Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vogel, Harold L.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2007
338.477 91 VOG e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia , 1991
780 SEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Wulandari Sasongko
"ABSTRAK
Skripsi ini menyajikan deskripsi tentang tarling sandiwara yang populer di
wilayah Indramayu dan Cirebon. Lakon tarling sandiwara yang dipilih berjudul
Istri Durhaka. Metode kajian yang digunakan adalah deskriptif analisis
penokohan tokoh dari video hasil transkripsi. Telaah kritik sosial juga disajikan
untuk mengetahui permasalahan sosial yang ada pada saat ini melalui dialog yang
disajikan.

ABSTRACT
This thesis presents a description about "taling sandiwara" or theatrical tarling that famous in Indramayu and Cirebon. Tarling theatrical story that selected as the
main data of the study called Istri Durhaka. The method that used in this study is
descriptive analysis and to figure characterization from the video transcript. Study
of social criticism is also presented to determine the social problem that exist
today through dialogues"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Chakim Muchlas
"Tesis ini membahas soal hubungan rasa dengan seni pertunjukan. Dalam cakupannya yang luas, seni pertunjukan memiliki kesamaan, yakni aktivitas yang mengandung interaksi. Di dalam interaksi pada seni pertunjukan, terdapat penampil dan audiens yang bersama-sama saling melibatkan diri dalam sebuah gelaran pertunjukan. Interaksi antara penampil dan audiens dalam tulisan ini dijelaskan melalui perspektif pertukaran emosi yang memperlihatkan komunikabilitas rasa.

This thesis examines the relationship between rasa theory and the performing arts. Beyond its vast plenitude, the performing arts has something in common, which is interractive activity. In that activity, there is always the audience and the performer engaging themselves into the performance. Here, using the rasa theory, the emotional communication and transformation were explained."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T43514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Ramadhanti Sudjono
"ABSTRAK
Artikel ini fokus pada representasi kehidupan imigran di banlieue yang ditampilkan dalam lagu rap Demain Cest Loin karya IAM. Teori yang digunakan adalah teori representasi dari Stuart Hall dengan analisis data berdasarkan aspek semantik. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Ditemukan melalui hasil
penelitian bahwa banlieue berbeda dari wilayah tempat tinggal biasanya, banlieue tidak hanya semata sebagai wilayah tempat tinggal tetapi juga merupakan arena pertarungan yang di dalamnya terdapat kriminalitas, permasalahan pemuda imigran, hingga diskriminasi. Meski dihadapkan dengan kondisi lingkungan yang demikian, para pemuda banlieue memiliki cara mereka sendiri untuk terus bertahan
yaitu dengan berkarya melalui musik rap. Ditemukan juga bahwa lagu rap ini secara tidak langsung memperkuat streotip negatif yang melekat pada banlieue dan adanya pesimisme yang tumbuh di antara penduduk banlieue.

ABSTRACT
This article focuses on the representation of the lives of immigrants in the suburb based on a rap song Demain Cest Loin by IAM and is analyzed by Stuart Hall s representation theory and semantic aspects. The method used is qualitative method and literature studies. The result shows that the suburb is different from the common residential areas, suburbs are not simply residential areas but also a
battleground where there are crimes, problems related to the young-living immigrant, and discrimination. Although faced with such condition, the suburb youth have their own way to survive, namely through rap music. The result also indicates that this rap song indirectly strengthens the negative stereotypes of the suburb and there is a growing pessimism among the suburb residents."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tiffany Candra
"Tulisan ini membahas mengenai utilisasi tari Waacking di Korea Selatan dan Indonesia. Waacking merupakan genre tari modern yang mulai berkembang pada tahun 1970-an. Lahir dari komunitas klub gay di Los Angeles, Waacking menjadi salah satu media ekspresi diri bagi kaum homoseksual pada masa itu. Para penari menggunakan Waacking untuk mengungkapkan perasaannya melalui gerakan-gerakan yang juga berarti sebagai simbol identitas diri mereka. Melalui gerakan ini, penari menyampaikan makna-makna subjektif mereka kepada para penonton. Seiring berjalannya waktu, Waacking mulai dikenal masyarakat di berbagai negara, tidak terkecuali di Korea Selatan dan di Indonesia. Meski teknik yang digunakan masih sama, terdapat perkembangan fungsi Waacking di kedua negara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Waacking sebagai media pengenalan budaya nasional oleh waackers Korea Selatan dan Indonesia. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Tulisan ini mengacu pada teori tari sebagai sistem simbol dan tari sebagai sarana komunikasi lalu hasil temuan dianalisis dengan sudut pandang artikulasi budaya. Melalui tulisan ini dapat disimpulkan bahwa meski awalnya Waacking digunakan sebagai sarana ekspresi diri dari penindasan, kini Waacking digunakan sebagai sarana pengenalan identitas budaya nasional.

This paper discusses the utilization of Waacking dance in South Korea and Indonesia. Waacking is a modern dance genre that began to develop in the 1970s. Born from the gay club community in Los Angeles, Waacking became one of the media of selfexpression for homosexuals at that time. Dancers use Waacking to express their feelings through movements that also symbolize their self-identity. Through these movements, dancers conveyed their subjective meanings to the audience. Over time, Waacking began to be recognized by people in various countries, including South Korea and Indonesia. Although the techniques used are still the same, there are developments in the function of Waacking in both countries. The purpose of this study is to analyze the use of Waacking as a medium for introducing national culture by South Korean and Indonesian waackers. The method used is descriptive qualitative method with literature study technique. This paper refers to the theory of dance as a symbol system and dance as a means of communication and then the findings are analyzed from the point of view of cultural articulation. Through this paper, it can be concluded that although initially Waacking was used as a means of self-expression from oppression, now Waacking is used as a means of recognizing national cultural identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ribut Basuki
Depok: Rajawali Press, 2020
790 RIB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alvandi Bagastha Mufid
"Video musik sebagai produk budaya populer mampu menyampaikan pesan kepada para penontonnya dengan cepat, baik berupa opini, informasi, perspektif, dan kritik. Perspektif yang hendak disampaikan berkaitan dengan suatu hal yang seringkali luput dari kesadaran umum. Dalam sejarah, perkembangan video musik di Rusia dimulai ketika penampilan musik dilakukan juga dalam pementasan sebuah opera. Dengan kemajuan zaman dan perkembangan digital, video musik memasuki ranah baru melalui platform Youtube, seperti yang dilakukan Otkazniki.ru dalam kampanye video musik Мамы не из рекламы atau Mama Bukan Dari Iklan yang mencoba menggambarkan dan menyampaikan pesannya kepada masyarakat terkait peran mama atau ibu dalam keluarga, khususnya dalam mengasuh anak dan kegiatan domestik rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan didukung oleh teori Camera Lucida milik Roland Barthes, yaitu studium dan punctum. Hasil penelitian ini adalah representasi Mama atau ibu yang disampaikan dalam film tersebut memiliki sifat yang positif dan menggambarkan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu.

Music videos as a product of popular culture can convey messages to the audience quickly, in the form of opinions, information, perspectives, and criticisms. The perspective to be conveyed is related to something that often escapes public awareness. Historically, the development of music videos in Russia began when musical performances were also performed in the performance of an opera. With the advancement of the times and digital developments, music videos have entered a new realm through the Youtube platform, as did Otkazniki.ru in the music video campaign Мамы не из рекламы or Mama Not From Advertising which tries to describe and convey its message to the public regarding the role of mama or mother in the family, especially in raising children and domestic household activities. This research uses a descriptive-analytical method and is supported by Roland Barthes' Camera Lucida theory, namely the studium and punctum. The result of the research is that the representation of Mama or mother conveyed in this film has a positive nature and describes the sincere love of a mother."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Veronica
"Penelitian ini mengangkat topik representasi industri hiburan Korea Selatan dalam media berita Indonesia. Budaya populer Korea tidak dapat dipungkiri berada sangat dekat dengan masyarakat Indonesia melalui akses mereka ke beragam bentuk media informasi. Saat ini, seseorang dapat dengan mudah menemukan berita tentang Hallyu atau budaya populer Korea dalam media berita Indonesia, bahkan media berita ini ada yang menyediakan kolom rubrik khusus yang hanya berisi konten tentang Hallyu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk representasi industri hiburan Korea Selatan, khususnya acara survival show, dalam media daring Indonesia. Data penelitian berupa artikel terkait acara televisi bergenre survival show, ‘Girls Planet 999’, dalam media berita daring Wowkeren.com dan IDN Times dianalisis menggunakan metode analisis framing Gamson & Modigliani yang mengategorisasi unsur-unsur dalam teks untuk memudahkan interpretasi. Analisis data menyimpulkan bahwa Wowkeren.com membingkai survival show sebagai acara yang penuh kontroversi, sedangkan IDN Times membingkai survival show sebagai acara yang megah dan terkenal.

This research raises the topic of representation of the Korean entertainment industry in Indonesian news media. Korean popular culture cannot be denied being very close to the Indonesian people through their access to various forms of information media. Currently, one can easily find news about Hallyu or Korean popular culture in Indonesian news media, even this news media provides a special column that only contains content about Hallyu. This study aims to explain the form of representation of the South Korean entertainment industry, especially survival shows, in Indonesian online media. Research data in the form of articles related to the television show genre survival show, Girls Planet 999, in the online news media Wowkeren.com and IDN Times were analyzed using the Gamson & Modigliani framing analysis method which categorizes the elements in the text to facilitate interpretation. Data analysis concluded that Wowkeren.com framed the survival show as a controversial event, while IDN Times framed the survival show as a grand and famous event."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Ayu Shila Febriani Adari
"Festival adalah produk dari budaya yang berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman, tak terkecuali Festival Taylagan yang merupakan salah satu ritual tahunan terpenting bagi dukun Suku Buryat Rusia yang kini juga dipertunjukkan untuk wisatawan. Dengan menggunakan teori semiotik oleh Roland Barthes, peneliti berusaha mengeksplorasi perubahan makna Festival Taylagan ini berdampak kemasyarakat Rusia dan teori The Invention of Tradition oleh Eric Hobsbawm (1992) digunakan untuk membedah inventarisasi tradisi pada Festival Taylagan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, studi kepustakaan, dan teknik wawancara dalam melengkapi data primer maupun sekunder. Hasil penelitian menemukan bahwa perubahan nilai-nilai sakral pada Dukun Buryat Rusia dalam Festival Taylagan telah dimulai sejak kemunculan Neo-shaman sebagai wujud adaptasi kebudayaan dalam kehidupan masyarakat kontemporer.

Festival is a product of culture that develops according to the needs of the times, including the Taylagan Festival which is one of the most important annual rituals for the Russian Buryat Shamans which is now also performed for tourists. This research includes input from the theory of semiotic by Roland Barthes to explore how changes in the meaning of the Taylagan Festival impact Russian society and the theory of the invention of tradition by Eric Hobsbawm (1992) used to analyze the inventory of traditions at the Taylagan Festival. The primary and secondary data requirements were fulfilled by the qualitative method, literature study, and interview. It shows that the change in the sacred values of the Russian Buryat Shamans in the Taylagan Festival has been started since the presence of Neo-shamans as a form of cultural adaptation during the Contemporary Era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>