Ditemukan 964 dokumen yang sesuai dengan query
E. Zaenal Arifin
Jakarta: Akademika Pressindo, 1991
499.28 ZAE s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
E. Zaenal Arifin
Jakarta: Akademika Pressindo, 2015
499.28 ZAE s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ainia Prihantini
"Grammar and usage of Indonesian language"
Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015
499.221 AIN m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Hampir semua kata dalam bahasa Indonesia memiliki suku kata. Karena berbagai alasan, kata harus dipisah (dipenggal) menjadi beberapa penggalan suku kata dengan cara meletakkan tanda penghubung di antara kata tersebut. Dalam bahasa Indonesia, terdapat aturan mengenai peletakan tanda penghubung di antara bagian kata yang dipenggal. Agar peletakan tanda penghubung tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer, ada beberapa aturan dengan perkecualiannya harus dimasukkan ke dalam program komputer tersebut. Tulisan ini akan membahas proses peletakan tanda penghubung pada suku kata pertama kata-kata yang diawali dengan huruf B."
MBUNTAR 13:1 (2009)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rien Hermawaty
"Kosakata amat penting keberadaannya dalam suatu bahasa. Bahkan dapat dikatakan kosakata adalah bahasa itu sendiri karena kosakata digunakan dalam setiap kegiatan berbahasa. Objek penelitian ini adalah ajaran kosakata dalam buku ajar bahasa Indonesia (Pelajaran Berbahasa Indonesia untuk SMA jilid 1, 2, dan 3). Dengan anggapan bahwa buku ini dapat mewakili buku-buku ajar bahasa Indonesia yang ada, dan telah diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana ajaran kosakata dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia dan kesesuaiannya dengan kurikulum. Untuk mengetahui hal itu diteliti frekuensi kemunculan kata, kemunculan kata dalam konteks kalimat, kesesuaian dengan kurikulum. Uji pendapat Nababan, Nation, Dale dan tabel uji Williams menjadi hasil akhir penelitian ini.Melalui penelitian ini terbukti bahwa ajaran kosakata dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia kurang memenuhi syarat. Yaitu kosakata yang disajikan belv memperhatikan frekuensi kemunculan kata, proporsi terra, variasi bentuk latihan dan tugas. Walaupun dari frekuensi kemunculan kata jumlah kata (token) 361.661 dan jenis kata (rope) 33.520 yang ada di dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia jilid 1, 2, dan 3 sudah memenuhi syarat. Kesesuaiannya dengan kurikulum pun masih kurang karena berdasarkan analisis kesesuaian kosakata dengan tema masih ada kosakata yang disajikan tidak sesuai dengan tema. Para penulis buku yang akan datang hendaknya memperhatikan aspek-aspek kelemahan pada buku ini dengan lebih memperhatikan penyajian ajaran kosakata. Terutama pada peinbelajaran perilaku kata gramatikal karma kata -kata gramatikal banyak yang frekuensi kemunculannya tinggi. Kata-kata gramatikal ini memiliki perilaku gramatikal tertentu yang dapat dipelajari oleh pemelajar. Sehingga diharapkan akan lebih memudahkan pemelajar dalam kegiatan-kegiatan berbahasanya, seperti dalam membaca, menulis, berbicara, maupun menyimak.
Vocabulary is very Important in a language. Indeed, vocabulary is the language itself because it is used in every language activities. The object of this research was vocabulary in bahasa Indonesia lesson books (Pelujarun Berhahusa Indonesia for Senior High School Volume 1, 2, and 3). It was expected that the lesson books represented all bahasa Indonesia lesson books and had been applied in Senior High School teaching learning process. This research aimed at knowing how vocabulary was presented in lesson books Pelujaran Berbahasa Indonesia and its relevancy with the curriculum. Nababan, Nation, Dale statement's test and Williams test's table became the results finding of this research.This research proved that vocabulary in lesson books Pelajaran Berbahasa Indonesia were not adequate. Vocabulary presented did not count word occurrence frequency, theme proportion, exercise and practice variations. Although from the words occurrence frequency, there were 361.661 tokens and 33.520 types that existed in the Senior High School lesson books volume 1, 2, and 3 were adequate. The relevancy with the curriculum were not adequate because according to relevancy vocabulary with theme analysis there are still vocabulary which presentation were not relevance with theme. In the future, it is expected that the lesson book writers pay attention to the weaknesses of the lesson books being analysed by taking a note on the vocabulary presentation. Furthermore, this also applies in grammatical word attitude learning because the occurrence of grammatical words are high. These grammatical words have specific attitude which can be learnt by learners. Therefore, knowing these attitude help the learners easy doing their language activities such as reading, writing, speaking, and listening."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37416
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mariani Adnan
"Kata daripada dalam bahasa Indonesia cukup banyak diteliti oleh Para ahli bahasa. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masalah tersebut masih sering diperbincangkan. Hal itu tidak terlepas dari perbedaan pendapat di antara para ahli bahasa. Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sudah selayaknya bila kita mengetahui Pula preposisi daripada dalam bahasa Melayu. Ada kemungkinan perbedaan di antara para ahli bahasa Indonesia dipengaruhi oleh kata daripada dalam bahasa Melayu. Oleh karena itu, dalam skripsi, ini penulis bertujuan untuk mengetahui pertalian makna kata daripada dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia; untuk mengetahui bagaimana perkembangan pertalian makna kata daripada; untuk mengeta_hui macam dan kategori satuan bahasa yang mengikutinya. Secara garis besar penelitian itu dapat disimpulkan: pertalian makna kata daripada dalam bahasa Melayu lebih bervariasi bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia; per_kembangan pertalian makna kata daripada-dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia memperlihatkan penyederhanaan; dalam bahasa Indonesia saat ini, pertalian makna kata dari_pada dalam bahasa lisan lebih bervariasi daripada bahasa tulis; sebagai preposisi, kata daripada berfungsi pula se_bagai konjungsi; pertalian makna yang sama tidak selamanya diikuti satuan babasa yang sama macam dan kategorinya."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laniwati Budisana
"
ABSTRAKKesinoniman atau gejala kesamaan makna berlaku dua arah. Bila x sinonim y, y sinonim x. Kesinoniman antara dua satuan bahasa terjadi bila 1) kedua satuan bahasa itu dapat dipertukarkan dalam konteks yang sama tanpa mengubah makna konteks itu; ia menanam bunga melati sama maknanya dengan ia menanam kembang melati; maka bunga dan kembang adalah sinonim. 2) kedua satuan bahasa itu mempunyai komponen makna yang kurang lebih sama, seperti laki-laki dan pria; laki-laki mempunyai komponen makna [+INSANI] [+JANTAN] [ +DEWASA]; pria mempunyai komponen ` makna (+INSANI] [+JANTAN] [+DEWASA].Sebagaimana telah diuraikan dalam. bab I ada dua aliran pendapat tentang sinonim, yaitu 1) aliran yang lebih memberi penekanan pads kesamaannya, yang diwakili, antara lain, oleh Lyons, dan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S11184
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakhrurizal
"Penelitian mengenai perencanaan bahasa ini bertujuan untuk menunjukkarn kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Jepang yang berkaitan dengan masalah kebahasaan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Jepang yang berkaitan dengan masalah kebahasaan terhadap perubahan dan perkembangan bahasa Indonesia. Kemudian tujuan Iainnya adalah menunjukkan hasil perubahan dan perkembangan bahasa Indonesia yang terjadi pada masa Jepang dalam penggunaannya saat ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. yaitu mendeskripsikan perencanaan bahasa pada masa penjajahan Jepang. Penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap klasifikasi data, tahap analisis data yang terdiri dari pengembangan sandi bahasa, pembinaan pemakaian bahasa, pemakaian hasil pengembangan sandi bahasa, dan perencanaan bahasa pada masa penjajahan Jepang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Jepang terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut berupa pembakuan dan penambahan perbendaharaan kosakata yang masih digunakan pada saat ini. Selain itu, penelitian ini juga rnenemukan pola kebijakan yang digunakan oleh pemerintah kolonial Jepang dalam menjalankan perencanaan bahasa pada kurun waktu tahun 1942-1943"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10858
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nittrasatri Handayani
"Modifikator verbal merupakan suatu unsur di dalam frasa yang berfungsi untuk mendeskripsikan unsur inti, oleh karenanya modifikator tidak memiliki fungsi otonom di dalam tataran gramatikal. Analisis semantis modifikator verbal bahasa Indonesia menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu: (1) modifikator sebagai penanda aspek; (2) modifikator sebagai penanda modalitas; (3) modifikator sebagai penanda kuantitas; dan (4) modifikator sebagai penanda derajat. Analisis sintaktis modifikator verbal, khususnya dengan mendasarkan diri pada verba sebagai titik pusat, menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (1) modifikator yang hanya dapat menduduki posisi mendahului verba; (2) modifikator yang hanya mampu menduduki posisi mengikuti verba;. serta (3) modifikator yang memiliki kebebasan. untuk menempati posisi mendahului maupun mengikuti verba. Analisis tentang jumlah kata yang membentuk suatu rangkaian modifikator verbal, memungkinkan untuk membuat analisis lebih jauh tentang pola urutan rangkaian modifikator verbal tersebut. Pola urutan di dalam rangkaian modifikator verbal tersebut akan didasarkan pada jumlah modifikator bebas yang terdapat di dalam posisi mendahului verba, dengan pertimbangan, hanya dalam posisi demikianlah, rangkaian modifikator verbal tersebut dapat ditemukan. Deskripsi pola urutan dalam rangkaian modifikator verbal menghasilkan empat kelompok besar pola urutan, yaitu: (1) pola urutan yang hanya memiliki satu modifikator bebas di kiri verba; (2) pola urutan yang memiliki dua modifikator bebas di kiri verba; (3) pola urutan yang memiliki tiga modifikator bebas di kiri verba; dan (4) pola urutan yang memiliki empat modifikator bebas di kiri verba. Pengertian modifikator bebas adalah modifikator yang memiliki kemampuan untuk memodifikasi verba secara langsung. Pola urutan rangkaian modifikator verbal di dalam bahasa Indonesia tidak mantap. Ketidakmantapan tersebut disebabkan karena timbulnya kemungkinan suatu urutan yang ambigu, sehingga suatu rangkaian modifikator verbal dapat dideskripsikan ke dalam dua atau tiga kemungkinan nola urutan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11251
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ihsan
"
ABSTRAKSkripsi ini merupakan sebuah pengkajian tentang hubungan atau relasi antarkonstituen frasa bahasa Indonesia, Tujuannya adalah mendeskripsikan sistem relasi yang terjadi antarkonstituen, khususnya pada frasa yang terdiri atas gabungan dua kata raja. Frasa adalah gabungan kata nonpredikatif yang menghasilkan suatu relasi tertentu. Unsur pembentuk frasa adalah kata. Berdasarkan pendapat Keraf yang menyatakan terdapat empat kelas kata, maka didapati enam belas kemungkinan hubungan atau relasi yang terjadi antarkonstituen frasa. Pola gabungan nomina + nomina (NN) ditemukan pada semua konstruksi frasa. Beberapa konstruksi ternyata tidak dapat terdeskripsikan relasi antarkonstituennya."
1996
S10909
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library