Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamilah Aisyi
"Museum hadir di Eropa berawal dari aktivitas mengoleksi individu dalam sebuah ruang yang disebut dengan cabinet of curiosities. Sesuai dengan artinya, cabinet of curiosities menggambarkan ruang dengan rasa ingin tahu yang berkembang menjadi suatu bentuk penyampaian dan penghargaan terhadap seni serta ilmu pengetahuan. Menempatkan, mengatur, dan mengkomposisikan objek dalam ruang menjadi hal penting yang dilakukan untuk menyampaikan objek yang dipamerkan pada cabinet of curiosities. Komposisi objek koleksi pada cabinet of curiosities dan museum terbentuk atas objek-objek yang diatur secara seimbang, menghadirkan kesatuan, dan menarik perhatian mata manusia untuk melihat dan memahami cerita yang ingin disampaikan. Karakteristik ruang yang berbeda antara cabinet of curiosities dan museum memberikan persepsi yang berbeda dalam memahami cerita yang ingin disampaikan lewat komposisi tersebut sehingga kemungkinan komposisi objek koleksi pada museum telah berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Komposisi objek koleksi dan ruang lebih terarah dan menekankan objek sebagai suatu hal yang utama dalam sebuah ruang museum sehingga pengunjung museum saat ini memahami cerita yang disampaikan dengan mudah.

A museum, viewed as a technology of behavior management, serves to educate people and the need to collect important objects by an organization of space and objects arrangement. Museums in Europe was established from collecting activities in a space is called ?cabinet of curiosities? where objects arranged in and filled up all parts in space. The meaning is about wondering was developed to communicate value or knowledge from objects. The placement, arrangement, and composition of objects in space become important communicating the story behind and the aim of collecting the objects. Both composition of object in cabinet of curiosities and museum are similar through the principle of balance, unity, contrast, that seduced our eyes to see and understand the story behind the objects, are also some difference between cabinet of curiosities and museum, in relation to the composition of objects in space and the perception of the viewers. This paper discusses how the development of objects composition in cabinet of curiosities and museum in relation to composition principle and knowledges supporting. Objects dealed with space elements become the composition that is experienced visually, where is gave choices what objects will be saw first and next to understand the story. In contrast to museum, the composition is more directional and offers objects as a highlight to be understood easily by viewers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Anisa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas museum yang berfokus pada pembentukan pengalaman dan
pengaruh elemen ruang arsitektur terhadap pembentukan makna di dalam museum.
Dengan menggeser fokus dari objek museum ke elemen ruang di museum,
rangsangan dan respon yang diproses oleh tubuh juga berubah. Untuk menyelidiki
pengaruh hubungan elemen ruang terhadap pengalaman di museum, skripsi ini akan
mengamati peranan objek di museum, peran atmosfer ruang, dan pengaruh sensori
terhadap pengalaman di museum. Hasil dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat
memberi gambaran akan pengaruh yang dihasilkan dari kombinasi berbagai elemen
ruang yang dirasakan dan diproses oleh tubuh melalui panca indera. Penulisan ini
skripsi juga diharapkan dapat mengangkat pentingnya memahami kaitan antara
pengalaman sensori, karakter elemen ruang, dan proses pembentukan makna di
dalam museum.

ABSTRACT
The focus of this study is regarding experience-based museum and the role of
spatial elements in the proces of meaning-making in museum. By shifting the focus
from object to experience, stimuli and sensory respons which took place in museum
also change accordingly. To dissect the role and effect of spatial elemets on spatial
experience, we will need to observe the role of museum objects, museum
atmpsphere, and also sensory response in museum. The result of this study
hopefully will give a description and analysis on the effect of many spatial elements
combination and highlight the importance of understanding the connection between
sensory experience, the presence of spatial elements, and the resulting meaningmaking
in museum.;"
2016
S64624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arieska Martha Hasiani
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti berbagai aspek suasana museum dan lingkungan fisik di sekitarnya yang dikenal sebagai "museumscape", memengaruhi niat pengunjung untuk terlibat dalam komunikasi electronic word-of-mouth tentang pengalaman berkunjung mereka di Museum Sejarah Jakarta. Studi ini menggunakan metodologi kuantitatif dan metode purposive sampling untuk mengumpulkan data dari total 126 partisipan. Responden dipilih melalui penyebaran kuesioner secara daring dan luring. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan software SPSS, menggunakan analisis statistik deskriptif dan teknik analisis regresi linier. Temuan penelitian ini menunjukkan korelasi yang kuat antara museumscape dan niat pengunjung untuk menyebarkan electronic word-of-mouth tentang kunjungan mereka ke Museum Sejarah Indonesia Jakarta.

This study aims to examine various aspects of the atmosphere of the museum and the surrounding physical environment known as the "museumscape", that influence visitors' intentions to engage in electronic word-of-mouth communication about their visiting experiences at the Jakarta History Museum. The study employed a quantitative methodology and utilizing a purposive sampling method to gather data from a total of 126 participants. The respondents were selected through the distribution of both online and offline questionnaires. The collected data was analyzed using the SPSS software, employing descriptive statistical analysis and linear regression analysis techniques. The findings of this study show a strong correlation between the museumscape and visitors' intention to spread electronic word-of-mouth about their visit to the Jakarta Indonesia History Museum."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvadia Putri Gazali
"Seiring berkembangnya zaman, banyak museum di negara besar yang telah menggunakan instalasi digital sebagai media pamernya dengan tujuan untuk lebih meningkatkan lagi pengalaman dan pemahaman pengunjungnya, dengan menerapkan pendekatan multisensori. Di Indonesia sendiri pun sebenarnya telah ada beberapa museum yang sudah menerapkan teknologi digital, namun sayangnya masih belum banyak penggunaan teknologi digital yang lebih bervariasi dengan mempertimbangkan pendekatan multisensori, terutama yang dikhususkan untuk membantu dalam pemahaman anak. Oleh karena itu, skripsi ini mengkaji penerapan pendekatan multisensori pada instalasi digital di museum interaktif untuk anak usia dasar. Studi kasus dilakukan di Museum Bekasi, yaitu museum sejarah yang berbasis digital. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pendekatan multisensori yang tepat akan menghasilkan rancangan menarik, dan berkesan, serta memberikan pengalaman yang lebih kaya, sehingga akan berpengaruh pada pemahaman anak terhadap informasi yang dihadirkan museum. Penemuan hasil kajian memperlihatkan bahwa penerapan pendekatan multisensori di instalasi digital pada Museum bekasi juga sudah berhasil mempermudah anak untuk menggunakan instalasi digital, namun masih belum maksimal untuk pemahaman informasi pada anak.

These days, many museums in big countries have used digital installations as their exhibition media with the aim of further enhancing the experience and understanding for children's visitors, by applying a multisensory approach. In Indonesia, there are actually several museums that have implemented digital technology, but unfortunately there is still not too much use of digital technology which is more varied by considering a multisensory approach, especially devoted to helping children understand. Therefore, this thesis examines the application of a multisensory approach to digital installations in interactive museums for elementary age children. The case study was conducted at the Bekasi Museum, which is a digital-based history museum. The results of the analysis show that the right multisensory approach will produce an interesting and memorable experience, so that it will affect children's understanding of the information presented by the museum. The findings of the study show that the application of a multisensory approach in digital installations at the Bekasi Museum has also succeeded in making it easier for children to use digital installations, but it is still not optimal for understanding information for children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glaser, Jane R.
New York: Routledge, 1996
069 GLA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Laksito
Bandar Lampung: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Lampung , 1997
069 LOK k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fopp, Michael A.
London: Routledge, 1997
069.5 FOP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wengen, Ger van
Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
069.1 WEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Udansyah
Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
069.3 DAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lahore: Lahore Museum, 1981
069.9 MUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library