Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Enrico
"Dalam mendukung kemajuan industri perkapalan, pemerintah telah membuat beberapa program. Salah satu program tersebut dimuat dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 124/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Perkapalan. Klaster industri perkapalan dinilai dapat meningkatkan produktivitas industri perkapalan nasional karena program ini memiliki konsep mengumpulkan industri-industri penunjang yang berperan dalam industri perkapalan, sehingga galangan yang dibangun dapat bersifat galangan non fabrikasi. Salah satu klaster industri perkapalan yang penulis coba memberikan gagasan adalah kawasan industri maritim kabupaten Tanggamus yang dirancang memiliki galangan non fabrikasi.
Dari sistem pembangunan galangan seperti itu akan memiliki beberapa keuntungan, diantaranya lahan yang dibutuhkan untuk galangannya sendiri akan lebih kecil karena tidak adanya bengkel fabrikasi. Selain itu, kawasan khusus fabrikasi yang lebih terpusat bisa memproduksi bahan-bahan untuk dipakai di seluruh galangan di Tanggamus (tidak khusus hanya untuk satu galangan) sehingga proses produksi dapat terus berjalan. Keuntungan lainnya adalah dengan pembangunan seperti itu diharapkan masyarakat sekitar juga dapat ikut serta sebagai SDM sehingga program tersebut turut memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar.

The government has made several programs to support the progress of shipbuilding industry. One of the programs published in ?Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 124/M-IND/PER/10/2009? about the road map of shipbuilding industrial cluster. The shipbuilding industrial cluster is considered to increase the productivity of national shipbuilding industry because it has the concept of colecting the supporting industry that play a role in shipbuilding industry, so that the shipyard that built can be the non-fabrication shipyard. One of the shipbuilding industrial cluster that the writer try to gives an idea of is the maritime industrial area of district Tanggamus which is planned to has non-fabrication shipyard.
Of shipyard development system as it would have several advantages, including the area required for the shipyard itself will be smaller because of the absence of the fabrication shop. Moreover, the special are of fabrication which is more centralized could produce materials for use in the whole shipyard in Tanggamus so the production process can continue running. Another advantage is with such development, the local residents can also be expected to participate as the human resources so that the program contribute to improved the welfare of the local residents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Puspita
"Batam merupakan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang mendapatkan insentif pajak, salah satunya insentif pajak atas pembebasan PPN, dan Bea Masuk. Insentif tersebut diakomodasi oleh industri galangan kapal di Batam, dimana industri galangan kapal Batam mendapatkan pembebasan PPN dan Bea Masuk atas impor bahan baku dan komponen kapal. Penelitian ini akan menfokuskan kebijakan insentif pajak di Batam yang dinikmati oleh industri galangan kapal di Batam dan mengevaluasi kebijakan tersebut apakah sudah memenuhi kriteria evaluasi kebijakan sebagaimana diungkapkan oleh Dunn dalam perspektif efektifitas, efisiensi, kecukupan, resposivitas, dan ketepatan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode kualitatif pula. Hasilnya adalah pemberian insentif pembebasan PPN dan Bea Masuk pada impor bahan baku dan komponen kapal belum memberikan manfaat yang signifikan bagi pemerintah dan industri galangan kapal di Indonesia.

Batam is a free trade zone that get tax incentives, such as the incentive on VAT exemption and import duty. The incentives are accommodated by the shipbuilding industry in Batam. Shipbuilding industry get the VAT exemption of import duty on imported raw materials and components of ships. This study will focus on the policy of tax incentives used by the industry Batam shipyard in Batam and evaluate the policy if it appropriate with the criteria for policy evaluation based on William Dunn?s theory. This research was conducted with a qualitative approach and qualitative methods as well. The result is the provision of VAT exemption and import duty exemption on imported raw materials and components of ships have not provided significant benefits for the government and the shipbuilding industry in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdal Afwan
"ABSTRAK
Profil penegar memiliki peran penting untuk memperkuat konstruksi kapal, karena dapat memecah beban yang diterima oleh lambung kapal. Terdapat berbagai jenis profil penegar yang dapat diterapkan pada kapal seperti jenis L, I, T dan bulb. Untuk mendapatkan jenis profil penegar yang paling optimum pada konstruksi kapal maka diperlukanlah optimasi. Proses optimasi dilakukan terhadap konstruksi midship section kapal small LNG carrier 5000 CBM. Optimasi dilakukan dengan menggunakan metode analitik rules IACS CSR penegar dan numerik simulasi ANSYS dengan variasi jenis profil penegar. Pada penelitian ini dihasilkan bahwa profil penegar L merupakan profil yang paling optimum diterapkan pada konstruksi midship section kapal small LNG carrier 5000 CBM. Hal ini karena profil penegar jenis ini memiliki massa yang ringan, fatigue life yang besar, serta tegangan dan regangan yang kecil.

ABSTRACT
Steffener has an important role to strength of ship construction, because it can dispart the load received by the hull of ship. There are different types of stiffener that can be applied to ships such as L, I, T and bulb types. To get the most optimum type of stiffener in the vessel construction, optimization is required. The optimization process is carried out on the construction of midship section of small LNG carrier 5000 CBM. The optimization is done by using analytical method rules IACS CSR numerical assignment ANSYS simulation with variations of stiffeners. In this research, it is found that stifeener L is the most optimum profile applied in the construction of midship section of small LNG carrier 5000 CBM. This is because the profile has a light mass, a large fatigue life, as well as a small stress and strain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aly Abdussalam
"Harga material yang meningkat menyebabkan biaya manufaktur dari sebuah bangunan kapal baru juga meningkat. Ini menyebabkan berkurangnya keuntungan yang didapatkan oleh ship owner maupun galangan. Masalah ini dapat diatasi dengan cara mengurangi massa dari kapal sehingga biaya yang dibutuhkan untuk manufaktur kapal berkurang. Penelitian ini memberi suatu solusi dengan mengoptimalkan struktur pada kapal dengan beberapa jenis material baru dengan tujuan untuk mengurangi massa dari kapal itu sendiri. Optimasi struktur yang akan dilakukan adalah Size Optimization di mana optimasi dilakukan dengan mengubah ketebalan pelat dari suatu struktur yang ada dikapal. Selain itu optimasi ini memberikan solusi untuk mengurangi biaya dari manufaktur suatu kapal. Optimasi ini akan menggunakan Finite Element Method untuk memvalidasi hasil akhir yang didapatkan. Penggantian material merupakan variabel utama dari penelitian ini, di mana Mild Steel, High Tensile Steel AH 32, High Tensile Steel AH 36, dan Aluminium 6061 merupakan material yang akan digunakan. Hasil dari penelitian ini akan menunjukkan perbandingan massa dan biaya. Pada hasil optmasi menggunakan material yang digunakan, pengurangan massa dan biaya berhasil didapatkan.

The raise of material prices clearly increases the cost of the production of new ships, and accordingly might reduce the profits of the ship or shipyard owners. Reducing of ship weight can be one of the solutions to this problem. This study proposes a solution to reduce the ship weight by using structure optimization and changing the material with the new one, or in this case size optimization. Size Optimization is executed by optimizing the thickness of the structure of the ship.  On the other hand, through size optimization, this study also proposes cost reduction within the manufacture cost of the ship. Finite Element Method is used for validating the results of the optimization.  The material that this study utilizes is Mild steel, High Tensile Steel AH 32, High Tensile Steel AH 36, and Aluminium 6061. The result of this study shows the comparison of weight and cost, that the effect of thickness and material change by the optimization methods.  The result shows that in the optimization using all the material succeed in reducing the weight and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"The shipbuilding industry is currently operating in a state of intense market competition. In order to compete in the global market, shipbuilders must produce ships that are more efficient and which can be constructed in a relatively short turnaround time between order placement and delivery. This necessitates the development of new methods such as the building of series of ships, design optimization, and the modularization concept. This paper presents a design optimization approach based on the modularization concept for engine room design. The proposed method focuses on the following characteristics: piping systems, employed in multiple bulk carrier-series ships, of different sizes. Consideration is given to the cost and weight of these systems and the similarity and common features of the modules and arrangements concerned. The piping system design process is divided into two stages—module definition and arrangement design. A design structure matrix is adopted to define an effective module that could be employed for use in the design of various series of ships. An optimization system has been developed for use in the arrangement design stage. It uses a genetic algorithm to obtain a similar pattern for module arrangement in various series of ships, with specific consideration extended to cost and similarity. The details of the proposed method are discussed in this paper. In addition, the paper discusses the piping system design of an actual ship by using the proposed method and evaluates its effectiveness."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Material FRP menawarkan potensi yang sanggat baik untuk aplikasi di bidang kelautan, dimana ketahanan korosi dan beratnya yang ringan merupakan kelebihan utama dibanding struktur logam. Namun, seringnya terjadi kecelakaan kapal berbahan fiberglass disebabkan oleh desain konstruksi dan proses produksi kapal fiberglass yang umumnya belum mengacu pada persyaratan klasifikasi, khususnya pada kapal-kapal berukuran di bawah 24 meter. Selain itu jenis bahan, komposisi, dan susunan laminasi di masing-masing galangan bervariasi, tanpa adanya pengujian spesimen di laboratorium, sehingga kekuatan konstruksinya sulit dijamin. Pada penelitian kali ini akan dilakukan perhitungan kekuatan struktur kapal menggunakan regulasi ISO 12215-5 yang dilanjutkan dengan kajian variasi arah penyusunan serat komposit FRP pada lambung kapal untuk mendapatkan komposisi susunan laminasi yang optimum dengan menggunakan metode elemen hingga (FEM). Hasil optimasi menunjukkan orientasi arah serat 45 derajat memiliki defleksi paling kecil.

ABSTRACT
FRP materials offer tremendous potential for applications in a marine environment, where their corrosion resistance and light weight are their principal advantages compared to metallic structures. However, the strength of ship's hull lamination construction sometime becomes the cause of sea accident as the result of construction design and hull lamination process of fiberglass vessels generally do not comply to class requirement especially for hull with length less than 24 meter. Besides that, the shipyards do not have engineering standards with regard to material used, composition, and lamination procedures that could fulfill the classification requirements. This research is particularly intended to assess the strength of ship's hull lamination through standard ISO 12215-5, and continue with the study of variation ply angle using finite element method (FEM). The optimization result shows, fiber with 45 degree ply angle have smallest deflection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Kurniawan
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lautan yang
terbentang diantara daratan. Kontribusi kapal sebagai alat transportasi utama
penghubung antar pulau, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta kemajuan
pembangunan nasional merupakan salah satu alasan perlunya pedoman
peningkatan kemampuan galangan untuk menghasilkan pembangunan kapal-kapal baru. Peneliti menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) untuk
menentukan faktor Internal yang mempengaruhi Produktivitas Galangan
selanjutnya untuk menentukan strategi digunakan Metode SWOT, dimana setiap
Indikator diantaranya Efektivitas, Efisiensi dan Inferensial serta Ratio yang sudah
ditetapkan dalam faktor produksi dapat di kembangkan dengan mengetahui
permasalahan disetiap indikatornya. Sehingga dapat memberikan masukan dalam
proses produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam peningkatan
Industri Kapal Nasional. Dengan menggunakan Metode OMAX didapatkan nilai
Index Produktivitas pada tahun 2013 hingga 2018 dengan nilai berturut turut
102.82%, 97.74%, 107.63% 92.66%, 70.62%, 59.04%, dengan menggunakan
Metode SWOT didapatkan bahwa Industri tersebut terdapat pada Kuadran I
Progresif yang bernilai Positif dengan nilai IFE sebesar 0.64 dan EFE sebesar 0,96.

ABSTRACT
Indonesia is the worlds biggest archipelagic country with oceans spreading across
the nation. The contribution of ships as the main transportation between islands,
means to enhancing living standards and advancing national development is one of
the reasons for the need to have guidelines for shipyard capability improvement to
produce new ships. The researcher used the Objective Matrix (OMAX) method to
determine the internal factors that influence the next Shipyard Productivity, to
determine the strategy used the SWOT Method, where each Indicator including
Effectiveness, Efficiency and Inferential and the Ratio set in the production factor
can be developed by knowing the problems in each indicator. In order to be able to
provide feedback in the manufacturing process to enhance the competitiveness of
businesses in enhancing the National Ship Industry. Using the OMAX Method, the
productivity index values obtained in 2013 to 2018 with values respectively
102.82%, 97.74%, 107.63% 92.66%, 70.62%, 59.04%, using the SWOT Method
discovered that the Industry is in Progressive Quadrant I which has Positive value
with an IFE value of 0.64 and EFE of 0.96.
"
2019
T53838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Wahid Rahmatulah
"Penggunaan material komposit untuk proses pembuatan kapal nienjadi tren (ersendiri pada saat ini. Kemudahan rnendapatkan material dan kemudahan dalam hal proses pembuatan kapal menjadi alasan tersendiri mengapa material komposit ini sering digunakan. Komposit adalah campuran secara fisika antara matriks pengisi dan serai (sebagai penguat) sehingga dihasilkan bahan baru dengan karakteristik mekanik yang dibutuhkan. Hal yang menarik pada pembuatan komposit adalah penggunaan serat alam sebagi pengikat. Serat alam diaplikasikan sebagi net dalam campuran fisika antara semen pasir dalam proses pembuatan badan kapal. Ketersediaan di alam, berkembangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, serta material yang lebih murah akan mendorong booming penggunaan serat alam di masa yang akan datang.
Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat pengaruh orientasi sudut serat pada komposit dengan matriks pengisi semen dan berpenguat serat alam. Orientasi sudut yang diteliti adalah 90°, 45°, dan 30°. Sampel material mengalami serangkaian pengujian berupa uji bending, dan uji tarik untuk melihat kekuatan bending dan tariknya sehingga bisa dibandingkan diantara ketiga orientasi sudut yang ada, mana yang mempunyai nilai kekuatan bending dan tarik yang paling besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit dengan orientasi sudut 45° mempunyai nilai kekuatan bending yang paling besar, sehingga bisa direkomendasikan untuk bagian badan kapal yang rawan terhadap beban bending untuk menggunakan net serat dengan orientasi sudut 45°. Sedangkan untuk hasil uji tarik, komposit dengan orientasi sudut 90° mempunyai kekuatan modulus tarik yang paling besar sehingga penulis bisa merekomendasikan penggunaan net serat dengan orientasi sudut 90° untuk bagian kapal yang rawan terhadap beban tarikan.

Composite used to the process of ship building become separate tren at the moment. Amenity get material and amenity in the case of process of shipbuilding become separate reason why this composite material often be used. composite is a mixture in physics between matrix of filler and fibre (as losing) so that be yielded a new substance with required mechanic characteristic. Piquancy at composite making is natural fibre used for fastener. Natural Fibre is aplicated for net in physics mixture between sand and cement in course of making ship hull. Availability in nature, the expand of awareness socialize to take care of environment, and also the cheaper material will push booming of natural fibre use in the future.
These research are done to see influence orient fibre angle at composite with filler matrix cement and have the experienced fibre losing. Orient angle; corner checked is 90°, 45°, and 30°. Natural Sampel material with refer to examination in the form of bending test, and tensile test to see strength of bending and tensile, so we can compared among three orient existing angle, which has highest value of bending and tensile strength.
The Result of research indicate that composite with angle orientation 45° having biggest value of bending strength, so that can be recommended for organ of ship which gristle to bending load to use net fibre with angle orientation 45°. While the result of tensile test, composite with angle orientation 90° having the biggest modulus tensile strength. So we can recommend to use net fibre with angle; comer orientation 90° in the part of ship which gristle to tensile load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanvia Siska Donna
"Indonesia sebagai negara kepulauan menunjukkan bahwa peranan angkutan laut sangat penting untuk menunjang kegiatan ekonomi perdagangan sebagai sarana perhubungan atau alat transportasi. Namun dalam kenyataannya, kapasitas armada laut nasional belum mampu melayani kebutuhan untuk pengangkutan muatan dalam dan luar negeri, sehingga untuk aktifitas transportasi laut masih banyak dilayani oleh armada laut berbendera asing. Diterbitkannya Inpres no. 5 tahun 2005 merupakan upaya yang semata-mata dilakukan untuk memberdayakan industri pelayaran nasional melalui penerapan asas cabotage secara konsekuen dan berdampak untuk menambah jumlah armada pelayaran nasional dalam memenuhi kebutuhan pasar yang sangat besar, khususnya kebutuhan pengadaan kapal tunda dan tongkang seiring dengan adanya peningkatan konsumsi batu bara di dalam dan luar negeri. Namun, kegiatan pengadaan kapal khususnya di dalam negeri mengalami banyak kesulitan, diantaranya terkait dalam masalah pendanaan investasi industri pelayaran dan modal kerja industri perkapalan. Tidak adanya kesesuaian antara perusahaan pelayaran dan lembaga keuangan menyebabkan masalah pendanaan masih menjadi kendala utama dalam pengadaan armada laut nasional. Adanya penelitian dimaksudkan untuk mengkaji kondisi armada laut nasional, peran lembaga keuangan, serta kebutuhan pengadaan kapal tunda dan tongkang. Analisis dilakukan berdasarkan pembahasan mengenai faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi dalam kegiatan pendanaan lembaga keuangan untuk pengadaan armada laut nasional.

Indonesia is an archipelago country, that's why utilizing of sea accomodation become very important for supporting all economical activities such as trading between provinces outside the island, shipment between countries, etc. But in reality now, condition of national sea transports haven't fulfill the capacity that needed for serving load movements, specially inside and outside country (eq. import - export activities). This condition causing many sea transportation activities served by foreign ships. Publishing Inpres No. 5/2005, is one of policies that government do in order to stimulate national shipping lines by applying cabotage principal. This policy will increase amount and capacity of national ships to fulfill market demand needed, specially the needed of tug boat and barge, as increasing of coal production and distribusion inside and outside country. On the other side, provisioning ships in Indonesia face some problem such as investation/funds for shipping lines. Difficulties of different importance between fund institutions and shipping lines causing funds problem become the most obstacles for provisioning national ships in Indonesia. This research purposed to examine condition of national accomodation specially ships, fund institutions function and the needed of providing tug boat and barge. Analysis! based on proponent factors and obstruction factors that influence fund activities from fund institutions for provisioning national ships."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph
"Potensi perikanan Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 6,4 juta ton per tahun. Akan tetapi potensi ini belum tergali dengan baik dan untuk meningkatkan produksi perikanan dibutuhkan armada penangkapan ikan yang sesuai dengan perairan di Indonesia yang mampu memenuhi potensi perikanan Indonesia. Untuk itulah ditawarkan sebuah alternatif pembuatan kapal ikan yang baru dimana kapal memiliki fish hold yang terisi air laut sehingga ikan akan tetap hidup. Alternatif yang ditawarkan adalah dengan merancang kapal ikan Trimaran, yaitu kapal ikan yang terdiri dari 3 lambung dengan fish hold yang terisi air laut. Hal yang paling penting pada kapal trimaran adalah pada kekuatan balok yang menghubungkan antara kedua lambung kecil yang di samping dengan lambung utama yang ditengah. Perhitungan kekuatan baloknya diambil dengan memperhitungkan beban yang diakibatkan oleh lambung utama yang ditengah yaitu pada saat kapal penuh muatan sehingga kedua lambung yang disampingnya harus menanggung beban yang diakibatkan lambung utamanya. Oleh karena itu, balok penghubung harus mampu menahan beban tersebut agar tidak patah. Dengan menggunakan mekanika teknik akan diperoleh momen yang diakibatkan oleh beban tersebut sehingga dapat ditentukan besarnya profil dan dimensi yang akan digunakan sebagai balok penghubung. Tentunya kapal ikan trimaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu untuk menunjang.

Potential product from fishing in Indonesia each year can reach 6.4 million ton. But in the real condition this number can?t fulfill by Indonesian, and one of major caused of it is because Indonesian lack of fishery armada, not just lack of number but also very lack of technology if we compare with the other country. For that purpose we just offer one of alternative a new kind of fishing ship that have fish hold which contain with sea water so the fish can still life after it?s catch and condition would be fresh. The alternative that offers is design of Trimaran fishing ship, Trimaran fishing ship is fishing ship with three hulls, where the hull become fish hold that contain by seawater. The important thing from Trimaran ship is the strength of beam that connected two small hulls in side with the main hull in the center. The Calculation of the beam section is calculate weight that cause by main hull in the center, weight from the main hull that calculate is weight from main hull with full load so this condition will made the two other side hull influence by that weight and take some part to support that weight. Because of this thing the beam that connected the hulls must be strong enough to endure the load, fracture condition should be avoid as possible. With use mechanical technique formula we will be find moment that cause by that weight, with know the moment we can decide what size profile and dimension that can be allowed as a beam connection for hulls of Trimaran. And before we can calculate Trimaran fish ship must design first to support the calculation of beam connection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>