Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musfiratun
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang konsep diri pelaku konversi agama etnis Tionghoa yang merupakan anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Identitas orang Tionghoa Indonesia mengalami pasang surut dari era kolonial
hingga Orde Baru, karena asal etnis mereka, orang Tionghoa tidak dianggap
sebagai penduduk asli Indonesia meskipun keberadaan mereka di negara ini sudah lama. Persepsi ini membuat orang Tionghoa mendapatkan status sebagai orang asing yang seringkali menerima diskriminasi. Hal paling dilematik yang terjadi adalah identitas diri dari mualaf Tionghoa yang berada di persimpangan di antara identitas Tionghoa dan identitas Pribumi.
Penelitian ini menggunakan teori Looking Glass Self yang dikemukakan oleh
Charles H. Cooley untuk membahas mengenai identitas dan konsep diri dari
pelaku konversi agama. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, fenomena konversi agama dianalisis melalui prespektif fenomenologi subjek sehingga diharapkan mampu merekonstruksi kehidupan yang dialami oleh setiap subjek penelitian. Keempat subjek penelitian dipilih dengan cara sampling purposive dengan kriteria 1) Merupakan pelaku konversi agama Islam yang berasal dari etnis Tionghoa, 2) Merupakan anggota aktif dari organisasi PITI Jakarta yang tercatat dan mengikuti berbagai kegiatan dari PITI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek penelitian memiliki motifmotif personal yang melatarbelakangi proses konversi agama. Tahapan terakhir dari proses konversi agama adalah adanya perubahan konsep diri dan pembentukkan identitas baru dari keempat subjek penelitian. Perubahan konsep diri pada pelaku konversi agama etnis Tionghoa berlangsung secara bertahap seiring interaksinya dengan lingkungan. Berbagai peristiwa yang mengiringi subjek dalam proses konversi agama turut andil dalam pembentukan konsep diri

ABSTRAK
This thesis studies about self concepts of Tionghoa religion converts in Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. The identity of Tionghoa people experienced up and down from colonial times until the new order, because of their ethnic status, Tionghoa people never considered as Indonesia citizen although they have lived in this country for a long time. The perception makes Tionghoa people experienced discrimination. The most complicated that happen are the identitiy of Tionghoa converts is at the intersection between Tionghoa and Indonesia.
This research used looking glass self theory presented by Charles H Cooley to explain about identity and self concepts of religion converts. this thesis used qualitative approach, the phenomena analysed through phenomenology prespective which mean the subjects could reconstruct their life as what they have done. The number of subjects are four choosen by purposive sampling with criteria considered 1) Tionghoa converts to Islam 2) is an active member of PITI Jakarta.
The result of this research showed that mostly of the subjects have several
personal motives that can be predisposed them to conversion. The last and
important part of the conversion process typically canging self concept and
forming new identity of the four subject. The canging self concepts of Tionghoa converts took place gradually, over its interaction with the environment. The various events that centered the subjects in the conversion process, interfering to formed the self concepts"
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Febyana Christanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas proses adaptasi identitas antara suami perwira militer
dengan istri warga sipil dalam pernikahan militer. Sebelum menguraikan tahapan
identitas, akan dibahas manajemen identitas kedua pasangan yang berdampak pada
komunikasi mereka saat beradaptasi. Identitas selalu mengalami perubahan dan
identitas setiap pasangan tidak akan sama satu dengan yang lain, seperti: identitas
suku, agama, usia, keluarga, lingkungan sosial, organisasi, dll. Setelah mengetahui
manajemen identitas yang terjadi diantara kedua pasangan, kemudian diuraikan
secara mendalam proses adaptasi dari setiap pasangan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan konstruktivis dengan menggunakan teori manajemen identitas dan proses
adaptasi model kurva-u (fase honeymoon, kejutan budaya, penyesuaian, adaptasi).
Model kurva u bersifat jangka pendek yang sesuai digunakan untuk menganalisa
proses adaptasi pasangan yangbaru menikah. Sifat penelitian adalah deskriptif dan
memakai metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
mendalam. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa persamaan identitas
menuntun pada keberhasilan komunikasi saat beradaptasi. Peneliti menemukan
bahwa fase penyesuaian dalam model kurva-u paling menentukan bagaimana
pasangan mampu mencapai adaptasi identitas yang berdampak pada adaptasi di
lingkungan militer. Suami sebagai host membimbing istri dalam memberi informasi
tentang kehidupan militer dan istri sebagai pendatang mampu mengurangi
ketidakpastian dan kecemasan dengan bersedia membangun komunikasi dengan
senior.

ABSTRACT
This thesis discusses about an identity adapt process between a military
officer and a civilian in a marriage. Before we started the discussion, the identity’s
management of this couple which can influence communication process will be
described. An identity always change, and the identity of each marriage couple are
absolutely different, such as: tribe’s identity, religion, ages, family, social life,
organization, etc. Furthermore, I would elaborate the adapt process of some marriage
couple specifically. This research apply the constructivist approach with a
management identity theories and u-curve adapt process model (honeymoon phase,
culture shock, adjustment, adaptation). The research use descriptive explanations and
apply a phenomenological methods. The data gathered technique is through in-depth
interview. The results of this study show that the identity similarities lead to success
when adapting communication. From the u-curve phase model, the important thing is
when a husband acts as a host that can guide his wife entering the military life. And a
wife as a new comer, she should reduce her uncertainty and anxiety with build a
good communication in military life especially with the higher rank."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Mubarak Syam
"Penelitian ini membahas tentang "Komunikasi Antarbudaya Pustakawan dan Pengguna" di Perpustakaan Umum Kota Medan, tujuannya adalah untuk memahami komunikasi antarbudaya terjadi antara pustakawan dan pengguna dan juga mengetahui faktor yang menghambat jalannya komunikasi antarbudaya antara pustakawan dan pengguna di perpustakaan tersebut agar komunikasi dapat terjalin dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan budaya, sehingga kebutuhan informasi pengguna tercukupi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan fenomena pustakawan dalam melayani pengguna yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda sebagai pengalaman hidupnya, selain itu fenomena tersebut memiliki keunikan dan perbedaan dari setiap individu sehingga melalui pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman pustakawan dalam berkomunikasi dan melayani pengguna yang berbeda latar belakang budaya.
Hasil yang dicapai adalah ditemukannya faktor penghambat seperti penafsiran gaya berbicara (logat) yang dinilai keras oleh sebagian pengguna kepada pustakawan begitu juga sebaliknya, dan adanya unsur diskriminatif terhadap salah satu marga atau etnis tertentu.

This research discusses about "Intercultural Communication Librarians and Users" in Public Library Medan. The goal is to understand intercultural communication that happen between librarians and users and also determine the factors that obstruct intercultural communication between librarians and users in the library so that communication can be established without misunderstanding caused by cultural differences so that the users's information needs met.
This study is qualitative research with phenomenological approach, which describes the phenomenon of librarians in serving users who have different cultural backgrounds as the experience of his life, other than that the phenomenon has a uniqueness and diversity of each individual so through a phenomenological approach is expected to a gain a deep understanding of the experience of librarians in communicating and serving users with different background culture.
The result is the discovery of inhibitng factors such as the interpretation of the style of speech (accent) were rated harsh for some users to the librarian and vice versa, and the discriminatory element to one clan or ethnic origin.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Mubarak Syam
"Penelitian ini membahas tentang “Komunikasi Antarbudaya Pustakawan dan Pengguna” di Perpustakaan Umum Kota Medan, tujuannya adalah untuk memahami komunikasi antarbudaya terjadi antara pustakawan dan pengguna dan juga mengetahui
faktor yang menghambat jalannya komunikasi antarbudaya antara pustakawan dan pengguna di perpustakaan tersebut agar komunikasi dapat terjalin dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan budaya, sehingga kebutuhan informasi pengguna tercukupi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan fenomena pustakawan dalam melayani pengguna yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda sebagai pengalaman hidupnya, selain itu fenomena tersebut memiliki keunikan dan perbedaan dari setiap individu sehingga melalui pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman pustakawan dalam berkomunikasi dan melayani pengguna yang berbeda latar belakang budaya
Hasil yang dicapai adalah ditemukannya faktor penghambat seperti penafsiran gaya berbicara (logat) yang dinilai keras oleh sebagian pengguna kepada pustakawan begitu juga sebaliknya, dan adanya unsur diskriminatif terhadap salah satu marga atau etnis tertentu.

This research discusses about “Intercultural Communication Librarians and Users” in Public Library Medan. The goal is to understand intercultural communication that happen between librarians and users and also determine the factors that obstruct intercultural communication between librarians and users in the library so that communication can be established without misunderstanding caused by cultural differences so that the users’s information needs met. This study is qualitative research with phenomenological approach, which describes the phenomenon of librarians in serving users who have different cultural
backgrounds as the experience of his life, other than that the phenomenon has a uniqueness and diversity of each individual so through a phenomenological approach is expected to a gain a deep understanding of the experience of librarians in communicating and serving users with different background culture.
The result is the discovery of inhibitng factors such as the interpretation of the style of speech (accent) were rated harsh for some users to the librarian and vice versa, and the discriminatory element to one clan or ethnic origin.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Romadhona
"ABSTRAK
Konteks bisnis selalu merupakan konteks yang penting dalam komunikasi antar budaya karena pada konteks inilah sebagian besar kontak antar budaya terjadi. Penelitian kualitatif dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis ini bertujuan untuk memahami pengalaman adaptasi budaya yang dilakukan oleh perwakilan perdagangan dalam konteks diplomasi bisnis internasional dan bagaimana mindfulness berperan dalam proses adaptasi tersebut. Dalam studi ini ditemukan bahwa prinsip-prinsip mindfulness dalam komunikasi antar budaya berperan penting dalam proses adaptasi perwakilan perdagangan di luar negeri; dan dengannya pula perwakilan perdagangan berhasil melakukan tugas sebagai diplomat dan negosiator bisnis yang mewakili kepentingan negara.

ABSTRACT
Business context has always been a prominent context in intercultural communication as it places people from different cultures in one common situation that is to trade. This qualitative research uses Interpretative Phenomenological Analysis and attempts to comprehend the cultural adaptation experienced by trade representatives in their attempt to comply with their negotiation counterparts and to win business negotiations. It also tries to show how mindfulness plays its vital part in the adaptation process. The study shows the significance of mindfulness in the adaptation process of Indonesian trade representatives in other countries; mindfulness also proves to be an important characteristic with which trade representatives are able to achieve successes at both international diplomation and business negotiation."
2016
T45345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Eko Wicaksono
"ABSTRAK
Kompetensi komunikasi antarbudaya diartikan sebagai suatu kesan bahwa
perilaku dalam suatu interaksi itu efektif dan layak dalam konteks yang ada. Suatu
interaksi dikatakan efektif dan layak selama tujuan atau hasil yang diharapkan dapat
terpenuhi dengan pengorbanan yang relatif rendah dan dilakukan dengan cara-cara
yang selaras dengan nilai, norma, dan ekspektasi dari suatu hubungan. Kompetensi
komunikasi antarbudaya relevan untuk dibicarakan, terutama bagi pemeriksa BPK,
karena mereka sering berinteraksi dengan terperiksa yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda dengan dirinya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya yang dimiliki
oleh pemeriksa BPK, khususnya mereka yang bertugas di Kantor Perwakilan BPK
Provinsi Jawa Timur, ketika melakukan interaksi dan komunikasi dengan terperiksa
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang pada kegiatan pemeriksaan
terinci atas LKPD TA 2015.
Menggunakan strategi studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan paradigma
interpretif, penelitian ini meminjam teori atau model kompetensi komunikasi
antarbudaya Brian H. Spitzberg untuk memperoleh pemahaman tentang tema yang
dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa, dalam konteks kegiatan pemeriksaan
sebagai tempat kerja atau workplace, pemeriksa BPK telah memiliki motivasi,
pengetahuan dan keterampilan yang efektif dan layak. Kesimpulan ini diperkuat oleh
penilaian terperiksa yang menganggap interaksinya dengan pemeriksa BPK selama
ini telah berjalan dengan layak sehingga hubungan diantara keduanya pun, baik
sebelum ataupun setelah interaksi terjadi, selalu berjalan dengan baik

ABSTRACT
Intercultural communication competence is considered broadly as an
impression that behavior is appropriate and effective in a given context. An
interaction considered to be effective and appropriate as long as the valued goal or
rewards can be accomplished at the minimum costs or alternatives and doing so in an
appropriate manner, based on values, norms, and expectations of a relationship. An
intercultural communication competence is a competence that has relevancy with the
nature of the job of the BPK auditors because they usually interact with an auditee
that culturally has a different background with them. This research is expected to
give a broad picture about how the intercultural communication competence of the
BPK auditors, especially the ones who work in The East Java Representative Office
of BPK, when they are interacting and communicating with the auditee in Sampang
regency, as part of audit work on a local government financial statement of fiscal
year 2015.
Using a case study as a research strategy and a qualitative approach with an
interpretive paradigm, this research elaborate the theme of the study using the Brian
H. Spitzberg?s Model of Intercultural Competence to get an understanding about it.
Later, this research found that, in a given context, the auditors of BPK already have
an effective and appropriate motivation, knowledge, and skills. This conclusion is
being strengthened with the auditee judgmenet that considered his relationship with
the BPK auditors, before or after the interaction took place, has always been good."
2016
T45627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Kurniawati
"Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gaya komunikasi antarbudaya. Budaya-budaya yang melatarbelakangi komunikasi dalam penelitian ini adalah budaya Jawa, budaya Betawi, dan budaya Tionghoa. Komunikasi yang diteliti merupakan komunikasi yang terjadi dalam film animasi Adit dan Sopo Jarwo. Film animasi tersebut tayang setiap hari di MNC TV pada pukul 13:00 WIB dan 17:30 WIB. Selain dapat disaksikan di televisi, film animasi tersebut juga dapat diakses melalui saluran Youtube. Komunikasi antarbudaya dalam film itu dianalisis menggunakan teori intercultural style choice dari Gudykunst dan Stella Ting-Toomey 1986. Teori tersebut mengelompokkan gaya komunikasi ke dalam empat jenis, yaitu: direct dan indirect; elaborate, exacting, dan succinct; personal dan contextual; serta instrumental dan affective.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gaya komunikasi apa yang digunakan oleh orang-orang ketika mereka melakukan komunikasi dengan orang lain yang berlatar belakang budaya berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh yang berlatar belakang budaya Jawa banyak menggunakan gaya komunikasi indirect dalam tuturannya. Hal ini mereka lakukan karena sebagai penganut budaya Jawa, mereka menganggap tuturan yang disampaikan secara direct itu tidak menampakkan kesopanan. Tokoh dengan latar budaya Tionghoa dan Betawi lebih banyak menggunakan gaya komunikasi direct dalam tuturannya walaupun mitra bicara mereka yang berlatar budaya Jawa menyampaikan sesuatu dengan gaya indirect. Hal tersebut mereka lakukan karena budaya Tionghoa dan Betawi sama-sama menganut prinsip keterbukaan. Khusus budaya Tionghoa, prinsip keterbukaan itu agak sulit dijalankan jika hal yang ingin disampaikan adalah kabar yang kurang menyenangkan bagi penerimanya.
Gaya komunikasi elaborate dan succinct tidak banyak digunakan dibandingkan dengan gaya komunikasi exacting dalam film ini karena seluruh budaya Jawa, Betawi, dan Tionghoa cenderung mengatakan sesuatu dengan apa adanya exacting. Gaya komunikasi personal digunakan oleh tokoh Tionghoa untuk menunjukkan kekuasaannya. Hal itu dilakukan demi menyelamatkan bisnis dari gangguan pegawai yang tidak disiplin. Tokoh berlatar belakang budaya Jawa paling banyak menggunakan gaya komunikasi instrumental, sedangkan tokoh berlatar belakang budaya Betawi dan Tionghoa paling banyak menggunakan gaya komunikasi affective.

This research is a research on intercultural communication style. Cultures background of communication in this research are Javanese, Betawi, and Chinese. Communication under study is a communication that occurs in animated films Adit and Sopo Jarwo. The animated film is aired every day on MNC TV at 13 00 pm and 17 30 pm. In addition to being watched on television, the animated film can also be accessed via the Youtube channel. The intercultural communication in the film was analyzed using intercultural style choice theory from Gudykunst and Stella Ting Toomey 1986. The theory groups communication styles into four types, namely direct and indirect elaborate, exacting, and succinct personal and contextual as well as instrumental and affective.
This study aims to see what communication styles people use when they communicate with others of different cultural backgrounds. The data collection is done by using technique and note.
The results of this study indicate that the character of a cultural background Java using a lot of indirect communication style in his speech. This they do because as followers of Javanese culture, they consider the speech delivered in direct it does not show decency. People with cultural backgrounds Tionghoa and Betawi more use of direct communication style in the speech even though their speakers who are based on Javanese culture convey something with indirect style. This they do because Chinese culture and Betawi both adheres to the principle of openness. Especially Chinese culture, the principle of openness is a bit difficult to run if the thing to say is the news that is less fun for the recipient. The elaborate and succinct communication styles are not widely used compared to the exacting communication styles in this film because all of the Javanese, Betawi, and Chinese cultures tend to say things by themselves exacting.
The style of personal communication is used by Chinese figures to show their power. It was done to save the business from undisciplined employee interference. People of Javanese cultural background use the most instrumental style of communication, while the cultural background of Betawi and Tionghoa most used the style of affective communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Khairunnisa
"ABSTRAK
Berdiri dan berkembangnya perusahaan startup multikultural membuat komunikasi antarbudaya dalam konteks tempat kerja tidak terelakkan. Penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus empiris ini bertujuan untuk memahami pengalaman adaptasi dalam komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh karyawan asal Chengdu pada salah satu perusahaan startup di Jakarta dan bagaimana pengalaman adaptasi tersebut berperan dalam pembentukan budaya organisasi yang ada. Dalam studi ini ditemukan bahwa terdapat suatu pola adaptasi yang terbentuk dan berperan penting dalam pembentukan budaya organisasi; dan dengannya pula karyawan asal Chengdu berhasil melakukan proses adaptasi guna menjalankan pekerjaannya dan mencapai tujuan perusahaan.


The establishment and growth of multicultural startup company urge intercultural communication in work place context becomes inevitable. This qualitative research uses empirical case study attempts to comprehend the adaptation experience within intercultural communication that applies to Chengdu employee in a startup company in Jakarta and how the adaptation experience is taking role in order to form the existent organization culture. The study shows the pattern of adaptation and its significance in forming organization culture; within the adaptation pattern, Chengdu employee succeeding the adaptation process to run their job well and achieve the company goals.

"
2019
T52538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyanti Diana
"ABSTRAK
Interaksi antara auditor dan auditee yang baru pertama kali bertemu dapat memunculkan kecemasan dan ketidakpastian bagi kedua pihak, yang dapat menjadi hambatan komunikasi dalam pelaksanaan pemeriksaan sehingga harus dikelola secara baik untuk dapat menghasilkan komunikasi efektif. Penelitian ini mendeskripsikan pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian yang dialami auditor dalam konteks pelaksanaan pemeriksaan investigatif dalam rangka penghitungan kerugian negara pada PT Sang Hyang Seri Persero , dengan menggunakan Teori Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian Anxiety and Uncertainty Management ndash; AUM dari Gudykunst. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif interpretif dengan metode studi kasus, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara. Kecemasan yang dialami oleh auditor terkait dengan rasa cemas dan khawatir karena belum memiliki informasi mengenai entitas dan auditee, dan perasaan tegang karena memeriksa auditee yang memiliki pengaruh atau relasi dengan pihak yang berkuasa/berpengaruh. Ketidakpastian yang dialami auditor terkait dengan sulitnya mendapat gambaran utuh mengenai kejadian yang telah lampau, kepercayaan terhadap keterangan auditee; dan tingkat kerja sama auditee dalam pemeriksaan. Pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian yang dilakukan oleh auditor mencakup pencarian informasi secara lengkap mengenai entitas dan auditee, meningkatkan sikap mental, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Kata kunci: Anxiety/Uncertainty Management; AUM, kecemasan; ketidakpastian; komunikasi antarbudaya

ABSTRACT
The interaction between the auditor and the auditee that first met can provide anxiety and uncertainty for both parties, this can be a barrier of communication in the execution of the examination so that it must be managed well to produce effective communication. This study describes the management of anxiety and uncertainty experienced by the auditor in intercultural communication with auditee in the context of investigative investigation in order to calculate state losses in PT Sang Hyang Seri Persero , using Anxiety and Uncertainty Management AUM from Gudykunst. The approach used is qualitative interpretive with case study method, and data collection technique by interview. Anxiety and uncertainty in the interaction between the auditor and the auditee who first met may be due to several things. The anxiety experienced by the auditor is related to anxiety and worry because it has no information about the entity and auditee, and feelings of tension due to check auditee who have influence or relationships with the powerful influential. The uncertainty experienced by the auditor is related to the difficulty of getting a complete picture of past events, trust in auditee statements and the level of auditee cooperation in the examination. Management of anxiety and uncertainty by the auditor involves finding complete information about the entity and auditee, improving the mental attitude, and getting closer to God Key words anxiety, uncertainty, Anxiety Uncertainty Management, AUM, intercultural communication "
2018
T50834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asia T
"ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan tentang sebuah film yang mengangkat tema budaya masyarakat bugis yang ada di Sulawesi selatan. Film tersebut mengangkat tema uang panai rsquo;. Uang panai rsquo; seringkali diartikan sama dengan mahar padahal sesungguhnya uang panai rsquo; merupakan uang hantaran yang digunakan untuk mengadakan resepsi pernikahan di kediaman mempelai wanita. Untuk memahami struktur dan makna dari film, peneliti menggunakan teori Semiotika Saussure yang mnejlaskan tentang tanda dan penanda. Dalam penelitian ini konsep-konsep yang diangkat memiliki kecenderungan pada konsep budaya dan perkawinan. Film yang diangkat dengan mengusung tema budaya tersebut yaitu film uang panai rsquo; mengkonstruksi peran perempuan dalam rumah tangga dimana mereka menempati posisi yang memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Selain itu, ditemukan bahwa dalam film ini juga memperlihatkan adanya pergeseran perilaku dalam menanggapi permasalahan pernikahan di kalangan kaum perempuan, ada nilai-nilai yang telah berubah dan tidak lagi dianut. Pada akhirnya peneliti memahami bahwa film ini menjadi counterstereotype tentang perempuan bugis yang mahal dikarenakan uang panai rsquo; yang diharuskan dalam pernikahan bugis. ABSTRACT
The focus of This study is a film with theme that is culture of Bugis society in South Sulawesi. The film is the theme of ldquo Uang Panai 39 rdquo . Uang panai 39 is often interpreted the same as a dowry but actually, Uang panai 39 is the delivery money used to hold a wedding reception at the residence of the bride. Any different meaning about Uang panai rsquo and dowry. To understand the structure and meaning of the film, researchers using Saussure rsquo s Semiotics theory which describes signs, signifier and signified. In this study the concepts raised have a tendency to the concept of culture and marriage. The film is raised with the theme of the culture is the film of Uang Panai rsquo construct the role of women in the household where they occupy positions that give influence in decision making. In addition, it was found that in this film also shows a shift in behavior in response to marital problems among women, there are values that have changed and no longer adhered to. In the end the researcher understands that this film is a counter stereotype about costly bugis women because of uang panai rsquo required in married Bugis. "
2018
T50835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>