Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryo Mulyono
"Aluminium merupakan salah satu material logam yang banyak digunakan, diaplikasikan dan dikembangkan pada berbagai macam produk otomotif, contohnya piston. Piston sebagai salah satu komponen otomotif yang cukup penting pada mesin kendaraan bermotor memerlukan sifat ketahanan abrasi dan ketahanan korosi yang baik. Salah satu metode perlakuan akhir yang dapat digunakan untuk mendapatkan sifat ketahanan abrasi dan korosi yang baik adalah anodisasi. Dalam proses anodisasi ini permukaan aluminium akan diubah menjadi lapisan aluminium oksida yang amat keras dan tahan korosi. Salah satu parameter terpenting yang amat menentukan karakteristik permukaan hasil anodisasi adalah potensial. Penelitian kemudian dilakukan untuk memahami pengaruh dari besarnya potensial anodisasi terhadap kekerasan dan ketebalan dari lapisan oksida yang dihasilkan pada permukaan logam paduan aluminium silikon. Variabel yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah variasi besarnya tegangan yaitu 9 Volt, 11 Volt, 13 Volt dan 15 Volt. Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tegangan anodisasi (yaitu dari 9, 11, 13 dan 15 Volt) maka kekerasan lapisan oksida rata-rata yang ditunjukkan dari hasil uji kekerasan mikro akan semakin meningkat pula. Ynitudari 109 uHV pada potensial 9 Volt, 116 uHVpada potensial 11 Volt, 136 fiHV potensial 13 V, hingga 153 uHV pada potensial 15 Volt. Peningkatan juga dialami oleh ketebalan lapisan oksida rata-rata yang dihasilkan, yaitu sebesar 13 _m pada potensial anodisasi 9 Volt, 15 _m pada potensial anodisasi 11 Volt, 17 _rn pada potensial anodisasi 13 Volt, hingga 19 _m pada potensial anodisasi 15 Volt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugianto Soenario
"Oksidasi parsial metana menjadi produk Iain yang Iebih berdaya guna sepeni metanol dan fomxaldehid, telah menjadi perha1ian para peneliti. Masalah utama da|am konversi metana tersebut adalah ikatan C-H dari CH4 lebih kuat dari molekul lain, sehingga kondisi operasi hams dapat memutuskan kekuatan ikatan C-H yang pertama (mst C-H bond) dan molekul CH4 (104 kkaumol) dan mengontrol produk oksigenat yang terjadi supaya tidak teroksidasi lebih lanjut menjaci oksida karbon.
Pada penelitian ini, penulis menguji keaklifan katalis garam heteropoli Cu@.(PW12O4n)z [disingkat CuPW| pada reaksi oksidasi parsial metana. Preparasi CuPW dilakukan dengan mensubstitusi atom H dari asam H3PW12O4° dengan Iogam Cu dari Cu(N03)2.3H2O. lnti aklif Cu dkend mempunyai kemampuan baik untuk oksidasi parsial metana. Karakterisasi inframerah, Iuas pem1ukaan, kemampuan adsorpsiadesorpsi secara kualjtatif maupun kuantitatif dilakukan untnk mendapatkan data-data penunjang.
Pengujian aktifitas katalis dilakukan pada reaktor unggun tetap dan, pada kondisi : rentang suhu 300 - 700 °C, tekanan 1 atmosfir, rasio CHJO2 = 9 dan WIF dan V25 sampai dengan 'hm [gr-kat.min!ml]. Produk akhir yang diperoleh adalah CO, CO2, HQO, dan CHOH tanpa terbentuk CH3OH, dengan selektivitas C02 dan H20 terbesar. Hasil terbaik untuk memperoleh fonnaldehid, cnberikan oleh katalis Cua(PW12O4o)z pada temperatur 600 °C dan Iaju alir 'hm [gr-katminlmll dengan selekivitas CHOH sebesar 0,456 %, yield CHOH 0,012 % dan konversi metana 2,559 %.
Analisis kemampuan adsorpsi-desorpsi katalis terhadap oksigen dan metana memperlihaikan bahwa katalls mampu mengadsorp keduanya dengan kekuatan yang bersaing, sehingga rasio umpan merupakan faktor yang peming dalam reaksi oksidasi parsial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Delko Edison
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azis Kemal Fauzi
"ABSTRAK
Model suatu reaktor, dalam hal ini reaktor unggun tetap (flied bed reactor) telah mengalami berbagai tahap pengembangan. Dimulai dari model yang paling sederhana, yaitu model homogen yang menggabungkan skala reaktor dan skala partikel. Kemudian berkembang menjadi model homogen semu (pseudo-homogeneous model) dan model heterogen, di mana skala fasa gas dan fasa padat mempunyai model tersendiri yang terpisah.
Reaktor aliran balik yang akan dibahas dalam tulisan ini dikembangkan dengan menggunakan model heterogen satu dimensi dengan memasukkan term transient waktu di semua neraca massa dan energinya. Reaktor aliran balik ini tergolong jenis reaktor baru yang dikembangkan untuk digunalcan pada reaksi yang bersifat sangat eksotermik.
Penggunaan reaktor aliran balik ini diajukan untuk menggantikan penggunaan reaktor unggun tetap multi-stage adibatik dengan pemasangan interstarge heat exchanger yang membutuhkan energi cukup besar.
Dengan reaktor aliran balik, umpan gas dapat masuk ke dalam reaktor dengan temperatur rendah, sehingga pemanasan awal gas dengan heat exchanger tidak diperlukan lagi, karena padatan katalis dalam reaktor aliran balik dapat menyimpan panas dari reaksi dan digunakan untuk memanaskan gas umpan. Hal ini menjadikan reaktor aliran balik bekerja secara auto-termal
Simulasi ini mencoba menunjukkan karakteristik-karakteristik yang ada pada reaktor aliran balik, beserta fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hasil yang didapatkan kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari pemakaian reaktor konvensional.

"
2001
S49012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanda Putra
"Pada skripsi ini dilakukan pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap aliran membalik heterogen satu dimensi, adiabatik untuk reaksi oksidasi S02 (dalam arah aksial) dengan mempertimbangkan faktor-faktor hidrodinamika yang ada pada reaktor, juga perpindahan massa dan energi antar fasa ( fasa gas dan fasa padatan ), serta reaksi permukaan.
Reaktor unggun tetap aliran membalik merupakan reaktor dengan arah aliran gas yang selalu berbalik untuk menjebak zona panas yang ada sehingga diperoleh pemanasan sendiri (autotermal) sehingga temperatur reaktor akan naik untuk rentang waktu yang ditentukan.
Model yang dikembangkan dibagi dalam dua fasa, yaitu fasa gas dan fasa padatan. Penyelesaian persamaan untuk kedua fasa dilakukan dengan mempergunakan metoda kolokasi orthogonal tujuh titik seperti yang telah dikembangkan oleh Finlayson. Persamaan aljabar dalam bentuk matriks yang diperoleh kemudian diselesaikan secara simultan dengan menggunakan metode Runge Kutta orde empat.
Hasil yang didapatkan dalam simulasi ini yaitu berupa profil temperatur dan konversi baik itu di fasa gas ataupun di fasa padat. Variasi berbagai parameter dilakukan untuk mengetahui perilaku model tersebut pada berbagai kondisi.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa konversi dan temperatur akan meningkat dengan semakin lamanya cycle time. Sedangkan peningkatan jari-jari pellet akan menurunkan temperatur dan konversi. Pertambahan panjang reaktor akan meningkatkan temperatur dan konversi sedangkan pertambahan fraksi dari umpan akan menyebabkan kenaikan temperatur, tetapi hal ini akan menyebabkan adanya penurunan pada konversi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Adi Samodro
"Oksidasi parsial metana dengan katalis mesopori H-ZSM-5 termodifikasi kobalt (%Co = 2,498%) telah dilakukan. Material Na-ZSM-5 (Si/Al = 35,4) mesopori terlebih dahulu disintesis. Dari hasil karakterisasi terbukti bahwa terbentuk mesopori dengan luas permukaan 450 m2/g dan ukuran pori 1,9 nm. Konversi Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5 melalui pertukaran kation dengan ion amonium menyebabkan menurunnya kristalinitas dan luas permukaan, namun memperbesar ukuran pori, yang diakibatkan terjadinya dealuminasi selama proses pertukaran kation. Reaksi dilakukan di batch reactor dengan input 0,75 bar metana dan 2 bar gas oksigen (0,5% O2 dalam N2) dengan variasi waktu reaksi selama 30, 60 dan 120 menit, dan suhu sebesar 100°C dan 150°C. Hasil reaksi menunjukkan metanol masih menjadi produk utama. Keberadaan oksigen dapat menurunkan persen konversi terhadap pembentukan metanol. Spesi kobalt oksida berperan penting dalam reaksi oksidasi parsial metana. Reaksi dengan waktu reaksi 120 menit dengan temperatur 150°C didapat persentase konversi terbesar yaitu 2,48%.

Partial oxidation of methane over mesoporous catalyst cobalt modified H-ZSM-5 (%Co = 2.498%) has been carry out. Mesoporous Na-ZSM-5 (Si/Al = 35.4) was successfully synthesized using double template method. It has high surface area (450 m2/g) and pore diameter of 1.9 nm. The conversion of Na-ZSM-5 to H-ZSM-5 through multi exchange treetment with ammonium ion decreased crystallinity and surface area, but increased porous diameter, due to dealumination during treatment process. Partial oxidation of methane was perform in the batch reactor with 0.75 bar methane and 2 bar of 0.5% oxygen in nitrogen as the input in various reaction time (30, 60 and 120 minutes) and temperature (100°C and 150°C). The result showed molecular oxygen decreased percentage conversion of methanol. Cobalt species has an important role, because H-ZSM-5 had no catalytic activity in partial oxidation of methane. The reaction depend on temperature and reaction time with highest percentage conversion (2.48%) occurred with reaction time of 120 minutes and temperature of 150°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zandini Nurichi
"Fabricate through-hole porous anodic aluminum oxide (AAO) template were made by a two-step anodization method of an aluminum with purity 99,98% in 0,3 M oxalic acid at 45 V with 360 minutes of second anodization time. The effect of duration time on the second anodizing step, voltage and solution of the electrolyte on the porous oxide layer and influence of the pore opening on the structural as a template were studied in detail. Then, the prepared template was used as a template for fabricated of dense array of Cu by using electrochemical deposition process performed by direct current (DC). The composition of AAO was confirmed by x-ray diffraction (XRD) analyses and for the deposition of Cu were performed by energy dispersive x-ray spectroscopy (EDS). The structural features of nanowire were calculated by scanning electron microscopy (SEM) images and compared with the imaging of AAO template as parameter.

Fabrikasi templet Anodic aluminium Oxide (AAO) sebagai nanopori dilakukan dengan proses anodisasi dengan metode two-step anodization menggunakan alumunium dengan kemurnian 99,98 % pada larutan asam oksalat dengan konsentrasi 0,3 M pada voltase 45 V dan waktu anodisasi kedua sebesar 360 menit. Waktu anodisasi kedua dan voltase serta arus yang digunakan menjadi faktor utama dalam pembentukan ketebalan lapisan oksida dan diameter pori yang dihasilkan. Selain itu, pengaruh konsentrasi sangat berpengaruh dalam ketebalan templet AAO. Aplikasi templet AAO ini digunakan sebagai templet deposisi logam Cu, yaitu dengan cara elektrodeposisi dengan pada arus searah (DC). Digunakan pula X-ray diffraction (XRD) untuk melihat templet AAO dan komposisi Cu pada templet dikarakterisasi dengan energy dispersive x-ray spectroscopy. Untuk melihat morfologi nanopori pada cetakan AAO, dikarakterisasi dengan scanning electron microscopy (SEM)."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Choirul Dani
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, pembentukan deposit dari biodiesel dengan variasi berbeda, yaitu B100, B100-NA dan B100-NAP dilakukan dengan metode tetes plat panas untuk mengetahui karakteristik dan mekanisme pembentukan deposit pada masing-masing variasi bahan bakar. Penelitikan dilakukan dengan proses deposisi dan evaporasi bahan bakar Diesel yang dilakukan secara berulang pada sebuah pelat panas. Pelat dipanaskan dengan variasi temperatur di dalam ruang tertutup sehingga kondisinya mendekati kondisi riil pada engine. Pengujian ini menggunakan hot room temperature test rig. Dengan perlakuan oksidasi yang berbeda pada B100, diharapkan dapat ditemukan perbedaan pembentukan deposit sehingga dapat melakukan kajian lebih lanjut untuk mengendalikan pembentukan deposit. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan temperatur yang optimal agar pertumbuhan deposit dapat dikendalikan.

ABSTRACT
In this study, forming of deposits from biodiesel with different variation, that are B100, B100 NA, and B100 NAP will be observed with hot surface plate methode to find their characteristics and growth mechanisms of deposits from every biodiesel variation. Repetitive process of diesel fuel deposition and evaporation on hot plate are done in this study. The plate was heated at various temperature in closed systems for approaching the real engine condition. This process was done in hot room temperature test rig. With different treatment of B100, distinction of deposit from each fuel can be found, so a more in depth studies can be conduct. The purpose of this research is to find optimum temperature in order to control the growth of deposit furnace."
2017
S68147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Irawan
"Penggunaan biodiesel di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dijalankan karena biodiesel mudah teroksidasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol adalah antioksidan yang umum digunakan, tetapi pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan keduanya tidak terdistribusi dengan baik. Perlu dilakukan peningkatan distribusi pyrogallol di dalam biodiesel dengan penambahan surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang digunakan untuk meningkatkan dispersi antara dua senyawa yang tidak saling larut. Glycerol monostearate adalah surfaktan yang umum digunakan untuk mencampurkan bahan aditif yang bersifat polar pada minyak nabati.
Pada riset ini, biodiesel akan diberikan aditif pyrogallol dan glycerol monostearate. Penambahan pyrogallol dilakukan dengan konsentrasi tetap pada seluruh sampel, sementara konsentrasi glycerol monostearate divariasikan. Karakteristik biodiesel yang dilihat untuk melihat stabilitas oksidasi adalah bilangan asam dan viskositas selama enam belas hari penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan glycerol monostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan perubahan karakteristik biodiesel terkait oksidasi. Terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi surfaktan glycerol monostearate terhadap penambahan kinerja antioksidan pyrogallol dimana penambahan glycerol monostearate 300 ppm dan pyrogallol sebesar 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang dapat mempertahankan karakteristik biodiesel paling baik.

The utilization of biodiesel in Indonesia today isn rsquo t fully applied because of its vulnerability to oxidation. One of the way to counter this problem is by adding antioxidant. Pyrogallol is a widely used antioxidant for biodiesel but its difference in polarity flawed its solubility. The distribution of pyrogallol in biodiesel needs to be increased by adding surfactant. Surfactant is a type of compounds used to increase the dispersion of two compounds with different polarity. Glycerol monostearate is a type of surfactant commonly used to mix polar additives with palm oil.
In this research, biodiesel is given pyrogallol and glycerol monostearate as additives. Pyrogallol is added in same concentration for all samples, while glycerol monostearate concentration is varied. The characteristics of biodiesel used to determine oxidation stability is acid number and viscosity within sixteen days of storage.
The result shows that the addition of glycerol monostearate can increase the dispersion of pyrogallol in biodiesel and improve the antioxidant activity of pyrogallol. An effect of glycerol monostearate concentration to the improvement of antioxidant activity of pyrogallol is also detected, where the addition of 300 ppm glycerol monostearate and 1000 ppm pyrogallol ratio 3 10 is the best to improve oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Antonio Tito Kwang
"ABSTRACT
Preparasi grafena oksida tereduksi dengan menggunakan metode mekanokimia basah sebagai aditif fluida pengeboran dari limbah elektroda telah diteliti lebih lanjut pada penelitian ini. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan grafena oksida tereduksi yang dapat digunakan sebagai aditif fluida pengeboran dengan menggunakan metode kimia basah dengan bantuan mekanik mekanokimia, yang terdiri dari enam tahap, yaitu purifikasi asam menggunakan asam klorida HCl, purifikasi alkali dengan natrium hidroksida NaOH, sintesis grafena oksida dengan metode Hummers termodifikasi Tour, eksfoliasi menggunakan ultrasonikasi, ball-miling dan reduksi grafena oksida menggunakan agen pereduksi asam amino glisin C2H5NO2 dan natrium hidroksida NaOH. Penelitian ini menghasilkan hasil serupa dimana grafena oksida dengan hasil karakterisasi XRD memiliki puncak difraksi 2? sebesar 9,21o dan FTIR menunjukkan adanya ikatan -OH. Sedangkan grafena oksida tereduksi pada variasi rGO 1:5, B-rGO 1:5, rGO 1:3 dan B-rGO 1:3 memiliki puncak XRD 2? secara berurutan sebesar 24,57o; 24,37o; 26,10o; 26,40o dengan bentuk puncak yang landai dan karakterisasi FTIR menunjukkan hilangnya ikatan -OH pada grafena oksida tereduksi. Puncak XRD yang landai menandakan bentuk partikel/ lapisan grafena yang berbentuk amorf tidak tersusun secara teratur. Hasil karaterisasi SEM-EDS menunjukkan purifikasi dapat menghilangkan senyawa Ca, F, Al, dan Na hingga 95. Penggunaan grafena oksida tereduksi sebagai aditif fluida pengeboran dapat mengurangi jumlah filtrat hingga 55 dan mengurangi ketebalan filter cake sebanyak 70 dengan penambahan aditif grafena oksida tereduksi sebanyak 0,6 dari berat total fluida pengeboran.

ABSTRACT
Reduced graphene oxide preparation using wet mechanochemical methods as a drilling fluid additive from electrode waste has been further investigated in this study. The study aimed to produce reduced graphene oxide which can be used as a drilling fluid additive using wet chemical method with mechanical aid mechanochemistry, consisting of six stages acid purification using hydrochloric acid HCl, wet purification, graphene oxide synthesis by modified Hummers method Tour, exfoliation using 200 watt ultrasonication, and graphene reduction oxide using an amino acid glycine reducing agent C2H5NO2 and sodium hydroxide NaOH. This study yields a similar result in which the graphene oxide with XRD characterization results has a 2 diffraction peak of 9.21 and FTIR indicates an OH bond. Whereas reduced oxide oxide has XRD 2 puncak peak between 24-26o with a sloping peak shape and FTIR characterization indicates the loss of the OH bond in reduced oxide grain. The board XRD peaks indicate an amorphous shape of graphene particles layers not arranged uniformly. The result of SEM EDS characterization showed that purification can remove Ca, F, Al, and Na compounds up to 95 . The use of reduced oxide oxide as a drilling fluid additive can reduce the filtrate amount by 55 and reduce the thickness of the cake filter by 70 by adding a 0.6 reduced graphene oxide additive from the total weight of the drilling fluid. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>