Ditemukan 632 dokumen yang sesuai dengan query
Raniska Mitra Hapsari
"Penelitian ini memfokuskan untuk membahas salah satu judul lakon wayang, yaitu lakon Wahyu Purba Sejati. Penelitian ini akan mengkaji makna Wahyu Purba Sejati dalam konteks budaya Jawa. Teori yang digunakan adalah teori interpretasi. Lakon Wahyu Purba Sejati termasuk dalam jenis lakon yang berdasarkan pada judul lakon. Dalam lakon jenis wahyu, judul lakonlah yang menjadi inti cerita dari lakon tersebut, yaitu pemberian wahyu atau anugrah dari dewa kepada manusia (raja, pendeta, ksatria) tertentu karena manusia tersebut telah berhasil atau telah berjasa kepada dewa.
Dalam usaha untuk meraih keberhasilannya itu manusia melakukan berbagai macam cara untuk meraih perhatian para dewa dan cara-cara tersebut memiliki makna-makna tertentu (tekstual dan kontekstual). Wahyu Purba Sejati berwujud sukma dari Ramawijaya (purba) dan Laksmanawidagda (sejati dan wahdat). Wahyu purba menjelma kepada Kresna, wahyu sejati menjelma kepada Arjuna, dan wahyu wahdat menjelma kepada Baladewa.
This study discusses about the meaning of Wahyu Purba Sejati in Javanese culture. The focus of this study is to discuss one of the shadow puppet play, Wahyu Purba Sejati. This study will be reviewing the meaning of Wahyu Purba Sejati in Javanese culture context (textual and contextual). Interpretation theory used for this study. The Wahyu Purba Sejati play included in the type of play that is based on the title of the play. In wahyu play, title is the core of the story from the play, which is giving revelation from God to human (king, priest, knight) because human has been done or has good contribution to God. In order to get its triumph, human did many ways to get God attention and the ways have particular meanings (textual and contextual). Wahyu Purba Sejati?s appearances are the spirit of Ramawijaya (purba) and Laksmanawidagda (sejati and wahdat). Purba revelation incarnated to Kresna, sejati revelation incarnated to Arjuna, and wahdat revelation incarnated to Baladewa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42714
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ifan Irfiandi
"Kabupaten Sidoarjo tersusun oleh batuan sedimen, klastik, epiklastik, piroklastik, dan aluvium. Alluvium adalah fitur geologis yang rentan terhadap efek gempa bumi. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Sidoarjo menggunakan inversi HVSR. Data Mikrotermor pada 40 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke depan untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan 100-480 m/s. Daerah dengan Vs30 lebih rendah dan tebal dominan berada di letusan porong Lumpur Sidoarjo (LUSI) dan di candi. Ketebalan lapisan dengan Vs30 rendah semakin menipis ke arah selatan dan barat daya.
Sidoarjo district is composed by sedimentary clastic, epiclastic, pyroclastic and alluvium rocks. Alluvium is a geological feature that is susceptible to earthquake effects. In order to minimize the disaster impact, design of the building should has to the dynamic and local soil condition. This study aimed to consider shear wave velocity at the average down to 30 m depth (Vs30) in Sidoarjo using HVSR inversion. Microtermor data at 40 points were analyzed using the HVSR method. The result of HVSR analysis is then carried out by inversion with the forward modeling principle to obtain Vs30 of each measurement point. The study results show 100-480 m/s. Areas with lower Vs30 and dominant thick were in the eruption of Lumpur Sidoarjos (LUSI) porong and in candi. The thickness of the layer with low Vs30 increasingly thinning towards the south and south west."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52901
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ayu Muzayyanah
"Skripsi ini membahas tentang makna nama dan variasi nama tokoh-tokoh Pandawa dalam wayang purwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif interpretatif. Teori yang digunakan yaitu teori simbol menurut Bastomi dan teori interpretasi teks menurut Jan van Luxemburg. Hasil dari penelitian ini berupa analisis makna nama dan variasi nama tokoh-tokoh Pandawa dalam wayang purwa serta faktor-faktor yang melatarbelakangi variasi nama tokoh-tokoh Pandawa dalam wayang purwa.
The focus of this study is about the meaning of names and various name of Pandavas in puppet purwa. The method used in this study is interpretative descriptive method. The theory used is the theory of symbols according by Bastomi and interpretation theory by Jan van Luxemburg. The results of this study is analyze the meaning of names and various name of Pandavas in puppet purwa and the factors underlying the various of name of Pandavas in puppet purwa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42123
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ricklefs, M.C. [Merle Calvin], 1943-
London: School of Oriental and African Studies. University of London, 1978
959.82 RIC m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Poerwa Soewignja, Raden
Jakarta: Drukkerij Ruygrok & Co., 1921
091.699 222 PUR j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nuravianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26629
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Amirul Auzar Ch.
"Kajian-kajian tentang lanskap spiritual terdahulu selalu berkaitan dan didukung dengan kekuatan eksternal seperti penghormatan terhadap leluhur, roh halus, simbolisasi mikro kosmik, dan bahkan sosial politik. Tesis ini mencoba untuk menambahkan perdebatan tentang bagaimana lanskap spiritual dibangun dari hal yang sangat partikular dan profan dengan bentuk-bentuk komodifikasi terhadap Gunung Kawi. Selain itu, penelitian ini juga mencoba untuk memahami bagaimana mereka tetap paralel dan bermakna dengan kesakralan Gunung Kawi. Dengan menggunakan metode etnografi dan melakukan pengamatan yang mendalam, saya menjumpai dua keberadaan yang signifikan untuk ditelaah lebih lanjut yaitu keberadaan pengunjung dan warga. Saya juga melihat bahwa interaksi pengunjung dan warga melahirkan praktik komodifikasi. Bertumpu pada pemikiran Bateson, ia menyatakan bahwa suatu kebudayaan penting untuk dilihat dari interaksi mereka dengan kebudayaan lain. Hal ini membuktikan bahwa feedback loops keberadaan pengunjung dan warga yang saling berinteraksi sebelumnya membentuk entitas baru bernama pengantar tamu. Pada saat tertentu, pengantar tamu memperlakukan Gunung Kawi dengan sangat sakral dalam wujud punden. Di samping itu, pengantar tamu juga melakukan praktik komodifikasi terhadap situs suci yang di dalamnya terdapat persaingan, pertarungan, dan kepentingan. Pengantar tamu menciptakan praktik-praktik komodifikasi yang pada akhirnya menjadi penting untuk menjaga eksistensi kesakralan Gunung Kawi. Komodifikasi juga diperlukan untuk mencari mekanisme order dalam memperoleh pembangunan dan kesejahteraan warga yang diperoleh dari pengunjung.
Studies of the preceding spiritual landscape are always related and supported by external forces such as the respect for ancestors, spirits, micro-cosmic symbolizations, and even socio-politics. This thesis tries to add the debate about how the spiritual landscape is created from something very particular and profane with the commodified forms of Gunung Kawi. In addition, this study also tries to understand how it remains parallel and meaningful with the sacredness of Gunung Kawi. By using ethnographic methods and conducting in-depth observations, I found two significant existences to be studied further : the existences of visitors and residents. I also saw that the interaction of visitors and residents created the practice of commodification. Based on Bateson's intellection, he stated that culture is important to be seen from its interaction with other cultures. This proves that the feedback loops where visitors and residents interacted with each other formed a new entity called a pengantar tamu. At certain times, the pengantar tamu treated Gunung Kawi very sacredly in the form of punden. In addition, pengantar tamu also carried out commodification practices to sacred sites in which there are competitions, fights, and interests. The pengantar tamu created commodification practices which in the end became important to maintain the existence of the sacredness of Gunung Kawi. Commodification is also needed to find an order mechanism in obtaining the development and welfare of residents obtained from visitors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Daradjadi
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2013
959.8 DAR g (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
791.53 IND a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Satrya Solihin J.
"Kota Tangerang Selatan memiliki sebelas situ yang berada di dalam wilayah administratifnya. Situ-situ tersebut sedang mengalami degradasi fungsi utama sebagai kawasan penyimpanan air. Salah satu sebab penurunan fungsi ini adalah alih fungsi Iahan yang terjadi secara illegal seperti permukiman dan peruntukan situ sebagai kawasan pembuangan sampah. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu masih banyaknya situ di wilayah Tangerang Selatan yang mengalami penurunan fungsi dan lwasan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan jika kondisi situ-situ di wilayah Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan cukup buruk. Dari 11 (sebelas) situ yang ada di wilayah Tangerang Selatan, hanya 2 (dua) situ yang dapat dikategorikan memiliki kondisi baik, sedangkan 5 (lima) situ lainnya dikategorikan memiliki kondisi sedang, dan bahkan 4 (empat) situ sisanya dikategorikan buruk dengan kondisi [vasan situ sudah nol/hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi situ adalah, 1) dari segi sosial ekonomi kependudukan, peningkatan jumlah penduduk di kota Tangerang Selatan menjadi sebab meningkatnya tekanan terhadap daya dukung situ. 2) Ditinjau dari Aspek Tata Ruang/RUTR Kota Tangerang, rencana pengelolaan kawsan situ tidak terintegrasi dalam rencana tata ruang wilayah kota adanya perubahan fungsi lahan. 3) Ditinjau dari Aspek Potensi Sarana/Elemen Perkotaan, kawasan situ tidak dikelola dengan perencanaan yang baik sehingga tidak terintegrasi dalam pembangunan kota. Altematif solusi untuk perbaikan kondisi situ-situ adalah pengembangan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan situ yang dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral.
The eleven smali fakes in The City of South Tangerang are faced serious degradation of their function as water based reservoir and their existence. Land used changing such as illegal settlement and waste landfill around the small lakes caused the inhibitory of small Jakes. Based on that condition, this research question is the enhancement of degradation of small Jakes in South Tangerang City. This research used qualitative approach with descriptive analyses. Results of study show the condition of small lakes in The City of South Tangerang are in bad category. From eleven small lakes, two small lakes categories in good condition, five small lakes categories in middle condition, four small lakes in bad condition with zero area. These conditions caused by, 1) from social, economic and citizenry impact, escalation of citizen dweller in The City of South Tangerang became pressure for carriying cappacity of the small lakes. 2) from South Tangerang Regional Development Planning Concept there is no integration these area to the mapping of City region. 3) from infrastructurs and the element of city, these smal) lakes area were not well integrated to the development of city planning. The alternative solution to improve the condition of these small lakes is the development of insentive and disinsentive system programme. This system fungtion as controlier on land used changes and improvement of the smalt lakes. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33552
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library