Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suntoro
"Tesis ini membahas tentang konsep tata pamer sebagai bagian dari fungsi museum. Aspek penting dalam tata pamer museum adalah komunikasi yaitu sumber pesan, penyampaian dan penerima pesan. Studi kasus yang digunakan adalah Museum Pusaka TMII. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Dengan gambaran kondisi pameran museum sebagai salah satu bagian dari komunikasi museum dalam menyampaikan pesan. Selanjutnya analisis penyajian koleksi saat ini dipandang dari sudut pandang new museology. Analisis kondisi pameran tersebut menghasilkan ide-ide baru penyajian koleksi yang mengacu pada alur pameran. Alur cerita pameran merupakan salah satu bagian penting dalam proses tata pamer untuk memahami pesan museum secara keseluruhan. Konsep tata pamer yang di kaitkan dengan program edukasi museum dapat membantu efektifitas dalam penyampaian pesan museum.

The focus of the thesis is about governance concept showroom as a part of the museum?s function. The important aspects of museum communication is the source message, delivery and receiver. Pusaka Museum is the case study for this research. This research is a descriptive study with qualitative approach. Begins with an overview of the condition of the museum exhibition as one component of museum communication in a channel message. Later analysis of the current collection presentation in light viewpoint new museology. Analysis conditions resulted new ideas in the preparation of the exhibition refers to a collection of exhibits story line. Story line is one important part of the communication process to understand the message museum as a whole. Exhibition through one museum education program associated with the theory of education can assist in the effective delivery of the museum message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rodiani Ekaningsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pengembangan edukasi di Museum Negeri
Provinsi Banten melalui Pameran Temporer Partisipatori dan Program Publik
dalam membentuk pemahaman pengunjung dan masyarakat mengenai
keberagaman budaya dan masyarakat yang berasal dari latar belakang yang
berbeda.
Museum adalah lembaga edukasi non-formal dan memiliki peranan dasar
yakni sebagai lembaga Pendidikan. Dengan demikian museum memiliki
keterkaitan secara langsung sebagai sumber daya pendidikan yang menampilkan
kekhasan daerah bagi masyarakat setempat.
Dengan menggunakan konsep New Museum melalui pendekatan
partisipatori serta dilengkapi model pembelajaran active learning, penelitian ini
berusaha untuk mengembangkan edukasi melalui pameran temporer partisipatori
dan program publik yang bisa diterapkan di Museum Negeri Provinsi Banten guna
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman pengunjung dan
masyarakat.
Masukan dan saran juga disampaikan melalui penelitian tesis ini kepada
pihak pengelola museum untuk mengembangkan program-program edukasi yang
lebih bervariatif, inovatif, menyenangkan dan bermanfaat bagi pengunjung dan
masyarakat serta mengoptimalkan dan memaksimalkan peran, fungsi dan
tanggungjawab Museum Negeri Provinsi Banten sebagai lembaga edukasi non
formal di masyarakat baik di masa kini dan masa yang akan datang.

ABSTRACT
This thesis discusses the Development of Education at the Banten Province
Museum through the Participatory Temporary Exhibition and the public program
on the diversity of cultures and communities that come from different
backgrounds.
Museum is a non-formal education institution and has a basic role as an
educational institution. Thus the museum has direct relevance as an educational
resource that displays regional peculiarities for the community.
By using New Museum concept with participatory approach and completed
with active learning model, this research tries to develop education through
participatory temporary exhibition and public program that can be applied in
Banten Province Museum to increase knowledge and understanding of people and
society.
Inputs and suggestions are also submitted through this thesis research to
museum to develop educational programs that are more varied, innovative, fun
and useful for people, organizations and institutions of Banten Province as nonformal
education institutions in present and future."
2017
T48934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rian Indra Eftritianto
"Perkembangan museum di Provinsi Jambi dapat dikatakan sangat lamban dan memprihatinkan dalam kreativitas di bidang program publik, padahal museum adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi yang menyimpan beragam warisan dan sejarah yang perlu dikomunikasikan melalui program publik khususnya Jambi. Museum memiliki potensi untuk kemajuan dan perkembangan bangsa ini karena menjadi jembatan antara berbagai kepentingan, serta informasi yang dapat mendidik. Selain potensi yang dimiliki museum berupa koleksi, lokasi strategis, ruangan aula, dan halaman museum yang luas, penting untuk diperhatikan adalah pengelolaan dan pengemasan program publiknya. Namun, program publik yang ada pun masih bersifat umum dan belum memaksimalkan peran museum untuk masyarakat. Program-program publik museum yang telah dilaksanakan belum menunjukkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam bentuk partisipasi program publik. Keterlibatan masyarakat masih berupa peserta bukan sebagai mitra yang turut merencanakan program yang akan dilaksanakan. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada pihak Museum perjuangan rakyat Jambi dalam pengembangan sebuah program publik yang diharapkan untuk memunculkan rasa nasionalisme dikalangan masyarakat Jambi. Sedangkan, metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa proses pengembangan program publik harus melakukan beberapa tahap untuk bisa menghasilkan program publik yang baik, serta peran dalam koleksi yang akan disampaikan, yaitu 1) menghasilkan ide, 2) menetapkan ide dasar, 3) cura ide (Brainstorming), 4) menguji dan membuat sketsa ide, 5) pelemparan (Pitching) Ide, 6) pemilihan dan penetapan ide. Selain itu, keterlibatan partisipasi harus dilibatkan dalam program publik di Museum Perjuangan Rakyat Jambi, di mana partisipasi atau peran masyarakat pada museum diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2015. Dengan demikian, dalam pengembangan museum harus melakukan sebuah kolaborasi dengan mitra yang melakukan kerja sama di museum.

The development of museums in Jambi Province can be said to be very slow and concerning in terms of creativity in the field of public programs, even though museums are places of learning and sources of information that store various heritages and histories that need to be communicated through public programs, especially Jambi. Museums have the potential for the progress and development of this nation because they are a bridge between various interests, as well as information that can educate. In addition to the museum's potential in the form of collections, strategic locations, hall rooms, and a large museum courtyard, it is important to note the management and packaging of its public programs. However, the existing public programs are still general in nature and have not maximized the role of the museum for the community. Museum public programs that have been implemented have not shown active community involvement in the form of public program participation. Community involvement is still in the form of participants not as partners who participate in planning the program to be implemented. Thus, the purpose of this research is to provide input to the Jambi people's struggle Museum in developing a public program that is expected to bring out a sense of nationalism among the people of Jambi. Meanwhile, this research method uses qualitative methods. From the results of this study it is known that the process of developing a public program must carry out several stages to be able to produce a good public program, as well as its role in the collection to be submitted, namely 1) generating ideas, 2) establishing basic ideas, 3) curating ideas(Brainstorming), 4) testing and sketching ideas, 5) pitching(Pitching) Idea, 6) selection and determination of ideas. In addition, the involvement of participants must be involved in public programs at the Jambi People's Struggle Museum, where participation or the role of the community in the museum is regulated in Government Regulation (PP) Number 66 of 2015. Thus, in developing the museum must carry out a collaboration with partners who carry out cooperation in museums."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Wahab Darajat
"Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pemajuan kebudayaan adalah museum. Ironisnya, saat ini tarif tiket Museum Nasional relatif rendah jika dibandingkan dengan harga pokok produksi maupun harga tiket museum di negara lain. Salah satu cara menambah pendapatan yaitu dengan melakukan penyesuaian tarif tanpa membebani masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan analisis terhadap kesediaan membayar tiket Museum Nasional untuk mengetahui besarnya tarif yang aspiratif dengan kemauan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengestimasi besaran kesediaan membayar (WTP) tiket Museum Nasional dan faktor-faktor yang berpengaruh. Metode yang dipakai adalah Contingent Valuation Method melalui pendekatan double bounded dichotomous choice dan regresi logistik. Data diperoleh melalui survei secara daring kepada masyarakat di provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kesediaan membayar berada pada rentang median dan jarak interkuatil sebesar Rp25.000-Rp35.000 per orang. Frekuensi mengonsumsi konten sejarah, arkeologi, etnografi bukan melalui kunjungan museum tapi melalui media seperti koran, radio, televisi atau internet (off-site consumption), pendidikan tinggi dan nilai penawaran awal yang diajukan merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi probabilitas kesediaan membayar. Penelitian ini merekomendasikan kepada Museum Nasional agar mengusulkan penyesuaian tarif tiket sekitar Rp25.000-Rp35.000 per orang. Selain perbaikan layanan, Museum Nasional dapat melakukan upaya dalam rangka meningkatkan off-site consumption masyarakat agar dapat mendorong WTP masyarakat maupun jumlah kunjungan ke Museum Nasional (on-site consumption).

Museum plays an important role in the promotion of culture. Ironically, the National Museum  ticket rates are relatively low when compared to the cost of production and museum ticket prices in other countries. One way to increase income is to make tariff adjustments without burdening the community. Therefore we need an analysis of the willingness to pay for the national museum ticket to find out the amount of aspirational tariffs with the will of the community.This study aims to estimate the amount of willingness to pay (WTP) of the entrance ticket at National Museum  and the factors that influence it. The method used is the Contingent Valuation Method through a double bounded dichotomous choice approach and logistic regression. The data was obtained through a survey of people in the provinces of DKI Jakarta, West Java and Banten. The results showed that the willingness to pay was in the range between median and interquatile distance was Rp25,000-Rp35,000 per person. The frequency of consuming historical, archeological, ethnographic content not through museum visits but through media such as newspapers, radio, television or internet (off-site consumption), higher education and the value of the initial bid are significant variables in the probability of WTP. This study recommends to the National Museum  to adjust the fixed exhibition rate around Rp. 25,000-Rp. 35,000 per person. In addition, the National Museum  can make efforts in order to increase off-site consumption in order to encourage public WTP as well as the number of visits to the National Museum  (on-site consumption)."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Anggraeni
"Museum sebagai suatu obyek arsitektur tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Lebih dari itu, museum juga mempunyai tujuan sosial yang menyangkut kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi karena museum tersebut tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari lingkungan dimana ia berada. Museum juga harus dapat menempatkan diri dalam lingkungan budaya manusianya. Ini berarti bahwa sesungguhnya museum sebagai suatu obyek arsitektur tidak dapat dinilai sebagai suatu seni bangunan saja, tapi harus selalu dalam konteks manusia dan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial maupun budaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Seftiariski, Author
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muda Ayus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjo Sambodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Peni Tundjungsari
"Sejalan dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, Iptek telah merambah, menyentuh dan mempengaruhi seluruh segi kehidupan manusia. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa sekarang diukur dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Sangat disayangkan, kenyataan di Indonesia sekarang masih kurangnya minat masyarakat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita, serta masih dirasa terdapatnya jurang yang dalam antara masyarakat umum dengan dunia per-Iptek-kan. Keberadaan Science Center di negara kita diharapkan dapat menjembatani setidaknya memperkecil jurang antara dunia Iptek dengan masyarakat umum. Science Center merupakan sarana pengenalan/pengakraban prinsip-prinsip 1ptek kepada masyarakat melalui kegiatannya yang melibatkan emosi,rasa dan aka! pengunjung.
Tujuan dari kegiatan utama dalam Science Center adatah peragaan prinsip-prinsip iptek. Sesuai dengan sifat 1ptek yang selalu berkembang pendekatan perancangan pada bangunan dengan menyediakan fasilitas ruang pameran/peragaan yang fleksibel bila sewaktu-waktu tema pameran berubah, serta juga untuk rnerigantisipasi kemungkinan per gem bangsn fungsi/kegiatan. Berawal dari pemikiran bahwa ilmu pengetahuan merupakan interprettasi manusia terhadap fenomena alam, perancangan bangunan diusahakan memasukkan unsur-unsur alam serta memanfaatkan potensi tapak sebagai bagian dari bangunanikegiatan dalam bangunan. Dengan demikian pengunjung (diharapkan) dapat memahami penerapan prinsip-prinsip iptek diiingkungan sekitarnya, rnenyadari akan potensi-potensi alam yang belum terolah sekaligus belajar menghargai dan mencintai lingkungan alam sekitarnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayip Lufti Hidayatullah
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>