Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakariya, Abu Bakar
"Buku ini berisi kisah tentang Umar bin Khatab."
Kairo: Dar al-Ma`arif, 1958
ARA 297.6 ZAK u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khan, Muhammad Mojlum
Leicester : Kube, 2008
297.092 KHA m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1984
922.92 HAM;922.92 HAM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
922.92 HAM (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nurlita Husna
"Penelitian ini membahas mengenai kritik seputar Islamofobia yang terjadi di tengah masyarakat Prancis dalam lagu rap karya grup IAM yang berjudul Pain au Chocolat. IAM merupakan grup rap asal Prancis yang kerap mengangkat tema-tema sosial dalam karyanya. Lagu Pain au Chocolat merupakan sebuah lagu dalam album Art Martiens yang dirilis pada tahun 2013. Lagu ini, menurut anggota IAM, merupakan respon terhadap sebuah polemik dengan nama yang sama, Pain au Chocolat, yang terjadi di Prancis pada tahun 2012. Polemik ini berawal dari pidato Jean-François Copé, Presiden Partai UMP, di Draguignan yang dianggap berbau Islamofobia oleh sejumlah masyarakat. Pidato Copé menyinggung adanya kaitan antara sebuah tindak kriminalitas yang ia saksikan dengan bulan Ramadhan yang merupakan momen penting bagi umat muslim. Melalui lagu ini pula, IAM menceritakan adanya ketakutan dan kekhawatiran oleh sejumlah masyarakat Prancis atas Islam dan umat muslim sesuai dengan apa yang mereka saksikan dalam kehidupan sosial. IAM juga menguraikan dampak negatif yang terjadi atas perdebatan seputar agama yang selama beberapa waktu terakhir terus terjadi di Prancis.

This essay studies criticisms on Islamophobia that happens in French society in the rap song of group IAM, entitled Pain au Chocolat. IAM is a French rap group that often brings some social themes in their works. Pain au Chocolat is a song from the album Art Martiens, released in 2013. This song, according to IAM’s members, is a response to the polemic with the same name, Pain au Chocolat, which has occurred in France in 2012. The polemic originated from the speech of Jean-François Copé, the President of UMP Party, in Draguignan, is considered as Islam phobic statements by some people. In his speech, Copé mentioned a link between a crime he witnessed and Ramadan (fasting month), an important moment for Muslims. Through this song, IAM also tells the fear and anxiety of some French people towards Islam and Muslims that they have seen in social life. Moreover, IAM expresses into words the negative impacts that may arise from debates regarding religion in France
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Page, David
Delhi: Oxford University Press, 1982
320.954 PAG p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhradis Hadi Kusumajaya
"Tesis ini tentang Diplomasi hip hop Muslim Amerika Serikat (AS) di Indonesia melalui pengiriman duta diplomasi Remarkble Current dan Native Deen. Diplomasi hip hop memberikan pendekatan yang lebih luwes, rileks dan terbuka. Objek vital dari pendekatan diplomasi ini adalah anak-anak muda yang memiliki peran strategis dalam membangun generasi akan datang. Metode penelitian yang digunakan berupa library research dan analisis data melalui metode kualitatif dari sumber pustaka serta in-depth interview terhadap narasumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hip hop memberikan kesan namun secara spesifik program ini belum mampu melakukan perubahan tradisi atau pandangan objektifitas anak-anak muda yang sejauh ini masih menjaga tradisi dan budaya patuh atas kiyai, yang menjadi simbol keagamaan di tengah-tengah masyarakat.

This Thesis is about United States (US) Muslim hip hop diplomacy in Indonesia through diplomacy with Remarkable Current and Native Deen as ambassadors. Hip hop diplomacy provides a more flexible approach, relaxed and open. Vital object of this diplomatic approach is young children that have a strategic role in building future generations. The method used this study involved library research and data analysis using qualitative methods from literature sources as well as in-depth interviews with informants. The results of this study, hip hop diplomacy gives the impression that this program is not able to change the traditional view regarding issues of objectivity or those young children who have so far been keeping the tradition and culture obeys the Imam, who became a religious symbol at particular society.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuan Guru Lopan, adalah salah seorang tokoh perintis pembaharuan Agama Islam di Pulau Lombok. Beliau dianggap tokoh kharismatik dan memiliki berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pemahaman ajaran Agama Islam. Kiprahnya dalam kehidupan masyarakat Sasak di Lombok membawa pengaruh terhadap pola kehidupan dan perilaku masyarakat. Sebagai bentuk penghormatan masyarakat Sasak, saat ini makam Tuan Guru Lopan digolongkan sebagai salah satu makam keramat di Pulau Lombok yang sering didatangi masyarakat dari berbagai daerah untuk berziarah, memohon berkat, membayar kaul, dan sebagainya. Berdasarkan realitas demikian, figur ketokohan Tuan Guru Lopan mempengaruhi perilaku masyarakat Sasak sampai saat ini."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Rochmiatun
"Hingga pertengahan abad XX terdapat perbedaan kategori ulama (ulama birokrat/ulama penghulu dan ulama non-penghulu/ulama bebas) di Palembang. Hal ini bermula dari proses birokratisasi agama, ketika sistem kekuasaan merasa berkewajiban untuk memberikan pelayanan keagamaan atau ketika kekuasaan melihat agama harus dikendalikan. Sementara itu, sejak dekade kedua abad XX banyak terjadi konflik antara ulama-ulama bebas maupun ulama birokrat Palembang yakni antara ulama bebas yang berorientasi Islam tradisionalis dan ulama bebas yang berorientasi Islam modernis. Di sisi lain, bersamaan dengan bangkitnya gerakan Islam modernis di Palembang, pada awal abad XX, berdatangan juga para ulama tradisionais lainnya yang bermukim di Mekkah. Ulama-ulama yang berfaham Islam tradisionalis ini diantaranya mulai melakukan upaya gerakan pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam yakni dengan mendirikan lembaga berupa "Madrasah". Upaya pendirian lembaga pendidikan dengan sistem madrasah ini menunjukkan bahwa adanya unsur "pembaharuan" yang kemudian menegaskan perbedaannya dengan sistem pendidikan Islam tradisional.
Kajian ini mengungkap kontinuitas tradisi keilmuan dalam bentuk penulisan karya-karya keagamaan serta pengajaran agama yang dilakukan oleh ulama bebas dan ulama birokrat setelah Kesultanan Palembang dihapus, serta peran ulama bebas dan ulama birokrat di Karesidenan Palembang di tengah wacana adanya gerakan pembaharuan Islam dan gerakan nasionalisme. Dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Palembang, ulama bebas dapat dikatakan sebagai agent of change yakni tokoh yang mampu membawa perubahan sosial sebab terbukti mempunyai kemampuan yang enabling bagi lingkungannya. Sedangkan ulama birokrat dipandang tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau tidak berperan sebagai agent of change, hal ini disebabkan ulama birokrat dibatasi oleh salah satu perannya yakni sebagai pejabat pemerintah kolonial yang harus loyal terhadap aturan-aturan.

Until the mid-twentieth century, the categories of ulama were differentiated into two types: bureaucratic ulama/ulama penghulu (headman ulama) and independent ulama in Palembang. These differences have resulted from the process of bureaucraticization of religion, when the power system feels obliged to provide religious services or when the power considers that religion must be strongly controlled. On the one hand, since the second decade of the twentieth century, the conflicts between independent Muslim ulama with their orientation on traditionalist perspectives and those with modernist perspectives took place. On the other hand, along with the rise of the Modernist movement in Palembang, in the early twentieth century, the other traditionalist scholars who lived in Mecca also took part in these movements. Scholars with traditionalist Islam perspectives partly initiated their efforts of renewal movement in the field of Islamic education by establishing the institution in the form of 'Madrasah'. This effort of establishment of educational institutions with the madrasah system demonstrates the element 'renewal' which then confirms the difference with the traditional Islamic educational system.
This study reveals the continuity of the tradition of knowledge in the form of writing works of religious matters as well as religious instructions conducted by independent scholars and bureaucratic ulama after the Palembang Sultanate had been removed, and the role of independent ulamas and bureaucraticic ulamas at the residency of Palembang in the middle of the discourse of Islamic reform movements and the nationalist movements. In the changes that occur in people of Palembang, the independent scholars can be regarded as the agent of change who is capable of bringing about social changes because it has proved to have the enabling capabilities for the environment. Meanwhile, the bureaucratic clerics are considered not to have the ability to make changes in the society, or they do not act as agent of change due to the fact that bureaucratic ulama are constrained by one of their role as the colonial government officials who should be loyal to the rules.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2157
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilam Latief
Yogyakarta: LP3M UMY, 2017
297.092 HIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>