Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cervone, Daniel
Jakarta: Salemba Humanika, 2012
155.2 CER kt II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perry, Philippa
Abstrak :
The most influential relationships are between parents and children. Yet for so many families, these relationships go can wrong and it may be difficult to get back on track. In The Book You Wish Your Parents Had Read (and Your Children Will Be Glad that You Did), renowned psychotherapist Philippa Perry shows how strong and loving bonds are made with your children and how such attachments give a better chance of good mental health, in childhood and beyond. She'll help you to: - Understand how your own upbringing may be impacting upon your parenting style - Contain, express, accept and validate your own and your child's feelings - Understand that all behaviour is communication - Break negative cycles and patterns - Accept that you will make mistakes and what to do about them Almost every parent loves their children, but by following the refreshing, sage and sane advice and steps in this book you will also find yourselves liking one another too.
Jakarta: Renebook, 2022
155.2 PER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Avissa Nadindra
Abstrak :
Penelitian lampau menunjukkan bahwa kehadiran penonton dan kompetisi dapat meningkatkan kinerja individu dalam pekerjaan fisik yang mudah. Namun, pengaruh dari kehadiran penonton dan kompetisi pada kinerja individu belum pernah diteliti dalam pekerjaan mental yang sulit. Penelitian ini menganalisa bagaimana kehadiran penonton dan kompetisi dapat mempengaruhi kinerja individu dalam pekerjaan mental yang sulit. Attention-overload model menunjukkan bahwa pekerjaan sulit dapat menghambat kinerja individu karena hal tersebut akan memicu beban kognitif. 30 sampel partisipan diminta untuk mengerjakan sebuah pekerjaan mental dengan menduplikat huruf secara terbalik. Partisipan secara random ditempatkan dalam tiga kondisi: kondisi tidak ada penonton dan tidak ada kompetisi, kondisi dengan penonton dan tidak ada kompetisi, atau kondisi dengan penonton dan dengan kompetisi. Desain 3-tingkat antar subjek digunakan untuk membandingkan rata-rata skor dari tiap kondisi. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja individu dari masing-masing kondisi. Kehadiran penonton dan kompetisi tidak mempengaruhi kinerja individu dalam pekerjaan mental yang sulit. Oleh karena itu, penelitian ini tidak mendukung attention-overload model. ......Past literatures revealed that the presence of audience and competition had been shown to be advantageous upon individual performances on simple physical tasks. However, the effect had not been explored further for complex mental tasks, such as the ones depicted on university exams. This study examined how the presence of competition and audience impacted individuals’ complex mental task performance. Attention-overload model proposed that complex tasks would impair individual performances as it triggered cognitive overload. 30 samples of participants were asked to perform a letter-copying task individually. They were randomly assigned to three conditions: no audience-no competition condition, audience-no competition condition, or audience-competition condition. 3-level between subjects design was used to compare means of score accuracy for each condition. Results showed that performance did not differ regardless conditions they were assigned to. The presence of audience and competition had no impact in the individual performance. Therefore, this showed no support for attention-overload model.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Fajar
Abstrak :
Agama adalah suatu hal yang memiliki banyak pengaruh dalam hidup manusia. Sementara menurut Frankl, motivasi utama manusia adalah untuk mencari dan menemukan makna hidupnya. Suatu jejak pendapat yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa motivasi utama seseorang untuk beragama adalah untuk memberi makna bagi hidupnya. Jejak pendapat lain menunjukkan bahwa teijadi kemerosotan yang tajam pada individu dewasa muda dalam menyikapi agama. Dari sini, penulis mempertanyakan bagaimanakah dengan individu dewasa muda yang malahan melakukan konversi menjadi tidak beragama. Bagaimanakah proses mencari dan menemukan makna hidup yang sedang teijadi padanya? Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara pengumpulan data adalah wawancara mendalam kepada tiga orang subyek. Data kemudian diolah dengan analisis inlra kasus dan antar kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaiuh melakukan konversi menjadi tidak beragama menjadi sangat bervariasi antar ketiga subyek. Penulis tidak menemukan adanya pola khusus yang dapat disimpulkan dalam hal pengaiuh konversi menjadi tidak beragama terhadap proses mencari makna hidup yang sedang dijalani individu. Tetapi penulis melihat bahwa keputusan setiap subyek dalam melakukan konversi adalah bagian dari usahanya untuk memenuhi hal apa yang dipercaya individu sebagai sesuatu yang bernilai, sehingga dapat dikatakan juga melupakan bagian dari proses mencari makna hidup. Selain itu, keputusan untuk melakukan konversi didasari oleh keinginan subyek untuk memenuhi apa yang menjadi hal penting bagi dirinya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menjadi berstatus tidak beragama juga tidak berarti bahwa individu tak memiliki spiritualisme, tetapi bentuk spiritualisme individu diteijemahkan ke dalam bentuk dan pemahaman yang berbeda bila dibandingkan dengan ajaran agama-agama secara formalitas. Berdasarkan penelitian, penulis menyarankan supaya ada penelitian lanjutan, untuk menemukan hal-hal baiu yang berkaitan dengan proses mencari dan menemukan makna hidup, serta kaitannya juga dengan perilaku konversi agama. Penulis mengusulkan juga penelitian-penelitian yang dipersiapkan secara lebih matang, serta berdasarkan landasan teoritis yang lebih meluas dan lebih mendalam. Dalam hal praktis, penulis mengusulkan supaya setiap individu lebih mencermati lagi dunia spiritualismenya sendiri sebagai seorang individu yang utuh dan unik, supaya spiritualismenya itu bisa membantunya dalam mencari, menemukan, lalu kemudian memenuhi makna hidupnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rovazio Okiiza
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Hapsari
Abstrak :
Menurut Erikson (1950 dalam Papalia. 2001), krisis intimacy versus isolation merupakan isu utama yang dialami oleh seorang dewasa muda. Individu yang berada pada masa ini memiliki tugas-tugas perkembangannya, yang salah satunya adalah membina hubungan intim. Namun, ternyata tidak semua individu yang memasuki usia dewasa muda telah mampu menjalin hubungan intim atau berpacaran. Kenyataan ini dipengaruhi oleh perbedaan setiap individu dalam kemampuannya membina hubungan intim. Attachment style dengan orangtua dan self-esteem merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut. Secara teoretis, seseorang yang memiliki secure attachment style dan self-esteem yang tinggi akan berhasil membina hubungan intim. Di lain pihak, seseorang yang memiliki avoidant attachment style maupun amcious-ambivalent attachment style disertai dengan rendahnya self-esteem akan sulit membangun hubungan intim. Oleh karena itu, penelitian. ini bertujuan untuk memperoleh gambaran attachment style dengan orangtua dan self-esteem pada pria dewasa muda yang belum pernah berpacaran. Penelitian ini mengkhususkan pria sebagai partisipan karena terdapat penelitian sebelumnya yang telah meneliti gambaran attachment style dan self- esteem pada wanita dewasa muda yang belum pernah berpacaran. Selanjutnya, penelitian ini juga berusaha memperoleh pemahaman mengenai kebutuhan pria dewasa muda yang belum pernah berpacaran akan keintiman (intimacy). Hal ini dilatarbelakangi oleh keraguan beberapa peneliti terhadap asumsi yang mengatakan bahwa pria, bila dibandingkan dengan wanita, lebih sedikit membutuhkan intimacy ketika menjalin hubungan intim. Padahal, beberapa hasil studi menunjukkan persamaan tingkat intimacy pada pria dan wanita dalam hubungan interpersonal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan anxiousambivalenl dan avoidant attachment style disertai self-esteem yang rendah sulit membina hubungan intim hingga belum pernah berpacaran. Selain dipengaruhi oleh attachment style dan self-esteem. hal-hal yang mempengaruhi kegagalan individu tersebut dalam membina hubungan intim adalah belum siap untuk komitmen berpacaran, menetapkan standar yang terlalu tinggi dalam memilih pasangan, dan belum merasa mandiri secara finansial. Namun, di sisi lain, dimilikinya secure atlachment style dan self-esteem yang tinggi ternyata belum juga menjamin keberhasilan individu dalam membina hubungan intim. Adapun, faktor-faktor yang turut melatarbelakangi keadaan individu ini antara lain pengalaman masa lalu dengan wanita yang kurang menyenangkan, kesibukan dalam berkarir, dan target berpacaran dan menikah yang masih cukup jauh. Walaupun belum berhasil membina hubungan intim, semua individu dalam penelitian ini ternyata tetap membutuhkan keintiman. Hal ini tergambar dengan pernyataan seorang individu bahwa ia membutuhkan kehadiran seorang pacar yang dengannya ia dapat saling berbagi pengalaman suka dan duka, sekaligus memiliki hubungan yang lebih dekat dan terbuka dengan orang lain selain keluarganya.
2003
S3201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Diah Lestari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhaminingsih
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujono Sumarjono
Yogyakarta: Diva press, 2012
153.93 SUJ p (1);153.93 SUJ p (2);153.93 SUJ p (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 >>