. p = .00). Aitinya semakin agama digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi, semakin unfavorable sikap terhadap aborsi. Akan tetapi hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan negatif antara religiusitas intrinsik dan sikap terhadap aborsi signifikan lebih kuat daripada hubungan negatif antara religiusitas ekstrinsik dan sikap terhadap aborsi (t = 1.70, p<.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tribe, Laurence H.
New York : Norton, 1992
363.46 TRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yeza Pradhipta
"ABSTRAK
Peristiwa Mei 1968 melahirkan sebuah kelompok pergerakan perempuan Prancis bernama Mouvement de Lib ration des Femmes atau MLF yang aktif pada tahun 1960 hingga tahun 1970. Salah satu masalah perempuan yang diangkat oleh MLF adalah mengenai hak atas akses kontrasepsi gratis dan praktik aborsi legal di Prancis. Artikel ini berusaha menjelaskan perbedaan MLF dari kelompok pergerakan perempuan lainnya di Prancis yang juga beroperasi sekitar tahun 1950-an hingga 1970-an, tindakan, serta peran MLF dalam perjuangan pelegalan distribusi kontrasepsi gratis dan praktik aborsi di Prancis.

ABSTRACT
A French women rsquo s movement group, active from 1960s to 1970s known as Mouvement de Lib ration des Femmes or MLF, was inspired and founded from the events of May 1968 in France. One of the issues brought up by MLF was free contraception distribution and abortion legalization for every French woman. This article focuses on the explanation of the differences between MLF and other French women rsquo s movement groups from 1960s to 1970s as well as the group rsquo s actions and roles during the fight for the legalization of free contraception distribution and abortion in France. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Asmania
"ABSTRACT
Tugas Akhir ini membahas tentang pengaruh gerakan perempuan dalam keberhasilan legalisasi aborsi di Uruguay. Dalam penjelasannya nanti, akan dianalisis bagaimana RUU Hak Seksual dan Reproduksi yang telah dijatuhi veto oleh presiden Tabare Vazquez pada tahun 2008, namun dapat dilegalisasi di bawah kepemimpinan presiden Jose Mujica pada tahun 2012. Penelitian ini akan melihat peluang-peluang politik apa saja yang mendorong dilegalisasinya aborsi di Uruguay. Mulai dari keberadaan organisasi-organisasi perempuan, kaukus perempuan dalam parlemen, dan presiden yang menjabat.

ABSTRACT
This thesis will explore the strategy of woman movements on the success of the legalization of abortion in Uruguay. The central analysis will be on how the draft of the Sexual and Reproductive Law that had been vetoed by President Tabare Vazquez in 2008 was re appealed and legalized under the government of President Jose Mujica in 2012. This writing will look on the political opportunities that support the legalization of abortion in Uruguay, such as the existence of woman organizations, the woman caucus inside the parliament, and the political views of the serving president."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Gracia Putri, auhtor
"Skripsi ini membahas tentang penerapan ketentuan aborsi dalam UU Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya bagi anak korban kekerasan seksual. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, penelitian ini akan menjelaskan pengaturan aborsi di Indonesia, mulai dari ketentuan dalam KUHP yang secara mutlak melarang praktik aborsi, hingga ketentuan dalam Undang-Undang Kesehatan yang memberikan pengecualian terhadap aborsi, khususnya bagi korban aborsi. kekerasan seksual. Penelitian ini juga membahas penerapan pengaturan dalam UU Kesehatan terhadap anak korban kekerasan seksual, berdasarkan kasus aborsi anak korban perkosaan dalam putusan Pengadilan Negeri Muara Bulian No. 5/Pid.Sus -Anak/2018/Pn. Mbn. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa meskipun UU Kesehatan telah memberikan pengecualian terhadap aborsi yang dilakukan karena perkosaan, namun ketentuannya tidak dapat memberikan perlindungan bagi anak yang menjadi korban kekerasan seksual karena ketentuan tersebut terlalu membatasi. UU Kesehatan juga tidak dapat melindungi anak dari aborsi yang tidak aman. (aborsi tidak aman), dan ketentuannya tidak dapat memenuhi hak atas kesehatan reproduksi anak, yaitu dalam hal kemudahan akses aborsi aman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan dan penyempurnaan ketentuan aborsi dalam UU Kesehatan agar lebih berperspektif korban, memberikan perlindungan bagi anak dan memberikan akses yang lebih besar kepada korban anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi.
This thesis discusses the application of abortion provisions in the Health Law and its implementing regulations for child victims of sexual violence. By using normative juridical research methods, this study will explain the regulation of abortion in Indonesia, starting from the provisions in the Criminal Code which absolutely prohibits the practice of abortion, to the provisions in the Health Law that provide exceptions to abortion, especially for abortion victims. sexual violence. This study also discusses the application of the regulations in the Health Law on children who are victims of sexual violence, based on the case of abortion of children who are rape victims in the decision of the Muara Bulian District Court No. 5/Pid.Sus -Anak/2018/Pn. Mbn. The results of this study state that although the Health Law has provided an exception for abortions carried out due to rape, its provisions cannot provide protection for children who are victims of sexual violence because the provisions are too restrictive. The Health Act also cannot protect children from unsafe abortions. (unsafe abortion), and its provisions cannot fulfill the right to reproductive health of children, namely in terms of easy access to safe abortion. Therefore, it is necessary to revamp and improve the abortion provisions in the Health Law to have a more victim perspective, provide protection for children and provide greater access to child victims to obtain reproductive health services."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>