Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anak Agung Ayu Ari Widhyasari
"Musik tradisional di Indonesia merupakan suatu kekayaan budaya yang telah ada sejak jaman nenek moyang dan terus ada hingga sekarang. Musik tradisional yang beragam dan memiliki ciri khas dan unik tentunya menarik minat orang untuk mempelajarinya. Sehingga tak jarang banyak musisi – musisi dan seniman yang memadukan musik tradsional dengan musik modern untuk memunculkan ciptaan musik baru. Banyak musik tradisional Indonesia yang digunakan di luar negeri dan bahkan banyak orang asing yang mempelajari musik tradisional Indonesia seperti gamelan, angklung, gong, dan seni musik lainnya.
Bahkan banyak musisi Indonesia yang memadukan musik tradisional dengan musik modern. Sebut saja seperti Balawan dan Ethnic Percussion yang selalu membawakan musik tradisional dengan musik modern lalu ada juga grup musik Emoni yang menggunakan musik modern dan tradisional dalam membawakan semua lagunya. Bisa dikatakan hal yang dilakukan oleh kedua musisi tersebut untuk melestarikan budaya seni musik tradisional Indonesia.
Salah satu bentuk atau proses melestarikan budaya bisa dilihat pada pementasan musik Megalitikum Kuantum. Pada pementasan ini, terdapat perpaduan musik tradisional dan musik modern. Pementasan ini merupakan ide kreatif dari Rizaldie Siagian yang merupakan seorang musisi dan seniman. Megalitikum Kuantum memiliki arti langit yang merupakan atap dari segala unsur kehidupan seperti batu, air, kayu dan beberapa unsur lainnya. Unsur – unsur ini pun diambil dari seni musik tradisional Indonesia seperti jegog, gamelan, dan lain – lain.
Pementasan Megalitikum Kuantum menimbulkan beberapa Hak dan Hak Cipta dan bagaimana kedudukan seni musik tradisional dalam pementasana tersebut. Beberapa hak yang timbul dalam Hak Cipta merujuk pada Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta serta perlindungan musik tradisional merujuk pada Undang – Undang Nomor 5Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kedua peraturan perundang – undangan tersebut memiliki ketentuan – ketentuan yang melindungi musik tradisional dan bagaimana jika muncul ciptaan baru karena perpaduannya dengan musik modern.

Traditional music in Indonesia is a cultural wealth that has existed since ancient times and continues to exist today. Traditional music that is diverse and has distinctive and unique characteristics certainly attracts people to learn it. So it is not uncommon for many musikians and artists to combine traditional music with modern musik to create new musikal creations. A lot of Indonesian traditional music is used abroad and even many foreigners have studied traditional Indonesian music such as gamelan, angklung, gong, and other musical arts. In fact, many Indonesian musikians combine traditional musik with modern music. For example, Balawan and Ethnic Percussion, who always present traditional music with modern music, then there is also an Emoni music group that uses modern and traditional music in performing all their songs. It could be said that the things done by the two musikians were to preserve the culture of Indonesian traditional music arts. One form or process of preserving culture can be seen in the Megalitikum Kuantum music performance. In this performance, there is a combination of traditional music and modern music. This performance is a creative idea from Rizaldie Siagian who is a musician and artist. Megalitikum Kuantum have the meaning of the sky which is the roof of all living elements such as stone, water, wood and several other elements. These elements are also taken from traditional Indonesian musik such as jegog, gamelan, and others. Megalitikum Kuantum performances give rise to several rights and copyrights and how the position of traditional music in the performance. Several rights arising in copyright refer Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 about Hak Cipta and and Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Both laws and regulations have provisions that protect traditional music and what if a new creation appears because of its combination with modern music."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aurora Marsye, examiner
"Teknologi perekaman suara dan media penyimpanan informasi dijital memfasilitasi pesatnya pertumbuhan jumlah data musik yang ada saat ini. Terlebih lagi dengan kecanggihan teknologi jaringan komputer saat ini, pengguna internet dapat saling menukar koleksi musik hingga terkumpul jutaan data musik seperti koleksi yang dimiliki oleh situs layanan unduh musik. Pengorganisasian sejumlah besar data musik bukanlah hal yang mudah. Berkenaan dengan hal ini, perolehan informasi musik yang efektif menjadi suatu kebutuhan tersendiri.
Beberapa studi mulai meneliti perolehan informasi musik lagu tradisional namun belum banyak penelitian yang meneliti perolehan informasi musik daerah Indonesia. Hal ini memotivasi penulis untuk meneliti perolehan informasi musik poliponik berdasarkan isi menggunakan pendekatan sederhana yang melibatkan informasi poliponik secara keseluruhan dan efektif dengan pengujian terhadap lagu daerah Indonesia. Perolehan informasi musik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan tahapan ekstraksi melodi dokumen musik dan kueri pengguna, pembuatan representasi teks informasi musik, pengindeksan, dan pengukuran kemiripan. Metode utama yang dibandingkan pada eksperimen adalah pengukuran kemiripan dengan pencocokan pola dan penggunaan sistem perolehan informasi teks. Koleksi yang digunakan pada eksperimen adalah 2158 musik poliponik dalam format MIDI dengan 191 lagu daerah Indonesia termasuk di dalamnya. Lima kelompok kueri dirancang dengan masing-masing terdiri dari 30 kueri monoponik lagu daerah Indonesia.
Variasi kueri yang digunakan pada eksperimen adalah panjang kueri, posisi kueri, dan jenis proses pembuatan kueri. Hasil eksperimen metode pencocokan pola dan penggunaan sistem perolehan informasi teks terhadap variasi kueri tersebut memberikan hasil sebagai berikut: penggunaan kueri panjang memberikan hasil yang lebih baik daripada kueri pendek; pemilihan posisi kueri tidak berpengaruh pada pengindeksan lagu penuh namun kueri yang dipilih dari awal lagu memberikan hasil yang lebih baik pada pengindeksan lagu sebagian; penggunaan kueri yang dibuat dengan piano virtual memberikan hasil yanghampir sama baiknya dengan kueri yang diambil langsung dari dokumen relevan; panjang kueri yang efektif adalah 14 not.
Berdasarkan hasil eksperimen yang mencakup variasi metode pengindeksan, pengukuran kemiripan, dan keragaman kueri, terlihat bahwa metode pencocokan pola dan penggunaan sistem perolehan informasi teks merupakan dua metode yang sama baiknya dan efektif untuk perolehan informasi musik."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi kumpulan lagu Penembrama, yaitu komposisi lagu yang disusun sebagai tanda penghargaan, penghormatan dan persembahan kepada pembesar-pembesar tertentu. Menurut kolofon depan (h.i), Serat panembrama ini ditulis oleh Atmasutirta berkenan dengan jumeneng-dalem PB XI di Kraton Surakarta pada tanggal 6 Besar. Dal 1868 (7 Februari 1938). Daftar pupuh : 1). Sinom; 2). Asmarandana; 3). Kinanthi; 4). Gambuh; 5). Mijil; 6). Pangkur; 7). Pucung; 8). Sinom; 9). Dhandhanggula. Menurut catatan Pigeaud pada h.i naskah ini diperolehnya pada bulan Februari 1941. Dengan demikian, proses penyalinannya diperkirakan antara tahun penulisan naskah asli (1938) dan tahun 1941."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SS.17-A 42.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat pakem wirama lengkap dengan laras pelog dan laras slendro ini sedikit berbeda dengan FSUI/SS.3-5. Naskah ini merupakan alih aksara dari YKM/K.160 (?) yang dilakukan oleh staf Panti Boedaja pada tahun 1932 dengan ijin kraton melalui perantaran Mevr. Resink Wilkens. Naskah itu disalin untuk melengkapi informasi dari SS.3 dan SS.4 yang dinilai Pigeaud belum tuntas. Tembusan karbon dari naskah koleksi Museum Sonobudoyo, berciri MSB/M.4.; Naskah koleksi Museum Sono Budoyo tersebut pernah dimikrofilm (lihat reel 158.06), maka naskah koleksi FSUI ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SS.6-B 38.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
So, Hee-won
Seoul: London House Korea, 2007
R KOR 781.6 SOH h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sin, Gyong-rim
[Seoul, Korea ;Seoul, Korea , Seoul, Korea ]: Mun I Dang, 1998
KOR 784.4 SIN m I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pak, Jong Soeb
Daegi: Moonchangsa, 2007
KOR 782.4 PAK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Thae-Jun
Seoul: Bakijeong, 2011
KOR 781.629 57 KIM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi bermacam-macam lagu dan parikan untuk mengiringi suatu tarian yang disertai pula keterangan mengenai langkah-langkah tarian tersebut. Kolofon depan menyebutkan bahwa naskah disalin atas perintah K. R. A. Danureja VI, mulai hari Kemis Kliwon, 13 Rabingulawal, Alip 1811 (2 Pebruari 1882). Kertas yang dipergunakan serta gaya corak tulisan, cocok sekali dengan penanggalan tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SS.7-NR 508
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>