Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2011
302.2 LES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gill, Brendan
New York : Harry N. Abraham, inc., 1981
790.2 GIL j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cresskill, NJ: Hampton Press, 2010
302.230 8 AUD
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saini K. M., 1938-
"Buku ini merupakan laporan penelitian mengenai pola-pola teater dramatis di Jawa Barat. Laporan penelitian ini berisi latar belakang penelitian, data umum kesenian Jawa Barat, pola-pola teater dramatis di Jawa Barat, dan kesimpulan penelitian ..."
Jakarta: 1980/1981
K 792.095 98 SAI p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tirta Pangestu Putri
"ABSTRAK
Makalah ini berusaha menginvestigasi sebuah film produksi studio Walt Disney yang baru dirilis pada tahun 2016, Zootopia, dengan harapan dapat memberikan gambaran mengenai upaya Disney dalam memperbaiki representasi ras dan jender dalam film-filmnya. Keberadaan makalah akademis yang membahas isu multikulturalisme dan stereotip dalam Zootopia 2016 masih sangat jarang. Makalah ini bermaksud mengisi kesenjangan tersebut dengan mengidentifikasi sikap Zootopia mengenai multikulturalisme dan kaitannya dengan stereotip. Tujuan utama dari makalah ini adalah menjelaskan bagaimana film Zootopia 2016 mengilustrasikan perwujudan konsep multikulturalisme dalam kehidupan nyata, termasuk tantangan-tantangan yang ada seperti konflik sosial berupa stereotip, prasangka, dan diskriminasi yang masih dapat ditemukan dalam kota multispesies Zootopia yang menjadi latar dari film tersebut. Fokus dari investigasi makalah ini adalah latar tempat Zootopia dan juga karakter utamanya, Judy Hopps, yang akan dibahas menggunakan konsep multikulturalisme Caleb Rosado dan dekonstruksi stereotip Stuart Hall. Hasil dari makalah ini menunjukkan bahwa film Zootopia 2016 memanfaatkan stereotip lama yang sudah ada untuk kemudian didekonstruksi di akhir cerita.

ABSTRACT
In hope of giving new insight on Disney rsquo s attempt at improving representation of race and gender in their films, this paper investigates the studio rsquo s recently released Zootopia 2016 . As the film is still fairly new, the existence of academic papers that discuss the issue of multiculturalism and stereotype in Disney rsquo s Zootopia 2016 is still very rare. This paper is meant to fill that gap by identifying Zootopia rsquo s stance on multiculturalism and its relation to stereotype. The primary aim of this paper is to explain how the film illustrates multiculturalism along with its challenge in depicting social tensions that are still abound in the multispecies city of Zootopia, such as stereotyping, prejudice, and discrimination. Caleb Rosado rsquo s concept of multiculturalism and Stuart Hall rsquo s stereotype deconstruction theory will be used to examine the film rsquo s setting and main character, Judy Hopps. The findings of this paper show that Zootopia, when presenting their version of multiculturalism, mostly relies on typical stereotypes in order to challenge them in the end."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
"Performing arts in Indonesia from political and socioeconomic perspectives"
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2011
790.2 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Parida Kristina
"Penelitian ini membahas proses pembentukan pertunjukan Raminten Cabaret Show dengan memahami dramaturgi, dramaturgi queer, dan peran artefak media dalam pertunjukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan paradigma konstruktivisme. Berdasarkan wawancara mendalam dan diskusi kelompok, ditemukan bahwa Raminten Cabaret Show membentuk pertunjukan dengan melakukan dramaturgi pada praktik pertunjukan queer, yaitu drag queen, impersonator, lip-synch, dan mimesis, dalam kesatuan pertunjukan kabaret. Pertunjukan dramaturgis diatur melalui penampilan wajah personal, pengelolaan impresi, pengaturan versi diri dalam wilayah interaksi, serta interaksi penampil dan penonton. Penampil menggunakan artefak media, seperti sepatu hak tinggi, rambut palsu, kostum, riasan wajah dan aksesoris sebagai wajah personal dan tirai dramaturgi. Karakteristik queer atau keunikan dalam pertunjukan Raminten Cabaret Show terdapat pada komersialisasi pertunjukan queer sebagai kuasa, lokalisasi nilai dalam pertunjukan, dan jarak lokal-global dalam konteks, praktik, dan istilah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1) pertunjukan Raminten Cabaret Show terbentuk melalui proses dramaturgi pada seni pertunjukan berkarakteristik queer, 2) dalam proses ini, artefak media berperan signifikan sebagai katalis bagi simbol dan karakteristik queer dalam transformasi panggung dramaturgi pertunjukan, 3) keunikan dalam proses pembentukan pertunjukan membentuk Raminten Cabaret Show sebagai seni pertunjukan queer di Indonesia.

This study focuses to explain the formation process of Raminten Cabaret Show’s performance by understanding the dramaturgy, queer dramaturgy, and role of media artifacts in the performance. This study is a qualitative research with case study method and constructivist paradigm. Based on in-depth interviews and group discussions, this study discovers that Raminten Cabaret Show forms its performance by performing dramaturgy in queer practices, such as drag queen, lip- synch, impersonator, and mimesis, inside a cabaret performance. Dramaturgical performances are arranged through personal front, impression management, layers of selves management in dramaturgy regions, and interaction between artists and audiences. The artists use media artifacts; heels, wig, costumes, make-up, and accessories, as their personal front and dramaturgy curtain. Queer characteristics or uniqueness in Raminten Cabaret Show’s performance is located in the commercialization of queer performance as a power, localization of values, and the gap between local-global context, practice, and terms. This study concludes that 1) Raminten Cabaret Show’s performance is formed through dramaturgical process of queer performing arts, 2) in this process, media artifacts played a significant role as catalysts for queer symbols and characteristics in the dramaturgy stages transformation, 3) the uniqueness inside the formation process of the performance formed Raminten Cabaret Show as a queer performing arts form in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Bramantoro Abdinagoro
"Peneliti mengembangkan penelitian Johnson & Garbarino (2001) dengan memperluas antesedennya, juga untuk menjawab perlunya klarifikasi penyebab kepuasan (Hume et.al., 2003). Untuk itu, dari sisi penelitian pemasaran terhadap seni pertunjukan, peneliti menggunakan pendekatan konsep flow karena pendekatan ini dalam ranah pemasaran belum pernah diteliti sebelumnya, sedangkan dari sisi penelitian flow, penerapan konsep ini dalam seni pertunjukan teater akan menambah lingkup atau konteks industri yang diteliti. Pendekatan flow diharapkan mampu menjawab fenomena seni pertunjukan teater pada umumnya, dan khususnya fenomena seni pertunjukan di Indonesia.
Peneliti melakukan studi eksplorasi terlebih dahulu untuk mengetahui dan memahami penonton dalam menyaksikan seni pertunjukan teater. Varibel Pertunjukan (play), Reputasi Teater, Atmosfer Teater, Pencapaian Tujuan (Goal Achievement), Flow, Kepuasan, Intensi Menonton Pertunjukan Yang Akan Datang, dan Word of Mouth kemudian muncul dari studi eksploratori ini, untuk membentuk model penelitian. Penelitian dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner pada 365 responden yang baru saja menonton seni pertunjukan teater di gedung-gedung pertunjukan yang ada di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki, Teater Salihara dan Gedung Kesenian Jakarta.
Dari model penelitian dapat disimpulkan bahwa Flow memang faktor penting dan sentral bagi penonton dalam mengonsumsi atau menonton seni pertunjukan teater. Terbukti bahwa ketiga anteseden (Pertunjukan, Reputasi Teater dan Atmosfer Teater) mempengaruhi Flow, dan kedua outcomes (Intensi Menonton Pertunjukan Yang Akan Datang dan Word of Mouth) dan Kepuasan semuanya dipengaruhi oleh Flow.
Intensi Menonton Pertunjukan Yang Akan Datang (repurchase intension) tetap pada teori klasik, yaitu dipengaruh oleh Kepuasan. Namun demikian, Kepuasan menjadi mediasi bagi Flow dalam mempengaruhi Intensi Menonton Pertunjukan Yang Akan Datang. Artinya, untuk menimbulkan intensi membeli (repurchase intension), Kepuasan (satisfaction) saja tidak cukup, tetapi harus didahului oleh Flow. Hal ini juga menunjukkan bahwa Flow mampu menjelaskan faktor Kepuasan yang selama ini memerlukan klarifikasi (Hume et.al., 2003).
Penelitian ini juga memberi ruang bagi teori Flow yang berasal dari ranah psikologi untuk masuk ke dalam ranah pemasaran melalui konsep Kepuasan. Penelitian ini sekaligus memperkaya penggunaan teori flow yang tadinya hanya bergerak pada bidang psikologi dan pendidikan, kini dapat masuk ke dalam bidang pemasaran, khususnya pemasaran seni.

Researcher develops of Johnson & Garbarino’s (2001) research by expanding these antecedents. This research also to answer the need for clarification of the causes of satisfaction (Hume et al, 2003). In terms of marketing the performing arts studies, researcher used the flow concept. This approach in the discipline of marketing has never been studied before, while the flow of the research, the application of this concept in the performing arts theater will add to the scope or context of the industry under study. Flow phenomena approach expected to answer the performing arts theater in general, and in particular the performing arts phenomenon in Indonesia.
Researchers conducted an exploratory study in first step to know and understand the audience to attend in the theater performing arts. The variables: Play, Theater Reputation, Theater Atmosphere, Goal Achievement, Flow, Satisfaction, Intention to Attend on Next Performing, and Word of Mouth then emerged from this exploratory study, to establish the research model. Research is continuing to distribute questionnaires to the 365 respondents who had seen theater performing arts performance in Jakarta, as at Taman Ismail Marzuki, Teater Salihara and Gedung Kesenian Jakarta.
From the research model concluded that Flow is important and central factor for the audience to consume or attend to theater performing arts. Proved that the three antecedents (Play, Theater Reputation and Theater Atmosphere) affect Flow, and the two outcomes (Intention to Attend on Next Performing and Word of Mouth) and Satisfaction are all influenced by Flow.
Intention to Attend on Next Performing (repurchase intension) remained on the classical theory, which influences the satisfaction. However, satisfaction is mediation to Flow for influencing the Intention to Attend on Next Performing. So that, Satisfaction is not enough to make Intention to Attend on Next Performing (repurchase intension), but its must be preceded by Flow. It also proved that the flow was able to explain the factors that have satisfaction require clarification (Hume et al, 2003).
This study also provides space for Flow theory from the discipline of psychology to get into the discipline of marketing through the concept of satisfaction. This study and extends the use of flow theory was earlier engaged in the fields of psychology and education, can now be entered into the field of marketing, particularly the art of marketing.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Geografi Departemen Budpar, 2007
959.8 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>