Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elis Puspitasari
Abstrak :
Keberadaan pesantren dalam era perubahan yang berjalan terlalu cepat ini dapat pula rnengalami kegancangan dengan pergeseran fungsi bahkan sampai terjadi disfungsi kelembagaan pesantren yang mengakibatkan kemunduran. Abdullah (1996:111) menyatakan bahwa pesantren mengalami perubahan, baik sehagai akibat dari dinamika internal maupun. sebagai penetrasi "dunia luar". Dalain studi ini berusaha melihat Pesantren Karangsari yang tengah dalam tantangan modernitas. Penelitian ini ingin menggali faktor-faktor yang melatarbelakangi kemunduran pesantren, Dari Perspektif Pakta Social dengan Teori Siruklural Fungsional dikaji faktor-faktor eksternal kemunduran pesantren. Sementara untuk menggali lebih dalam terutama faktor-faktor internal pesantren dikaji dengan Perspekt if Definisi Social. Penelitian dilakukan secara kualitatif sebagai konsekuensi inetodologis Perspektif Deflnisi Social dengan wawancara mendalam, analisa dokumentasi dan observasi partisipatif untuk menggali lehih dalam informasi mengenai faktor-faktor kemunduran pesantren. Sebagai konsekuensi metodologis Perspektif Fakta Sosial untuk mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku anggota masyarakat di lokasi penelitian Berta faktor-faktor eksternal kemunduran pesantren dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan selama kira-kira 6 bulan di Pondok Pesantren Karangsari (PPKS) di Desa Karangsari, Kec. Kembaran, Kab. Banyumas. Temuan lapangan menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi terjadinya kemunduran PPKS. Faktor internal berkisar pada : rnemudarnya kharisma kyai PPKS, pergeseran fungsi kyai dan pesantren dari multifungsi rnenjadi monofungsi menyempitkan perannya ditengah masyarakat, lemahnya daya adaptif pesantren karena sikap uzlahnya, adanya konflik internal ditubuh PPKS turut pula andil terhadap kemundurannya. Faktor internal yang paling dominan dalam kemunduran PPKS adalah lemahnya daya adaptif PPKS. Faktor eksternal kemunduran pesantren lebih didominasi oleh faktor modernisasi yang tercerrnin dalam beberapa faktor, yaitu : hadirnya sekolah umum, penempatan pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional yang terkesan sebagai pendidikan nomor dua setelah pendidikan umum, pergeseran penilaian masyarakat terhadap pendidikan, di samping terputusnya hubungan antara PPKS dengan Depag dan intervensi pemerintah lokal (Desa) yang Golkar menekan dan menghambat kelangsungan PPKS yang berafiliasi ke PPP.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwaldi
Abstrak :
Lembaga pendidikan keperawatan Poltekes Jurusan Keperawatan Palembang bertujuan menghasilkan perawat profesiona/pemula melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas, laboratorium keperawatan dan lahan praktek sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan. Salah satu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar keperawatan medikal bedah (217A). Namun kegiatan belajar mengajar medikal bedah yang dilakukan belum memperoleh basil yang sesuai dengan tuntutan kompetensinya. Kondisi tersebut ditandai oleh rendahnya tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimiliki oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai informasi mengenai kegiatan pembelajaran keperawatan medikal bedah (217A) di Poltekes Jurusan Keperawatan Palembang berdasarkan pendekatan sistem. Rancangan penelitian menggunakan metode kualitatif, sedangkan pengumpulan informasi dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan dokumentasi. Kemudian analisis dilanjutkan melalui triangulasi metode dan sumber, sedangkan hasilnya diteliti melalui analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih berkualitas rendah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas dosen, terbatasnya fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Selain itu, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan belum optimal. Daftar bacaan : 36 (1984 - 2002)
Analysis on Educational System of Medical Surgery Nursing at Palembang Polytechnics of Health Majoring in Nursing Department 2002Palembang Polytechnics of Health in Nursing Department aims at educating beginning professional nurse through lecturing and educational activities conducted in classes, nursing laboratories, and practical places based on hoped competence demand. One of the lecturing and educational activities to achieve that goal is medical surgery lecture (217A). On the other hand that lecture activity has not fulfilled the competence demands. That condition is marked by students' low masteries of nursing knowledge and skills. This research objective is to obtain some information concerning lecturing activities of medical surgery (217A) in Palembang Polytechnics of Health based on systemic approach. This research design uses qualitative method, while its information is collected through in-depth interview, focus group discussion and documentation. The analysis is continued through method and source triangulation, while the result is studied based on content analysis. The research result shows that lecturing quality is low due to lowly qualified lecturer, limited facility and lecturing resources. Moreover, lecture planning, organizing and controlling have not been optimal yet. References : 36 (1984 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T12720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanto
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Pelatihan Keterampilan Sosial Sebagai Persiapan Program Sosialisasi. Tujuan pokok pelatihan keterampilan sosial adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial individu dan mengatasi hambatan hubungan sosial mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui apakah pelatihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) dapat mengatasi hambatan hubungan sosial dalam proses sosialisasi dalam lembaga, (2) Mengetahui perubahan-perubahan yang dicapai dalam hubungan sosial anak dengan ayah, ibu, keluarga pengasuh dan teman sebayanya setelah SST, (3) Mengetahui apakah SST dapat mempersiapkan anak dalam menerima program sosialisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SST efekfif untuk meningkatkan keterampilan sosial individu, hal ini diperoleh dari informasi catatan harian, catatan observer, catatan pelatih maupun hasil evaluasi tim pelatih setelah selesai pelatian yang pada prinsipnya mengatakan bahwa SST telah memberikan pemahaman lebih baik mengenai diri sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain. SST juga efekfif untuk mengatasi hambatan hubungan sosial .kelayan, hal ini ditunjukkan oleh perbedaan skor hambatan hubungan sosial dalam semua aspek sebelum dan sesudah pelatihan, dimana skor menunjukkan kecenderungan makin kecil setelah pelatihan dan bertahan sampai periode tindak lanjut. Hubungan sosial anak dengan ayah asuh, ibu asuh, keluarga asuh dan dengan teman sebaya maupun hubungan sosial orang tua asuh dengan anak asuh, sebelum pelatihan keterampilan sosial sebagian besar mengalami permasalahan. Sesudah pelatihan jumlah tersebut cenderung mengalami penurunan, kondisi ini bertahan sampai periode tindak lanjut. Dengan kata lain setelah dilakukan pengukuran pada periode tindak lanjut hanya sebagian kecil saja responden yang mengalami permasalahan dalam hubungan sosialnya. Pelatihan Keterampilan sosial yang dilaksanakan oleh penulis meliputi : (1) Cara-cara mengemukakan keluhan, (2) Cara-cara menuntut hak, (3) Cara-cara menolak permintaan, (4) Cara-cara menyarankan perubahan perilaku dan (5) Cara-cara meningkatkan hubungan sosial dengan orang yang berbeda status. Evaluasi setelah pelatihan keterampilan sosial menunjukkan bahwa anak-anak menjadi lebih. terbuka, lebih memahami dirinya dan hubungannya dengan orang lain - dengan cara -yang benar. Hal ini ditunjylckan dengan tidak adanya konflik sesama kelayan maupun antara kelayan dan pengasuh pada fase-fase awal anak memasuki asrama dan ini tidak terjadi pada anak-anak angkatan sebelumnya. Disisi lain anak-anak 100% menyatakan siap mengikuti program: dan siap mengembangkan keterampilan sosialnya, informasi ini diperoleh dari lembar evaluasi setelah selesai modul janji suci oleh Dr. Clara.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermi Nuryanti
Abstrak :
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang intinya adalah pelayanan medis. Pelayanan tersebut tidak rnungkin diberikan tanpa adanya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap citra pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu rumah sakit tidak; akan mencapai optimal tanpa upaya peningkatan pelayanan keperawatan. Dalam hal ini upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Keperawatan merupakan unsur yang paling penting. Sehingga peningkatan pendidikan dan pelatihan perawat-perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan program yang diutamakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan dari perawat terhadap peningkatan pendidikan dan untuk mengetahui motivasi perawat terhadap peningkatan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 300 perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dengan bantuan analisa statistik parametrik dengan uji Chi-Square, maka dari tiga variabel karakterisitik cliduga secara teoritis dan empiris ada hubungan dengan motivasi. Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor demografi, pekerjaan dan perilaku mempengaruhi motivasi perawat untuk meningkatkan pendidikannya.
Hospital is one of health care services with curative treatment as the main services. One of the important component of hospital services is nursing services, which strongly affecting hospital's image in community. Quality of nursing services depends on the quality of its human resources. Therefore education and training of nurses is one of the important aspects increasing quality of nursing services. The objective of study is to describe factors aff~ng nurse's motivation to enroll in education program at Dr. Kariadi Hoapital. The study using cross sectional design utilizing survey research methodology. The sample is 300 nurses who is working at inpatient room in the hospital. Data analysis is done using Chi-Square statistical method. The study found that nurse's motivation to joint education program is affected by their demographic characteristics, type of job, and their personal behavior. The studyconcluded that intervention to increase nurse's enrollment to continuing education program should consider the three factors found in this study.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriya Priyanto
Abstrak :
Setelah selama abad 20 orang terdorong untuk maju, membangun dan berpacu mengembangkan teknologi modern, maka hidup manusia menjelang abad 21 dipenuhi oleh hal-hal yang bersifat kontradiktif. Di satu sisi berlangsung dunia yang bercirikan kemenangan sains dan teknologi, namun di sisi lain orang banyak merasakan kegagalan dalam menciptakan dunia baru dan berbahagia. Untuk menghapuskan kegagalan itu, jalan pintasnya orang bisa saja menolak sains dan teknologi, namun itu tidak mungkin dilakukan karena fakta sejarah telah menunjukkan bahwa "kebudayaan" sains dan teknologi telah memberi andil besar bagi kemajuan umat manusia. Selain itu penolakan berarti juga meniadakan kemenangan. Di tengah konflik dan kegalauan hati manusia, orang mulai melihat pentingnya aspek manusia dalam menyongsong kehidupan di masa datang. Masalah manusia atau kemanusiaan, telah menjadi topik pembicaraan utama di sepanjang masa di berbagai belahan?.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subyantoro
Abstrak :
This study applies linguistic, psychological, and sociological approaches. The main topic discussed in this study is the construct underlying parents' behavior when they are rearing their children, particularly, their construct of thought or ideas about children's acquisition of language. The sample subjects in this study, selected on the basis of the purposive random sampling technique, are both mothers whose children are 4 to 5 years of age and the children themselves. The subjects come from two suburban districts and two urban districts in Semarang Municipality, Central Java. This study uses several kinds of variables, those are the independent variable (parents' ideas); intervening variables (rearing strategy, home dimensions); socio-demographical variables (education, domicile), control variable (vocational status); and the dependent variable (preschool children's ability in speaking Indonesian). This study uses cross-sectional comparison design which is non-experimental between-groups in nature, fashioned with interviews, observations, and measurements as the methods for collecting the data. The statistical analysis used to compute the data are one-way ANOVA, multiple regression discriminant, correlation matrix and crosstab/chisquare test. From the analysis, it is found that there are three groups of parents with different ideas concerning with children's acquisition of Indonesian. These are modern, traditional, and ambivalent ideas. It is also found that parents' ideas have only indirect influence on the ability of speaking Indonesian among preschool-children. The one which has direct influence is intervening variable, particularly home dimensions variable.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T8000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
Abstrak :
ABSTRAK
Pesantren selain dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam, juga dikenal sebagai lembaga sosial keagamaan. Orientasi kemasyarakatan pesantren sudah terwujud jauh sebelum pesantren dikenal oleh banyak orang. Bentuk kegiatan kemasyarakatan tradisional yang dimaksud antara lain pelayanan pengobatan dan berbagai kegiatan berbentuk pelayanan konsultasi kerohanian yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Pelayanan kepada masyarakat tersebut pada dasarnya menunjukkan keinginan untuk mempertahankan kedudukan, tradisi, dan ciri kepribadian kyai dan Pesantren (Zeimek, 1986: 200). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika para kyai atau pimpinan pesantren pada zaman dahulu selain menguasai ilmu-ilmu agama, juga senantiasa memperdalam pengobatan tradisional dan ilmu gaib. Latar belakang pendarong utama mengapa mereka memperdalam ilmu-ilmu tersebut didasarkan pada alasan bahwa penguasaan terhadap ilmu-ilmu tersebut merupakan suatu kepandaian yang diperlukan untuk menjaga citra dan posisi kyai dan pesantren. Hal itu sungguh bermakna penting dalam pengembangan dakwah dan pengembangan pengikut kalangan kyai pesantren (Horikhosi, 1979.126 dalam Fakih, 1988:149). Perkembangan selanjutnya selain kegiatan yang bersifat kemasyarakatan dikembangkan, namun kerangka dasar pengembangannya tidak berubah yakni disamping untuk pengembangan dakwah Islam, juga dalam rangka memperkuat pengaruh pesantren di masyarakat (Fakih,l9BB:149).
Sejak awal berdirinya hingga kini, menurut Sartano Kartodirdjo dalam Suyoto (1978:72), pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga kependidikan saja tetapi juga merupakan lembaga yang sangat panting dalam membentuk kehidupan sosial, kultural, dan keagamaan. Oleh karena itu, pesantren dianggap sebagai alat transfer budaya yang dapat membawa santri dan masyarakat ke dalam lingkup pengaruh sumber-sumber nilai akhlak sehingga dapat dijadikan kerangka acuan bagi sikap yang ideal menurut ajaran Islam (Wirosardjono, 1988: 81).
Selain itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional masih tetap menampakkan ciri-ciri yang khas. Kekhasan tersebut terletak pada pola budaya yang dapat mempertemukan secara berdampingan antara nilai-nilai tradisional dari lingkungan masyarakatnya dengan manifestasi keislamannya, sehingga terwujudlah suatu konfigurasi khas pesantren oleh Zamakhsyari Dhofier (1982: 44-60) disebut "tradisi pesantren". Kekhasan tradisi pesantren oleh Abdurahman Wahid disebut sebagai "subkultur" yakni komunitas yang mempunyai ciri, watak dan sistem nilai tersendiri. Kekhasan tersebut terletak pada aspek-aspek cara hidup yang dianut, tata nilai dan pandangan hidup yang diikuti, serta hirarki-hirarki kekuasaan intern yang ditaati (Wahid, 1988:43).
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enos Henok Rumansara
Abstrak :
Latar Belakang
Manusia dan kebudayaannya merupakan sasaran studi Antropologi, dimana agama merupakan salah satu bidang kajiannya yang tidak dapat diabaikan dan mendapat perhatian lebih besar untuk kepentingan pengembangan ilmu, terutama mereka yang menekuni bidang antropologi. Agama merupakan bagian/unsur panting dalam kehidupan manusia yang dapat memberikan ajaran-ajaran yang berupa aturan-aturan serta petunjuk yang dijadikan pedoman dalam hidup mereka, yang mereka yakini kebenarannya.

Dalam kajian antropologi, agama di lihat sebagai sistem kebudayaan atau sebagai pranata sosial atau sebagai seperangkat simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan sosial manusia. Geertz dalam kajiannya melihat agama sebagai suatu sistem kebudayaan, dimana kebudayaan itu sendiri dilihat sebagai pola bagi kelakuan, yaitu yang terdiri atas serangkaian aturan-aturan, resep-resep, rencana-rencana, dan petunjuk-petunjuk yang di-gunakan manusia untuk mengatur tingkah lakunya ( Suparlan, 1989: x ; Suparlan, 1982: 2, 76).

Telah dikemukakan di atas bahwa agama sebagai suatu sistem kebudayaan yang juga dilihat sebagai seperangkat simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan sosial manusia.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayon G. Nico
Abstrak :
Pendahuluan Sastra adalah eskpresi pengalaman manusia secara menyeluruh tentang hidup dan kehidupan; atau tentang manusia dan kemanusiaannya. Karya sastra merupakan terjemahan tentang perjalanan hidup manusia ketika manusia itu, secara langsung atau tidak langsung, mengalami dan bersentuhan dengan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Kelahirannya memang diihlami oleh berbagai kondisi manusiawi: persaudaran, penderitaan, cita-cita, perjuangan, dan sebagainya. Realitas kehidupan - lengkap dengan berbagai nilai yang terkandung di dalamnya, direkam pengarang, diolahnya sedemikian rupa, kemudian diekspresikannya dalam gaya dan bentuk yang khas.Sebagai gambaran atau produk kehidupan, maka sastra dapat pula disebutkan sebagai gambaran sosial, karena "kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Rismuryanto
Abstrak :
Manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia yang memuat dalam dirinya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kemajuan fisik material dan kemajuan mental spiritual, yang menyadari dan terpanggil untuk memperhatikan dan menjaga keutuhan lingkungan sebagai sumber karunia Tuhan yang memberi kehidupan kepada semua makhluk hidup. Manusia yang senantiasa mengembangkan dirinya menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (BP7,GBHN, 1993:Tap/II/+1PR). Demikian antara lain yang diamanatkan dalam GBHN. Pembangunan watak dan pencarian jati diri yang memuncak pada budiluhur, adalah tindakan yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan dewasa ini, khususnya di tengah-tengah derasnya arus transformasi dan globalisasi. Kecepatan perubahan pola hidup masyarakat sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan perubahan care hidup itu mempunyai pengaruh yang mendalam dalam sikap hidup orang yang menjalaninya.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T6081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>