Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juan Michael Kane Gani
"Pada tesis ini, dilaporkan hasil pengujian deteksi getaran di dalam air dengan menggunakan Fiber Bragg Grating (FBG) Accelerometer 3 sumbu yang terdiri dari 3 buah FBG. Pompa air digunakan sebagai sumber getaran di dalam air dengan variasi posisi dari 0 hingga 10 cm. Hasil pengujian ditampilkan dalam bentuk perubahan panjang gelombang Bragg yang direfleksikan dan frekuensi. Pada tahap pertama, pengujian dilakukan di dalam box kontainer dengan ukuran 78 cm x 56 cm x 46 cm dengan ketinggian air sebesar 17 cm. Dari hasil pengujian pertama ditunjukkan bahwa seiring pertambahan jarak, saat pompa air berada pada FBG X, Y, atau Z maka panjang gelombang Bragg FBG X, Y, atau Z mengalami perubahan paling signifikan dengan nilai R-squared di atas 98%. Pada tahap kedua, pengujian dilakukan di dalam kolam air dengan ukuran 264 cm x 163 cm x 66 cm dengan ketinggian air sebesar 24 cm. Dari hasil pengujian kedua ditunjukkan bahwa seiring pertambahan jarak, saat pompa air berada pada FBG X, Y, atau Z, panjang gelombang Bragg FBG X, Y, atau Z mengalami perubahan paling signifikan dan menurun secara linier dengan gradien dan R-sqaured sebesar 0,0114 nm/cm dan 99,77%; 0,0124 nm/cm dan 99,71%; 0,0071 nm/cm dan 99,54%. Selanjutnya seiring pertambahan jarak, perubahan frekuensi menurun secara linier dengan gradien dan R-squared berturut-turut sebesar 1,4751 Hz/cm dan 99,53%; 1,6286 Hz/cm dan 99,82%; 1,7714 Hz/cm dan 99,84% untuk FBG X, Y, dan Z. Ditunjukkan pula bahwa eiring dengan pertambahan jarak, nilai strain dan akselerasi menurun. Hak ini menyebabkan nilai frekuensi menurun oleh karena hubungan langsung dengan strain dan akselerasi dan membutuhkan waktu yang lebih lama agar gelombang getaran mencapai FBG Accelerometer. Berdasarkan hasil perubahan frekuensi yang diterima oleh FBG X pada kondisi di udara dan di dalam air, nilai frekuensi dan amplitudo mengalami penurunan yang lebih signifikan di dalam air dibandingkan pada udara oleh karena redaman getaran oleh air, menambahkan momen inertia, dan menambahkan noise pada FBG. Dari hasil perhitungan transmisi data, terdapat delay sebesar 0,044 ms dengan kecepatan internet 7,5 Mbps dan nilai delay ini masuk dalam kategori sangat baik.

In this thesis, the results of vibration detection underwater using Fiber Bragg Grating (FBG) Accelerometer 3-axis consisted of 3 FBGs are reported. Water pump is employed as vibration source with varied positions from 0 to 10 cm. The testing results are presented in the form of Bragg wavelength shift and frequency. On first stage, testing was conducted inside the container box with the dimensions of 78 cm x 56 cm x 46 cm with the water height of 17 cm. From the first testing results, it is shown that with increasing distance, when water pump is placed on FBG X, Y, and Z, Bragg wavelength of FBG X, Y, and Z has the most significant change and R-squared value above 98%. On second stage, testing was conducted inside the small pool with the dimensions of 264 cm x 163 cm x 66 cm with the water height of 24 cm. From the second testing results, it is shown that with increasing distance, when water pump is on FBG X, Y, and Z, Bragg wavelength FBG X, Y, and Z has the most significant change and decreases linearly with successive gradients and R-squared values of 0,0114 nm/cm and 99,77%; 0,0124 nm/cm and 99,71%; 0,0071 nm/cm and 99,54%. It is also shown that with increasing distance, the frequency decreases linearly with successive gradients and R-squared values of 1.4751 Hz/cm and 99.53%; 1.6286 Hz/cm and 99,82%; 1,7714 Hz/cm and 99,84% for FBG X, Y, and Z. It also shown that as distance increased, the strain and acceleration value decreased. This caused frequency value to decrease because frequency is linearly connected to strain and acceleration and it takes longer for vibration wave to reach FBG Accelerometer. Based on frequency change received by FBG X on air and inside the water, the frequency and amplitude decreased more inside the water than on air because of viscosity damping of water, increase inertia moment, and increase noice on FBG. From data transmission calculations, the delay value is 0,044 ms with the internet speed of 7,5 Mbps and this value classified as very good."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Peter Kolbert
"Manajemen operasional merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan dalam suatu industri galangan kapal. Pengembangan dan penyusunan model pada manajemen risiko akan dilakukan agar pembangunan kapal lebih efisien dalam segi waktu dan juga biaya. Langkah yang dilakukan dalam melakukan manajemen risiko tersebut adalah dengan cara melakukan konsep IIAR yaitu: (1) Identification, melakukan identifikasi yaitu identifikasi lokasi, waktu, sebab, dan proses terjadinya peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, menunda, atau meningkatkan tercapainya pekerjaan di galangan tersebut; (2) Inventory of data,melakukan pengumpulan data yang mendukung dalam pengidentifikasian segala risiko yang ada, mulai pada saat penyerahan dokumen rancangan dari owner hingga pada saat kapal ereksi (erection); (3)
Analyze (assessment) adalah melakukan analisa diantaranya dengan cara schedule risk menggunakan pendekatan model matematis, analisis yang dilakukan dengan pengurangan schedule risk pada management proyek, menggunakan database, menggunakan cost risk dan schedule risk dalam analisis risiko; dan (4) Result atau hasil yang didapat setelah melakukan penilaian risiko, peringkat risiko, identifikasi peringkat risiko, dan pengontrolan risiko yang termasuk mitigasi risiko di dalamnya.

Operational management is very important and should not be ignored in a shipbuilding industry. Development and modeling in risk management should be applied to make the construction of vessel is more efficient in terms of time and costs. the first step in the risk management is concepting IIAR: (1) Identification, is identifying of the location, time, cause, and the process of the happen of risk that may block, degrade, delay, or increase the aim of work in the shipyards; (2) Inventory of the data, perform of collecting data that supports the identification of all the risks that exist, starting at the submission of the draft document from the owner until the ship erection; (3)
Analyze (assessment) is analyzing by schedule risk using a mathematical model approach, the analysis conducted by the reduction of schedule risk on project management, using the databases, using cost risk and schedule risk in the risk analysis; and (4) Result, is the results obtained after conducting a risk assessment, risk ratio, identification of risk rating, and control risks including risk mitigation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Faradiba
"Hambatan kapal merupakan faktor yang menentukan kecepatan kapal. Untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi kita harus mengurangi hambatan kapal. Tulisan ini berkaitan dengan studi tentang jenis konfigurasi lambung tetramaran dan hidrodinamika yang berhubungan dengan kapal tetramaran terutama tentang hambatan yang terjadi pada kapal tetramaran.
Tujuan penelitian ini untuk mencari konfigurasi S/L optimum dengan nilai hambatan rendah dari kapal tetramaran. Kapal tetramaran diuji dengan variasi rasio R/L 0,1 dilakukan variasi S/L sebanyak tiga variasi yaitu 0,1; 0,15; dan 0,2. Sedangkan pada konfigurasu R/L 0,2 dilakukan variasi S/L sebanyak dua variasi yaitu 0,15 dn 0,2. Pengujian dilakukan dengan metode eksperimen dengan variasi kecepatan pada Froude Number 0,01-0,7.
Hasil menunjukan bahwa ada Fr < 0,3 nilai koefisien hambatan terbesar dimiliki oleh konfigurasi antarlambung S/L 0,2 R/L 0,2. Pada Fr 0,3-0,5 nilai koefisien hambatan terbesar dimiliki oleh konfigurasi antarlambung S/L 0,15 R/L 0,2. Sedangkan Fr >0,5 nilai koefisien hambatan terbesar dimiliki oleh konfigurasi antarlambung S/L 0,2 R/L 0,2.

Ship resistance is one of factor that determine ship speed. To get the high speed we have to reduce ship resistance. This paper is related about study of type of configuration of tetramaran hull and hydrodinamic which related with tetramaran vesel especially about resistance that happened at tetramaran vessel.
The purpose of this research is to find the optimum S/L configuration which less resistance from tetramaran vessel. When model vessel is tested with R/L 0.1 ration, model is tested with 3 S/L variation 0.1;0.15;0.2. meanwhile for R/L 0.2 we use 2 variation of S/L ratio 0.15 and 0.2. tests are done with experimental method with range of Froude Number 0.01-0.7.
Results show that for Fr<0.3,tetramaran configuration S/L 0.2 R/L 0.2 gives highest value of ship resistance. For 0.3-0.5 the highest result of coefficient resistance is in beetween hull?s configuration of S/L 0.15 R/L 0.2. Meanwhile for Fr > 0.5 the highest number of coefficient resistance is in between hull?s configuration of S/L 0.2 R/L 0.2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Imaad Al Hamas
"Kepulauan seribu yang merupakan bagian dari DKI Jakarta, memiliki potensi yang sangat besar. Segala macam usaha harus dilakukan untuk mengembangkan sektor wisata bahari ini. Konsep pengembangan wisata bahari harus dilakukan secara intergrasi dan berkelanjutan demi terciptanya wisata bahari bertaraf internasional yang dapat menjadi icon DKI jakarta di mata nasional maupun internasional. Pada skripsi ini, penulis membuat sebuah konsep pengembangan dimana terdapat pengembangan pokok wisata sebagai atraksi wisatawan, sehingga meningkatnya ketertarikan, dan juga membutuhkan transportasi yang dapat menyeimbangi hal tersebut, dalam skripsi penulis merancang fast ferry catamaran berkapasitas 200 penumpang demi menunjang transportasi wisata bahari Kepulauan Seribu.

Kepulauan seribu that are part of DKI Jakarta where has a huge potential. All kinds of effort must be done to develop this marine tourism sector. A development concept of marine tourism must be applied in integrated manner and sustainable to make marine tourism as an international tourism and become an icon of DKI Jakarta which is well-known in national and international level. A development concept is written in this final project with main tourism development as tourist attractions in order to increase the interest of tourist which also need supporting means such as transportation. Therefore a design of fast ferry catamaran which has the capacity of 200 passengers to support the transportation of kepulauan Seribu marine tourism is presented.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkelangi, Justinus
"ABSTRAK
Prosedur pengadaan Kapal / Alat Apung selama ini mengacu pada Keppres 16 tahun 1994, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan Kapal / Alat Apung yang berkualitas dengan harga yang relatif rendah, untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi Negara dan Pertamina.
Selama ini proses pengadaan Kapal / Alat Apung baru pada tahap bagaimana melaksanakan lelang yang sesuai dengan Prosedur (Keppres 16 / 1994 dan BP. 077 Rev), belum sampai pada tahap bagaimana mendapatkan Kapal / Alat Apung yang performance nya optimal dengan tingkat harga yang murah.
Karena itu perlu dikaji lebih mendalam bagaimana merumuskan suatu proses lelang untuk mencapai 3 sasaran yaitu : memenuhi prosedur, mendapatkan kapal dengan kualitas baik dan harga yang murah.
Kapal / Alat Apung dengan kualitas baik dan harga murah bisa didapatkan dengan cara :
- Mempersiapkan specifikasi teknis minimum dengan pertimbangan volume pekerjaan dan lingkungan operasi.
- Menyusun Engineer Estimate (EE) secara profesional dengan dukungan data yang cukup dari Market Price dan harga banding (Share information, antar KPS & Pertamina).
- Evaluasi teknis dan ekonomis dengan sistem kombinasi (gabungan dare sistem gugur dengan sistem kuantitatif).
- Memberikan kesempatan bagi Perusahaan PeIayaran Nasional untuk berkembang.

ABSTRACT
The Provision Procedure of ships and Floating Equipment's are based on Keppres 16 / 1994. The objectives are get the best quality and price of ships and give the advantage for the government or Pertamina.
As a long to day, the Provision Procedure just for meet the rule (Keppres 16 11994 and BP. 077 Rev) but not for detail technique and economic evaluation.
Therefore it is very important to make the bid process analysis to meet the procedure, good ships and the best price.
The good ships 1 floating equipment's and the best price should get :
- Preparation minimum specification based on real work and operation environment .
- The Professional Engineer Estimate should be done and supported by enough data (Market price and real data in KPS or Pertamina).
- Using the combination evaluation systems (the combined by quantitative system and direct competition systems).
- By the compensation for National Company shipping.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditya Meisar
"Perkembangan Unmanned Surface Vehicle (USV) atau kapal tanpa awak di dunia ini sedang berkembang pesat. Namun terdapat permasalahan pada terbatasnya waktu operasional dan jarak tempuh saat USV menjalankan misi di tengah laut karena keterbatasan jumlah energi yang bisa dibawa oleh sebuah USV setiap beroperasi. Dibutuhkan sebuah sistem pengisian energi secara independen yang efektif dan efisien guna menunjang USV agar mempunyai daya tahan yang lama untuk beroperasi secara independen. Konversi energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif baik photon maupun termalnya untuk memenuhi kebutuhan energi pada USV yang berbasis motor listrik.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah hybrid solar cell dimana modul solar cell yang mengonversikan radiasi matahari menjadi listrik dikombinasikan dengan modul termoelektrik yang menggunakan efek seeback sebagai prinsip kerjanya untuk mengonversikan kalor matahari menjadi daya listrik tambahan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi matahari. Selain itu diperlukan pula sebuah sistem pendinginan pada sisi dingin termoelektrik sehingga daya yang dikeluarkan oleh sistem hybrid solar cell termoelektrik semakin besar.
Fokus pada penelitian ini adalah pembuatan dan pemanfaatan pipa kalor melingkar sebagai pendingin, dan besarnya keluaran tegangan dan daya yang dihasilkan oleh sistem. Pipa kalor melingkar dengan dua macam sumbu kapiler yaitu Biomaterial dan Sintered Cooper Powder digunakan penelitian ini. Pada penelitian ini dilakukan pengujian thermal pendinginan pipa kalor melingkar dengan variasi perbandingan filling ratio fluida kerja dalam pipa sebesar 40%, 50%, 60%,70% dan membandingkan besarnya keluaran tegangan dan daya yang dihasilkan dari hybrid solar cell dengan solar cell biasa pada pengujian lapangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa filling ratio fluida kerja paling efektif dalam pendinginan termoelektrik sebesar 70 % .Dari pendinginan tersebut sebuah termoelektrik generator dapat menghasilkan 3 % daya listrik tambahan dari solar cell.

The development of Unmanned Surface Vehicle (USV) in the world is growing rapidly. But there are problems such as the limited oper-ating time and mileage when USV missions at sea due to the limited amount of energy that can be carried by a USV in each operation. It needs an independent energy charging system that is effective and efficient in order to support USV that has the durability to operate independently. Solar energy conversion is one energy source that can be used as an alternative to both the photon energy and thermal energy to meet the needs of the USV based electric motor.
One technology that can be used is a hybrid solar cell module in which the solar cell converts solar radiation into electricity combined with thermoelectric module using seeback effect as the working principle to convert solar heat into additional power to increase the efficiency of solar energy utilization. There should also be a system on the cold side of the thermoelectric cooling so the power output by the hybrid thermoelectric solar cell system increases.
Focus on this experiment is the loop heat pipes used as a coolant and the magnitude of the output voltage and power generated by the system. Biomaterial and sintered cooper powder is two kind of Loop Heat Pipe wick that used in this research. Testing loop heat pipe thermal cooling with filling ratio variation in pipe of working fluid ratio of 40%, 50%, 60%, 70% and comparing the magnitude of the output voltage and power generated from hybrid solar cell with a normal solar cell in the testing field. The test re-sults showed that the filling ratio of the working fluid in the most effective thermoelectric cooling by 70%. From the cooling itself, a thermolelectric generator is able to give an output of 3% power increment from the solar cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afuza Asyraf
"Pada kapal selam, hambatan yang bekerja adalah hambatan gesek (skin friction) dan hambatan tekanan (pressure drag). Salah satu metode pengurangan hambatan total pada kapal selam adalah dengan pelapisan zat biopolymer pada lambang kapal yang akan mengurangi hambatan gesek kapal selam pada aliran turbulen. Penelitian kali ini menggunakan edible coating (cutin dan wax) dari hasil ekstraksi serat kulit tomat sebagai zat biopolymer yang digunakan untuk melapisi lambung kapal selam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari besaran pengurangan hambatan total pada model kapal selam dengan memvariasikan konsentrasi larutan ekstraksi serat kulit tomat, yaitu 200, 300, dan 500 ppm. Adapun model kapal selam yang digunakan sebanyak 3 model kapal selam dengan rasio L/D = 5,7 , 6,6 dan 8,3. Penguji akan dilakukan pada mini towing tank dengan kecepatan yang berbeda. Besaran tahanan total akan diukur menggunakan loadcell. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan hubungan antara koefisien tahanan total dengan bilangin Reynolds dengan pengurangan tahanan total yang diperoleh mencapai +/- 8,5%.

On submarine, the total resistance consist of skin friction and pressure drag. The coatinng of biopolymer is one of drag reduction method that reduce skin friction on submarine on turbulent flow. The research used edible coatings of natural cutin and wax of tomato skin as the biopolymer. The purpose of the research is to study the total darag reduction on submarine model by varied ppm tomato's biopolymer skin with 200, 300 and 500 ppm. The research used 3 submarines model with L/D ratio 5,7 , 6,6 and 8,3. The experiment was done in mini towing tank with several velocities. The total resistance is measured by loadcell. The result showed relation of coefficient total resistance and Reynolds number. The resistance reduction reached about +/- 8,5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Juliani Utami
"ABSTRAK
Kapal laut merupakan moda transportasi yang digunakan untuk memfasilitasi 90% perdagangan internasional. Hal tersebut membuat kapal laut berpartisipasi dalam membuang sekitar 120 juta ton gas CO2 ke atmosfer setiap tahunnya (Hydros Foundation). Dalam rangka menanggulangi dan mencegah dampak yang lebih buruk dari terperangkapnya gas CO2 di udara, International Maritime Organization menetapkan peraturan yang menuntut indutri perkapalan untuk mengurangi emisi CO2 di masing-masing kapalnya sebesar 40% di tahun 2030 mendatang. Dalam memenuhi tuntutan ini industri dapat menerapkan teknologi post-combustion adsorption. Teknologi adsorpsi tentunya membutuhkan adsorben yang cocok sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Pada penelitian ini fungsi yang diharapkan yaitu menangkap gas CO2 pada gas buang kapal, dengan pengaruh adanya gas N2, mengingat gas N2 mempunyai presentase besar pada gas buang kapal. Salah satu adsorben yang memiliki potensi untuk adsorpsi gas CO2 di gas buang kapal adalah MIL-101 (Cr). Material ini memiliki luas permukaan yang besar, dan diiringi dengan kestabilan kimia dan kestabilan termal yang baik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis material MIL-101 (Cr) secara hydrothermal, diikuti dengan proses karakterisasi luas permukaan melalui adsorpsi/desorpsi N2, fourier transform infrared sprectoscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), dan scanning electron microscopy (SEM). Setelah sintesis dan karakterisasi, dilakukan pengujian kapasitas adsorpsi secara volumetrik, kemudian perhitungan selektivitas menggunakan metode ideal adsorbed solution theory (IAST). Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil selektivitas CO2/N2 sebesar 30,1 untuk suhu 27C dan 9,9 untuk suhu 25C.

ABSTRACT
Shipping, or sea freight, is still the most crucial mode of transportation, facilitating 90% of the International trade. With that high percentage, shipping also contributes in accumulating more than 120 million tons of carbon dioxide in the atmosphere each year (Hydros Foundation, 2015). In order to prevent and overcome any worse impact from the heat-trapping gas, International Maritime Organization (IMO) set new rules that require the shipping industry to reduce their ships CO2 emission by 40% in the upcoming 2030. To meet this requirement, post-combustion adsorption technology is an interesting option since this method does not force owner to replace their whole ship system but instead just add some additional equipment. Adsorption method required a suitable adsorbent for each specific purpose. In this research the adsorbent is expected to be able to capture CO2 gasses from a ship exhaust, while considering the effect of N2 gasses that mainly dominate the flue gasses. MIL-101 Cr, a type of metal-organic framework, is one potential adsorbent for the required function. This material has a large surface area, along with a great chemical and thermal stability. In this research writer conducted a hydrothermal synthesize of MIL-101 Cr, followed by material characterization: surface area analysis using N2 adsorption/desorption, fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), and scanning electron microscopy (SEM). After the synthesize and characterization, adsorption measurement is conducted using volumetric method and then the selectivity is calculated using ideal adsorbed solution theory (IAST) method. In this research the CO2/N2 selectivity using MIL-101 Cr reached up to 30,1 in 27C and 9,9 in 25C."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Vina Ester Dameria
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S24322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>